Singgasana Magis Arcana

Apa yang Kauinginkan adalah Apa yang Kaulihat



Apa yang Kauinginkan adalah Apa yang Kaulihat

2Saat mereka mendekati Lembah Kematian, Lucien maupun Natasha merasa sulit percaya dengan apa yang mereka lihat. Lembah di kegelapan tidak memiliki kesuraman dan kengerian yang terkenal dalam cerita-cerita. Lembah itu ditutupi oleh kabut, sementara tangisan hantu yang memilukan tidak ada. Ketenangan yang tak bisa dideskripsikan mulai menyebar, membuat orang asing enggan mengganggu tidur nyenyaknya. Selain itu, saat melihat ke cakrawala, mereka bisa samar melihat keindahan dari lembah.     2

"Inikah Lembah Kematian?" Natasha berbalik melihat hutan menyeramkan yang dingin untuk memastikan mereka tidak berada di tempat yang salah.      

Auman mengancam masih menggema di hutan sampai sekarang, memberikan mereka sugesti kalau budak mayat hidup Demigod-lich masih mencari Lucien dan Natasha.     

Lucien menggeleng. "Ini benar Lembah Kematian. Kelihatannya memang ada yang aneh dengan Ell. Aku akan mengendap-endap untuk mengintai dengan mantra The Eyes dulu. Kita tidak boleh masuk sembarangan."     

Lucien lalu melepaskan Congus Ring dan merapal banyak mantra perlindungan serta mantra pengingat pada Natasha serta dirinya sendiri. Dia lantas mengeluarkan bola kristal dan membukanya, membuat bola kristal tersebut memuntahkan bola daging berwarna gelap seukuran ibu jari, yang mana punya banyak keriput di permukaannya.     

Bola daging tersebut mendadak terbuka, menampakkan mata pucat yang dipenuhi dengan garis-garis hitam. Kemudian, bola dagingnya membelah diri menjadi 9 dan membaur dalam kegelapan sembari terbang menuju Lembah Kematian.     

Sementara itu Lucien mengikuti mereka bersama Natasha sambil bersembunyi di celah tebing yang tak jauh dari Lembah Kematian. Kekuatan spiritual di sana sangat ditekan. Bahkan sihir pengintai seperti The Eyes pun sangat memendek radiusnya.     

Kegelapan aneh di dalam bola kristal menghilang, lalu digantikan dengan pemandangan yang dilihat The Eyes. Mereka menyelinap masuk ke dalam Lembah Kematian dari sudut yang berbeda.     

"Bukankah itu..." Sambil menunjuk pada bagian tertentu di dalam bola kristal, di mana makhluk mirip ghoul setinggi lebih dari dua meter memasuki Lembah Kematian secara hati-hati tanpa sadar akan The Eye di belakangnya, Natasha bertanya, "... budak spectre Congus?"     

"Harusnya. Mempertimbangkan dari waktu, mereka pasti sudah selesai mencari di hutan. Congus masih berada di dunia material utama dan tidak bisa memerintahkan mereka dari jauh. Yah, itu adalah Soul Catcher." Lucien agak mengernyit.     

Natasha tidak tahu banyak monster seperti Lucien. dia bertanya penasaran, "Soul Catcher? Namanya agak mengintimidasi."     

"Ya, itu adalah spectre yang aneh dan kuat. Jangan tertipu dengan bentuknya yang seperti ghoul. Lihat apa yang ada di bawah perutnya yang membusuk." Lucien menjelaskan dengan senang hati, mengingatkan Natasha agar tidak meremehkan makhluk semacam itu di masa depan nanti.     

Agar bisa melihat lebih jelas, Natasha bersandar pada Lucien tanpa ada keengganan. Parfumnya bisa tercium dengan jelas, membuat Lucien sedikit merona.     

"Ada wajah-wajah kecil dan buram di rusuknya. Mereka terlihat kesakitan." Seiring The Eye berpindah posisi, Natasha akhirnya bisa melihat bagian depan dari Soul Catcher.     

