Singgasana Magis Arcana

Pergerakan Perlahan



Pergerakan Perlahan

0Di dalam perpustakaan paus di Kota Suci…     
0

"Yang Mulia, ada informasi rahasia dari utara." Seorang jubah merah mengantarkan data rahasia yang dikirim lewat lingkaran teleportasi.     

Paus Gregory mengambil suratnya dan dibuka, membacanya dengan saksama. Di sisi lain, jubah merah itu menunggu instruksi, siap mengirim perintah Yang Mulia ke semua paroki.     

"Maltimus diam-diam mengendalikan kota di Kekaisaran Schachran yang dekat dengan barat laut Pegunungan Kegelapan. Dia berencana tiba menggunakan pengorbanan darah." Paus terlihat kaget. Jelas dia tak menyangka kalau Lord of Hell bisa melakukan banyak hal di depan matanya tanpa ketahuan. Kelihatannya kemenangan dan kekacauan di pinggir Pegunungan Kegelapan selama bertahun-tahun telah membutakan para pendeta.     

Jika Aradeline tak terbunuh karena tak sengaja mengetahui konspirasi penyihir yang bersembunyi serta setan, yang memaksa puluhan paroki di utara untuk menginvestigasi dengan segenap kekuatan, dia mungkin tak akan tahu apa-apa sampai Lord of Hell datang.     

Paus pun mengambil tongkat platinanya dan mendadak berdiri, sebelum dia berkata, "Panggil Ivan dan Gwent ke Kota Godfrey di barat laut Pegunungan Kegelapan. Aku akan melenyapkan pulau kotor itu sendiri."     

Dia tak pergi ke sana sendirian dengan gegabah. Biar bagaimanapun, musuhnya adalah demigod. Jika dia mengalahkan Maltimus dengan harga besar, ada kemungkinan kalau Silver Moon yang suka mengendap-endap akan tiba dari langit. Jadi dia memanggil dua saint ke Kota Godfrey. Salah satu dari mereka adalah legendaris papan atas, sementara lainnya mendekati puncak legendaris. Dengan begitu, tak akan ada masalah.     

"Dimengerti, Yang Mulia." Jubah merah itu mulai menulis perintahnya.     

Setelah berpikir sesaat, Gregory mengangguk. "Sementara itu, puji Felix atas investigasinya yang mengesankan, sehingga akan meringankan hukumannya karena membiarkan Aradeline terbunuh."     

"Sesuai perintah Anda," kata si jubah merah hormat.     

Setelah memberikan segelnya, Gregory melangkah ke lingkaran teleportasi, berencana menghancurkan harapan Lord of Hell sebelum dia datang.     

…     

Satu jam kemudian, di langit Kota Godfrey…     

Gregory menatap ke bawah dengan geram tanpa mengatakan apapun.     

"Kita tetap terlambat." Ivan yang berambut pirang menggaruk hidung mancungnya dan berkata dengan serius.     

Kota di bawah sudah penuh darah. Teriakan memilukan namun memikat terdengar. Di tengah darah, mayat melayang naik turun. Mengerikan sekali.     

Di tengah kota, sebuah gerbang mengerikan yang diukir dengan tengkorak macam-macam setan dan manusia menghilang. Bau belerang yang menyengat sampai ke langit.     

Gregory mendengus. "Belum terlambat. Paling tidak, Maltimus belum keluar."     

Kekhawatiran terbesarnya adalah Maltimus akan kabur dan menciptakan masalah di mana-mana, alih-alih melawannya. Dengan kekuatan Maltimus sebagai demigod dan kelicikannya, 'negara iman' di bawah God of Truth akan terbenam dalam masalah berkelanjutan, sementara penyihir, makhluk kegelapan, dan gereja sesat yang belum dibasmi akan punya kesempatan mengalahkan mereka.     

Jika seorang demigod sudah bertekad untuk lari kapanpun dia merasakan ada yang aneh, akan sangat sulit melawannya meski paus punya God's Arrival.     

Setelah mengatakannya, dia mengangkat tangan kanannya tanpa ragu. Sambil mengangkat tongkat platinanya tinggi, dia berkata dengan sungguh-sungguh,     

"God of Truth Yang Mahakuasa, kau adalah satu dan segalanya."     

