Singgasana Magis Arcana

Ruang dan Waktu



Ruang dan Waktu

0Suhu di gunung saat malam cukup dingin. Panasnya musim panas perlahan lenyap. Saat angin sepoi masuk ke dalam goa, baik Lucien dan Natasha merasakan kesegaran.     
0

Natasha melihat Lucien membeberkan gulungan perkamen dengan sangat penasaran. Lucien mengaktifkan lingkaran sihir, menyalakan lampu kristal, dan mengambil pena bulu.     

Itu bukan pertama kalinya Natasha melihat seorang arcanis menulis naskah penelitian. Tapi dia tak pernah tahu kalau seorang arcanis bisa fokus menulis naskah penelitian di dalam goa dan dalam situasi berbahaya semacam ini. Lucien selalu mengejutkannya.     

Sambil menahan napas, Natasha melihat Lucien menulis judul naskahnya dan mulai menulis pendahuluan.     

'Naskah ini dibuat berdasarkan prinsip relativitas dan prinsip kecepatan cahaya konstan. Sehingga, prekondisinya adalah:'     

Lolongan serigala terdengar dari kejauhan.     

Lalu disusul dengan lolongan yang lebih keras. Lolongan-lolongan itu terdengar mengintimidasi saat suaranya menyatu.     

Natasha agak kaget. Kemudian dia berujar pada dirinya sendiri sambil bercanda, "Saat malam tiba, hewan liar dan buas memulai hari mereka."     

Dia adalah penggemar berat dari Suara Arcana. Lucien merekamnya dan mengirim pada Natasha. Natasha mempelajari kolokasi dan ekspresi dari program radio tersebut.     

Natasha lalu mencoba mengikuti deduksi Lucien. Dia ingin lihat dia bisa memahami sejauh apa.     

Setelah bagian pertama yang membuat Lucien agak kesulitan, pada akhirnya kecepatan menulis Lucien bertambah semakin cepat. Kalimat, rumus, dan ekuasi keluar dari penanya bagaikan aliran sungai. Natasha merasa agak pusing saat mengejar kalimat yang ditulis Lucien, jadi dia melihat ke atas. Dia pun melihat fitur wajah Lucien yang disinari cahaya. Ekspresi serius dan tekun di wajahnya membuat Lucien tampak sangat menarik.     

Tangan kiri natasha memegang siku tangan kanannya, sementara tangan kanannya mengusap dagu seraya memerhatikan Lucien dengan serius. Kadang-kadang, dia berujar sendiri dengan suara pelan.     

"Sayang sekali..."     

...     

Di sebuah oasis di gurun pasir timur, ada sebuah bangunan dengan konstruksi rumit yang sedang mengambang di udara bagaikan istana.     

Di antara bangunan-bangunan itu, salah satu yang paling banyak mengambil lahan adalah Gereja dengan salib besar di bagian tengah. Di bagian belakangnya ada ruang belajar yang didekorasi dengan sangat sederhana.     

Di dalam ruang belajar, Paus Benedict II sedang membaca informasi yang dikirim dari semua area yang dijelajahi. Sambil mengenakan soft hat, pria tua itu terkadang akan menyesap teh hitamnya.      

Mendadak, tangan kanan Benedict II gemetar. Cangkir putih jatuh dari tangannya. Tapi sebelum cangkir itu mengenai lantai, cangkir tersebut kembali ke tangan Benedict II.     

Sambil sedikit mengernyit, Benedict II meletakkan cangkir teh dan berjalan menuju jendela. Seraya menatap langit malam, napasnya sedikit berat.     

Dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Tapi dia tahu itu adalah sesuatu yang besar.     

Dia menarik napas dalam, lalu mengeluarkan tongkat. Dia berdoa dengan suara pelan, mencari petunjuk dari Tuhan.     

Namun dia tidak menemukan apapun. Benedict II menebak kalau sebuah pertarungan antara Alterna dan sosok misterius dari Dunia Arwah sedang terjadi.     

....     

Di bagian timur dari lautan berbadai, di sepanjang pantai ada banyak menara sihir.     