Lucien menunjuk perut Soul Catcher. "Itu adalah jiwa-jiwa dari makhluk yang ia bunuh. Karena ada tiga tahanan, berarti ia adalah Soul Catcher yang sudah bermutasi, setingkat dengan tingkat senior. Jiwa-jiwa itu bisa memberikan cukup energi untuk menggunakan kemampuan yang serupa dengan sihir. Ia bisa dianggap sebagai perapal dalam peringkat sama yang pandai dalam Necromancy dan Ilusi. Saat ia diserang oleh sihir, efek sihir dan kerusakan yang ditimbulkan akan disalurkan pada ketiga jiwa itu. Sampai ketiga jiwa itu hancur, Soul Catcher tidak akan terkena dampaknya, dan sihir musuh bisa dianggap tak berguna.     

"Tentu saja, sihir dalam kategori serangan fisik bekerja lebih baik pada mereka. Bagi kesatria, hal paling penting agar tidak salah mengira mereka dengan ghoul. Kalau tidak, pasti akan terluka karena kemampuan seperti sihir mereka."     

Lesung pipit muncul di wajah Natasha. "Mereka memang aneh. Biarkan The Eye mengikutinya dan lihat apa perubahan yang dia berikan pada Lembah Kematian."     

Lucien akan melakukan hal yang sama bahkan jika Natasha tidak menyuruhnya. Dia sudah menyuruh salah satu dari The Eyes untuk mengikuti Soul Catcher diam-diam.     

Di dalam Lembah Kematian, pepohonan yang rindang menghalangi cahaya bintang, membuat tempat itu gelap dan hening.     

Seiring Soul Catcher dan The Eye yang semakin masuk ke dalam, kegelapannya semakin pekat, dan semakin sedikit hal yang terlihat di dalam bola kristal. Akhirnya, semua 9 pemandangan berubah gelap, seolah mereka tertangkap dalam ketiadaan yang diciptakan oleh kekuatan dahsyat.     

Lucien mencoba memberikan kekuatan pada The Eyes, namun perintahnya tidak mendapat respon. Sembilan mata itu tampaknya benar-benar meleleh dalam kegelapan.     

Mendadak, sebuah cahaya lembut muncul pada bola kristal, menyinari Soul Catcher. Ia sedang bertarung dengan malaikat yang memiliki sepasang sayap di punggungnya. Di depan mereka adalah dunia cahaya yang terlihat seperti fajar.     

Sampai akhirnya Lucien sadar kalau enam matanya hilang. Selain salah satu yang mengikuti Soul Catcher, hanya dua yang berhasil melewati kegelapan.     

"Malaikat? Tempat apa ini sebenarnya?" tanya Natasha lewat sambungan telepati.     

Lucien buru-buru mengendalikan dua mata lainnya untuk mengubah arah mereka, menghalangi pertarungan, dan bergerak semakin ke dalam.     

Soul Catcher cukup kuat, dan ia tak butuh waktu lama untuk membunuh 'malaikat'. Ia memaksa untuk masuk, hanya untuk dikepung oleh semakin banyak malaikat. Bahkan ada banyak Virtues dan Cherubim yang memiliki empat sayap. Namun, kedatangan mereka membuat Mata Lucien lebih mudah menyelinap masuk.     

Pemandangan dari The Eye jadi jelas. Bibir merah Natasha terbuka dan gemetar tak terkendali.     

Di sana ada pantai yang terkena gelombang air yang lembut. Di pantai, jiwa-jiwa murni sedang memainkan nyanyian yang merdu dengan harpa dan instrumen lainnya, sembari menyanyikan doa dengan khusyuk:     

"Puja Tuhan Yang Mulia, puja Penyelamat yang Maha Tahu dan Maha Kuasa..."     

Seluruh pantai dikelilingi oleh kilauan suci, seolah berada di tengah cahaya. Jauh dari pantai ada sebuah kota dengan 12 gerbang, yang mana memiliki panjang, tinggi, dan lebar yang sama. Gerbang tersebut juga didekorasi dengan batu agate, giok, dan permata lainnya. Di atas kota kelihatannya ada enam domain suci yang serupa, dan pemandangan meriah yang sama bisa ditemukan pada empat di antaranya.     