"Kau adalah saat ini dan selamanya."     

"Kau adalah pencipta dan penguasa."     

Garis cahaya suci keluar dari tubuhnya dan melayang, membuatnya terlihat sangat suci.     

Sementara itu, aura suci dan gaib turun dari ketinggian dan sepenuhnya menutupi kota.     

Di dalam kota, sebuah bayangan buram yang punya sepasang tanduk kambing muncul. Ia melepaskan aura iblis dan perusak, mencoba kabur dari kuncian God's Arrival.     

Di belakang makhluk tersebut, neraka 9 lantai muncul bergantian. Bronze Castle, Burning Metropolis, dan Silent Pain terlihat nyata.     

Di semua kota di dekat sana, para umat berlutut dan berdoa, merasa tersentuh. Ada kehangatan dan kedamaian yang tak bisa dideskripsikan di sekitar mereka.     

"Kau adalah satu dan semuanya."     

"Kau adalah saat ini dan selamanya."     

…     

Doanya sampai ke Kota Godfrey, kemudian meluas.     

Di langit, proyeksi Mountain Paradise muncul. Para malaikat dan roh kudus berdoa, kemudian hymne terdengar tanpa henti.     

Gregory sedikit menyipitkan mata dan mengayunkan tongkat platina dengan tegas.     

Dari lantai ketujuh Mountain Paradise, cahaya menyeruak dan berkumpul menjadi lautan cahaya suci, menenggelamkan Kota Godfrey.     

"TIDAAAAAAAAAK!"     

Teriakan pilu terdengar dari dalam kota. Sosok setan raksasa pun hancur dengan cepat.     

Segalanya berakhir dengan cepat. Seluruh kota lenyap dari permukaan bumi.     

Wajah Gregory pucat, sementara tangan kanannya gemetar tak terkendali. Tapi suaranya masih terdengar stabil. "Puji Felix lagi. Informasinya sangat berharga."     

Akan jadi bencana besar jika dia terlambat sedikit saja.     

"Sesuai perintah Anda, Yang Mulia." Ivan dan Gwent berkata bersamaan.     

Gregory mengangguk. "Baiklah. Ayo kembali ke Kota Suci bersamaku."     

Dari apa yang dia lihat, Silver Moon mungkin tak akan bertindak.     

Kali ini, Ivan berkata khawatir, "Yang Mulia, haruskah kita menunda Konferensi Tinggi Gereja yang diadakan bulan depan menjadi tahun depan?"     

"Tidak, jalankan sesuai agenda." Gregory memeriksa dirinya dan merasa dia masih baik-baik saja. Jadi dia tak mau menunjukkan pada orang lain kalau dia sedang lemah. Biar bagaimanapun, dia sudah beristirahat cukup lama, dan dia tak menggunakan God's Arrival dua kali berturut-turut.     

"Baik, Yang Mulia." Ivan membuat salib di dadanya dan berdoa dengan suara pelan, "Hanya kebenaran yang abadi."     

…     

"Oliver sudah mengatur ulang empat elemen dan memasukkan gravitasi ke dalamnya. Lalu apa sebenarnya elemen itu? Mereka butuh definisi yang ketat. Aku yakin ada banyak sekali elemen di dunia ini. Contohnya, mustahil emas, perak, dan belerang adalah elemen yang sama. Mereka tak punya banyak kesamaan eksperimen." Hathaway tak pernah takut menunjukkan kecanggungan bicaranya saat membahas arcana. Mata peraknya penuh semangat.     

Douglas mengangguk. "Itu ide yang bagus. Aku merasa tercerahkan."     

Sebelum dia selesai bicara, Fernando berjalan masuk dengan muram, "Lord of Hell didesak kembali ke neraka oleh paus."     

"Apa yang terjadi?" tanya Douglas sambil mengernyit.     

Fernando menjelaskan laporan yang dia dapat dengan sangat detil. Pada akhirnya, dia menyimpulkan, "Kupikir dia punya rencana besar. Jadi hanyalah kedatangan diam-diam yang tak dirahasiakan. Dia ketahuan oleh Gereja lebih dulu dan menikmati God's Arrival. Dasar bodoh."     

