Singgasana Magis Arcana

Percakapan Lewat Surat



Percakapan Lewat Surat

0

Lucien pertama-tama menutup pintu dulu, agar tetap tenang. Kemudian dia meraih tangan kirinya ke dalam saku dan mengambil Ice Revenger. Dengan hati-hati, dia mengendalikan aura cincin yang mengelilingi tubuhnya sendiri, karena Lucien berpikir bahwa orang yang meninggalkan surat itu, seharusnya tidak tahu bahwa dia adalah seorang penyihir, melainkan hanya pria muda biasa.

0

Hawa dingin es dari cincinnya menenangkan pikiran Lucien. Dengan sangat hati-hati, Lucien membuka surat itu menggunakan tangan kanannya.

Kertas ini bukan dari bahan khusus. Tampaknya surat ini dicetak, bukannya ditulis, karena setiap huruf di kertas hampir terlalu rapi.

"Tuan Evans yang terhormat,

"Ini merupakan suatu kehormatan besar bagi kami untuk membawa Tuan Joel dan keluarganya bersama kami. Selama Anda bersedia membantu kami, kami akan merawat mereka dengan baik di sini. Ketika kami mendapatkan apa yang kami inginkan, Tuan Joel dan keluarganya akan kembali dengan sehat dan selamat, dan juga dengan sejumlah uang yang lumayan. Ini adalah pertukaran yang adil."

"Penculikan, sudah kuduga!" Lucien merendahkan suaranya dan berkata pada dirinya sendiri. "Tapi apa yang mereka inginkan dariku?"

Segera setelah Lucien menanyakan ini, tulisan di kertas dengan cepat memudar dan kata-kata hitam baru mulai muncul.

"Tuan Evans, sebagai jenius musik, ketenangan Anda juga mengesankan. Tolong izinkan aku mengulanginya lagi — ini adalah kesepakatan yang adil, bukan penculikan. Tentu saja, ketika kita berbicara tentang adil, itu berarti jika Anda mengkhianati perjanjian kita, Anda tidak akan pernah bisa melihat Joel dan keluarganya lagi."

"Ini kekuatan gaib ..." Otak Lucien sedang bekerja sangat cepat. Lucien tidak bisa membiarkan orang-orang ini tahu bahwa dia juga seorang penyihir, supaya kemungkinan dia bisa menyelamatkan paman Joel dan keluarganya jadi lebih besar. Ini jelas bukan pertukaran, dan janji penculik ini tidak pernah bisa dipercayai. Oleh karena itu, Lucien langsung membuat keputusan: Daripada secara mengikuti saja perintah para penculik, dia harus memiliki rencana yang cermat dan menyelamatkan paman Joel dan keluarganya dengan kekuatannya sendiri.

Pada saat yang sama, mengulur waktu untuk membuat rencana juga sangat penting. Lucien menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara ke selembar kertas dengan suara rendah. "Kau ingin aku melakukan apa? Bagaimana aku tahu mereka masih hidup?"

Beberapa baris kata baru muncul di kertas lagi:

"Apa yang kami minta sangat sederhana, Tuan Evans. Gunakan bakat Anda dan tulis lebih banyak karya musik hebat untuk menjadi penasihat musik jangka panjang Putri Natasha. Kami yakin ini juga tujuan Anda, Tuan Evans. Bukankah kami sangat perhatian? Adapun Joel dan keluarganya, selama Anda bersedia bekerja bersama kami, kami tidak punya alasan untuk membunuh mereka."

Banyak pikiran dengan cepat melewati benak Lucien.

Apa mereka mengincar Putri Natasha, atau rahasia lain di Istana Ratacia? Aku baru saja diundang untuk menjadi penasihat musik sementara tuan putri tadi malam, dan hari ini, orang-orang ini menculik paman Joel dan keluarganya, yang seharusnya hampir mustahil, kecuali ... kecuali salah satu dari mereka, atau bahkan mereka semua, ada di antara para hadirin di konser tadi malam!

"Jika aku tidak bisa memastikan paman Joel dan keluarganya selamat, aku tidak akan bekerja denganmu. Kau bisa membunuhku," kata Lucien dengan tegas.

"Tuan Evans, aku hanya ingin memperjelas satu hal. Anda bukan satu-satunya rencana kami. Sayangnya, Anda tidak sepenting yang Anda kira."

Lucien menyeringai. "Kalau begitu bunuh mereka, dan bunuh aku."

Sepertinya reaksi Lucien mengejutkan si penculik. Setelah pesan terakhir menghilang dari kertas, tidak ada pesan baru muncul untuk sementara waktu.

Lucien sangat gugup. Dia tidak yakin apakah jawabannya akan membuat paman Joel dan keluarganya terbunuh, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Lucien harus memastikan mereka masih hidup. Sekarang saatnya untuk bersabar.

Akhirnya, beberapa baris muncul di kertas lagi.

"Sesekali, kami akan mengirim foto Joel dan keluarganya. Kami akan memulainya besok. Namun, karena Anda membuat kami kesal, kami memutuskan untuk mengirimi Anda satu jari Joel juga, untuk meredakan kekhawatiran Anda, Tuan Evans."

