Singgasana Magis Arcana

Hadiah



Hadiah

0Pedang panjang itu tampak biasa, tapi bersinar dengan cahaya yang lembut namun kokoh. Seiring mata Natasha berubah sejernih kristal, dua celah ilusi yang terlihat seolah bisa membelah dunia mendadak muncul pada pedang. Hanya dalam satu detik, pedangnya sudah mencapai kepala Congus.      1

Bagian vital seorang lich bukan jantung dan leher, melainkan kepala di mana jiwanya berdiam. Dengan melukai jiwa, maka bisa melukai seorang lich.     

Karena berat yang dimiliki Pale Justice, seberkas retakan transparan muncul dalam campuran warna hitam, putih, dan abu-abu. Dua titik cahaya berwarna merah tampak di bawahnya.     

PUFF! Suaranya bagaikan pedang yang baru menebas kayu busuk. Semua mantra pertahanan untuk keadaan darurat semuanya tak memiliki efek di bawah kekuatan sosok misterius di Dunia Arwah.     

"Aahh!!" Teriakan pilu terdengar melengking.     

Natasha pun terhempas oleh kekuatan itu. Ada darah yang keluar dari mata, hidung, dan mulutnya.     

Itu bukan lolongan lich, namun gelombang kekuatan spiritual yang dikeluarkan Congus karena murka. Meski Pale Justice melindunginya, Natasha tetap terluka parah. Sementara itu, Lucien juga menderita karena kekuatan besar tersebut. Dia merasa sangat pusing. Lidahnya juga merasakan darah yang pekat.     

"Bagus ... bagus!" Suara marah Congus terdengar. Suaranya seolah dia berada sangat jauh dari mereka.     

Baik jantung Lucien dan Natasha sama-sama mencelos selama satu detik.     

Apakah Congus masih 'hidup'?!     

Mendadak, jubah hitam Congus muncul dan terbelah tepat di tengah. Tengkorak putih jatuh ke atas tanah dan langsung membusuk. Aromanya sangat tajam.     

Di dalam tengkorak, ada dua retakan yang dalam, dengan cahaya hangat yang berkedip di bawahnya.     

Tengkoraknya pun retak. Tengkorak emas yang lebih kecil yang berada di tengah juga rusak parah.     

Tanpa perlindungan mantra pertahanan, satu serangan itu nyaris sama kuatnya dengan kekuatan Alterna terhadap Congus.     

Pale Justice, pembasmi segala kejahatan, adalah senjata legendaris saat ini!     

Cahaya perak berhasil mengendalikan campuran warna hitam, putih, dan abu-abu, lalu mencegahnya menyebar.     

"Aku akan kembali. Lebih baik kalian pikirkan trik yang lebih baik lagi," kata Congus dengan nada penuh kekejian.     

Tengkorak emasnya pecah menjadi tiga bagian, lalu tercerai-berai di tanah, sementara jiwa Congus menghilang dengan cepat.     

"Penyihir itu merepotkan!" kata Natasha setengah bercanda dengan suasana hati yang bisa kembali santai.     

Lucien sudah tergeletak di atas tanah karena tidak bisa bergerak akibat rasa sakit yang dialaminya. Namun, dia merasa sangat tenang. Mengesampingkan harga yang harus mereka bayar, mereka telah mengalahkan Demigod-lich, seorang penyihir legendaris sejati! Tak diragukan lagi, mereka sangat bangga terhadap diri mereka sendiri.     

"Di ... di antara semua penyihir, necromancer adalah yang paling sulit di ... dibunuh," kata Lucien sambil mengeluarkan satu tabung ramuan Water Song dan menghabiskannya. Dia lalu melanjutkan, "Tapi kita berhasil! Congus kini harus kembali ke dunia material utama untuk membangkitkan dirinya menggunakan phylactery, karena dia sudah menggunakan sebagian besar rencana cadangannya sebelum ini. Berarti kita aman, setidaknya untuk satu hari."     

