Singgasana Magis Arcana

Perubahan dalam Semalam



Perubahan dalam Semalam

2Karena penelitiannya dalam bidang ruang dan waktu masih kurang, dia belum punya teori lengkap. Arcanis dari Kongres Sihir semuanya percaya kalau tidak mungkin seseorang bisa memastikan kemana teleportasi membawanya, berkat gangguan yang disebabkan oleh Ramiro. Apalagi, Lucien sendiri adalah seorang dengan karakteristik Secretive. Karena sifat spesial itu beserta gangguan dunia tersebut terhadap sihir jarak jauh dan prediksi, Lord of Storm dan Element Designator belum menemukannya.      0

Lucien lantas menyimpulkan kalau roh yang mengawasinya sudah masuk ke dalam tubuh serta jiwanya sebelum dia memasuki Portal ke Dunia Lain.     

Pelaku di baliknya tidak akan bisa menemukan dan menyuruh roh itu merasukinya sebelum Fernando dan the Prophet menemukannya lebih dulu.     

Sebagai arcanis ahli dalam bidang Necromancy, Lucien tahu sejak roh itu 'dieksekusi' oleh pedang Pale Justice, maka gurunya, Fernando, pasti sudah merasakannya saat mereka bertemu. Kesimpulannya, roh itu pasti sudah merasukinya beberapa saat setelah Fernando masuk ke dalam Portal menuju Dunia Lain.      

"Kemungkinan besar skenarionya adalah orang di balik layar melakukan sesuatu pada tubuh Ramiro. Saat meledakkan diri, roh itu mengambil kesempatan untuk merasukiku. Ledakannya juga membantu menghapus segala jejak yang menunjukkan sesuatu merasukiku. Apalagi, aku dipaksa masuk ke dalam Portal Dunia Lain. Bahkan jika aku meletakkan kecurigaan pada Hathaway, tidak ada jejak yang ditemukan.     

"Dia tahu waktu persis saat Portal Dunia Lainnya sedang terbuka. Dia juga bisa menyuruh Ramiro melakukan pembunuhan tanpa tahu dia sudah dirasuki. Lalu akhirnya, metode pengawasan ini ternyata sangat cocok. Apa yang ingin diketahui Thanatos, Demigod-lich, atau Eye of Curse dariku?"     

Memalsukan ingatan atau petunjuk kuat bisa sama-sama membuat Ramiro melakukan sesuatu tanpa sadar kalau dia tidak membuat keputusan sendiri.     

Kepingan ingatannya melintas di benak Lucien. Dia mencoba memeriksa apakah dia melewatkan sesuatu.     

Mendadak, Lucien sadar. "Saat aku melewati reruntuhan kurcaci di bawah tanah, ada spectre tingkat senior dari Dunia Arwah yang menyerangku. Kuasumsikan itu karena rencana Rhine sudah ketahuan.     

"Saat Adol ditangkap Thanatos, dia tidak punya ingatan tentang Yang Mulia Maskelyne dan Tuan Rhine saat keduanya terperangkap di Dunia Arwah. Aku berasumsi kalau Adol tidak punya peringkat yang cukup tinggi untuk bisa tahu rahasia yang lebih dalam. Kalau dipikir lagi, aku yakin saat itu salah menilai situasi.     

"Dari ingatan terdalam milik spectre tingkat senior bisa dilihat kalau, sembari ia membenci Adol, itu juga hanya memberinya kutukan lalu disucikan oleh Saint Truth. Peringkatnya pasti lebih rendah daripada Adol. Mungkin saja asisten atau bawahannya. Bahkan jika ia tahu tentang rencana Tuan Rhine, maka Adol harusnya juga tahu.     

"Kalau Adol benar-benar tidak tahu apapun lalu kenapa spectre tingkat senior itu menyerangku? Untuk membalaskan dendam tuannya, Felipe?     

"Dua kejadian itu bertentangan. Penjelasan terbaik adalah pasti Adol tahu banyak. Ia tahu kalau Yang Mulia Maskelyne dan Tuan Rhine terjebak di Dunia Arwah. Ia juga tahu mereka punya hubungan denganku, lalu menjadikanku target. Tapi ia tak lagi tahu tentang hal-hal itu setelah dikirim ke Allyn. Seseorang pasti menghapus ingatannya.     

"Kalau dilihat lagi, Yang Mulia Eye of Curse sepertinya bukan dalang di balik ini. Sementara Thanatos, bahkan jika dia bukan orang yang melakukan, paling tidak dia yang membuat ini terjadi. Dia bisa menggunakan hubunganku dengan Alterna sang Bulan Perak atau dengan sosok misterius dari Dunia Arwah untuk menemukannya sebelum kami.     

