Singgasana Magis Arcana

Sikap yang Benar Terhadap Arcana



Sikap yang Benar Terhadap Arcana

0Annick menatap gurunya dengan gugup, tapi juga sangat gigih. Bagi Annick yang malu-malu, melawan gurunya sama seperti terjun ke tanah dari puncak Allyn tanpa perlindungan apapun. Namun pemahamannya sendiri terhadap dunia mikro mendesaknya untuk keluar dan mengatakan pendapatnya!      3

Apakah Tuan Evans akan marah padanya? Atau kecewa?     

Tapi saat Annick menatap mata Tuan Evans, yang mengejutkannya, tak ada sorot kemarahan atau kekecewaan sama sekali. Ekspresinya sangat tenang.     

"Masalah apa yang kaupikirkan?" Diiringi tatapan para arcanis, Lucien bertanya dengan lembut.     

Annick menarik napas dalam dan berkata, "Observasi memang bisa mengubah hasil, tapi kita tak bisa bilang kalau karena kesadaran. Observasi harus objektif, dan bentuk kehidupan manapun, atau bahkan benda mati juga bisa. Masih butuh penjelajahan lebih jauh lagi dan penelitian agar kita tahu kapan wujud superposisi kuantum terbentuk."     

Dia hanya punya pikiran kasar. Dia tak bisa menjelaskannya.     

"Saya pikir juga sama," kata Sprint keras, yang agak kaget kalau Annick berhasil mengemukakan pendapatnya di tengah tekanan besar itu.     

Douglas setuju. "Meski tak ada model matematika yang mendukungnya, ini terdengar lebih objektif. Lucien, teorimu terlalu subjektif."     

Fernando tak mengatakan apapun, tapi ekspresi di wajahnya menunjukkan dia berpihak pada Annick. Meski bukan berarti dia percaya Annick benar, tetap saja teori Lucien terlalu konyol.     

Arcanis agung lain juga menunjukkan sikap yang sama.     

"Begitu, ya. Tapi dalam kasus ini, bagaimana cara kita menjelaskan sihir? Bagaimana kita menjelaskan kekuatan suci dan kekuatan iman? Annick, kalimatmu tak memberikan tempat untuk kekuatan supernatural." Nada Lucien tetap lembut.     

Mulut Annick terbuka sedikit karena dia mencoba menjelaskan, tapi tak tahu bagaimana caranya.     

"Lucien, jangan hubungkan dua hal tak relevan. Fakta bahwa tak ada tempat untuk sihir di dunia mikro bukan berarti juga tak ada tempat untuk dunia lainnya." Fernando menyela.     

Lucien tersenyum. "Teori saya baru tebakan, tebakan yang bisa mengandung rasionalitas dari semua kekuatan supernatural. Tak satu pun dari kita punya argumen yang solid sejauh ini, jadi mari pelan-pelan menjelajahi lebih jauh dan melakukan lebih banyak eksperimen. Semoga kita bisa menemukan kebenaran dunia."     

Para arcanis agak kaget. Untuk pertama kalinya, Tuan Evans tak melemparkan serangkaian rancangan eksperimen kejam serta teori untuk mengklaim kemenangannya seperti yang biasa dia lakukan. Tapi mereka juga merasa lega.     

Biar bagaimanapun, harusnya ini hasil yang diharapkan.     

Saat itu, Lucien tersenyum dan melihat pada para arcanis agung dan murid-muridnya. Dia mengalihkan topik. "Sejauh ini, aku punya beberapa ide pada tiga eksperimen yang belum bisa kulakukan. Kuharap dengan kerja sama kita, kita bisa melakukannya suatu hari nanti, yang mana akan memberikan dukungan besar pada penjelasan terhadap dunia mikro.     

"Kita semua tahu kalau temperatur yang berbeda-beda dari gerakan termal dari molekul sampai ke kondisi yang berbeda. Sehingga, dalam eksperimen pertama, jika kita bisa menahan partikel mikro agar tak bergerak, kita bisa satu langkah mendekati suhu nol mutlak. Dalam keadaan ini juga, partikel mikro akan berada di wujud kuantum yang sama, jadi kita bisa menguji macam-macam ide..."     

Dia mendeskripsikan cara kasar membuat 'jebakan' untuk menangkap partikel mikro dengan menggunakan medan magnet atau laser, dan dia 'berspekulasi' bagaimana cara mengamati wujud superposisi kuantum menggunakan langkah penelitian yang benar dalam waktu singkat, meski semuanya hanya tebakan teori seperti khayalan.     