Natasha berdiri dan membawa tangan kiri Lucien dengan hati-hati. "Kita bisa bersiap menjalani satu hari itu. Lalu selama kita bisa bertahan hidup satu hari lagi, dilihat dari serpihan sosok misterius yang bisa tenang seperti hari ini, nenek Hathaway dan Lord of Storm harusnya sudah tiba. Omong-omong, kau bisa menyambung ini lagi?"     

"Aku bukan kesatria cahaya," kata Lucien. Tapi dia tetap berdiri perlahan dan mengambil tangan kirinya. Setelah menekan di bagian yang terpotong, daging dan syarafnya mulai tumbuh, dan tulangnya diselimuti dengan lapisan cahaya putih yang redup.     

Dengan membawa Saint Badge yang diberikan Ell, Lucien sekuat kesatria agung. Ditambah dengan kekuatan darah, ramuan sihir, dan kekuatan Alterna, meski dia tak bisa pulih sepenuhnya, Lucien tetap bisa menyambung kembali tangannya. Namun, rasa sakit dan gatal yang menyiksa dari daging yang tumbuh sangat tidak bisa ditoleransi, sampai Lucien harus menggigit bibirnya keras-keras agar tidak berteriak.     

Saat itu, sebuah tangan dingin memegang wajah Lucien, menyingkirkan rasa sakitnya dan memberikan kekuatan yang besar.     

Natasha berujar pada Lucien untuk membuatnya terdistraksi, "Kau akhirnya tahu apa yang kurasakan saat ada lubang di perut bagian bawahku. Seorang kesatria agung bisa pulih dengan cepat, tapi itu adalah siksaan yang mengerikan."     

Bulir keringat memenuhi dahi Lucien, tapi Natasha mengusapnya dengan lembut. Beberapa menit kemudian, Lucien akhirnya bisa tersenyum dan membalas, "Entahlah. Kau bahkan bilang kau bisa memanggang organmu."     

Natasha nyengir. Melihat Lucien merasa lebih baik, dia bertanya, "Bagaimana keadaan Alterna sekarang? Apa tanganmu bisa tumbuh kembali?"     

Lucien mengangguk. "Alterna hanya melepaskan kendalinya, jadi serpihan sosok misterius itu punya kesempatan untuk pulih sedikit. Tanpa kekuatan darah dan kekuatan spiritualku, Alterna mungkin tidak bisa terus mengendalikannya. Jika itu terjadi, kita mungkin tidak bisa menjaga jarak 300 meter dengan Congus."     

Lucien pun mencoba menggerakkan tangan kirinya dan membuat perkiraan. "Aku bisa mengangkat tanganku dan melakukan gerakan sederhana, tapi tidak gerakan rumit, apalagi merapal mantra. Aku harus menggunakan ritual Necromancy untuk bisa pulih sepenuhnya."     

Natasha merasa lega setelah tahu tidak akan ada luka permanen pada tangan kiri Lucien. Seperti seorang pemenang, dia mengacungkan Pale Justice dan berujar dengan semangat, "Meski kita belum membunuh Congus sepenuhnya, aku yakin aku adalah kesatria level tujuh pertama yang bisa membunuh seseorang di tingkat legendaris! Ini luar biasa!"     

Karena sangat bersemangat, wajahnya sedikit merona.     

"Inilah petualangan yang kuidamkan! Seorang teman yang sangat memahamiku, musuh yang kuat, dan pertarungan berbahaya. Kalau aku bisa kembali dengan selamat, ini akan jadi kenangan seumur hidupku!" kata Natasha.     

"Aku juga," balas Lucien serius, yang kini sedang menatap bibir Natasha. "Tapi lebih baik kita tidak selalu mengejar pertarungan semacam ini, atau kita akan mati cepat atau lambat."     

