Singgasana Magis Arcana

Pertemuan Aneh



Pertemuan Aneh

3Lucien Evans! Dia adalah Lucien Evans!      0

Meski kekuatan Ramiro berkurang, dari gelombang sihir, Ramiro masih bisa menyadari siapa pemuda itu. Dia akhirnya paham bahaya macam apa yang dia hadapi.     

Setelah 12 detik, kekuatannya mungkin akan berkurang semakin drastis. Jika seperti itu, Ramiro tidak akan punya kesempatan menang sama sekali saat bertarung melawan Lucien Evans yang punya banyak item sihir kuat. Ramiro tahu Lucien Evans punya tongkat sihir kuat yang bertakhtakan permata Sun dan belum menggunakan mantra Confinement. Jika Lucien Evans mendapat kesempatan dan mencampuri garis takdirnya, Ramiro akan tamat!     

Apalagi yang lebih buruk bagi Ramiro adalah ini bukan pertama kalinya bertarung melawan Lucien Evans. Lucien Evans pun pasti sudah melihat bagaimana dia meledakkan diri, tapi ternyata Ramiro masih hidup. Rahasia terbesar Ramiro telah terbongkar.     

Ramiro melihat Lucien Evans berhasil merapal dua mantra sihir, dan yakin dia sedang dalam masa tunggu untuk merapal mantra berikutnya.     

Itu adalah kesempatan terbaik bagi Ramiro untuk membalik keadaan. Semakin lama dia menunggu, semakin berbahaya situasinya!     

Dia harus membuat keputusan, sekarang.     

Ada banyak pikiran liar yang melesat di benak Ramiro. Tapi di detik terakhir, Ramiro sebagai petarung berpengalaman, mengambil keputusan terbaik berdasar situasi saat ini, yaitu meledakkan diri!     

Meski ini kedua kalinya dia meledakkan diri dalam dua sampai tiga bulan terakhir, meski dia belum sepenuhnya pulih dari sebelumnya, biarpun itu akan meninggalkan luka permanen pada tubuhnya dan membuatnya tak bisa naik ke level berikutnya, Ramiro tetap harus mengambil keputusan! Ragu-ragu akan menjadi senjata terkuat yang dia berikan pada musuh!     

Dhuaar! Ledakan memekakkan telinga mengubah emas, perak, dan permata menjadi abu. Kekuatan mengerikan dari gelombang kejut membuat hempasan ganas pada Lucien!     

Ramiro tidak berpikir ledakannya bisa membunuh Lucien Evans.     

Tapi ledakannya pasti menghancurkan persiapan mantra Lucien berikutnya!     

Jiwa Ramiro masih ada di udara di dalam ledakan hebat itu.     

Waktu tunggu Lucien untuk merapal mantra lebih singkat daripada sebagian besar penyihir tingkat lingkaran enam, karena dia sudah menggunakan metode meditasi Dualisme Gelombang-partikel. Selain itu, yang lebih penting, salah satu dari dua mantra pertama yang dilemparkan pada Ramiro hanya mantra tingkat lingkaran empat. Sementara satu lagi berasal dari mantel Immortal Throne. Sehingga, Lucien hanya butuh satu detik untuk pulih.     

Ramiro menyangka Lucien Evans akan merapal mantra pertahanan untuk melindungi diri sendiri dari ledakan, yang mana akan memberinya waktu sangat singkat untuk memindahkan jiwa.     

Saat ledakan hebat menyebar ke segala arah, pertahanan diri selalu jadi pilihan pertama.     

Lucien memang pulih lebih cepat daripada yang diperkirakan Ramiro, dan memang, dia langsung akan mengaktifkan mantra Energy Absorption Field.     

Namun saat itu, Lucien ingat apa yang dikatakan pada dirinya berulang kali.     

'Kalau aku tak bisa membunuh atau membelenggu Ramiro, dia akan mengatakan identitasku pada Gereja. Aku pasti tak punya kesempatan untuk mengobservasi bagaimana tuhan bisa menghasilkan ini semua dari dekat, dan aku akan berada dalam bahaya besar jika Kardinal Agung jadi mengincarku.     

'Aku tak boleh membiarkan Ramiro lolos dari kendaliku. Aku harus membunuhnya atau membelenggunya!"     

Lucien tahu konsekuensi membiarkan Ramiro kabur. Sehingga, alih-alih melindungi diri, Lucien mengaktifkan salah satu item sihirnya.     

Sinar sejernih kristal melesat dari dada kiri Lucien, lalu menembak tepat ke dalam gelombang ledakan berdebu menggunakan temperatur yang sanggup membekukan.     

