Singgasana Magis Arcana

Konstanta



Konstanta

0"Jadi ... Anda tidak bisa menemukan hukum dari data yang dikumpulkan?" tanya Lucien hati-hati. Dia telah menemukan cara untuk bicara dengan Fernando. Lucien harus sengaja membuat kesalahan untuk menyembunyikan fakta bahwa kadang dia sebenarnya tahu lebih banyak daripada gurunya.     
0

Fernando berjalan mondar-mandir tak sabaran di ruang belajarnya. "Tidak. Berdasarkan teorema ekuipartisi, aku sudah membuat sebuah formula. Meski formulanya sangat cocok dengan gelombang panjang, ia hanya membuat kesalahan bodoh dengan gelombang pendek. Bisa kau bayangkan apa yang dikatakan formula itu padaku? Ia memberitahuku kalau semakin pendek gelombangnya, maka semakin besar energi yang dihasilkan. Kalau itu benar, paus pasti sudah berlutut di tanah dan mencium ujung sepatuku sekarang!"     

Apapun, seperti matahari dan api, yang di atas nol mutlak bisa menghasilkan radiasi termal. Itu adalah keyakinan umum dalam Kongres bawa sifat radiasi termal adalah gelombang elektromagnetik dalam panjang gelombang yang berbeda-beda. Sementara itu, semakin temperaturnya naik, semakin pendek gelombang dari frekuensi berbeda akan muncul. Di dalam spektrum, cahaya yang terlihat bisa memiliki warna yang berbeda. Contohnya, api murni punya warna termasuk merah gelap, merah terang, warna oranye jeruk, putih kebiruan, dan lain-lain yang mana sebanding dengan perubahan panjang gelombang.     

Mendengar geraman Fernando dan merasakan amarahnya, nama Bencana Ultraungu mendadak muncul di kepala Lucien. Dia tidak menyangka kalau Fernando awalnya menemukan formula itu.     

"Boleh saya ... boleh saya melihat formulanya?" tanya Lucien amat hati-hati.     

Fernando berteriak, "Aku sudah melihatnya semalaman! Aku tidak melewatkan apapun!"     

Namun Fernando tidak menghentikannya. Lucien mengambil selembar kertas dengan penasaran dan melihat formula yang ditulis Fernando. Formula itu benar-benar sama dengan yang ada dalam ingatan Lucien!     

Melihat Lucien hanya memegang kertas tanpa bicara apapun, Fernando pikir dia sedang memverifikasi formulanya. Dia mengayunkan tangannya amat tidak sabaran dan berkata, "Lupakan! Ini bodoh sekali."     

Saat Fernando marah, dia juga amat keras pada dirinya sendiri.     

Lucien memang memverifikasi formulanya, dan apa yang dikatakan Fernando itu benar.     

Setelah beberapa saat, Fernando menghela napas panjang. "Bacakan suratku dulu. Kita akan melakukan eksperimen lagi nanti."     

"Baik." Lucien mengangguk. Lantas dia mengambil surat pertama. Suratnya dari Douglas, sang Emperor of Arcana.     

"... Berdasarkan data eksperimental yang kau berikan, aku menemukan sebuah formula empiris dari perspektifku. Aku tetap yakin bahwa sifat radiasi termal bukan gelombang elektromagnetik, tapi merupakan emisi molekuler dari pemanasan..."     

Fernando menyela, "Saat membicarakan radiasi termal, dia masih mengatakan Teori Partikel miliknya."     

"Mungkin kita bisa mengubah perspektif kita..." Lucien mencoba eufemistik.     

Fernando mengerucutkan bibirnya dan berujar, "Mungkin dialah satu-satunya orang yang bisa mengatakan hal itu tanpa terkena efek. Silakan. Coba lihat apa formulanya."     

Lucien agak gugup. Jika formulanya lagi-lagi sama seperti yang dipelajari Lucien di dunia asalnya, sebuah penemuan yang mengguncangkan dunia akan menghampiri mereka.     

"... Ini formulaku. Tapi hanya bekerja dengan gelombang pendek. Lalu untuk kalkulasi gelombang panjangnya gagal..." Lucien sangat terkejut. Formulanya sama!     

