Singgasana Magis Arcana

Tekanan Besar



Tekanan Besar

0Asap hitam membumbung dengan cepat di aula yang penuh dengan peti dan menjalar ke setiap sudut makam, bagaikan makhluk jelek dan jahat yang menginvasi daerah mereka.     
0

Sambil menghadap puncak piramida, para pengawal makam semuanya berdoa. Meski seringnya mereka bersikap kasar dan tidak sopan, kini mereka bersimpuh di atas tanah, sejinak domba kecil.     

Asap hitam menutupi segalanya, tapi cahaya emas yang melingkupi tubuh mereka mencegah kekuatan kematian yang mengerikan itu mendekati mereka.     

Di makam, mayat yang menggantung di dinding mulai bergerak dan meraung marah.     

Peti hitam mendadak terbuka karena kekuatan tak kasatmata, dan begitu banyak lengan serta tangan yang ditutupi dengan perban terulur keluar.     

Perban lama yang ditutupi dengan minyak berwarna kuning cerah dari mayat tampak sangat menjijikkan. Erangan pilu dan teriakan marah membuat makamnya bagaikan neraka hidup.     

'Lucien' dan Inke mengangkat tombak mereka dan membelah asap hitam bagaikan membelah ombak. Asap hitam langsung masuk ke dalam gerbang. meski ganas, asap hitam itu juga menghilang dengan sangat cepat. Setelah sekitar 10 detik, asapnya benar-benar hilang bersama dengan erangan dan teriakan bengis.     

Melihat segalanya kembali normal, Inke berkata pada Aska tanpa berpikir terlalu jauh, "Akhirnya selesai."     

"Aku tidak mau bicara dengan kalajengking kotor," jawab Aska dingin.     

Inke sangat marah, dan api kemarahan di matanya membara.     

Namun Aska hanya mendengus dan berbalik.     

Meski Inke sangat marah, dia tidak berani membuat masalah tepat di depan pendeta tinggi. Dia hanya bisa melihat ke depan dan menggigit bibir. Dia tidak akan bicara dengan Aska lagi!     

Sang pendeta tinggi mengetahui apa yang terjadi, tapi itu bukan hal penting baginya. Dia menunduk dan melanjutkan berdoa untuk mengakumulasi kekuatan.     

Mantra ilusi tingkat lingkaran lima, Persistent Image, bisa menciptakan tiruan perapal yang nyata yang bisa bicara dan bergerak. Perapal bahkan bisa meninggalkan beberapa pesan sederhana pada tiruannya untuk membuatnya bisa melakukan beberapa percakapan santai.     

....     

Di belakang Gerbang Saint, asap hitam mendidih dalam diam.     

Dalam kegelapan, sosok Lucien tampak. Dia harus kembali ke sosok aslinya dan memakai tudung hitam untuk menutupi wajahnya.     

Baginya, tempat itu memang terasa seperti Dunia Arwah. Ketika melihat sekitar, Lucien melihat beberapa titik abu-abu melayang di udara dalam hening tak berujung.     

Lucien kini ada di istana berbentuk lingkaran. Di sekitarnya ada banyak pola bunga matahari yang digambar dengan indah. Di atas lantai, ada sinar emas yang diukir menggunakan material asing, dan terus menjalar sampai ke altar yang terangkat di bagian tengah.     

Di tengah altar ada peti dingin. Pada penutupnya, ada banyak pola bulan perak yang berbeda-beda.     

Karena asap hitam dengan kekuatan kematian yang besar menghalangi segalanya agar orang luar tidak bisa mengintip kemari, Lucien aman untuk menggunakan sihir sekarang. Sehingga dia merapal beberapa lapisan mantra pertahanan pada dirinya sendiri.     

Tapi Lucien masih belum berani mengeluarkan Sun's Corona karena sangat berhubungan dekat dengan Dunia Arwah, dan Lucien belum mengetahui hubungannya.     

