Singgasana Magis Arcana

Finks



Finks

0Finks, pemimpin tingkat legendaris yang membuka era emas bagi para sphinx, juga merupakan pemimpin pertama dalam sejarah yang membuat semua suku berlutut di depannya.     
0

Meski saat itu ada banyak sosok yang masih lebih kuat daripada Finks, kekuatannya tetap di luar bayangan Lucien. Tidak mungkin Lucien bisa melawannya. Selain itu, Lucien tidak tahu perubahan apa yang terjadi pada Finks sebelum ia bangkit hidup kembali 10 ribu tahun kemudian.     

Lari! Itu adalah pikiran pertama yang melintasi kepala Lucien.     

Dan itulah satu-satunya idenya saat menghadapi musuh tingkat legendaris!     

Namun, setelah berlari mundur beberapa langkah, Lucien menenangkan diri dan mencegah dirinya berlari tanpa arah demi menyelamatkan diri.     

Lari? Kemana?     

Jika Lucien langsung keluar lewat gerbang, pendeta tinggi level sembilan akan bisa membunuhnya dengan mudah.     

Haruskah Lucien mengendap-endap? Dia tidak tahu apakah waktunya cukup.     

Haruskah Lucien bersembunyi di dalam celah Dunia Arwah? Tidak. Di dalam celah itu ada proyeksi makam yang besar dan indah. Sesuatu yang asing di dalam Dunia Arwah telah membuat Finks hidup kembali, sehingga itu adalah tempat paling berbahaya saat ini!     

Lucien masih punya gulungan lompatan dimensi yang diberikan oleh Lord of Storm, dan itu mungkin satu-satunya jalan keluar untuknya saat ini. Dia mengeluarkan gulungan itu dan siap mengaktifkannya.     

"Aku sudah ... tidur ... selama 10 ribu tahun di sini ... Aku ... terjebak di sini. Beraninya ... kau!"     

Suara Finks terdengar dingin dan kering bagaikan potongan kayu yang retak.     

Tunggu! Lucien menyadari kata 'terjebak'!     

Finks terjebak di sana?! Jadi dia tidak punya kendali atas kematian dan kebangkitannya sendiri?     

Kalau begitu berarti Lucien mungkin punya sedikit harapan!     

Lucien terlahir menjadi seorang penjelajah, dan jantungnya mulai berdetak normal. Sambil memegang gulungan di tangannya erat-erat, dia bisa merasakan naiknya kekuatan kejam yang dahsyat dari sisi lain.     

Kebangkitan kekuatan itu sangat pelan. Meski tumbuhnya kekuatan itu cukup stabil, tapi sangat pelan! Untuk mengembalikan kekuatannya setelah 10 ribu tahun, Finks masih butuh waktu!     

Lucien memperkirakan jika Finks masih butuh, setidaknya, 30 detik untuk benar-benar memulihkan kekuatannya. Karena dia hanya seperti penonton, Lucien memikirkan segala faktor yang ada untuk dijadikan pertimbangan.     

Dia cepat-cepat merapal Strength dan Bull's Strength pada dirinya sendiri, dan untuk jaga-jaga, dia juga langsung menghabiskan sebotol ramuan sihir bernama Molten Giant's Fists.     

Karena Lucien telah memperkirakan bahaya besar yang akan dia temui selama perjalanan saat dia masih di Allyn, dia sudah menghabiskan seluruh poin arcana yang didapat dari Fernando menggunakan keuntungan bulanannya untuk membeli material. Namun dia sudah menggunakan sebagian besar material itu untuk menjebak Count Vlad.     

Lucien harus mengakui bahwa setiap pertarungan itu sama dengan membakar uang. Untungnya, dia punya beberapa bantuan dari gudang harta Rhine.     

Darah Lucien mendidih dalam nadinya setelah meminum ramuan itu. Otot-otot mengeras di lengan Lucien, dan dia bisa merasakan kekuatan api dalam tubuhnya.     

Ada sekitar 21 detik yang tersisa ... Tubuh Lucien menjadi sangat berat dan kikuk, tapi dia tidak bisa meminum ramuan lagi untuk meningkatkan kelincahannya. Dia merapal mantra tingkat lingkaran dua, Elegant Cat, pada dirinya sendiri untuk sedikit meningkatkan kecepatannya.     

'Sembilan belas detik ... delapan belas...' hitung Lucien dalam hati.     

Lucien mengapit gulungan itu dengan mulutnya dan mengeluarkan pedang yang tampak sederhana dari kantong sihirnya, lalu memegang pedang tersebut dengan erat.     

Aliran kekuatan yang hangat masuk ke dalam tangan Lucien dan menyingkirkan rasa takut serta kecemasan dalam pikirannya. Apa yang tersisa adalah kekuatan tekad Lucien yang semakin menguat.     

"Hidup ... atau mati ... Kau akan menjadi ... budakku ... selamanya..."     

Kemarahan dalam suara Finks semakin jelas, dibarengi dengan kenikmatan karena mendapatkan kekuatannya kembali.     

Namun ia masih ada di dalam peti emas, seperti yang diduga Lucien. Kekuatannya belum siap!     

'Lima belas detik ... empat belas...' Lucien harus menyisakan lima detik terakhir untuk mengaktifkan gulungan, jaga-jaga jika taruhan besarnya berjalan tidak seperti yang diharapkan.     

Lucien menghitung mundur dalam hati sambil merasa kalau kekuatan dahsyat itu perlahan terakumulasi. Dia lalu berjalan menuju peti emas.     

"Aku ... sudah ... bangkit ... Aku akan ... kembali..."     