"Tak heran Ramiro mencari di Erdo. Tak heran dia bisa menemukan Anheuse pertama kali. Tak heran dia mencoba membunuhku lagi kali ini. Ini semua terlalu aneh jika disebut kebetulan."     

Lucien menarik napas panjang agar tetap tenang. Pemikiran bahwa seseorang di tingkat legendaris sedang mengawasinya membuat Lucien merasa gelisah.     

Memang tidak bisa disangkal kalau arcanis agung lainnya juga mencurigakan. Jika roh itu merasukinya sebelum Fernando melewati Portal ke Dunia Lain dan Fernando tidak 'berhasil' mendeteksinya, maka deduksi Lucien akan runtuh. Hathaway yang menjaga portal juga punya cukup waktu serta kemampuan untuk menghadapi hal-hal macam itu. Tapi jika dibandingkan, keduanya sangat tidak mungkin menjadi pelaku.     

Melihat sifat Hathaway, kemampuan Necromancy yang biasa-biasa saja dan masa depan cerahnya yang dibawa oleh 'Alkimia Baru', Lucien memutuskan percaya padanya. Sementara untuk gurunya, Fernando, berdasar lamanya mereka saling mengenal, dan sifatnya yang terus tak berubah selama beberapa abad membuat Lucien memilih untuk memercayainya juga.     

"Alterna sang Bulan Perak muncul, tapi Thanatos maupun Demigod-lich tidak beraksi. Mungkinkah ini artinya target utama mereka adalah sosok misterius dari Dunia Arwah?     

"Tidak, saat aku pertama kali melewati domain Lord of Underworld, Alterna sudah tahu keberadaanku, tapi tidak keluar menemuiku. Sebagai gantinya, dia mempercayakan keselamatannya padaku, lalu tidur dalam tubuhku sampai sekarang. Kemungkinan bukan karena dia khawatir aku menjadi penghalang saat dia ingin membunuh Lord of Underworld.     

"Sekarang saat kupikirkan lagi, dia bisa saja sadar kalau ada seseorang yang memata-mataiku. Runtuhnya domain dunia kematian membuat pengawasan itu tidak bekerja untuk sementara. Lalu Alterna menggunakan kekuatannya untuk menekan roh tersebut sebelum menemuiku dalam wujud aslinya. Jika tidak, dia pasti sudah bersembunyi bersama 'dendeng daging', dan aku tak bisa bertemu dengannya."     

Lucien merasa merinding begitu pemikiran itu melintas di kepalanya. Bukan karena rohnya masih hidup, tapi karena rasa takut. Dia secara sembrono membunuh roh yang merasukinya. Arcanis legendaris yang mengirimkan roh pasti sudah sadar.     

Sambil berharap arcanis legendaris yang bersembunyi di tempat jauh merasa ketakutan membuat Alterna dan Dunia Arwah mengetahui keberadaannya, Lucien lalu melompat keluar dari jendela.     

Dia kini berada di dalam hutan yang suram. Namun dengan perubahannya menjadi kesatria cahaya, dia berhasil melintasi hutan dalam sekejap. Lucien lantas melompat ke dalam sungai dan berubah menjadi ikan, lalu berenang mengikuti arus selama beberapa saat.     

Tak lama, Lucien kembali ke darat dan menggunakan sihir untuk menghapus jejaknya. Barulah dia kembali ke sungai dan menuju tempat di mana kuil suci berada. Jika arcanis legendaris berhasil melacak pergerakannya, maka Lucien akan membawanya pada si Mata Satu. Ini adalah percobaan putus asa untuk bertahan hidup.     

Setelah mencapai area kuil suci, Lucien sengaja melambatkan kecepatan. Dia konsentrasi untuk merasakan sekitar, fokus pada perubahan apapun pada tangan kirinya. Jika dia bisa lolos dari arcanis legendaris, maka dia tidak perlu memprovokasi Lord of War, Antanas. Lucien percaya diri kalau kemampuan spesial sebagai seorang Secretive, dibarengi dengan bulan perak yang menyelimuti dirinya, pasti bisa melarikan diri dari konspirasi ini.     

Dia terus berenang seperti itu selama beberapa saat. Mendadak, Lucien merasakan guncangan keras di dalam air, seolah ada gempa bumi di dekat sana.     

Lucien lalu menyembulkan kepalanya di antara alang-alang air, lantas menemukan pegunungan di perbatasan kota yang diselimuti oleh petir. Hawa kematian menutupi bulan. Mendadak, puncak gunung yang tinggi itu runtuh.     

"Pasti ada pertarungan antara tingkat senior.     

"Mungkinkah Ell dan yang lain mencoba membunuh God of Thunder and Lightning?"     

Segera setelahnya, Lucien mendengar teriakan amarah. Sebuah panah hitam melesat dari Temple of War.     

