Singgasana Magis Arcana

Dewan Tinggi Vampire



Dewan Tinggi Vampire

0Bintang menyilaukan itu bagaikan berlian yang berkilau di atas beludru hitam.     
0

Pemandangan menakjubkan langit malam di atas dataran tinggi itu abadi.     

Dalam kegelapan yang sedikit diterangi oleh cahaya bintang, Lucien meninggalkan proyeksi Kastel Observer.     

Dalam bayangan pohon, dia memakai topeng transformasinya. Lucien menjadi lebih tinggi, kulitnya jadi lebih halus dan pucat, warna matanya berubah seperti warna bulan perak, dan rambutnya juga menjadi perak.     

Dalam beberapa detik, Lucien mengubah dirinya menjadi Rhine yang memakai kemeja merah serta setelan hitam biasanya.     

Kastel itu ditinggali oleh Marquis Lasare, seorang vampire kuat berumur lima ribu tahun, yang bertanggung jawab menjaga sambungan dimensi yang menghubungkan Night Highland dengan gurun di utara Gusta.     

Ketika Lucien ada di ruang harta, dia akhirnya mengambil pedang bernama Pale Justice, bukan karena ia kebal terhadap segala efek negatif, tapi karena itu adalah item sihir legendaris tingkat satu saat menghadapi makhluk jahat!     

Saat ini Lucien harus berurusan dengan para vampire kuat itu, sehingga dia harus mengambil senjata yang paling berguna padanya.     

Untuk persyaratan di mana hanya seorang kesatria cahaya level sembilan yang bisa menggunakan pedang itu, Lucien memiliki caranya sendiri untuk menanganinya. Dengan Ogre Glove, Lucien bisa memiliki kekuatan setara kesatria agung level lima, dan ditambah dengan beberapa mantra tingkat menengah atau rendah untuk menambah kekuatan—contohnya mantra tingkat lingkaran empat Brute Force, dan mantra tingkat lingkaran dua Ox Force—Lucien bisa memenuhi persyaratan minimal untuk mengambil pedangnya.     

Meski hal itu hanya bisa bertahan selama beberapa menit, itu sudah cukup untuk Lucien! Biar bagaimanapun, dalam beberapa menit tersebut, pedangnya pasti akan mengenai targetnya.     

Bahkan di antara mantra tingkat lingkaran enam yang belum Lucien pelajari, ada mantra bernama Baler's Transformation yang bisa membuat penyihir mengubah diri mereka menjadi kesatria ke dalam level tertentu.     

Faktanya, ada lebih banyak rencana di kepala Lucien: pedang kesatria kuat itu bisa dijadikan hadiah.     

Kadang-kadang, Lucien masih menginginkan masa depan yang indah.     

...     

...     

Di sebelah kiri kastel berbentuk aneh, ada istana besar dengan pilar batu tebal dan lantai yang halus.     

Di mata Lucien, kastel itu mirip dengan kuil Yunani kuno di Bumi.     

Suara nyaring sepatu kulit menginjak lantai terdengar dari kejauhan, dan seorang vampire yang kuat dan tinggi berhenti di depan Lucien.     

"Kenapa kau kemari?" tanya vampire itu dengan sikap arogan.     

Lucien, yang kini menjadi Rhine, tersenyum. "Aku kemari untuk menggunakan lingkaran sambungan dimensi."     

"Apa Tuan Marquis sudah mengiakan?" tanya vampire itu.     

Lucien berpura-pura tenang. "Berdasarkan Dewan Tinggi Vampire, kita semua bisa menggunakan sebagian besar sambungan dimensi di Night Highland. Apa ada pengecualian?"     

Dia tidak ingin ada di sini terlalu lama, karena Lucien tahu Rhine adalah anggota Dewan Tinggi, dan begitu pangeran vampire lainnya datang, akan sangat berisiko baginya.     

Vampire itu tahu kalau yang diucapkan Lucien benar, tapi dia tetap menjawab sinis, "Kami telah mengidentifikasi beberapa pengkhianat, dan mungkin kau juga salah satunya. Tanpa izin Tuan Marquis, saya harus memeriksa secara teliti."     

Sambil berkata demikian, tangan kanan vampire itu bergerak sedikit untuk membuat gestur, seolah dia meminta sesuatu.     

Lucien tahu apa yang ingin dilakukan vampire itu, tapi peran yang dia mainkan sekarang adalah vampire dengan harga diri tinggi serta elegan, sehingga tidak mungkin Lucien menyuapnya.     

Begitu Marquis Lasare mengetahuinya, Lasare bisa langsung tahu jika dia bukan pangeran vampire yang sebenarnya, Rhine.     

Mata perak Lucien agak menyipit, dan ketika dia akan menyuruh vampire di depannya untuk meninggalkannya sendirian, dia mendengar suara orang tua. "Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita bertemu, Tuan Observer."     

Orang itu pasti Marquis Lasare! Lucien mencoba sebaik mungkin mencegah jantungnya berdegup terlalu kencang. Saat ini dia hanya berharap Lasare tidak terlalu mengenal Rhine. Kalau tidak Lasare pasti bisa tahu dia adalah Rhine palsu!     

"Tuan ... Observer?" Vampire yang mencoba memeras uang terkejut dan tubuhnya gemetaran. Dia tidak tahu kalau vampire di depannya adalah, ternyata, seorang pangeran vampire. Ketika vampire tingkat legendaris tersebut menyipitkan mata, itu akan jadi akhir hidupnya!     

