Singgasana Magis Arcana

Kota Langit (Tamat)



Kota Langit (Tamat)

0Setelah pidato Douglas, semua penyihir di sana pergi berpencar dalam diam namun tegak, siap memenuhi tugas yang sudah diberikan pada mereka. Mereka tak bersemangat, tak senang, tak terprovokasi, tapi bertindak dengan tekad setelah dipikirkan secara rasional.     
0

Kami tahu apa yang kami inginkan, dan kami tahu apa yang harus dibayar!     

Melihat para penyihir pergi dengan rapi, serta para penyihir legendaris kembali ke organisasi masing-masing lewat demiplane, Douglas menghela napas pelan beberapa saat kemudian, lalu berkata pada Fernando, "Sudah saatnya kita bertindak."     

Fernando tak mengatakan apapun pada Douglas, namun mengikutinya ke dalam goa.     

Saat fajar, matahari terbit, mengusir kegelapan dan memberikan cahaya.     

Kali ini, dataran di dekat Rentato mendadak mengalami gempa bumi hebat. Suara terdengar dari kedalaman, mengejutkan para hewan dan memaksa mereka lari.     

DHUAR!     

Tanah runtuh menjadi lubang. Banyak retakan meluas.     

Gelombang sihir mengerikan muncul dari lubang. Cahaya menyilaukan dari sana nyaris menutupi matahari di langit.     

Valentine, sang kardinal agung yang bertanggung jawab mengawasi Rentato, jelas tak mengabaikan suara itu. Dia mengaktifkan lingkaran suci Rentato dengan cepat dan membawa para jubah merah serta sosok penting di Inkuisisi ke sana.     

Sebagai seorang saint, dia tak bisa bersembunyi di Rentato sambil ketakutan tanpa menginvestigasi atau tak melakukan apapun. Para penyihir tak boleh bertindak seenaknya!     

Kapan hal seperti ini terjadi di teritori Saint Truth?     

Dia yakin bisa menyelamatkan diri selama tak bertemu dengan penyihir legendaris papan atas, meski musuhnya punya lebih dari tiga penyihir legendaris.     

Seiring dia terbang menuju dataran, dia meminta pada seorang jubah merah agar memerintahkan kesatria bangsawan untuk ikut mereka dan memberikan bantuan.     

Sehingga, uskup dan pendeta dikirim ke kamp Kesatria Sword of Truth, Kesatria Verdict, dan Kesatria Saint Cross, mendesak mereka untuk berangkat.     

"Para bangsawan tak terlalu aktif setiap tahunnya. Mereka tak seantusias saat awal. Kita harus mengubahnya!" Punya ide serupa, pendeta itu sudah tiba di kamp.     

"Kalian harus pergi mengepung dataran sekarang!" Seorang uskup memerintahkan Kesatria Sword of Truth.     

Sharp sang Blue Grace tak ada di sana, sementara Cesc, sang Argent Punishment, berdiri, lalu membalas acuh, "Atas perintah Yang Mulia Raja, tak ada kesatria yang boleh meninggalkan kamp tanpa izinnya!"     

"Apa maksudnya?!" teriak uskup itu kesal.     

Cesc membalas tanpa ekspresi, "Inilah maksudnya."     

"Apa kau mengkhianati Tuhna? Kau pasti sudah dirusak oleh penyihir!" Uskup tersebut marah. "Kalian akan diadili dan dibakar!"     

Cesc melambaikan tangan kanannya, lalu kilat perak langsung menciptakan sulur di depan uskup.     

Seraya melihat mata uskup itu, dia berkata, "Katakan satu kata lagi, kau akan mati. Satu langkah maju lagi, kau mati."     

"Kau!" Uskup tersebut tercengang. Dia tak pernah berpikir kalau kesatria bangsawan bisa sangat tak hormat pada pelayan Tuhan.     

Dia melihat sekitar, berharap menemukan kesatria yang bisa membela kehormatan Tuhan.     

Pedang-pedang dikeluarkan dari sarungnya, memantulkan cahaya matahari. Semua kesatria di kamp menatap kejam pada uskup.     

Mereka sudah muak dengan para bajingan itu!     

Gereja sudah terpecah. Ayo lihat apakah mereka masih bersikap arogan!     