Karena jarak antara Lucien dan target panah itu terlalu jauh, Lucien tidak bisa merasakan apakah 'Panah Antanas' itu berhasil mengenai targetnya. Namun hawa kematian terasa ternoda.     

Lalu, gumpalan asap membumbung dari Temple of War. Dibarengi dengan hawa penaklukan dan suara terompet, Antanas melesat menuju perbatasan kota. Dalam beberapa detik, dia lenyap ke dalam hawa kematian.     

Disaat bersamaan, dari Kuil Suci Dawn and Dusk, bintang terang melayang dan mengejar Lord of War.     

Namun saat bintang tersebut mencoba melintasi Sungai Solna, kabut asap hitam yang mengerikan mendadak menyelimutinya.     

Bintang terang itu berkilat sekali lagi sebelum jatuh dari langit, lalu menabrak pinggiran sungai. Bintang tersebut lantas menampakkan sosok wanita dewasa yang seksi.     

Asin bertanya ketakutan, "Francis?"     

Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, sebuah bulan perak yang cerah melayang muncul dari hutan dan masuk ke dalam tubuhnya.     

Nyaris. Asin berhasil menghindari efek besarnya. Dia lalu melompat ke udara, dan wajahnya tampak lebih pucat. Scimitar di tangannya patah.     

"Ell?"     

Setelah mengucapkan nama Ell dengan terkejut, cahaya bintang yang tak terhingga muncul di sekitar Ell yang sosoknya nyaris tidak nyata. Cahaya bintang lalu menggeliat dan membentuk sangkar, mencoba menjebak Ell di dalamnya.     

Hawa kematian yang pekat menguar dari Ell, melenyapkan sangkar bintang. Dia berujar pelan, "Francis, bantu aku mengikatnya. Aku akan menggunakan Command untuk mengambil ketuhanannya. Inkarnasiku, God of Thunder and Lightning, Angle of the Earth, dan God of Wisdom tak bisa menahan Antanas dalam waktu lama. Setelah aku menyerap ketuhanannya, aku bisa bertarung seimbang dengan Antanas."     

Lucien yang masih bersembunyi di dalam air sangat setuju dengan pertarungan yang akan dilakukan, karena nantinya membantu menutupi jejaknya. Dia kemudian menunggu kesempatan untuk kabur. Lucien berpikir dalam hati, 'Jadi Tuhan Palsu sudah memihak pada Ell. Mungkinkah Sophia yang merencanakan semua ini?'     

Begitu Ell menyelesaikan kalimatnya, suara yang dalam dan nyaring bertanya, "Sungguh?"     

"Antanas?" Ell terkejut melihat pria bermata satu yang menjulang melangkah keluar dari Temple of War. Dia membawa palu gada yang mengerikan, lalu menatap rendah Ell dengan sorot sekokoh gunung. Di belakangnya ada pria muda berotot, Sun God Bero.     

Ternyata, itu adalah sosok asli Antanas. Dia hanya mengirimkan inkarnasinya. Apalagi, dia tidak mengambil kesempatan untuk menyergap Ell.     

Antanas tersenyum licik. "Jangan pura-pura kaget. Aku tahu Bero berbohong padaku. Targetmu bukan Asin, tapi aku. Serang aku bersama-sama, biar kulihat apa yang membuatmu percaya diri!"     

"Apa?" Bero mundur beberapa langkah karena syok. Tamengnya terangkat tanpa sadar.     

Dia memang bersekongkol dengan Ell. Sambil pura-pura menjadi mata-mata ganda, dia membocorkan 'rencana' pada Lord of War, dan mengatakan kalau Ell dan antek-anteknya berencana melawan God of Love and Beauty, Asin. Bero berkata pada Antanas untuk menggunakan metode spesial demi menggabungkan inkarnasi dan sosok aslinya, lalu bersembunyi di dalam Temple of War sambil menunggu kesempatan untuk memberikan serangan fatal pada Ell.     

Rencana aslinya adalah mengincar Antanas. Selama Bero bisa mengambil kesempatan saat Antanas menyerang Ell dan menurunkan kewaspadaan, Bero bisa mendaratkan serangan fatal. Kemudian, mereka akan berkomplot melawan Antanas. Namun Antanas sepertinya tahu rencana asli mereka.     

Siapa yang mengkhianati mereka? Kenapa Antanas sangat tenang?     

Francis kembali tenang. "Rencananya hanya untuk membuat segalanya lebih mudah. Karena kau sudah tahu rencana kami, kami akan menghadapimu dalam pertarungan yang adil."     

Di dalam kegelapan, tiga siluet muncul. Mereka adalah pria murung, sesepuh dengan mantel putih, lalu wanita cantik yang mengenakan armor ungu, dilengkapi dengan pedang dan tameng.     

"Natasha?!" Lucien nyaris berteriak karena terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.