Lucien masih berpura-pura santai dan tenang. "Lasare, aku akan pergi ke Gurun Selatan." Dia hanya ingin segalanya singkat. Rhine juga menyuruhnya memanggil nama marquis langsung.     

"Tuan Observer, Pangeran Dracula mencari Anda," ujar Lasare dengan senyum misterius. Dia adalah vampire tua tapi elegan, yang selalu memegang tongkatnya yang sangat indah.     

"Apa maunya?" Lucien berbalik sambil memasang senyum khas Rhine.     

Lasare pikir Rhine sengaja bercanda. Pangeran Dracula selalu iri pada bakat Rhine yang bisa meminjam kekuatan sang Original.     

"Pangeran Dracula ingin menemui Anda di rapat Dewan Tinggi selanjutnya tentang konflik internal dalam Dewan Kegelapan." Lasare memberikan alasan yang sebenarnya bukan benar-benar kasus aslinya.     

Dikatakan bahwa Rhine, Count Silver Eye, sudah absen dalam waktu lama karena dia terluka parah oleh seorang legendaris, dan saat ini dia sedang bersembunyi untuk memulihkan diri. Sehingga Pangeran Dracula berani mengambil tindakan karena kemampuannya adalah melahap dan mengambil kemampuan vampire lain.     

Pangeran Dracula selalu kesal pada fakta bahwa, tentu saja, Silver Moon Alterna lebih sering menunjukkan keanggunan pada Rhine, bukan dirinya. Tapi dialah pangeran vampire terkuat yang lahir lebih dulu daripada vampire lainnya.     

Senyum khas Rhine masih ada di wajahnya, dan dia berkata pada vampire level delapan itu, "Aku selalu tidak hadir. Jadi kurasa melewatkan pertemuan sekali lagi masih bukan masalah."     

Sangat sulit bicara menggunakan sikap Rhine. Lucien yakin bermain peran sebagai Fernando, gurunya, akan lebih mudah karena yang harus dia lakukan hanyalah berteriak.     

"Tuan Observer, saya yakin Pangeran Dracula terbangun karena dia mengetahui Anda sudah kembali," ujar Lasare tidak dengan sikap mendesak maupun hormat. "Dan dia juga ingin bertemu pada Anda untuk membicarakan masa depan bangsa vampire."     

"Maaf, aku buru-buru." Lucien merasa dia semakin gugup.     

Ketika Lucien akan berjalan menuju lingkaran sihir sambungan dimensi, Lasare buru-buru menghentikannya. "Tolong tunggu sebentar, Tuan Observer."     

"Lasare..." Lucien berbalik dan menatap Lasare dengan senyum yang sedikit pudar, tapi dia memanggil nama Marquis itu.     

Lasare langsung merasakan ancaman besar yang tersembunyi di balik senyuman Rhine. Dia mundur beberapa langkah dan tidak mengatakan apapun.     

Lucien mengangguk singkat dan terus berjalan menuju sambungan dimensi.     

Lasare mencoba mengucapkan sesuatu, tapi dia tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya bisa melihat ke gerbang istana dengan gugup, mengira-ngira apakah Pangeran Dracula sudah bangkit.     

Meski Lucien berjalan dengan kecepatan cukup santai, dia merasa dirinya bisa pingsan kapan saja karena tekanan besar itu. Akhirnya dia melangkah ke dalam lingkaran sihir dan mengaktifkannya.     

Lasare menghela napas setelah melihat Rhine menghilang di dalam lingkaran sihir. Jika ada beberapa menit lagi, Lasare pasti bisa mengirim pesan pada Pangeran Dracula.     

Dia tidak sanggup menghentikan seorang pangeran vampire. Dia menyesal tidak membeli beberapa item sihir untuk komunikasi yang diciptakan oleh Kongres Sihir.     

...     

Di sebelah nisan besar berbentuk piramida, Lucien menyeret sebuah sphinx ke pojokan. Setelah pengamatan selama beberapa hari, Lucien yakin kalau sphinx itu adalah penjaga makam yang bertugas malam ini.     

Setelah mengambil setetes darah dari sana, Lucien meneteskannya pada topeng. Wajah badut itu menyeringai dengan senyum yang konyol, dan wajahnya terus berubah. ketika topengnya berhenti berubah, Lucien memakainya. Tubuhnya mendadak bertambah besar, lalu empat kaki singa dan sebuah ekor keluar.     

Setelah menyembunyikan sphinx itu dengan baik, Lucien, yang saat itu berubah menjadi sphinx, mengambil anak panah dan berlari menuju perkemahan. Pendeta tinggi level sembilan ada di sana!     

Lucien meninggalkan lingkaran dimensi dan langsung masuk ke dalam hutan.     

Di perkemahan, para sphinx sedang menari dengan cara aneh sambil mengelilingi api unggun, dan kemudian mereka mulai kawin.     

Ketika Lucien melihat, seekor sphinx yang kuat mendatanginya dan berkata, "Fil, berhenti ngiler. Ini waktunya kau jaga. Pergi!"     

Lucien sedikit tak bisa membalas karena dia sama sekali tidak ngiler. Namun dia tetap berbalik dan berlari menuju makam.     

"Fil, kenapa kau ke arah sana?" tanya si sphinx bingung.     

Lucien mendadak berhenti. Dia tidak tahu apa yang salah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.