Setiap arcanis yang hadir familiar dengan ide dari medan magnet kuat, dan Lucien sudah mengemukakan penjelasan laser setelah mempelajari Vengeful Gaze. Ruby dan macam-macam kristal sihir serta permata bisa memperkuat mantra sinar seorang penyihir dan memproduksi temperatur yang sangat tinggi. Tapi tentu saja, ada batasan di kejauhan.     

Sehingga, tidak sulit bagi pendengar untuk memahami konsep yang mendasari eksperimen pertama. Hellen mendengarkan dengan perhatian khusus, karena ide itu tampak masuk akal untuk menjelaskan banyak pertanyaan yang dia miliki saat mempelajari mantra es dan salju legendaris miliknya. Namun, bagaimana cara jebakannya dipasang, bahkan jika Lucien punya beberapa ide, dia tak akan membagikannya pada pendengar, karena dia akan merahasiakannya sendiri.     

Tapi tetap saja, bagi arcanis agung, arahan selalu lebih penting daripada langkah-langkah spesifik!     

Oliver terlihat tak terlalu senang, tapi juga ada semangat di wajahnya. Kalau mereka bisa melihat wujud superposisi, mereka akan yakin kalau rahasia demigod memang ada di dunia mikro. Namun terlalu banyak rintangan besar yang harus dilewati dulu demi membentuk eksperimen, yang mana tak bisa dilakukan dalam waktu singkat.     

"Tapi ini tak akan menjelaskan bagaimana wujud ini berpindah dari dunia mikro ke dunia mikro, karena eksperimen ini hanya membuktikan kalau superposisi memang ada..." kata Annick.     

Baik Annick dan Sprint yakin kalau eksperimen yang disebutkan oleh guru mereka adalah signifikansi besar, tapi mereka juga yakin masih ada lagi yang belum disebutkan.     

Lucien mengangguk dan melanjutkan, "Dalam eksperimen ini, kita bisa membuat dua perubahan."     

"Perubahan pertama adalah setelah elektron melewati dua celah dan terjadi interferensi diri, kita membuat keputusan apakah kita ingin melihat sifat gelombang atau sifat partikel. Lalu sebelum ia mengenai layar, kita membuat perubahan pada layar. Dengan begitu, gambaran eksperimen apa yang akan ia tunjukkan?"     

"Tentu saja, kita akan melihat ciri gelombang. Saat itu, elektron akan melewati celah dan interferensi terjadi..." Seorang arcanis mengucapkan pikiran yang juga dialami orang lainnya. Namun, dia buru-buru berhenti. Mereka sudah mendapat pelajaran di dunia mikro, yang mana merupakan dunia yang sangat tak bisa ditebak. Tak ada yang tahu yakin apakah observasi kita akan mengubah fakta yang sudah terjadi atau tidak. Kalau begitu, hukum sebab dan akibat dalam urutan yang runut tak akan ada sepanjang waktu!     

Lucien sengaja sedikit membelokkan rancangan eksperimen untuk jaga-jaga jawabannya akan ditemukan lebih awal, lalu orang yang menemukannya pasti meledakkan kepalanya. Kemudian dia melanjutkan, "Perubahan kedua adalah kita bisa mengobservasi celah mana yang dilewati elektron menggunakan metode yang menginterferensi lebih sedikit gerakan. Tapi setelah dicatat, alarm kita tak akan mengeluarkan suara atau sinyal untuk memberitahu kita. Alih-alih, alatnya akan menghapus catatannya langsung. Lalu apakah kita melihat ciri gelombang atau ciri partikel?"     

Wajah Annick berubah pucat lagi. Tujuan muatan itu adalah untuk mengatakan apakah observasi dari alat yang memainkan peran, atau observasi 'mereka'?     

Itulah tiga eksperimen yang ingin dibagikan Lucien. Setelahnya, dia menghela napas dan berujar, "Cukup kuliahku hari ini. Ada pertanyaan atau ide?"     

Untuk beberapa saat, tak ada yang menjawab, karena mereka masih memikirkan tiga eksperimen yang dibagikan Lucien.     