Setelah memastikan tempat itu sama dengan deskripsi Rhine, Lucien mulai berjalan ke altar di tengah sambil mengikuti jalur aneh yang diberitahu Rhine padanya.     

Semakin dekat Lucien pada altar, semakin dia merasa kedinginan. Kekuatan kematian ada tepat di atas kepalanya. Lucien tak bisa mendengar apapun, dan perlahan semua warna juga menghilang.     

Lucien butuh lebih dari 10 menit untuk berjalan ke altar. Dia meletakkan salah satu kakinya ke pijakan emas.     

Tanpa pengalaman Rhine, tidak mungkin Lucien bisa sampai ke depan peti emas ini dengan mudah. Dia pasti butuh berhari-hari untuk menganalisis pengaturan lingkaran sihir di sana.     

Tanpa membuang waktu, Lucien mengeluarkan miniatur sphinx dan menaruhnya pada lekukan di penutup peti. Miniaturnya sangat pas dalam lekukan itu, seolah miniatur tersebut memang seharusnya ada di sana!     

Lucien mengambil satu langkah mundur dan merapal mantra. Aliran darah keluar dari patung sphinx, dan ia tampak sangat aneh serta mencekam.     

Darahnya masuk ke dalam peti, dan asap hitam mendadak berdenyut seolah hidup. Pola bulan perak di penutup peti mengeluarkan cahaya redup selama satu detik dan langsung mati.     

Meski dia sudah siap, Lucien tetap sangat terkejut karena semuanya sesederhana ini.     

Dia ingin mempelajari lingkaran sihir di sana, tapi juga tidak berani menghabiskan banyak waktu. Biar bagaimanapun, sang pendeta tinggi bisa menemukannya kapanpun.     

Setelah berbalik, dia baru saja berjalan beberapa langkah ketika Lucien mendadak merasakan tekanan yang mengancam dan mengerikan dalam dimensi itu, seolah seluruh dunia akan hancur karenanya!     

Seorang vampire kuat? Pangeran Dracula? Itulah hal yang pertama kali dipikirkan Lucien. dia punya kekuatan darah Moonlight, sehingga dia sangat sensitif dengan kekuatan seorang vampire. Jelas bahwa kekuatan itu sama sekali tidak berusaha disembunyikan.     

Menghadapi kekuatan itu, bahkan asap hitam juga mundur seperti anjing kecil yang ketakutan.     

Di luar makam, cahaya di ujung langit telah menghilang. Matahari sudah terbenam.     

Lucien merasa bahwa seseorang sedang menatapnya, dari kiri ke kanan. Dia berkeringat dingin karena tekanan yang sangat besar. Dahinya dipenuhi dengan keringat.     

Dia bisa merasa kalau mata itu menatap pada Medali Ice & Snow serta cincin Holm Crown miliknya selama sedetik, dan kemudian terus bergerak lagi.     

Kemudian, di luar makam, matahari berwarna jingga muncul di cakrawala lagi.     

Lucien yang ketakutan mengira apakah itu adalah kekuatan Pangeran Dracula. Meski gurunya, Lord of Storm, juga sekuat Pangeran Dracula, Lucien tak pernah merasakan kekuatan level legendaris seperti ini!     

Sebelum kegelapan benar-benar lenyap, penutup peti itu terbuka!     

"Siapa ... yang ... mengganggu ... tidurku?" Suara itu serak, dan nadanya benar-benar datar serta tanpa emosi.     

Lucien mendadak tersadar kalau sebuah kekuatan yang sangat kejam perlahan bangkit!     

"Aku ... sudah ... tidur ... selama 10 ribu tahun ... aku ... dikurung. Kau akan ... menerima kemarahanku..."     

Suara itu mulai menjadi emosional.     

Apakah Sphinx, yang mati 10 ribu tahun lalu, kembali hidup dari Dunia Arwah karena kekuatan Pangeran Dracula?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.