Dua lantai di atas tak bisa tertangkap pandangan The Eye. Namun, baik Lucien dan Natasha bisa mengira apa yang ada di sana.     

"Penistaan! Ini adalah penistaan terbesar! Siapa yang meniru Mountain Paradise?!" Natasha tak pernah terlalu terobsesi dengan isi dan pengetahuan teologi pada gereja klasik. Itulah mengapa dia bisa dipengaruhi oleh Lucien dan hidup damai bersamanya. Namun, tiruan itu menstimulasi ketakwaannya dan membuat Natasha merasa bangunan itu penuh dengan kejahatan.     

"Kau adalah satu dan segalanya. Kau adalah penguasa saat ini dan selamanya..."     

Nyanyian dan doa terdengar dari bola kristal. Lucien agak mengernyit. Bahkan doa dan ritual dalam Cannon Saint Truth juga dijiplak? Apa yang Francis inginkan? Apakah dia benar-benar ingin Ell menjadi 'duplikat God of Truth'?     

Harus dia katakan kalau itu kreatif ... Lucien diam-diam memuji. Tapi saat dia berbalik, dia melihat Natasha sangat murka sampai tangannya gemetar. Namun karena Lucien masih ada dalam bahaya, dan musuh terpenting sekarang adalah Demigod-lich, dia tidak menuruti keinginan hatinya dan malah menahan amarah.     

Lucien kurang lebih terharu. Dia mau tak mau mengulurkan tangan kirinya dan menggenggam tangan kiri Natasha yang tidak memegang pedang, lalu meremasnya pelan untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan.     

Natasha tanpa sadar menarik tangan kirinya, tapi dia langsung paham apa yang Lucien maksud. Matanya berubah lembut, dan dia mengangguk samar, menunjukkan dia baik-baik saja. Saat tangannya berhenti gemetar, Natasha sedikit mengurangi kekuatannya dan melepaskan tangan kirinya.     

Selain dari tarian dan pemandangan di sana, itu adalah pertama kalinya Natasha dan Lucien bergandengan tangan. Keduanya terdiam, memikirkan apa yang ada dalam kepala masing-masing.     

Saat itu, seorang pria yang mengenakan jubah putih dengan enam pasang sayap ilusi di punggung, muncul di atas kerumunan malaikat. Dia menebas dengan pedangnya, lalu berubah menjadi hydra hitam yang menahan Soul Catcher. Kelihatannya spectre tingkat senior itu akan terbunuh tak lama lagi.     

"Francis yang melakukannya?" Natasha tahu kalau Francis dulunya adalah pengikut Ell, tapi dia tidak menyangka Francis akan menjadi tiruan Seraph.     

Lucien buru-buru membuktikan ketidaktahuannya. "Untuk mendapatkan pengetahuan, aku dulu pernah berubah dan membaur ke dalam gereja Ell. Aku bertemu dengan Francis di sana. Dia mahir dalam teologi dan memancing Ell menjadi God of Truth. Mountain Paradise ini pasti dibuat berdasarkan instruksinya."     

Sementara untuk partisipasi dalam penipuan saat Lucien berharap bisa mengetahui perkembangan God of Truth dari dekat, tidak boleh diketahui oleh Natasha!     

"Itu dia! Bukankah dia adalah penjaga malam? Bagaimana mungkin dia melakukan penistaan seperti ini?" Natasha mencoba menahan keterkejutannya.     

Lucien juga sama kagetnya. "Dia penjaga malam?"     

Sebelum ini, Saat Lucien diburu, dia terlalu cemas untuk bertanya pada Natasha kenapa dia mau bekerja sama dengan Francis. Pria itu adalah penjaga malam dari Gereja Selatan? Dia bahkan lebih menistakan agama daripada Lucien, sang Fallen Angel yang berada dalam peringkat 19 di Daftar Pembersihan!     