Sementara itu, kekuatan ledakan yang mengerikan juga menghempas Lucien.     

Di detik berikutnya saat Lucien muncul lagi, dia sudah berdiri di samping pintu masuk lorong rahasia. Wajah Lucien berubah pucat, dan ada darah yang keluar dari sudut bibirnya. Dia harus berterima kasih pada perlindungan dari mantel Immortal Throne yang dikenakan, begitu juga Short Distance Teleportation yang memindahkannya dari gelombang ledakan pertama yang paling kuat. Jika tidak, dia pasti sudah terluka parah lagi seperti saat dia melemparkan diri ke dalam dimensi asing.     

Saat debunya mereda, Lucien mengeluarkan satu tabung ramuan Water Song dan meminum habis. Wajahnya kini tak sepucat sebelumnya.     

Karena kekuatan Silent Coffin, kekuatan ledakan lenyap dengan cepat. Setelah beberapa detik, Lucien melihat begitu banyak material dan harta karun telah hancur menjadi debu.     

Ketika Lucien sedang mencari, dia melihat sebuah kristal di tempat Ramiro meledakkan diri. Di dalam kristal ada bayangan aneh.     

Lucien mengambil kristal itu dengan Mage Hand. Dia memastikan itu merupakan bagian dari peti es yang belum meleleh.     

Di dalam kristal, ketika Lucien melihat bayangannya lebih dekat, dia melihat wajah pucat Ramiro. Ekspresi wajahnya kaku dan hampa, seolah sudah membeku di sana selama lebih dari ribuan tahun.     

Kelihatannya tubuh dan jiwa Ramiro sangat spesial. Sebelum Lucien merapal mantra Silent Coffin, baik tubuh dan jiwa seseorang tidak bisa bertahan di bawah kekuatan pengurai tersebut. Lucien menyegel kristal itu menggunakan sihir, lalu dia mengeluarkan bola kristal Morning Light. Lewat bola kristal, Lucien mencoba melihat apakah dia bisa melihat hubungan pada kepingan kristal, karena dia tahu Ramiro menggunakan itu untuk membangkitkan diri.     

Lucien pernah melihat Ramiro meledak dengan matanya sendiri, lalu melihat Ramiro hidup di depannya. Tidak diragukan lagi kalau Ramiro punya caranya sendiri untuk kembali hidup. Lucien mengira itu karena kekuatan pembelah dan reproduksi aneh Ramiro.     

Lucien tidak tahu kalau melenyapkan sisa jiwa Ramiro akan membunuhnya atau tidak. Sehingga dia memutuskan mencari apa yang ditinggalkan oleh Ramiro lebih dulu.     

Kebangkitan Ramiro tidak mengandalkan ritual sihir, jadi pasti ada beberapa batasan dalam ruang atau waktu. Lucien yakin cara bangkitnya Ramiro pasti berbeda dari lich's phylactery atau mantra Life Hiding Felipe yang sudah dikembangkan.     

Lucien juga punya rencana opsional jika kekuatan darah Ramiro memang cukup kuat untuk melampaui batas ruang dan waktu. Jika sisa tubuh Ramiro disembunyikan di Lance Kota Suci, maka Lucien harus kabur menyelamatkan diri setelah meninggalkan domain Lord of Underworld. Dia tak punya pilihan lain.     

Di dalam bola kristal ada dua titik cahaya yang terhubung oleh garis yang sangat tipis.     

Kelihatannya bagian tubuh Ramiro untuk pembangkitan ada di pintu masuk domain. Tak heran dia butuh waktu sebelum masuk kemari. Lucien cukup terkejut. Setelah menyimpan serpihan kristal, Lucien buru-buru mengumpulkan material sisa dan item suci.     

Dari garis yang muncul di bola kristal, Lucien tahu kalau kebangkitannya belum dimulai, karena dia telah membekukan jiwa Ramiro.     

Lucien mengumpulkan lebih banyak Adamantine, Mythril, Soul Stone, dan Blood Steel daripada yang dia kira. Meski Meteoric Iron yang tertinggal tidak banyak, tapi cukup baginya. Selain itu, Lucien menemukan bunga berharga bernama Annocheer untuk memperbaiki Health Belt miliknya. Kini dia hanya butuh beberapa Ice Iron.     

Mendadak, seluruh tempat mulai berguncang keras sampai Lucien nyaris jatuh. Asap racun hitam menguar dan menguraikan segalanya.     

Apa yang dilakukan Francis?     

