Singgasana Magis Arcana

Terlibat



Terlibat

2'Violet, sang Pelindung' mengenakan gaun perang berwarna hitam pekat. Tameng sucinya kecil dan indah, namun warnanya hitam pekat dan tebal. Pedang panjang berwarna putih-silver memiliki ukiran pola sederhana. Semua itu dilengkapi dengan sepasang mata ungu keperakan yang dalam. Saat itu, Natasha terlihat sangat berbeda dari sosoknya yang ramah. Sebagai gantinya, dia menguarkan aura menyeramkan.     1

"Kita bisa bertemu di tempat seperti ini? Di mana para kesatria emas dan kesatria cahaya dari Duchy Violet yang ada di bawah komandonya?" pikir Lucien dengan benak yang campur aduk antara senang dan khawatir. Dalam keadaan normal, Gereja Selatan tidak pernah memerintahkan para kesatria untuk ikut campur. Para bangsawan hanya setia pada tuan mereka sendiri. Para anggota tingkat senior hanya bisa memberikan arahan pada mereka, tapi tidak wajib menaatinya.     

Natasha pasti sudah memasuki dimensi lain ini sebagai pemimpin dari kesatria emas dan kesatria cahaya dari Duchy Violet. Kenapa dia tidak dijaga? Kenapa dia meninggalkan pasukannya?     

Tapi di sana ada seseorang yang melindunginya. Tak lama kemudian Lucien melihat sebuah siluet yang nyaris melebur ke dalam bayangan Natasha. Itu adalah Camil sang 'Blue Tide' yang mengenakan gaun hitam.     

"Ramiro tidak menganggap Francis sebagai sekutunya. Ini berarti kemungkinan besar dia adalah anggota dari Gereja Utara. Kenapa Natasha bekerja sama dengannya? Apalagi, sesepuh berjubah putih itu tingkat senior, lalu pria murung di sana tampak seperti kesatria cahaya level delapan peringkat 19, Daniel sang 'Fire of Purification'. Mereka tak akan mau berpihak bersama Francis."     

Lucien bingung. Kakak lelaki Natasha tewas dalam perang 'Ekstrimis Utara', yang mana menyebabkan ibunya meninggal muda. Dia tidak akan bersekutu dengan orang-orang dari Gereja Utara.     

Banyak orang memastikan garis keturunan, sejarah, dan nama aslinya tetap rahasia di balik peringkat penjaga malam. Namun orang-orang yang memiliki peringkat biasanya terkenal, dan nama sandi serta nama aslinya diketahui oleh sebagian besar organisasi. Sebagai hasilnya, Lucien bisa menemukan identitas penyerang di perpustakaan jiwa setelah ledakan bunuh diri Ramiro. Lucien tidak terlalu peduli apakah Ramiro adalah nama aslinya atau tidak. Banyaknya informasi yang disediakan oleh perpustakaan jiwa juga membuat Lucien bisa menyimpulkan dari aura dan penampilan si pria murung sebagai 'Fire of Purification'.     

Dua kesatria bangsawan dari Gereja Selatan, satu orang penjaga malam tingkat senior, satu orang tingkat senior dari Gereja Selatan, dan satu orang kesatria cahaya yang tampak berasal dari 'Eksekutor' Gereja Utara. Kombinasi yang aneh. Hmm, mungkin Sophia yang membuat orang-orang itu membentuk kelompok sementara? Lucien teringat pada Sophia yang tetap tidak terlihat sejauh ini. Ayahnya, Rudolf II, sangat aneh. Sophia sendiri juga bukan pengikut yang taat. Jika digabungkan dengan status bangsawan miliknya, Sophia adalah kandidat terbaik untuk menjadi seorang 'ahli siasat'.     

Medan perangnya hening, karena Francis dan kawanannya merasa takut serta bingung oleh sikap aneh Lord of War, sementara Antanas melihat ke arah mereka sambil memasang senyum mengejek. Dia mengamati sekitar sebelum berkata, "Cuma kalian? Sini serang aku bersama-sama!"     

Palu gada yang besar diangkat. Sekitarnya langsung berubah menjadi medan perang yang penuh darah. Para kesatria yang ada di atas kuda serta di atas tanah, menyerbu dari belakangnya. Mereka tampak fanatik, siap berperang, dan mengerikan. Hanya dalam satu detik, dia sudah mengumpulkan satu pleton kesatria dengan status paling rendah adalah kesatria agung.     