Mungkin data yang dikumpulkan tidak akurat? Lucien mau tak mau jadi penasaran. Semakin dekat mereka pada jawaban, Lucien semakin gugup dan curiga.     

"Ia bekerja ... dengan gelombang pendek...? Jadi Teori Partikel bisa menggiring pada formula yang bekerja dengan gelombang pendek..." Fernando bergumam. Dia bingung.     

Lucien tetap fokus dan mulai memverifikasi dua formula dalam kepalanya menggunakan dua teori. Sementara itu, jantungnya berdetak semakin kencang. Dia merasa bahwa sebuah sudut kebenaran dunia akan terungkap.     

Apakah konstantanya akan sama?     

Berdasarkan pemahaman Lucien, jika ada perbedaan antara dua dunia, konstanta fisik harusnya berbeda juga, yang mana kemungkinan merupakan alasan mengapa sihir ada di dunia ini. Namun jika konstanta fisiknya sama, Lucien harusnya tetap ada di dunia yang sama, kecuali ada hal lain yang tidak dia pahami!     

Setelah beberapa saat, ketika Lucien baru selesai memverifikasi formula menggunakan Teori Partikel, Fernando akhirnya sedikit tenang. "Balas surat Douglas dan lampirkan formulaku dalam surat. Lihat apa yang akan dia katakan. Lalu salin suratnya pada Brook, Hathaway, Hellen, dan Vicente. Beri mereka dua formulanya."     

Lucien berhenti berpikir dan mencoba menenangkan jantungnya. Dia menunjuk surat lain di meja dan berkata, "Tuan Brook juga mengirim surat."     

"Buka," kata Fernando singkat.     

Lucien membaca suratnya dengan kecepatan biasa, "... Berdasarkan datamu, aku sudah mengerjakan formula empiris dari Teorema Ekuipartisi. Tapi formulanya konyol. Ia hanya berfungsi untuk menghitung gelombang panjang, tapi saat digunakan pada gelombang pendek jadinya kacau..."     

Surat itu pada dasarnya sama dengan yang dikatakan Fernando barusan, begitu pula formula yang diberikan Brook.     

Fernando diam beberapa saat. Kemudian dia membalas dengan suara pelan, "Tulis suratnya seperti kataku. Aku butuh waktu untuk berpikir."     

Kemudian dia memejamkan mata dan bersandar di kursi.     

Setelah Lucien selesai menulis surat dan memberikannya pada Golem Adamantium, dia juga mulai memverifikasi formula lain.     

Waktu berlalu. Formula lain, setelah diverifikasi, tetap sama seperti jawaban Fernando dan Brook.     

Mulut Lucien agak kering. Jantungnya berdegup kencang lagi. Lucien amat gugup menunggu jawabannya. Dengan menjaga fokus dan tetap tenang, dia mulai menggabungkan dua formulanya bersamaan untuk membuatnya berfungsi pada dua skenario berbeda. Saat melakukannya, segalanya menghilang dari Lucien, kecuali suara iblis dan setan di telinganya, yang membuat Lucien terkadang merasa pusing.     

Mata hitam Lucien menjadi dingin. Dia amat berdedikasi, dan formulanya perlahan terbentuk.     

...     

Di kantor markas pusat jurnal Arcana.     

Drummond mendorong pintu kantor dan menunjuk ke sofa, "Silakan, Nona Isabella."     

Isabella mengenakan gaun hijau muda panjang, dihias dengan renda dan lipatan yang bagus. Ada floppy hat cantik juga di atas kepalanya. Sebuah pita panjang berwarna ungu muda mengikat rambutnya.     

Setelah melepas topinya, Isabella menyerahkannya pada sang murid, Rachel. Ada senyum lembut di wajahnya, dan mata birunya menunjukkan apresiasinya yang tulus. "Drummond, terima kasih banyak."     

"Aku akan sedikit mendesaknya. Yang paling penting, para arcanis agung itu ingin kau memenangkan Laurel." Drummond tersenyum dan menunjuk lantai atas. "Selain itu, penemuan penelitianmu layak mendapatkan penghargaan."     