"Bajingan!" Lucien menggeretakkan giginya dengan penuh kebencian, lalu berkata. "Tiap gambar yang kalian kirim harus berisi tanggal dan waktu di dalamnya, atau aku tidak akan bisa tahu apa ini gambar palsu yang kalian buat dengan kekuatan jahat kalian." Lucien berharap bisa menemukan petunjuk dari foto-foto itu.

"Tidak masalah. Sepakat?" jawab para penculik.

"Tidak, aku harus melihat gambar itu dulu besok." Lucien berpura-pura tidak tahu apa-apa tentang kekuatan sihir. "Ketika aku melihat paman Joel dan keluarganya selamat, aku akan menepati janjiku. Aku bersumpah."

"Kata-katamu tidak ada artinya." Baris-baris kata muncul lagi. "Kami bisa melihat Anda. Jika Anda berani melapor kepada sang putri, kami akan langsung mengirim Joel dan keluarganya ke neraka."

Lucien tidak tahu bagaimana para penculik ini bisa mengamatinya diam-diam di istana. Dia ingin tahu lebih banyak, karena tujuan sering mengungkapkan motif, dan motif adalah petunjuk kunci untuk menemukan musuh yang bersembunyi di balik semua ini.

"Apa yang kau ingin aku lakukan? Jangan bilang aku hanya harus tetap berada di sisi sang putri," tanya Lucien.

Tulisannya menjadi agak tergesa-gesa. "Kami akan sangat senang mengetahui jadwal Tuan Putri dan grand duke, serta hal-hal menarik lainnya yang terjadi di Istana Ratacia. Anda hanya perlu menuliskan apa yang Anda ketahui di kertas ini dengan pena bulu."

Para penculik ini sangat licik, dan motif mereka yang sebenarnya masih tidak jelas.

"Aku mengerti," jawab Lucien dengan perlahan.

"Jika Anda perlu sesuatu, Anda dapat meminta bantuan kami, Tuan Lucien. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." Baris baru ini lebih susah dibaca dibandingkan yang sebelumnya.

Semua tulisan hilang, dan surat itu kembali menjadi selembar kertas putih.

Lucien melepaskan tangan kirinya dari Ice Revenger dan langsung merasakan kekuatan gaib menghilang. Dia menatap jendela yang tertutup dengan wajah yang datar, Lucien perlahan melipat kertas itu kembali dan memasukkannya ke dalam amplop. Hatinya penuh dengan amarah dan kebencian, dan dia sudah tahu siapa di balik semua ini.

Mereka adalah pengikut ajaran sesat dari Argent Horn.

Ketika Lucien membuka amplop, dengan bantuan Ice Revenger, dia dapat merasakan sejumlah kecil kekuatan gaib masih berada di kertas. Ketika dia berkomunikasi dengan para penculik, Lucien juga menganalisa kekuatan ini, dengan membandingkannya dengan berbagai jenis kekuatan yang dia temui sebelumnya. Setiap kali huruf-huruf itu muncul dan menghilang, Lucien selangkah lebih dekat ke kesimpulannya: Pertama, kekuatan itu bukan sihir; Kedua, kekuatan gaib itu sangat mirip dengan kekuatan Kardinal Sard dan pastor Benjamin yang pernah dirasakan Lucien. Meskipun Lucien tidak tahu perbedaan tertentu antara kekuatan sihir yang dia ikuti, dan kekuatan yang diberikan baik oleh Tuhan maupun iblis, tapi dia cukup yakin yang dihadapinya sekarang adalah yang kedua.

Jika pengamatan dan dugaan Lucien benar, kemungkinan terbesar, pelakunya adalah Argent Horn, atau bisa dibilang, ini adalah satu-satunya jawaban yang memungkinkan untuk saat ini.

"Sepertinya ada ikatan antara aku dan para bajingan ini ..." Lucien perlu mengendalikan dirinya dengan susah payah, supaya tidak merobek kertas itu hingga jadi potongan kecil karena amarahnya.

"Kertas putih ini harusnya sebuah benda sihir tingkat murid. Seseorang pasti sedang mengupingku sekarang dan orang itu harus tetap cukup dekat denganku ... mungkin, dalam jarak seratus meter ... tapi tetap saja sulit ditemukan," pikir Lucien. "Berdasarkan waktu yang diperlukan si penculik untuk menjawab pesan, dia seharusnya sedikit di atas tingkat murid senior."

Lucien agak terdorong, karena mempunyai harapan bahwa dia bisa menyelamatkan Joel dan keluarganya. Dia tidak terlalu mempercayai gereja, Tuan Putri, dan grand duke, karena mereka hanya akan fokus untuk memusnahkan ajaran sesat, daripada memastikan para sandera sudah aman terlebih dahulu. Pada saat yang sama, Lucien bahkan tidak pernah mempertimbangkan sedikit pun untuk mematuhi perintah para pengikut ajaran sesat itu. Dia tidak akan pernah menyerah pada para bajingan yang tidak bisa dipercayai.

Dia tahu apa yang harus dia lakukan.

Berjalan keluar dari pintu, Lucien pergi menuju distrik bangsawan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.