Singgasana Magis Arcana

Orang Gila



Orang Gila

3"Bagaimana?" tanya Natasha. Meski dia adalah seorang ahli dalam anti-pelacakan, dia tau segalanya berbeda di dalam dimensi di mana kekuatan spiritual dan kekuatan tekad orang-orang sama-sama dibatasi, jadi dia harus bertanya pada Lucien.      3

Penyihir dikenal dengan mantra-mantra yang punya tujuan berbeda dan spesifik. Itu adalah keuntungan lain yang dimiliki penyihir daripada kesatria dan pendeta.     

Lucien mengeluarkan monocle-nya dan memakai di mata kiri. Bayangan dan kejadian melintas di pupil kirinya. Sementara itu, gelombang elektromagnetik menyebar dari matanya, lalu kembali ke Lucien.     

Setelah menggunakan mantra Eye of Thunder dan Lightning, mantra tingkat lingkaran lima, Lucien kini seperti radar dalam wujud manusia.     

"Aneh ... Entah mengapa gelombangnya tidak bisa mencapai jarak lebih dari 300 meter," kata Lucien pada Natasha melalui sambungan telepati, "tapi jangan khawatir. Kita akan terus maju. Teruslah berpura-pura masih melihat sekitar. Nantinya mereka akan semakin mendekat pada kita. Kita harus cepat."     

"Baiklah," kata Natasha dalam hati.     

Sambil menggenggam Pale Justice, dia berjalan lebih jauh ke dalam hutan bersama Lucien.     

Lucien lalu merapal True Seeing pada Natasha dan dirinya sendiri, pura-pura mereka masih sangat waspada, namun tetap tidak menemukan apapun.     

Setelah satu menit, Lucien dan Natasha buru-buru bertukar pandang dan mendadak menaikkan kecepatan. Bagaikan dua bayangan yang melesat, mereka berlari kencang menuju ujung jalan, lalu siap-siap belok ke kiri.     

Kali ini Lucien mendadak berhenti dan merapal Move Earth, mantra tingkat lingkaran enam!     

Tanah di sekitarnya mulai berguncang hebat. Gelombang tak kasatmata menyebar keluar, lalu mengenai pohon satu per satu.     

Dari atas pohon tua yang besar, sebuah sosok hitam kehilangan keseimbangan dan jatuh ke atas tanah.     

Warna hitam pekat pada sosok tersebut bisa menyerap sebagian besar gelombang elektromagnetik, termasuk cahaya, sehingga sosoknya tak terlihat. Tanpa mantra True Seeing, Lucien dan Natasha tidak akan bisa melihat atau merasakannya sama sekali.     

Natasha bergegas maju dan menebaskan Pale Justice ke bawah menggunakan momentum yang besar.     

Sosok hitam itu ternyata adalah monster berbentuk manusia dengan kepala harimau putih, yang hawa kematiannya sangat pekat. Kekuatannya harusnya bisa langsung memanipulasi spectre tingkat rendah dan tingkat menengah.     

Monster itu cepat dan lincah. Ia menghindar ke samping dan berhasil lolos dari pedang Natasha. Kemudian, cakar hitam menyerang Natasha bagaikan pedang-pedang tajam. Sementara itu, gelombang kekuatannya menyebar keluar—dia akan merapal beberapa mantra!     

Namun, monster berkepala harimau itu mendadak kehilangan kekuatan dan jatuh mengenai pedang Natasha.     

Pale Justice adalah pedang level legendaris jika digunakan melawan makhluk jahat. Tanpa usaha besar, pedang tersebut dengan mudah menembus tubuh monster itu. Setelah tertusuk, asap racun hitam keluar, lalu tubuhnya mulai membusuk dengan cepat.     

"Itu adalah hewan buas iblis tingkat senior. Ia pandai melacak dan membunuh," kata Natasha pada Lucien lewat sambungan telepati. "Apa kau menciptakan mantra itu sendiri? Aku tak pernah mendengar mantra tingkat senior kuat yang bisa mengubah gravitasi."     

"Ya, aku yang membuatnya. Namanya 'Gravity Chaos', mantra astrologi," kata Lucien. Dia tak sengaja membuat mantra itu selama derivasi Teori Relativitas Spesial.     

Natasha mengangguk dan berujar, "Kita harus cepat. Ayo."     

Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, sebuah batu besar seukuran dua kali besar batu yang menghancurkan pondok jerami melesat keluar dari hutan, menuju ke arah mereka dengan cepat, menciptakan hempasan yang sangat kuat.     

Kaki kiri Natasha melangkah maju, lalu menebaskan Pale Justice pada batu besar tersebut. Satu serangan itu berhasil sedikit memperlambat batunya. Lucien menggunakan waktu sebaik mungkin dan menembakkan sinar hijau pada batu.     

Sinarnya sangat kecil jika dibandingkan ukuran batu. Namun, batu besar itu langsung hancur menjadi serpihan hijau kecil yang jatuh ke atas tanah.     