"Tentu saja. Kalau bukan karena kau, aku pasti sudah kembali ke area Varantine," kata Natasha. Sebagai calon penguasa di masa depan, Natasha paham sepenting apa menjaga dirinya agar tetap selamat. Dia tiba di Erdo karena keinginannya sendiri karena dia menerima pesan Hathaway sebelum ini, dan dia sengaja mengambil permintaan untuk menjelajahi dan menginvestigasi dimensi. Sehingga dia bisa mencari Lucien di area yang dikuasai oleh Gereja.     

Butuh dua bulan sampai dia menemukan Lucien di semenanjung terpencil.     

Natasha berujar dengan semangat, "Aku akan memasukkan ini dalam catatan sejarah keluargaku. Keturunan keluargaku akan menganggapku sebagai kesatria sejati dengan keberanian dan tekad besar, dan mereka akan tahu kalau dia punya teman seorang penyihir."     

Setelah jeda sejenak, Natasha tersenyum pada Lucien. "Selain mengalahkan Demigod-lich, dia juga mengambil ciuman pertama seorang arcanis agung. Yah, aku yakin kau akan menjadi arcanis agung di masa depan nanti."     

Dia berpikir positif, jadi mereka akan bisa menghadapi bahaya yang lebih besar di kemudian hari.     

Mereka harus memberikan diri mereka sendiri dengan harapan untuk menghadapi keputusasaan.     

Lucien merasa agak malu, kemudian dia bertanya dengan hati-hati, "Apa kau tidak ... uh ... jijik saat mencium laki-laki?"     

Natasha mengusap dagunya dan memikirkannya dengan serius. Tapi kemudian dia menjawab dengan agak bingung, "Kupikir aku akan merasa jijik, tapi ternyata tidak seburuk itu. Mungkin karena kau adalah sahabatku, atau mungkin bibirmu bersih karena itu adalah ciuman pertamamu."     

Dia menepuk bibirnya, seolah Natasha mencoba mengingat-ingat bagaimana rasa ciuman itu.     

Lucien harus mengakui sifat maskulin Natasha masih bisa membuatnya kagum. Sementara itu, Lucien merasa cukup senang karena itu adalah kemajuan yang bagus antara Natasha dengan dirinya.     

"Baiklah, ayo pergi dan periksa Lembah Kematian," kata Lucien, "kita coba lihat apakah ada cara untuk menjaga agar kita tetap selamat."     

"Baiklah," balas natasha. Dia mengusap darah di wajahnya, lalu menarik tangan Lucien.     

Sebelum mereka meninggalkan goa, mereka melihat sesuatu yang bersinar di atas tanah.     

"Apa itu?" Natasha mendekatinya, dan melihat ternyata itu adalah cincin bergaya kuno yang tersembunyi di balik tengkorak emas busuk.     

Mata Lucien mendadak berbinar. "Congus kehilangan semua item sihirnya karena kekuatan Alterna. Sebagian besar item sihirnya hancur. Kalau begitu dia tidak kembali ke dunia material utama dan demiplane-nya, yang berarti ini adalah..."     

"Item legendaris!" seru mereka berdua bersamaan dengan nada terkejut.     

Lucien berjalan mendekati cincin tersebut, namun tak menyentuhnya. Dia menjelaskan pada Natasha,     

"Beberapa item sihir aneh. Contohnya jubah sihirku. Aku bisa menyembunyikan jiwaku di sana, lalu menunggu ada tubuh untuk dirasuki ketika ada orang yang mencoba mengambil jubahnya. Cincin itu mungkin satu-satunya item legendaris milik Demigod-lich, jadi kita harus hati-hati. Lindungi aku dengan Pale Justice. Saat harus bertahan dari serangan pada jiwa atau kutukan, pedang itu jadi pedang tingkat legendaris."     

Natasha mengangguk. Dia mengeluarkan pedangnya dan menggenggamnya erat.     

Lucien sedikit menenangkan diri, lalu merapal Identification pada cincin itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.