Suara Finks menjadi semakin keras, dan asap hitam mulai mendekati Gerbang Saint.     

'Dua belas ... sebelas...' Lucien masih menghitung.     

Penutup peti emas itu bergerak dan asap hitam tebal dengan cepat menyelimuti tubuh Finks. Sambil mengangkat Pale Justice, Lucien menebas asap hitam itu dengan sekuat tenaga.     

Tidak ada cahaya menyilaukan maupun momentum yang dahsyat. Pedang berpenampakan biasa itu hanya menebas asap hitam. Sebuah cahaya hangat berkilat, dan asap hitam itu dengan cepat menghilang bagaikan salju yang leleh terkena sinar matahari. Tubuh Finks pun tampak.     

Finks dua sampai tiga kali lebih besar daripada kebanyakan sphinx. Ia mengenakan mahkota emas yang bertahtakan banyak sunstone dan moonstone. Wajah dan tubuhnya dibalut dengan perban putih, dan hanya mata sipit serta panjangnya yang bisa terlihat. Ada cahaya dingin dan ganas dalam matanya.     

"Aku ... bangkit ... dari ... kematian..."     

Bibir Finks tidak bergerak, tapi suaranya tetap terdengar. Namun, sebelum kalimat itu selesai, pedang Lucien menebas tepat di wajahnya.     

Mendadak, pedang itu mengeluarkan kekuatan, tekad, keadilan, dan keberaniannya yang dahsyat!     

Finks berteriak pilu. Balutan perban itu hancur menjadi serpihan dan kulit pucat busuknya tampak. Rambut berwarna coklat keemasannya yang kusut telah berubah menjadi rambut hitam yang menjijikkan.     

Aroma tajam keluar ketika dagingnya terpotong, kemudian cairan berwarna kuning pun menetes. Dikarenakan kekuatan pedang, cairan tersebut menguap dengan cepat.     

Dalam teriakan pilu Finks, serangga hitam yang amat banyak merangkak keluar dari tubuhnya seperti awan hitam dan mencegah pedangnya agar tidak memotong lebih dalam.     

Kekuatan itu mendorong Lucien ke belakang dengan ganas. Lucien sadar kalau tubuh Finks bahkan lebih kebal dan kuat daripada logam dari Kongres!     

Serangga hitam itu jatuh seperti tetesan hujan. Cahaya putih dan abu-abu menyelimuti tubuh Finks, dan cahayanya memenuhi peti emas.     

Di bawah kekuatan asing tersebut, penutup emasnya tertarik kembali dan petinya tersegel lagi.     

Segalanya menjadi tenang, meninggalkan asap hitam yang bergulung pelan di udara.     

Kekuatan Pale Justice—saat menghadapi ibils, setan, dan mayat hidup—setara dengan senjata tingkat legendaris!     

Lucien menggunakan pedang untuk menyanggah berat tubuhnya, karena satu tebasan saja sudah menguras tenaganya. Untungnya, dia sudah menghentikan Finks bangkit kembali ke dunia ini.     

Lucien tak pernah berencana bertarung langsung melawan Finks, makhluk tingkat legendaris. Alasan kenapa Lucien bisa melukainya adalah karena Finks masih terperangkap di dalam peti emas.     

Sehingga, begitu melihat petinya berhenti bergerak, Lucien melangkah mundur.     

Ada banyak pertanyaan dalam kepalanya—Siapa yang memerangkap Finks? Kenapa? Kenapa ia bisa bangkit hidup kembali?     

Sekarang bukan saat yang tepat untuk memikirkan segala pertanyaan itu. Lucien harus meninggalkan tempat ini secepat mungkin.     

Ketika dia akan pergi, dia ingat apa yang dikatakan Finks. Mendadak dia ingin bercanda, jadi dia membungkuk samar di depan peti.     

"Kembalilah tidur."     

...     

Sambil gemetaran, semua pendeta bersimpuh di atas tanah karena merasakan tekanan dahsyat dari tatapan Pangeran Dracula, meski pangeran vampire itu sudah kembali tenang.     

Ketika pendeta tinggi merasa semakin lega dari tekanan itu, ia merasakan ada hal aneh yang terjadi di balik gerbang. Asap hitamnya bergemuruh, seolah ia sedang mendekap sesuatu, atau sedang bersorak.     

Pendeta tinggi tahu ada sesuatu yang terjadi di balik gerbang. Ketika dia melihat ke arah koridor, dia melihat sphinx kurus mengenakan mahkota emas yang dihias dengan banyak bulu hitam datang ke arahnya dengan buru-buru.     

"Yang Mulia Hrotos." Pendeta agung itu buru-buru menunduk.     

Sphinx kurus tersebut adalah pendeta suci level sembilan, namanya Hrotos.     

Pandangan di wajah Hrotos sangat serius. "Pemimpin level legendaris dengan kekuatan mengerikan baru saja lewat sini. Aku khawatir tidur panjang raja kita bisa terkena efeknya."     

Mendadak, mata Hrotos membelalak ketika melihat si penjaga gerbang, Aska, yang masih berdiri tegap di depan gerbang, sementara Inke duduk di atas tanah karena ketakutan.     

"Itu adalah tiruan! Seseorang sudah menyelinap masuk ke dalam gerbang!" Sebagai pendeta suci level sembilan, Hrotos bisa mengetahuinya dengan mudah.     

Pendeta agung itu terkejut. Setelah merapal mantra untuk memeriksa Aska, pendeta tinggi akhirnya sadar apa yang terjadi.     

"Ada seseorang di dalam gerbang!" teriak pendeta tinggi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.