Sesuatu di dalam hutan mengeluarkan lolongan yang sangat pilu. Lolongan itu sangat tajam dan menyedihkan, sampai-sampai mental seseorang bisa terganggu dengan mudah.     

Natasha mengacungkan Pale Justice di depannya dan Lucien. Begitu lolongan iblis tersebut mengenai pedang, ia langsung terbelah menjadi dua tepat di tengah. Bagaikan air yang membanjiri pulau kecil terisolasi, kekuatan tersebut menjauhi pedang, sehingga Natasha dan Lucien sama sekali tidak terkena efeknya. Namun, hewan buas liar di sekitar mereka jadi panik di bawah pengaruh hawa jahat yang kuat.     

Sambil menginjak dahan pohon, sebuah raksasa setinggi lebih dari lima meter merangsek dan berjalan keluar dari hutan.     

Itu adalah raksasa yang kulitnya nyaris hitam. Ia memiliki sepasang mata menyeramkan berwarna oranye, telinga lancip, tapi tidak memiliki rambut. Kuku kotornya juga berwarna oranye. Hal paling menjijikkan adalah ia dikelilingi dengan banyak roh yang tampak seperti awan. Lolongan mengerikan yang mereka dengar rupanya berasal dari roh tersebut.     

"Itu Dead Giant! Setidaknya level tujuh!" Lucien langsung mengenalinya. "Ada dua macam roh yang mengelilinginya. Beberapa berasal dari musuh yang ia bunuh sebelumnya, dan mereka bisa dibunuh dengan mudah menggunakan Pale Justice. Tapi roh lainnya berasal dari Dead Giant itu sendiri, dan mereka diturunkan generasi demi generasi. Roh itu tidak jahat, jadi Pale Justice tidak akan terlalu berefek. Kita harus membunuh raksasa itu untuk menghancurkan roh-rohnya!"     

"Hati-hati dengan serangan Unholy Blight dan Flame Strike-nya," tambah Lucien.     

Lewat sambungan telepati, Natasha mendapatkan informasi dasar akan musuh yang mereka hadapi.     

Natasha menggenggam pedangnya dan berujar, "Bantu aku agar bisa mendekati raksasa itu. Ayo selesaikan ini secepat mungkin."     

Setelah latihan bertahun-tahun dan dengan senjata yang kuat, Natasha tidak takut dengan raksasa itu sama sekali. Apa yang dia inginkan hanyalah mempersingkat waktu sebanyak mungkin.     

"Aku akan menggunakan Exorcist Halo," kata Lucien. Meski dia punya banyak pilihan, dia yakin Sun's Corona pasti bisa jadi senjata paling efektif dalam situasi ini.     

Natasha sudah siap. Dia menekuk lututnya dan siap melompat ke atas.     

Namun, saat itu, Lucien mendadak terhantam oleh kekuatan besar, dan tubuhnya diselimuti dengan warna hitam, putih, abu-abu. Dia benar-benar tak bisa bergerak.     

"Sial!" Natasha mau tak mau mengumpat. Dia tahu kalau dia harus menghentikan raksasa itu dulu.     

Namun saat itu, Dead Giant sudah tiba di depan Natasha.     

Natasha tidak siap. Dia terpental ke udara. Sementara itu, si raksasa terus melakukan serangan.     

Pale Justice terus bertabrakan dengan roh jahat, sementara sebagian besar kekuatan pedangnya terbatas.     

Saat Natasha melindungi dirinya sendiri, Dead Giant menemukan kesempatan dan bergegas menuju Lucien yang benar-benar tak bisa bertarung saat ini.     

Natasha melakukan lompatan salto ke belakang dan kembali ke dekat Lucien. Dia lalu menggunakan seluruh kekuatannya dan melompat ke atas sambil mengayunkan pedang ke dada Dead Giant.     

Dead Giant harus menghentikan serangannya untuk melindungi diri. Sebuah bayangan hitam berhasil menghadang tebasan dari Pale Justice, dan kuku oranye tajamnya langsung menyerang Natasha.     

Namun Natasha sudah tidak peduli dengan pertahanannya. Dia membiarkan kuku raksasa menancap di armor pelindung lengannya. Tapi sementara itu, Natasha mengeluarkan pedang dan mengayunkannya ke leher Dead Giant.     

Raksasa itu mencengkeram lehernya sendiri dengan tangan. Darah hitam pun menyembur keluar.     

Natasha tidak akan memberinya kesempatan lain. Setelah menginjak tanah, dia siap melompat ke atas lagi dan melakukan serangan kedua.     

Kali ini, sinar cahaya suci jatuh dari langit dan mengurung raksasa itu di dalamnya.     

Si raksasa jadi tak bisa bergerak sama sekali. Roh dan spectre akhirnya terlepas dan menghilang perlahan dalam sinar cahaya tersebut.     

"Kau baik-baik saja?" Lucien menghampiri Natasha sambil bertanya khawatir.     