Semua orang yang dibunuh olehnya dan bawahannya yang mati dalam perang, jiwnya akan memasuki perbatasan perang semi ilusi miliknya, lalu bergabung dalam pembantaian bahkan sampai jiwa mereka binasa.     

Perbedaan kunci antara kesatria emas dan kesatria cahaya adalah batas kekuatan tekad semi ilusi, yang mana bisa memanjang sampai beberapa ratus meter. Antanas jelas tak diragukan lagi, sudah mengembangkan kekuatannya hingga condong ke arah kesatria emas.     

"Bunuh!" teriak Antanas.     

"Bunuh!" Teriakannya diulangi oleh para kesatria di belakangnya. Teriakan mereka menyatu, menghasilkan teriakan yang memekakkan telinga. Hasrat berperang mereka sangat besar, bahkan para tingkat senior tanpa sadar sampai melangkah mundur.     

Aku adalah Lord of War, akulah Pemimpin Pasukan!     

Antanas dan para pasukannya menyerbu ke arah Natasha. Sebagai pemilik darah suci yang sudah mengasah kemampuan dalam medan perang, Antanas bisa dengan mudah menyadari kalau Natasha adalah orang terlemah di antara para musuhnya.     

Bendera berkibar, tombak diangkat, dan sihir berterbangan. Francis, Daniel, si tingkat senior, dan Camil merasakan kekuatan tekad mereka terdesak, sehingga mereka bereaksi lebih lambat dalam sekejap daripada biasanya.     

Natasha malah bersemangat. Bukan hanya tidak menghindari serbuan, Natasha malah melompat ke arah palu gada sambil mengacungkan tamengnya tinggi-tinggi.     

Brak! Retakan kecil namun mengerikan muncul di pusat tabrakan antara tameng hitam dan palu gada. Ruang di sekitar mereka tampak membeku. Dengan titik tabrakan sebagai pusat, gelombang kejut langsung menyebar, sementara kekuatan suci dan tombak dari luar ruang itu tak bisa menembus ruang yang beku.     

Sosok Natasha terlihat tegang. Dia sendiri, namun tekadnya sangat tinggi.     

'Apa dia tidak tahu caranya menghindar?! Beraninya dia melawan kesatria emas level sembilan satu lawan satu sementara dia hanya level tujuh! Bahkan jika dia punya replika Shield of Truth level sembilan, tidak seharusnya dia sesembrono ini!' pikir Lucien sambil marah.     

Meski Natasha sudah naik ke level tujuh tahun lalu, perbedaan kekuatan antara dia dan Antanas masih sangat besar. Apalagi, di sana masih ada banyak kesatria cahaya level delapan yang bisa melindunginya! Dia harusnya belajar dari Sophia, yang bahkan tidak menampakkan diri dalam situasi seperti ini setelah menerima ajaran dari Rudolf II.     

Sebuah buku yang penuh dengan aura suci yang besar muncul di depan sesepuh berjubah putih. Halamannya berbalik dengan cepat, sementara cahaya suci melesat. Pilar cahaya besar yang menghubungkan langit dan bumi lantas menyambar Antanas.     

Lapisan yang tampak seperti karat dan darah muncul di tubuh Antanas, melindungi dirinya dari serangan pilar cahaya. Namun, para kesatria yang menyerbu bersamanya menguap dan hancur.     

Dia bermaksud menyerang sang sesepuh, namun Natasha tidak akan membiarkan kesempatan itu terlewat. Mata ungu keperakannya tampak dingin, lalu dia menyerang dengan pedang panjangnya. Retakan dahsyat yang seolah bisa membelah apapun, muncul di depan tebasannya.     

Sorot Antanas berubah tajam dan mengubah arah secara paksa untuk menghindari tebasan. Kemudian, dia melancarkan pukulan dahsyat ke arah Natasha dengan palu gada. Karena dikelilingi dengan peperangan, semangat para kesatria terbentuk lagi.     

Disaat bersamaan, kegelapan di langit berubah menjadi lautan, lalu menghempas ke arah Antanas yang ada di bawah.     

Secara bergantian, api putih membumbung dari tanah dan menyerang Antanas.     

Halaman-halaman Cannon di depan sang sesepuh berbalik dengan cepat, sementara cahayanya terus melesat. Mereka terus memperkuat Natasha dengan kekuatan suci, berkah, semangat perang, dan semacamnya.     