Uskup tersebut melangkah mundur ketakutan, tak percaya kalau itu adalah Kerajaan Holm yang selalu bermandikan berkah Tuhan.     

Di Istana Nekso, Sword of Truth yang duduk di singgasana, menatap pada kekosongan di depannya sambil berpikir. Retakan ilusi muncul dan menampakkan apa yang terjadi di dataran.     

Di luar kuil, duke, earl, dan bangsawan lain yang sudah berkumpul, menatap gerbang yang tertutup dan menunggu perintah raja dalam diam. Kali ini, mereka sudah memenuhi sumpah dan memberikan segalanya pada atasan yang sudah mereka beri kesetiaannya.     

Tentu saja, jika bukan karena tekanan dari Gereja selama bertahun-tahun, yang membuat mereka ketakutan siang dan malam, mereka tak akan sekompak ini.     

Cahaya di lubang pada dataran semakin menyilaukan. Sebuah tekanan luar biasa dan mengerikan meluap. Bisa dilihat samar jika sebuah kota raksasa mulai naik dari bawah.     

Ketika Saint Valentine tiba bersama para jubah merah dan sosok penting di Inkuisisi, dia kebetulan melihat kota seukuran gunung sedang melewati cakrawala dan diangkat dengan cahaya.     

"Kota melayang? Penyihir lain mencoba menciptakan kota melayang?" pikir Valentine kaget. Bukankah rencana kota melayang sudah terbukti gagal berkali-kali oleh Kekaisaran Sihir?     

"Nama kotanya adalah Allyn. Dalam bahasa Sylvanas, berarti Kota Langit." Dengan deklarasi lantang, seorang penyihir berjubah hitam muncul di depan kota melayang yang diliputi cahaya.     

"Douglas, presiden Kongres Sihir." Terkesiap, Valentine mengenali siapa penyihir itu.     

Selama beberapa dekade, Douglas sudah bertindak beberapa kali, menyelamatkan banyak penyihir dan membunuh banyak pendeta serta penjaga malam. Namanya dimasukkan ke dalam Daftar Pembersihan.     

Douglas menatap mereka dengan serius. Mendadak, sebuah bola alam semesta berbentuk aneh muncul di depannya.     

"Paradise of Stars!"     

Sekitar langsung berubah gelap dan tak berujung, dengan bintang yang melesat di sana-sini. Valentine dan rekan-rekannya terjebak.     

Tak ada siapapun selain Keluarga Hoffenberg di kuil Istana Nekso.     

Namun, dia berkata dengan santai, "Douglas memang tak biasa. Dia berencana membunuh Valentine meski mereka ada di level yang sama."     

"Heh." Seseorang mendengus di kekosongan di depannya. Suara tersebut berasal dari Paus Gregory yang sedang bertarung melawan anggota sesat di garis depan utara.     

Sebagai pemimpin kerajaan besar, dia punya cara untuk diam-diam menghubungi paus.     

Para pendeta yang kembali dari kamp kesatria dengan frustrasi kini kaget dan ketakutan. Setelah berdiskusi mendadak, mereka memutuskan menghadap raja dan melihat apakah dia cukup berani untuk mengakui secara publik jika dia mengkhianati Tuhan!     

Tepat saat itu, cahaya suci yang menutupi kota tertutup, lalu segalanya kembali normal.     

"Apa yang terjadi?"     

"Bagaimana ini bisa terjadi?"     

Para pendeta saling menatap kaget. Gelombang mengerikan itu belum menghilang, tapi kenapa lingkaran sucinya menghilang?     

"Istana Nekso!"     

"Itu Hoffenberg!"     

Mereka mendadak menyadari apa yang terjadi. Lingkaran suci punya dua poros kendali, satu terletak di katedral dan satu lagi di Istana Nekso!     

"Apa … Apa dia sudah condong pada penyihir?" pikir pendeta itu ketakutan dan kaget.     

DHUAR!     

Sebuah ledakan keras terdengar di distrik bangsawan dekat Istana Nekso. Para pendeta melihat ke sana dengan ketakutan, kemudian melihat ada sebuah menara sihir berdiri menjulang dan membentuk dengan cepat menggunakan efek sihir!     

Kelihatannya menara sihir itu sudah disiapkan sejak lama. Jika tidak, lingkaran sihir tak akan bisa selesai secepat ini!     

Sebuah menara sihir berdiri di distrik bangsawan?     

