Singgasana Magis Arcana

Siapa Pelakunya



Siapa Pelakunya

0Lucien, yang kini terlihat seperti pria biasa, berjalan menuju kawasan kumuh di sepanjang Sungai Solna, di mana banyak altar rahasia dibangun di sana.     
0

Para tuhan palsu, termasuk God of Storm dan Mother God of Earth, tak mau membuang lembah kaya dan makmur begitu saja, sehingga mereka meninggalkan para penyembah rahasia mereka di sini. Lucien terus mencari mereka untuk tahu bagaimana keadaan para tuhan palsu itu, demi mengetahui seberapa jauh perkembangan Ell dan Francis.     

Lucien sudah menyebarkan ceritanya, separuh benar separuh palsu, selama setengah bulan. Sejak hari ini, Lucien akan berhenti dan membiarkan rumor itu mereda dengan sendirinya. Para pedagang dan saudagar akan membawa rumor itu ke tempat lain di dunia ini. Orang-orang yang memperhatikan akan tahu.     

Lucien harus menunggu dengan sabar mulai sekarang. Saat ada kesempatan, dia harus keluar dari situasi berbahaya ini.     

Lucien merasakan angin malam yang lembab di wajahnya datang dari Sungai Solna. Udaranya semakin dingin.     

Mendadak tangan kirinya terpelintir hebat dan tak terkendali. Kepala Lucien berdengung, dan dia merasakan hawa dingin menjalar naik dari punggung bagian bawah.     

Lucien sangat khawatir. Ini bukan pertama kalinya, dan jadi semakin sering.     

Lucien pikir itu karena Alterna akan bangun dari tidur selama setengah bulan, atau Alterna sedang lapar. Saat Lucien mencoba mencari ketuhanan yang cocok untuk memberi makan Alterna, dia perlahan sadar kalau hawa dingin yang mengancam datang dari dirinya sendiri!     

Lucien penasaran apakah Alterna mencoba memperingatkan sesuatu padanya. Mungkin Alterna menemukan hal aneh di dalam tubuhnya setelah masuk ke dalam tangan kirinya. Apakah karena ada sesuatu yang tak seimbang antara tubuh dan jiwanya?     

Tak peduli apapun yang terjadi, Lucien tahu masalahnya berasal dari dirinya sendiri. Dia sangat khawatir, karena dia tahu benar kalau ada banyak mantra kutukan di dunia material utama.     

Dia harus mencari tahu malam ini.     

Lucien mengesampingkan kekhawatirannya dan berjalan ke dalam kawasan kumuh sambil mengenakan mantel linen. Kali ini, dia menjadi pengikut rahasia Mother God of Earth.     

"Mau berdoa?" kata orang miskin dengan suara pelan yang berjalan melewatinya. Orang miskin itu menatap Lucien dan menunjukkan arahnya.     

Lucien berbisik, "Ya. aku mencari Angrist yang Terhormat."     

Sambil mengikuti petunjuk, Lucien berjalan di sepanjang jalan yang mencurigakan. Dia kemudian bertemu beberapa pengikut lagi, yang memberitahu harus ke mana dia pergi.     

Lucien menyentuh wajahnya, wajah yang bukan miliknya. Pertama kali saat dia kemari, Lucien harus menggunakan serangkaian mantra untuk masuk.     

Setelah mendorong pintu gubuk sampai terbuka, Lucien melihat pria tua kurus yang sedang bersujud dan mencium tanah.     

"Angrist yang Terhormat, maaf mengganggu," kata Lucien hormat.     

Wajah keriput Angrist memperlihatkan senyum lebar. "Tidak apa. Aku sangat senang mendengar dua tuhan palsu telah gugur."     

Sekarang jumlah pengikut masing-masing tuhan berkurang drastis. Pertarungan antara enam keyakinan semakin keras dan dilakukan terang-terangan. Sementara pendeta lokal juga tidak ramah satu sama lain.     

"Apa? Dua tuhan palsu gugur?" Lucien cukup terkejut.     

Angrist berdiri. "Saat aku berdoa tadi pagi, Mother God memberikan pesan padaku, tapi kupikir itu adalah kesalahan pemahamanku. Tapi setengah jam lalu, sudah dipastikan kalau patung God of Storm dan God of Love retak. Pendeta mereka juga kehilangan kekuatan."     

"Lord of Redemption yang melakukannya?" Lucien terkejut melihat betapa cepat Ell dan Francis bergerak.     

Angrist mengangguk dan menyeringai. "Benar."     