Di dalam salah satu menara sihir itu, Douglas, Lord of Storm, dan Hathaway sedang mendiskusikan langkah mereka selanjutnya. Lord of Storm baru kembali dari pencariannya yang tak memberikan hasil. Sementara itu, Oliver dan Lord of the Undead sedang mencari di rawa-rawa di timur, mengejar tuhan palsu level legendaris. Tuhan palsu itu sendiri adalah naga hitam, yang entah bagaimana disembah oleh beberapa manusia serta naga lainnya, sehingga ia mencapai level legendaris karena kekuatan iman para penganutnya. Dengan mengaku sebagai Dark Dragon Lord, ia adalah satu-satunya sosok level legendaris di dunia ini yang mereka tahu.     

Hellen sang Witch of Iceland, dan Hathaway baru saja menyelesaikan giliran jaga. Hathaway harus kembali ke Allyn untuk melindungi markas pusat.     

"Jangan terlalu khawatir, Fernando. Tidak ada berita adalah berita baik," kata Douglas pada Lord of Storm.     

Lord of Storm menyangkal, menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya, "Kenapa aku khawatir? Dia selalu menyembunyikan banyak rahasia dan hasil penelitian. Dia sendiri adalah masalah besar!"     

"Kalau tidak ada cerita yang lebih besar lagi di baliknya, Lucien harusnya selamat," kata Hathaway.     

Di mata Hathaway, kecerdasan Lucien dan apa yang dimilikinya harusnya bisa membuat dirinya masih berada dalam keadaan utuh.     

"Tapi jika ada satu..." kata Fernando muram. Mata merahnya terbuka lebar.     

Di luar menara sihir, awan-awan hitam mulai berkumpul karena kemarahan Fernando.     

Mereka adalah arcanis agung. Arcanis agung tidak memercayai kebetulan. Menghadapi hal-hal yang sudah terjadi, mereka sudah punya perkiraan kasar akan apa yang sedang terjadi.     

Douglas melihat ke luar jendela. Di sisi lain menara sihir, matahari terbit perlahan. Sinar mentari pagi membuat lautan berwarna merah.     

Pemandangan itu harusnya tampak menakjubkan. Namun di mata Douglas, lautan tersebut terlihat seperti lautan darah yang mengerikan.     

"Apa yang terjadi?" tanya salah satu arcanis agung di sana.     

"Kabar baik, tapi juga tidak baik..." jawab Douglas.     

Douglas adalah seorang ahli dalam Astrologi dan Medan Gaya. Sehingga ramalannya bisa menyaingi ramalan milik the Prophet.     

Baik Fernando dan Hathaway melihat keluar jendela. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, tapi ada perasaan berkecamuk di dada mereka.     

...     

Natasha tidak bosan sama sekali saat melihat Lucien menulis naskah. Setelah beberapa saat, dia melihat sekitar sambil sedikit mengernyit. Entah mengapa dia merasa ruang dan waktu sedang berubah.     

Naskahnya semakin panjang. Usaha keras Lucien dalam tiga tahun belakangan kini membawa dunia kognitifnya satu langkah lebih maju, sebuah langkah penting!     

Dunia kognitif Lucien mulai muncul di sekitarnya. Di dalam dunia kognitifnya, ada bintang-bintang yang mengorbit dengan cepat, sinar cahaya yang terlontar, elemen yang menguar dan melepaskan gelombang partikel, dan semuanya mengalami serangkaian perubahan penuh. Kelihatannya aliran waktu di dalam dunia kognitifnya mulai berinteraksi dengan dimensi, energi, dan macam-macam materi. Mereka saling berpadu satu sama lain!     

Badai sunyi terbentuk di dalam dunia kognitif Lucien, dan kekuatan badai tersebut dahsyat. Struktur ruang dan waktu di dunia kognitif Lucien benar-benar terdeviasi dari kerangka dan deskripsi yang dipasang oleh Douglas dan Brook. Dunia kognitifnya semakin mendekati kebenaran dunia dan sekarang semakin sempurna.     

Saat deduksinya nyaris selesai, dunia kognitif Lucien akhirnya terbentuk sempurna!     

Lucien tidak berhenti di sana. Dia lalu beralih untuk memproduksi formula energi.     

Prosesnya tidak memakan waktu lama. Lucien lalu menarik napas dalam dan menulis.     

'E=mc^2'     

Begitu rumus sederhana namun mendalam itu tertulis di atas perkamen, titik cahaya elemen di dunia kognitif Lucien terbelah dan saling menyatu. Prosedurnya mengeluarkan kekuatan dahsyat dan mendorong pantulan lain di dunia kognitifnya untuk membuat garis tepi.     