"Kau benar-benar berpikir Lord of Hell adalah orang bodoh?" Douglas menunjukkan semangatnya yang jarang terlihat.     

Fernando berpikir sejenak, lalu harus mengakuinya. "Dia bukan orang bodoh, jadi…"     

Dia tercengang sesaat, lalu terpikirkan hal genting.     

Orang lain mungkin tak tahu Lord of Hell sedang merencanakan hal besar sejak beberapa dekade lalu, tapi Fernando tahu.     

"Makanya, fakta kalau dia dihempas kembali ke neraka dengan God's Arrival berarti rencana besar sesungguhnya akan datang. Kalau tidak, dia tak akan datang sendiri untuk mengecoh perhatian paus dengan luka para sebagai bayaran. Kesempatan kita akan datang paling lama setengah tahun." Douglas mendadak berdiri. Semangatnya digantikan oleh ketenangan.     

Fernando mengangguk dan setuju dengan simpulan Douglas. Hathaway juga berdiri dan berkata dengan perasaan campur aduk, "Aku akan memberitahu kakek."     

Sword of Truth nyaris berumur 400 tahun, dan dia sudah mengalami luka parah dalam perang sengit di masa lalu ketika dia selalu memimpin pasukan. Dia kini tertatih-tatih di akhir hidupnya. Apalagi, 10 tahun lalu, sebuah ritual legendaris tak benar-benar berhasil, sementara umurnya hanya bisa diperpanjang selama 30 tahun. Jadi jika masih belum ada kesempatan, Kongres Sihir mungkin akan kehilangan sekutu kuat yang sudah dikecewakan Gereja.     

Sebagai raja, Hoffenberg tak bisa menoleransi batasan terhadap bangsawan sekarang.     

"Kesempatan ini datang agak cepat. Kalian belum naik ke tingkat legendaris. Kita masih lemah," kata Douglas dengan perasaan campur aduk. Setelah Kongres didirikan, Fernando dan Hathaway menunjukkan bakat menyilaukan, begitu juga Oliver yang bergabung belakangan. Mereka semua menunjukkan potensi menjadi penyihir legendaris. Agar organisasi yang bekerja sama dengan mereka, berkat penyebaran pengetahuan Kongres Sihir, Vicente, Erica, Owen, Thomas, Terrier, dan orang lain juga mendapat perkembangan yang bagus. Mereka dianggap sebagai penyihir legendaris masa depan, tapi waktu masih terlalu singkat bagi legendaris generasi baru untuk lahir.     

"Fuh. Pokoknya, sekarang setelah kesempatan tiba, kita tak bisa menghindarinya." Bahkan pria seliar Fernando pun menghela napas. Jika mereka gagal lagi, mereka akan sulit bangkit kembali.     

"Untungnya Congus dan Amanata sudah menjadi legendaris sekarang. Bersama dengan Lord of Frigidity, Eye of Curse, dan aku, kita paling tidak sekuat bangsawan di Holm." Douglas tersenyum dan menenangkan mereka.     

Fernando terkekeh. "Kau adalah monster yang bisa mengeluarkan kekuatan setara legendaris papan atas meski kau hanya di level tiga. Sayang sekali akan butuh lebih banyak waktu lagi sebelum kau tiba di puncak."     

"Ada banyak masalah di dunia ini sebanyak bintang. Bagi seorang arcanis, tak akan ada yang namanya puncak," balas Douglas.     

Hathaway mendadak menyela, "Aku sudah mendirikan kembali Will of Elements."     

"Huh?" Fernando menatapnya bingung, berpikir kenapa dia mendirikan kembali Will of Elements. Apakah dia berpikir akan mundur dari Kongres?     

"Di masa depan, saat Kongres mulai menggabungkan organisasi lain alih-alih bergabung dengan mereka, Will of Elements akan jadi contohnya." Hathaway sudah memikirkannya sejak lama, sehingga bisa bicara dengan lancar.     

Bibir Fernando berkedut. "Visiuner sekali kau…"     

Tapi memang bukan hal buruk jika berharap besar.     

"Jangan sok dulu, kita harus bersiap penuh dan memanfaatkan kesempatan ini!" Douglas menarik napas pelan dan mengepalkan tangan kanannya tanpa sadar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.