Douglas berpikir sesaat, lalu berujar dengan nada tenang namun gigih, "Aku juga punya eksperimen bayangan: Menurut penjelasanmu, sebelum observasi terjadi, sebuah partikel mikro ada dalam wujud awan elektron di mana banyak kemungkinan wujud saling tumpang tindih. Lalu kau berasumsi kalau beberapa perubahan akan terjadi pada partikel dan membuatnya terbagi menjadi dua partikel yang lebih kecil dan menuju ke arah berbeda. Selama proses itu, tanpa keterlibatan dari pengamat, dua partikel yang lebih kecil tetap berada dalam wujud superposisi dan tetap menempel pada sifat konservatifnya...     

"Saat ada jarak yang cukup, investigasi seorang pengamat ke dalam satu partikel membuat wujud partikelnya terbentuk, sehingga partikel lain mengikuti dan langsung runtuh. Benar begitu? Apakah tindakan melawan teori relativitas spesial?"     

Kalimat Douglas membuat sebagian besar kepala arcanis jadi pusing. Mereka sudah melewati banyak hal hari ini dari kucing Oliver sampai eksperimen Lucien, dilanjutkan dengan kaitan partikel Douglas. Semua itu adalah eksperimen bayangan yang rumit dan cukup mengejutkan untuk meledakkan kepala mereka. Mereka tak terlalu paham, sehingga mereka takut.     

"Saya rasa itu akan terjadi, tapi ini tidak melawan teori relativitas spesial. Sebelum observasi, partikel mikro menyebar di mana-mana di luar angkasa mengikuti fungsi gelombang. Dua partikel itu masih merupakan satu unit yang tak bisa dibagi lagi," kata Lucien kasar, karena dia tak berani terlalu akurat atau spesifik.     

Douglas mengangguk. "Akan kucoba melakukan eksperimennya untuk melihat hasilnya benar atau tidak."     

Akhirnya, kuliah yang harusnya diingat oleh sejarah sihir berakhir. Setelah keluar dari kelas, Lucien merasa lelah. Dia mengusap alisnya dan berjalan kembali ke ruang belajarnya.     

Tak lama, para murid-muridnya datang padanya, menggunakan alasan untuk bertanya.     

Setelah menanyakan pertanyaan yang tak disiapkan dengan baik, Heidi memberanikan diri dan bertanya, "Anda tak marah pada kami?"     

"Untuk apa?" tanya Lucien.     

Heidi menunjuk pada pintu ruangan dan berujar, "Annick dan Sprint tak berani masuk dan menemuimu. Mereka takut Anda marah pada mereka karena menantangmu, tak memihak padamu."     

Lucien tersenyum dan menggeleng. "Tidak, tidak sama sekali. Malah aku senang melihatnya."     

"Apa?" Para murid bingung.     

"Dalam arcana, kita yakin pada hasil eksperimen dan observasi juga teori berdasarkan fondasi ini, bukan orang spesifik sebagai penanggung jawab," kata Lucien serius. "Meski sejak aku bergabung ke kongres selalu benar dan memang mematahkan banyak teori, bukan berarti orang-orang harus mengikutiku begitu saja tanpa mengatakan apapun saat aku mengemukakan tebakan konyol yang kontradiksi dengan dasar logika matematika.     

"... Itu adalah sikap paling buruk terhadap arcana! Saat aku mengemukakan penjelasan probabilitas, prinsip ketidakpastian, dan efek pengamat, aku dimarahi oleh guruku dan dapat pendapat berlawanan dari presiden. Ini bukan karena mereka keras kepala, melainkan mereka punya keyakinan sendiri terhadap arcana, yang mana dibangun dari banyaknya hasil eksperimen dan fenomena. Tak masalah jika mereka tak sependapat denganku selama mereka punya keyakinan sendiri...     

"Kalau mereka setuju begitu saja denganku, mereka tak akan menjadi arcanis agung. Sprint dan Annick benar membela diri mereka sebelum aku bisa memberikan dukungan meyakinkan terhadap teoriku." Lucien tersenyum, memanfaatkan kesempatan memberikan pelajaran pada muridnya mengenai sikap yang benar.     

"Bagaimana kalau aku salah?" tanya Lucien.     

Heidi memaksakan senyum dan menjawab, "Saya jadi sangat bingung dengan dunia mikro, jadi sekarang saya akan fokus hanya pada rumus dan eksperimen untuk mempelajari AI. Saya tidak akan mengikuti teori yang menjungkirbalikkan dulu sementara ini."     

Layria, Katrina, dan Chelly pun mengangguk. Di satu titik, kepala mereka sudah meledak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.