Saat melihat sekilas, Natasha bisa merasakan kekuatan penghancur yang dahsyat dan memberikan dampak besar yang dimiliki oleh rumus tersebut. Tapi saat dia mencoba melihat lebih dekat, perasaan itu lenyap.     

Dhuaar! Awan berbentuk jamur membumbung dari penyatuan elemen, di mana di dalamnya ada struktur yang sangat rumit namun masih belum sempurna.     

Entah mengapa, Natasha melihat pintu masuk goa. Pada langit yang hanya bisa dia lihat sebagian, sebuah ilusi matahari cerah mendadak muncul. Sementara itu, semua lolongan hewan sudah kembali sunyi.     

Dhuaar! Paus juga melihat matahari di langit. Kekuatan intimidasi dan cahayanya mengalahkan semua cahaya bintang di langit.     

Dhuaar! Para arcanis agung melihat matahari baru yang terbit di samping matahari pagi yang masih berwarna oranya!     

Tapi setelah satu kedipan Natasha, matahari itu hilang. Di luar masih sangat gelap, seolah tidak terjadi apapun.     

Lolongan hewan kembali terdengar, tapi mereka melolong ketakutan.     

Benedict II sedikit memejamkan matanya. Saat dia membuka mata lagi, bintang-bintang sudah kembali ke langit malam.     

Mata Benedict II menatap ke langit di kejauhan. Dia tetap diam cukup lama. Bahkan meski dia tak benar-benar memahami apa yang baru saja terjadi, dia merasa jantungnya berdetak kencang.     

Di dalam menara sihir di samping laut, Douglas bertanya setengah penasaran dan setenga khawatir, "Apakah ada seseorang yang baru saja memecahkan rahasia matahari? Tapi kenapa kita juga bisa melihatnya? Pembentukan dunia kognitif seseorang memang bisa berefek pada dunia nyata, tapi yang barusan terlalu hebat..."     

Pembentukan dunia kognitif seseorang yang berefek pada dunia nyata adalah pertanda mencapai tingkat legendaris.     

Hathaway menggeleng. "Mungkin. Dunia ini berbeda. Kekuatan spiritual dibatasi di sini."     

Douglas mengangguk setuju. Kemudian dia melihat Fernando yang tetap diam. "Ada apa, Fernando?"     

Lord of Storm mengusap alisnya. "Kurasa itu Lucien. Aku harus menemukannya secepat mungkin. Sekarang dia mungkin sedang dalam proses menghancurkan dunia."     

Hathaway mengangguk.     

"Mungkin. Tapi kita tidak tahu di mana dia."     

"Setidaknya kita tahu dia masih hidup," kata Douglas.     

...     

Natasha melihat Lucien meletakkan pena bulunya. Dia bertanya lembut, "Apa sudah terbentuk?"     

"Yep, harusnya aku sudah bisa memakai cincinnya sekarang," balas Lucien, yang masih merasakan perubahan dalam dunia kognitifnya.     

Natasha menghela napas lega dan bertanya penasaran, "Rumus apa itu?"     

"Pada dasarnya, mereka membuktikan kalau waktu bisa melambat saat kau bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Sementara itu, dimensi berkontraksi, lalu massa meningkat. Jadi saat seseorang bergerak dengan sangat sangat cepat, waktu bergerak melambat, dan panjang objek bisa memendek..." Lucien mencoba menjelaskan sesederhana mungkin, "lalu energi bisa dikonversi menjadi massa, dan massa menjadi energi."     

Natasha tahu beberapa dasar tentang itu, tapi dia kini terlihat semakin bingung dan terkejut. "Apa mereka berkaitan? Tapi ... tapi bukankah ruang dan waktu itu berdiri sendiri? Secara teknis, ruang dan waktu harusnya bisa ... kau tahu, diukur..."     

Sebelum Lucien mencoba menjelaskan lebih jauh, dia buru-buru menambahkan, "Tolong jelaskan dengan lebih sederhana."     

Lucien berpikir sejenak, lalu berujar dengan sangat serius, "Singkatnya, massa adalah energi, energi adalah massa; waktu adalah ruang, dan ruang adalah waktu!"     

Lolongan hewan di kejauhan jadi semakin pilu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.