Para pendeta merasa merinding hingga ke tulang.     

DHUAR!     

Sebuah menara sihir hitam yang lancip pun menjulang dengan cepat. Tapi Zakley, kardinal saint dari ibukota Duchy Calais, hanya bisa melihatnya dengan syok dan ketakutan dari dalam katedral yang pertahanannya sudah diaktifkan sepenuhnya, karena dia melihat Raymond sang Ceaseless Wind berdiri di sebelah Atlant, sang Eye of Curse!     

DHUAR!     

Di ibukota Kerajaan Brianne, di Kasvig, ibukota kota sekutu di garis pantai utara, dan di ibukota Kerajaan Colette pun ada menara sihir serupa yang berdiri satu per satu, memberitahu dunia kalau penyihir telah kembali!     

Sementara untuk kardinal agung di tempat-tempat itu (tak satu pun dari mereka berada di tingkat legendaris karena tempat itu bukan fokus utama Gereja), beberapa terbunuh, dan beberapa berhasil menyelamatkan diri di katedral berkat lingkaran suci. Mereka meminta bantuan Gereja, tapi Gereja—yang sedang perang besar dengan Gereja Utara—hanya bisa mengirimkan beberapa legendaris untuk mereka. Mereka tak bisa melebihi jumlah musuh.     

Di sisi lain, Inkuisisi Cocus, sudah penuh tumpukan mayat.     

Tidak, mayat-mayat itu merangkak dan kembali berdiri, mengikuti Vicente.     

…     

Penyihir masuk ke Rentato satu per satu. Sambil menatap menara sihir yang tinggi, mereka merasa campur aduk. Menara sihir, begitu pula mereka, akhirnya bisa muncul ke hadapan publik!     

Di dataran, alam semesta luas tak berujung menghilang. Banyak mayat berjatuhan, tapi Douglas masih berada di langit. Namun kota melayang di belakangnya mulai meninggi dengan cepat!     

"Dia memang seorang monster yang punya kemampuan bertarung seperti legendaris papan atas," komentar Hoffenberg santai.     

Dari kekosongan, suara Gregory kembali terdengar, "Apa maumu?"     

"Instrospeksi Gereja. Gereja harus mengetahui batasannya," kata Hoffenberg sangat tenang, seolah dia hanya membicarakan cuaca.     

"Introspeksi? Batasan?" Gregory terdengar marah.     

"Ya." Hoffenber tak takut sama sekali. Dia menyentuh Sword of Truth di sebelahnya dengan tangan kanan perlahan.     

…     

Kota melayang yang terlihat seperti gunung terbalik, terbang semakin tinggi. Bangunan-bangunan di sana sudah diperbaiki, sementara semua retakannya sudah hilang.     

DHUAR!     

Setelah kotanya tiba di lokasi yang sudah direncanakan, cahaya menyeruak, kemudian kotanya bergetar dan turun perlahan.     

Penyihir di dekat dataran dan di Rentato melihatnya. Jantung mereka berdegup kencang, takut kotanya akan jatuh.     

Guncangannya berhenti, lalu kota raksasa tersebut melayang di udara dengan stabil. Garis dan pola sihir bersinar satu per satu, membentuk sebuah benteng tak kasatmata!     

"Su-Sungguhan terbang…"     

"Itu kota melayang…"     

Para penyihir menutup mulut dengan tangan agar tak berteriak kencang. Usaha keras yang tak pernah dicapai Kekaisaran Sihir berhasil di dalam zaman tergelap! Kota melayang itu juga sebuah pertanda hidup mereka yang seperti tikus akhirnya selesai!     

Masa depan mungkin akan semakin bengis, tapi akan akan cahaya!     

Para pendeta, bangsawan, dan orang biasa melihatnya kagum. Sebuah kota di langit. Apakah itu kediaman Tuhan? Lalu kenapa dicuri dan ditempati oleh penyihir?     

Di depan kota melayang, Douglas memperkuat suaranya dengan sihir dan mengumumkan dengan tegas,     

"Ini adalah Allyn, Kota Langit, dan juga markas pusat Kongres Sihir!"     

Kalimatnya singkat dan sederhana, tapi para penyihir yang mendengarnya menangis haru.     

(Akhir Cerita Sampingan: Berdirinya Kongres)     

(Tamat)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.