Melihat sikap Angrist, Lucien mendadak sadar kalau ada pengkhianat di antara enam tuhan palsu. Setidaknya Lucien tahu kalau Mother God of Earth sudah memutuskan setia pada Ell. Jatuhnya dua tuhan palsu adalah bukti yang menunjukkan kesetiaan Mother God pada Ell. Kalau tidak, Ell dan Francis tidak bisa mendapatkan kemajuan sepesat itu sekarang.     

"Semoga Mother God memberkati kita," kata Lucien.     

Angrist membentuk salib di depan dadanya. "Sekarang kita harus mengatakan 'Angle of Earth'."     

Cara Angrist membentuk salib membuat Lucien tergelitik.     

Angrist tidak akan menyembunyikan berita dari para pengikut. Di hari-hari keras seperti ini, mereka butuh berita baik untuk membangkitkan semangat.     

Lucien sudah menyangka kejadian itu. Dia lalu membungkuk lagi dan tersenyum.     

Setelah meninggalkan kawasan kumuh, Lucien mengubah penampilannya lagi di hutan di samping sungai. Dalam kegelapan, dia kembali ke kawasan kumuh yang sama lagi. Kali ini, targetnya adalah kelompok rahasia pengikut Ell sang Lord of Redemption, untuk mengonfirmasi apa yang baru saja dia dengar.     

Sebagai pemrakarsa sebelumnya, Lucien tahu beberapa liaison di Kota Husum. Lucien mendapatkan sebagian besar informasi awalnya dari mereka setelah kematiannya yang dipalsukan.     

Saat dia berada sangat dekat dengan kawasan kumuh, Lucien mendengar suara langkah kaki berjalan mondar-mandir di pojokan. Perhatiannya tertarik, lalu Lucien melihat melalui bayangan. Di sekitar pojokan dia melihat seorang pemuda yang mengenakan mantel linen panjang.     

Tidak, itu adalah perempuan. Mata Lucien sedikit memicing. Wanita yang sedang menyamar itu membuat Lucien tertarik.     

Lucien diam-diam mencari orang mencurigakan akhir-akhir ini, yang kemungkinan besar adalah penjaga malam, untuk mendapatkan informasi yang dia dapatkan. Tentu saja, perempuan itu adalah target yang akan mendapatkan perhatian spesial Lucien.     

Tanpa berhenti, Lucien terus berjalan. Dia tidak berhenti sampai berjalan di dalam kegelapan di sekitar pojokan, di mana tak ada seorang pun di sana. Lucien lalu menenangkan diri dan merapal True Seeing. Lucien mengubah sosoknya lagi dan berjalan keluar dari kawasan kumuh, berpura-pura sedang buru-buru.     

Saat dia kembali ke pojokan di mana si perempuan berdiri, Lucien pura-pura hanya melirik padanya. Tapi pupilnya tampak hitam pekat sekarang.     

True Seeing, mantra Astrologi tingkat lingkaran enam, bisa melihat menembus ilusi, invisibilitas, transformasi, kegelapan, tembus pandang, pantulan, pintu rahasia, dan beberapa mantra kuat dalam sekian dimensi spesial. Tentu saja, peringkat perempuan itu lebih rendah daripada Lucien, dan ternyata dia adalah salah satu kenalan Lucien.     

Perempuan itu adalah Sophia.     

Lucien langsung mengenali Sophia, wanita yang tampak polos dan cantik bagaikan peri. Dia adalah tuan putri Kekaisaran Holy Heilz. Begitu Lucien melihatnya, dia ingat kekuatan mengerikan yang dimiliki ayah Sophia, Rudolf II, dan itu membuat Lucien pusing. Tidak diragukan lagi kalau ayah Sophia, Rudolf II, telah menyentuh sebagian rahasia tujuh iblis kuno dan tuhan primitif.     

Saat Lucien mengenali Sophia, dia bermaksud menangkapnya untuk mendapatkan informasi tentang Kongres Sihir darinya. Tapi dia mendapat pelajaran terakhir kali di istana bawah tanah: Kemungkinan itu adalah Rudolf II yang memproyeksikan diri ke dalam anak perempuannya.     

Lucien menggeleng samar dan bermaksud pergi.     

Sophia yang tak tahu sedang beruntung, masih berdiri di pojokan, merasa ragu-ragu. Dia tidak ingin masuk ke dalam kawasan kumuh yang bau.     

Tak lama kemudian, Lucien bertemu dengan kenalan keduanya setelah meninggalkan kawasan kumuh. Ketika pria itu keluar dari hutan, Lucien langsung mengenalinya.     

Itu adalah Francis!     

Francis kemudian berjalan ke pojokan di mana Sophia berdiri.     