Natasha terbatuk dan menunjuk ke bahu kirinya. "Kau harus memperbaiki ini nanti."     

Ada retakan dalam pada armor pelindung bahu warna violetnya. Lengan atas bagian kirinya terluka dan ada sedikit darah hitam yang keluar dari lukanya.     

Lucien buru-buru menghentikan pendarahannya dan berujar pada Natasha sambil mengernyit, "Ada kutukan kematian pada kuku Dead Giant, dan itu juga beracun. Kau akan merasa pusing, meski sebagai kesatria cahaya dan dengan kekuatan darahmu yang kuat, kau tidak akan mati seperti yang lain. Tapi kekuatanmu akan berkurang sampai di bawah tingkat senior. Solusi terbaik adalah menggunakan mantra tingkat lingkaran tujuh, Pure Blessing. Mantra tingkat lingkaran empat bernama Remove Curse harusnya juga bisa, tapi butuh beberapa ramuan."     

Natasha membalas, "Jadi ... kau tidak punya ramuannya, 'kan? Tunggu, apa kau terluka juga?"     

Lucien tidak terlihat baik-baik saja. Wajahnya kini terlihat gelap tak seperti biasanya. Jelas, dia terkena efek Unholy Blight. Saat dia terkena warna hitam, putih, abu-abu, dia tak bisa melindungi dirinya sama sekali.     

Lucien tidak sadar sampai Natasha mengatakannya. Dia buru-buru merapal mantra pada dirinya sendiri untuk mencegah situasinya semakin memburuk. "Aku tidak menyadarinya. Ini juga bisa dihilangkan seluruhnya menggunakan mantra serupa dan ramuan bernama Heart of Sun."     

Natasha menyeringai. "Kau sangat peduli denganku, ya?"     

Dia jujur dan tidak basa-basi seperti biasanya. Natasha juga tidak merasa malu.     

Namun Lucien merasa agak malu, jadi dia mengalihkan topik. "Aku punya sebagian besar material untuk membuat ramuan kita. Tapi kurang satu material yang bernama Bloody Family. Itu semacam bunga merah, kalau di dunia material utama bukan hal spesial. Jadi aku tidak punya."     

"Ayo pergi, kalau begitu. Dunia ini mirip dengan dunia material utama, jadi harusnya tidak terlalu sulit menemukan bunganya. Kita juga bisa bertanya pada orang-orang yang tinggal di kota kecil dekat sini." Natasha pun berdiri.     

Lucien mengangguk. Tapi sebelum mereka pergi, dia mengambil jantung, kuku, dan serpihan kulit dada raksasa itu. Di masa depan, dia akan menggunakan material-material itu untuk membuat item sihir tingkat senior: Dead Giant Belt dan Curse Dagger.     

Untungnya, Demigod-lich belum menyusul mereka.     

...     

Ada kota kecil di gunung di mana para penduduk hidup dengan mengandalkan perburuan dan menebang pohon.     

Lucien, yang wajahnya masih terlihat hitam, bertanya hati-hati pada orang yang lewat, tapi tetap tidak menemukan apapun tentang bunga merah. Kali ini, Natasha sudah mulai kesulitan mengangkat tangan kirinya.     

Lucien berjalan menghampiri pria tua dan bertanya, "Tuan, bolehkah saya menanyakan sesuatu?"     

"Apa?" Pria tua itu menunjuk telinganya.     

Lucien mengeluarkan dua koin perunggu dan meletakkannya ke tangan si pria tua. "Tuan, saya ingin tahu apakah Anda tahu seseorang yang bisa mengenali tanaman di sekitar sini?"     

Mata pria tua itu berbinar. "Ada satu orang."     

Lucien nyengir dan memberikan koinnya. "Bisa lebih spesifik?"     

"Tuan, jika kau butuh pemandu, kau tidak perlu pergi ke tempat Nika si Orang Gila. Dia jorok dan kejam, terobsesi dengan memotong tanaman, hewan, dan hewan liar sampai berkeping-keping setiap harinya. Dia bilang dia mencari rahasia para tuhan. Dia gila..." kata pria tua itu sangat jijik.     

"Rahasia para tuhan?" tanya Lucien dan Natasha bersamaan. Alis kiri mereka terangkat di sudut yang sama.     

Pria tua itu mengangguk semangat. "Ya, dia terus memberitahu orang-orang kalau kekuatan berasal dari pola aneh pada monster kejam. Dia ingin memahami pola itu! Percaya padaku, dia gila. Dia bertingkah aneh sejak kecil. Hal-hal di sekitarnya selalu terbakar atau rusak. Dia pasti dirasuki sesuatu."     

Lucien sangat tertarik. "Di mana dia?"     

"Kau sebaiknya berpikir dua kali..." kata si pria tua, tapi dia buru-buru menambahkan saat matanya melihat koin perak di tangan Lucien, "... yah, orang-orang tidak suka padanya, jadi dia pindah ke pedalaman gunung. Ikuti saja jalannya dan kau akan menemukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.