Isabella adalah wanita cantik tipikal Holm. Dia memiliki rambut hitam dan mata biru, tampak elegan dan sopan. Dia menggeleng pelan dan membalas, "Masih banyak orang yang menentang penemuanku seperti biasanya. Dulu, banyak arcanis yang melewatkan Laurel. Tanpa bantuanmu, mungkin aku juga jadi salah satu dari mereka."     

"Jangan ragukan dirimu! Penemuanmu adalah kemajuan yang besar! Pikirkan tentang pengaruh yang dibawa naskahmu pada Kongres. Kebanyakan penyihir harus mengakui bahwa naskah itu telah memberikan kontribusi besar dalam memasukkan Ilusi ke dalam sistem arcana!" Drummond tampak agak menggebu-gebu. Dia jelas ada di pihak Kongres dan juga seorang arcanis yang memiliki tekad kuat. Dia amat tidak senang dengan pemisahan antara organisasi dan kelompok, apalagi Family of Sorcerer, kelompok tipikal yang konservatif dan kuno mengikuti tradisi lama.     

...     

Sekitar 20 lantai di atas kantor pusat jurnal Arcana, Lucien telah selesai menggabungkan kedua formula. Formula itu tampak amat familiar padanya sampai dia sulit bernapas secara normal.     

Setelah beberapa menit, dia akhirnya mulai membawa data sampel ke dalam formula yang digabungkan.     

Lucien tahu kalau, untuk pertama kalinya, dia akan melihat bagian dari kebenaran dunia, dia sangat gugup dan cemas sampai dia mengalami halusinasi pendengaran, seolah musuh mengerikan mencoba membuatnya terdistraksi.     

"Berhenti! Berhenti sekarang!" Iblis di dalam jurang berteriak. Mereka akan mencabik Lucien dengan cakar tajamnya!     

"Hentikan kegiatanmu! Aku akan memberimu kekuatan dan kekayaan serta apa saja yang kau inginkan di dunia!" Iblis dari neraka juga ketakutan. Mereka ingin memancing Lucien.     

"Anakku, kemarilah. Ini adalah dada ibu, dada yang pernah memeluk setiap malaikat. Kau akan menikmati kedamaian abadi dan juga kebahagiaan di sini!" kata malaikat pada Lucien.     

Kalimat itu gagal memasuki telinga Lucien. Dia hanya peduli dengan konstanta.     

...     

Di kantor pusat jurnal Arcana.     

Sambil duduk di samping jendela, Drummond menatap para pejalan kaki yang kecil seperti semut di jalanan dan berujar mantap pada Isabella, "Ini adalah kemenangan besar arcana. Namamu dan kontribusimu akan diingat oleh seluruh dunia sihir dan juga sejarah."     

"Ini adalah era luar biasa bagi arcana." Isabella tersenyum tulus.     

...     

"Dasar belatung! Manusia rendah! Aku akan membunuhmu dan mengeluarkan isi perutmu! Aku bisa mencium darahmu!"     

"Siapapun yang tidak menunjukkan hormat pada iblis harus dihukum oleh takdir!"     

"Kau mencemarkan nama baik! Asal kejahatan di dunia! Kau harus berhenti sekarang atau kau akan merasakan penderitaan abadi!"     

Itu semua suara-suara yang Lucien dengar.     

Lucien hanya tinggal selangkah dari jawaban akhirnya. Dia berhenti sejenak dan akhirnya berhasil melewati tameng pelindung.     

Para iblis, setan, dan malaikat berteriak melengking, dan mereka meleleh bagaikan tumpukan salju di bawah sinar matahari.     

Lucien melihat konstantanya. KKonstanta familiar yang kini tampak amat menakutkan.     

Konstanta ... apakah sama dengan yang ada di Bumi?     

Ternyata sama!     

Semua ilusi pecah berkeping-keping. Sambil memohon ampun, para malaikat dan iblis menghilang sepenuhnya. Dunia kembali normal.     

Namun di mata Lucien, segalanya tampak berbeda sekarang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.