Doman ini mulai hancur!     

Lucien buru-buru mengaktifkan Bintang Induk Takdir untuk menemukan jalan keluar menggunakan ramalan.     

Urutan bintangnya berubah, lalu cahaya bola kristal masuk ke dalam lorong rahasia yang dimasuki Asin.     

Lucien agak terkejut melihat lorong rahasia itu bukan untuk menggali ke dalam domain, namun untuk keluar. Tapi sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan rencana lain. Lucien merapal mantra Speed pada dirinya sendiri dan berlari menuju terowongan.     

Di sepanjang dinding terowongan, ada banyak spectre yang terperangkap di dalam batu bata. Wajah terdistorsi dan tangan pucat mencoba meraih Lucien, tapi Lucien terlalu cepat. Para spectre yang tertinggal di belakang langsung dilahap oleh domain yang runtuh.     

Di ujung terowongan, ada sebuah aula di mana kesatria tanpa kepala langsung merangsek ke arah Lucien. Domainnya runtuh, dan kesatria itu menggila.     

Lucien menunjuk kesatria tersebut dengan tangan kanan, kemudian sinar berwarna hijau giok tertembak.     

Kesatria tanpa kepala itu terlalu menggila untuk menghindar, dan sinar hijaunya mengenai kesatria tersebut tepat di dadanya. Dalam sekejap, tubuh kesatria tanpa kepala langsung mengurai menjadi titik cahaya kecil berwarna hijau, lalu menghilang.     

Mantra tingkat lingkaran enam, Dissociation!     

Kelihatannya penjaga di sini juga sangat melemah seiring domainnya menghilang. Lucien berpikir bagaimana Asin meninggalkan tempat ini. Tapi karena Asin tahu keberadaan ruangan rahasia, Asin pasti sudah memiliki persiapan.     

Di dasar istana, ada gerbang hitam yang besar. Gerbang itu tertutup rapat seolah tidak bisa dibuka dengan cara apapun.     

Di belakang Lucien ada asap racun hitam yang membumbung bagaikan ombak.     

Lucien mulai merapal tanpa suara. Gelombang sihir tak kasatmata mencapai gerbang dan mendistorsinya.     

Bagian dari gerbang yang terkena efek menjadi tembus pandang bagaikan sekeping kaca hitam.     

Lucien berlari ke arahnya dan menabrak kaca dengan bahu kanan. Kemudian gerbangnya hancur bagaikan kaca sungguhan!     

Serpihan hitamnya jatuh ke atas tanah, lalu Lucien menggunakan seluruh kekuatan dan melompat keluar.     

Mantra tingkat lingkaran enam, Dulag's Glass!     

Lucien lalu merasakan dinginnya air sungai.     

Lucien menoleh ke belakang dan melihat domain Lord of Underworld yang menghilang dengan cepat. Dia entah mengapa mendapat firasat dan mengeluarkan kristal yang mengandung jiwa Ramiro untuk melihat apakah ada serpihan daging yang menggeliat di dalamnya. Lantas jiwa di dalamnya membengkak, seolah akan meledak.     

Lucien terkejut dan cukup cemas.     

Tanpa tahu apa yang akan terjadi, Lucien merapal mantra Sea Cloak dan berenang menuju tempat yang terindikasi dalam bola kritsal.     

Dia tidak boleh memberikan kesempatan pada Ramiro!     

Tempatnya tidak jauh. Tapi sebelum Lucien tiba, serpihan kristal itu sudah meleleh bersama jiwa dan tubuhnya.     

Setelah mendekati batu besar di sungai, Lucien menghampiri tepinya dengan sangat waspada, tahu kalau Ramiro bisa saja kembali hidup.     

Sambil mendorong tanaman air ke samping, ekspresi di wajah Lucien jadi pucat karena sangat terkejut. Dia tidak melihat Ramiro di sana, sebagai gantinya malah ada gadis berambut pirang. Rambut pirangnya diikat ekor kuda di bagian kanan dan jatuh di bahu. Di bagian sampingnya ada pedang panjang diselimuti oleh api hitam. Dia memegang cabang pohon berbentuk aneh, di mana terdapat serpihan daging hitam di sana.     

Dia sedang membakar daging dengan api hitam.     

"Apa yang kaulakukan di sini?" tanya Lucien. Entah mengapa, dia merasa gadis itu tak asing.     

Gadis itu berbalik. Mata merahnya menatap Lucien serius seolah Lucien menanyakan pertanyaan yang tak perlu dijawab.     

"Aku membuat dendeng daging."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.