Lucien penasaran sejak kapan Francis dan Sophia mulai merencanakan sesuatu bersama. Rasa penasaran Lucien memperlambat langkahnya, dan Francis langsung melihat ke belakang. Lucien harus terus berjalan, pura-pura kalau dia hanya melintas di sana. Kali ini, pria lain yang mengenakan mantel linen panjang berjalan keluar dari kawasan kumuh, wajahnya tampak murung dan mudah marah.     

Francis terus menatap punggung Lucien sampai Lucien berjalan menjauh. Francis akhirnya melihat ke depan lagi dan mengangguk pada si pria dan Sophia.     

"Bagus kalian tepat waktu. Kita pergi ke tempat lain."     

...     

Setelah berjalan selama beberapa saat, Lucien mengubah dirinya menjadi lalat sungai kecil dan terbang kembali ke pojokan. Namun Francis, Sophia, dan si pria sudah pergi, sementara di sana tidak ada petunjuk yang tertinggal.     

Lucien menghela napas dan membatalkan rencana untuk mengunjungi pengikut Ell hari ini. Dia kemudian kembali ke tempat tinggalnya di kawasan penduduk.     

Setelah menutup jendela dan menyalakan lingkaran sihir penanda bahaya, Lucien menyingkirkan rasa penasarannya pada Francis dan Sophia, lalu fokus pada dirinya sendiri. Dia harus menemukan dari mana perasaan dingin yang membekukan itu berasal. Kalau tidak, dia pasti sangat kepikiran pagi dan malam!     

Lucien merapal mantra. Tubuhnya langsung diselimuti dengan lapisan sinar bulan perak, dan ototnya berubah kekar, membentuk lekukan yang indah. Aura di sekitarnya menjadi opresif dan tegang.     

Mantra tingkat lingkaran enam, Baler's Transformation!     

Mantra itu diciptakan oleh penyihir di Kerajaan Sihir kuno dari kegagalan-kegagalan saat mencoba mengombinasikan kekuatan darah. Baler's Transformation bisa mengubah seorang penyihir menjadi kesatria di level yang sama selama beberapa waktu, dan kekuatan kesatrianya tergantung pada tipe kekuatan perapalnya. Saat ini, tak peduli dalam kekuatan, kelincahan, kecepatan, atau kekuatan tekad dan tingkat dematerialisasi ke dalam sinar bulan, Lucien kini adalah kesatria cahaya sejati level enam.     

Setelah mengeluarkan pedang Pale Justice dari kantong sihir, Lucien mengambil napas dalam beberapa kali dan perlahan mengangkat pedangnya. Tapi kali ini, targetnya adalah dirinya sendiri.     

Pedang yang tampak biasa itu memiliki kekuatan mengerikan. Sebelum menuju dahi Lucien, jantung Lucien sudah berdetak sangat kencang. Ada kekuatan di dalam tubuhnya yang menyuruhnya berhenti saat itu juga.     

Kali ini, sensasi dingin keluar dari tangan kirinya dan menyegarkan pikiran Lucien. Kekuatan tekad Lucien yang sudah bangkit berhasil mengalahkan rasa takut tersebut. Dengan tekad kuat, Lucien mengarahkan pedang ke dahinya dan memotongnya inci demi inci.     

Rasa sakit yang amat sangat terasa di dahi Lucien, tapi dia tidak berhenti.     

Mendadak, Pale Justice menyala, bersinar dengan warna metalik. Kekuatan yang berasal dari pedang lebih dari sensasi hangat, disertai dengan tekad. Lucien mendengar teriakan pilu, dan sesuatu yang buruk mendadak keluar dari tubuh dan jiwanya.     

Lucien langsung berhenti mengiris. Dia bisa merasakan pedang dingin dan tajam di dahinya.     

Sementara itu, di belakang Lucien, wajah manusia yang pucat dan terdistorsi menguap ke udara sambil berteriak pilu.     

Seseorang meninggalkan itu di tubuh Lucien!     

Tak heran Ramiro bisa melacak Lucien sampai kemari!     

Tidak mungkin itu hanya kebetulan!     

Lucien sangat marah. Darah keluar dari dahinya, membuatnya tampak menyeramkan.     

Lucien penasaran kenapa orang yang melakukan itu tidak memodifikasi ingatannya. Mungkin orang itu takut melihat pikiran-pikiran absurd Lucien jika menggali ingatannya.     

Biar bagaimanapun, dia dipanggil sebagai 'Headcrusher', jadi apa yang dipikirkan Lucien kemungkinan besar bisa menghancurkan kepala orang kapan saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.