Satu-satunya kesempatan mereka untuk menang adalah jika Natasha bisa mengekang Antanas dengan replika Shield of Truth miliknya.     

Setelah Camil dan 'Fire of Purification' bergabung dalam peperangan, Natasha bisa bernapas sejenak. Dia mengguncangkan tamengnya dan mengatur kembali kuda-kudanya. Kelihatannya serangan barbar dari Antanas membuat tubuhnya kaku dan sakit.     

Francis melihat ke arah Bero dan berkomunikasi dengannya menggunakan kekuatan suci yang mirip dengan Soul Connection. "Kalau kau bisa membantu mereka mengekang Antanas, aku akan membantu tuanku untuk membunuh Asin. Setelah tuanku menyerap ketuhanan 'Hidden Death and Resurrection' dari Asin, dia akan naik ke level yang sama dengan Antanas, lalu situasinya bisa kita kendalikan."     

"Tidak masalah."     

Ketika 'Lord of War' muncul, wajah Asin sang God of Love and Beauty dipenuhi dengan kebahagiaan yang tiada tara. Melihat Antanas ditahan oleh musuh-musuhnya, ekspresi Asin berubah beberapa kali. Dengan mengambil kesempatan meski Asin masih terperangkap dalam sangkar cahaya bintang, dia mencoba kabur.     

'Antanas pasti jadi lebih baik jika aku tidak tertangkap!' batinnya.     

"Kembali!" Francis yang terus mengawasi Asin, berubah menjadi Hydra, kemudian asap hitam tebal menyelimuti sekitarnya.     

Cahaya bintang bersinar, namun kembali meredup. Tahu kalau akan sulit kabur secara langsung dan tidak ingin bertarung dengan Francis, Asin mendadak melesat ke bawah, mencoba kabur melalui Sungai Solna.     

"Kuperintahkan kau untuk berhenti!" Ell berhasil kabur dari sangkar cahaya bintang dan menggunakan Command yang baru saja dia dapatkan setelah menyerap ketuhanan God of Storm.     

Cahaya bintang memancar dari tubuh Asin, lalu matanya berubah hampa selama beberapa saat. Gerakannya mendadak kehilangan arah, lantas jatuh ke dalam sungai.     

"Kesempatan!" Ell dan Francis sama-sama bergegas menuju Sungai Solna.     

Lucien menatap pemandangan itu dengan tatapan pasrah. Asin mendarat tepat di depannya!     

Begitu Lucien mencoba berubah dan kabur demi menyembunyikan diri, tangan kirinya terangkat tanpa sadar.     

Lucien seolah mendengar sesuatu yang mirip dengan, "Keju!"     

'Ini bukan waktunya memikirkan makanan!' batin Lucien. Namun, tangan kirinya tidak menurut dan transformasinya gagal. Tangan kirinya menarik Lucien ke arah Asin.     

Asin baru saja pulih dari mantra pembeku sebelum akhirnya melihat pria tampan dengan mata hitam muncul dari sungai. Auranya sangat hebat dan kuat, sampai-sampai tuhan palsu itu gemetaran. Itu adalah perasaan ketika bertemu dengan predator alami.     

Karena ketakutan, Asin mengeluarkan kekuatan suci dalam jumlah besar. Namun, tangan yang terulur ke arahnya tidak terpengaruh oleh serangannya. Tangan itu menembus lingkaran pelindung dan mendarat di lehernya.     

Seluruh kekuatan suci yang keluar langsung lenyap begitu bersentuhan dengan tangan kiri Lucien!     

Ell dan Francis berhenti di tengah jalan saat melihat kilatan kekuatan suci di sungai. Asin kelihatannya baru saja mengeluarkan potensialnya, dan potensial itu tampak mengerikan. Kecepatan Ell dan Francis melambat, seraya melindungi diri terhadap kemungkinan serangan akhir, sekalian memastikan Asin tidak kabur lewat jalur lain.     

Kilatan kekuatan suci Asin akhirnya lenyap, kemudian mereka melihat pemandangan yang tak bisa dipercaya. Asin yang cantik dan seksi sedang dicekik oleh pemuda tampan, sementara ketuhanannya dipisahkan perlahan dari diri Asin.     

"Siapa dia?" Ell dan Francis sangat terkejut. Siapa pemuda kuat itu?     

Mata Lucien bertemu dengan mata Ell dan Francis. Dia menggeleng pasrah dan menyapa keduanya dengan santai.     

"Selamat malam."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.