Natasha mengangguk serius. "Awalnya aku tidak tahu dia adalah penjaga malam. Daniel sang Fire of Purification, dan Masada sang kardinal, juga tidak tahu. Tapi saat Francis bicara pada mereka diam-diam, kelihatannya dia menawarkan sesuatu yang membuat keduanya percaya. Lalu mereka memberitahuku kalau Francis adalah 'Thinker' yang berada dalam peringkat 12 di antara para penjaga malam. Itu adalah penjaga malam misterius yang hanya punya nama sandi.     

"Katanya dia diberangkatkan ke Gereja Utara sebagai mata-mata, karena itu namanya muncul di Daftar Pembersihan. Dia adalah pria lain misterius yang datanya tetap dirahasiakan."     

"Apa dia sungguhan berkhianat ke Gereja Utara? Tidak. Gereja Utara juga tidak akan memberikan toleransi pada penistaan semacam itu juga. Apa dia punya identitas lain?" Lucien mencium adanya mata-mata ganda.     

Natasha menggeleng. "Pokoknya, apapun tujuannya, penistaan semacam itu harus dihukum. Setelah kita keluar dari bahaya, atau jika kau memutuskan untuk menyerang Ell, aku akan mengeksekusinya dengan tanganku sendiri."     

Hanya saja ... Lucien diam-diam mengusap keringat dinginnya, sampai dia menyadari Natasha menatapnya sambil memasang senyum palsu. "Kau dulu pernah bergabung dengan gereja Ell. Kau pasti berkontribusi pada penistaan agama, 'kan?"     

Lucien baru akan mengelak, saat Natasha mendadak berujar serius, "Jangan bohong padaku."     

Setelah berpikir sejenak, Lucien mengakui peran yang dia mainkan, 'usaha' yang dia buat, dan tujuannya untuk mempelajari misteri para tuhan. "... Aku tidak memiliki niat buruk. Semuanya hanya untuk mempelajari kebenaran dunia ini."     

"Aku tahu kau mencoba memengaruhiku." Natasha mendadak menghela napas. "Mungkin karena sikapku terhadap Tuhan terpengaruh oleh ibu dan nenek Hathaway, aku tidak terlalu terpaku pada Cannon dan Doktrin. Tuhan seperti landasan kekesatriaan. Makanya, aku bisa menerima penelitian arcanamu. Mungkin, Tuhan akan sepenuhnya berubah menjadi simbol spiritual untukku di depan hasil penelitianmu dan fakta tak terbantahkan. Tapi tidak sekarang. Aku punya batasanku sendiri. Kuharap kau bisa menghormatiku. Kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan diam-diam, tapi jangan sampai aku melihatnya."     

Lucien berjanji dengan sangat serius. "Baiklah."     

Setelah komunikasi itu, keduanya tampak sudah menjatuhkan beberapa beban. Mereka kembali mengamati 'Mountain Paradise' di Lembah Kematian.     

Mendadak, warna hitam, putih, abu-abu di tangan kiri Lucien menyebar, menyatu pada dirinya lagi.     

Di bawah pengaruh Alterna, frekuensi serpihan tersebut hilang kendali tampaknya semakin sering.     

Dengan serius, Natasha menebas Lucien dengan Pale Justice. Setelah tiga kali tebasan, warna monoton tersebut pecah dan mundur kembali. Sampai saat itu, The Eye ditelan oleh cahaya suci saat mereka kehilangan kendali dari Lucien.     

"Ayo pergi dulu," saran Lucien, "kita belum mengetahui apa yang terjadi pada Ell, dan domain ini adalah rumahnya. Kita tidak bisa menyerang dengan gegabah. Setidaknya, kita harus memancingnya keluar."     

Karena sihir pada Congus Ring bekerja di dunia luar, Lucien takut cincinnya akan kehilangan lindungan dari Alterna sang Bulan Perak, yang mana akan menaikkan kewaspadaan Demigod-lich, lalu membuat dia sadar kalau Lucien bisa menggunakan cincinnya. Sehingga Lucien berniat 'menangkap' Ell menggunakan sihir lain.     

Tepat saat Lucien menyelesaikan kalimatnya, seseorang terbang keluar dari Lembah Kematian. Itu adalah Ell yang mengincar Lucien dan Natasha!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.