Singgasana Magis Arcana

Peradaban yang Hilang



Peradaban yang Hilang

0Goanya sangat gelap. Satu-satunya cahaya redup yang bisa dilihat Lucien berasal dari lumut yang menyala dalam gelap. Namun dengan kekuatan darah Moonlight miliknya—yang disebut Berkah oleh Gereja—Lucien bisa melihat dengan sangat baik dalam kegelapan.     
0

Di pupil hitam Lucien, ada sosok samar Angwoods, berkedip dan menggigil seperti lilin yang akan mati. Kemudian, ia akhirnya mati.     

"Tuan ... akan kembali?" ulang Lucien dengan suara pelan. Itulah yang dia temukan dalam ingatan terdalam Angwoods kecuali kemarahan dan kebenciannya yang tanpa batas.     

Ketika Lucien menemukan sekeping informasi di dalam ingatan Angwoods, dia bisa merasakan rasa hormat dan semangat yang besar.     

Lucien penasaran apakah sesuatu yang mengerikan benar-benar akan terjadi di Dunia Arwah, jika makhluk abadi yang asli nantinya bangun dan bangkit kembali.     

Tentu saja, Tuan yang dimaksud Angwoods bukan God of Truth yang dianut oleh Gereja. Zie pasti Tuhan yang dipercayai oleh specter tingkat senior di Dunia Arwah. Namun Lucien tidak tahu apakah itu adalah tuhan yang sebenarnya atau hanya semacam perwakilan abstrak, atau malah seperti leluhur para vampire—Alterna.     

Kekuatan Lucien dalam membaca ingatan seseorang tidak sehebat Thanatos, sehingga sekeping informasi yang ambigu itu yang bisa dia dapatkan. Satu-satunya hal yang dia tahu darinya adalah dia harus segera beraksi. Kalau tidak sesuatu yang sangat mengerikan pasti akan terjadi di dunia nyata.     

Sementara itu, karena informasi yang didapat Lucien dari Angwoods, dia lebih tenang karena kata-kata Rhine. Tapi Lucien tidak akan memaksa diri menyelesaikan semua tugas untuk menyelamatkan dunia. Toh, dia hanya penyihir tingkat senior, dan ini adalah sesuatu yang setidaknya memerlukan kekuatan sekelompok tingkat legendaris. Kalau diperlukan, Lucien pasti akan melaporkan ini pada Dewan Tertinggi.     

Lucien juga tau kalau Felipe lah yang memanggil scepter tingkat senior itu, dan kini Felipe belum mengetahui keberadaan Dunia Arwah, serta dari mana specter yang dipanggil itu berasal. Dalam ingatan terdalam Angwoods, ada kekesalan terhadap arogansi Felipe dan ia berharap kalau scepter tingkat senior lain bernama Adol akan disiksa dan dibunuh oleh archmage legendaris.     

Berdasarkan informasi garis besar yang dia dapatkan, Lucien mengira kalau Hand of Paleness memang mengetahui keberadaan Dunia Arwah, tapi mereka memilih merahasiakan informasi itu demi menjelajahinya sendiri. Tapi itu hanya digunakan untuk archmage tingkat senior saja.     

Sebuah serangkaian api yang terang keluar dari telapak tangan Lucien dan membakar habis sisa-sisa Angwoods. Kemudian, dengan sangat hati-hati, Lucien menghapus bekas pertarungan di goa ini, untuk jaga-jaga scepter tingkat senior lain akan mengetahui apa yang terjadi di sini.     

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dengan bantuan Spy Eye, Lucien berjalan lebih jauh menuju bawah tanah.     

Di kegelapan yang dihiasi dengan titik cahaya redup, Lucien berjalan di labirin bawah tanah ini lebih dari 10 menit. Secara bertahap, Lucien merasa kalau udaranya menjadi agak hangat, kemudian dia mendengar suara aliran sungai.     

Lucien tahu dia sudah sangat dekat dengan kota kuno bawah tanah milik kurcaci. Dia menjadi lebih waspada.     

Ketika berbalik di pojokan dengan sangat hati-hati, apa yang Lucien lihat mengejutkannya.     

Hal yang ada di depannya adalah jalan masuk yang besar, setinggi tujuh atau delapan meter, dan lebarnya sekitar 20 atau 30 meter. Tanah dan dinding di kedua sisi dibangun dengan balok batu berwarna abu-abu besar, dengan pilar hitam di bagian tengah, menopang langit-langit. Dari pilar-pilar itu, jalur masuknya terbagi menjadi tiga. Sekilas, kemegahan yang luar biasa menguasai benak Lucien. Jika jalan masuk bawah tanah saja sudah semegah ini, dia penasaran akan terlihat seperti apa kota para kurcaci itu?     

Berdasarkan sejarah, para kurcaci di zaman kuno tidak memiliki sihir maupun kekuatan darah yang besar!     

Lumut yang menyala dalam gelap itu tumbuh secara acak di kedua sisi dinding dan memberikan cahaya redup di sana. Di bawah cahaya redup, segalanya tampak sangat buram dan bagaikan mimpi. Dalam lingkungan di mana keheningan dan kesuraman terdapat, Lucien merasa bahwa, kapanpun, sebuah mayat akan merangkak keluar, atau mungkin hantu akan melayang.     

Setelah mengecek sekitar menggunakan kesembilan mata, Lucien masuk ke jalan tembus. Meski dia mencoba untuk sangat pelan-pelan, langkah kakinya tetap menggema di tempat kosong sembari dia berjalan melewati jalur batu.     

Lucien mengaktifkan kekuatan darahnya dan menaikkan kecepatan gerakannya. Kini langkahnya tak terdengar, dan Lucien bergerak amat cepat, tapi disaat bersamaan, dia memastikan dirinya masih ada dalam jarak deteksi dari kesembilan mata tersebut.     

Kedua sisi jalan tembus dihias dengan sepasang jalur logam hitam, yang tampaknya menjadi jalur bagi kendaraan spesial untuk mengangkut barang. Lucien berjalan cepat di sana, dan tak lama kemudian, dia melihat pintu keluar dari jalan tembus.     

Lucien menurunkan kecepatan, dan dari gambar yang dipantulkan oleh mata, dia bisa melihat kalau di depannya ada bangunan-bangunan yang kompleks, luas, dan ditinggalkan.     

Goa itu secara alami terbagi menjadi lebih dari selusin blok oleh dinding baru dan pilar yang menyanggah langit-langit. Rumah batu tinggi yang separuh runtuh ditumbuhi oleh rumput dan ia merunduk ke jalanan yang tak pernah dilewati lagi selama ribuan tahun.     

Apa yang membuat Lucien agak gugup adalah rumah batu itu disambung dengan serangkaian pipa logam, yang mana ditonjolkan dari segala bagian rumah dan menghubungkan pipa logam besar yang ada di atas goa. Pipa itu menjulang ke atap goa, dan tidak ada yang tahu sampai kemana ujungnya.     

Sambil melintasi jalanan yang dingin dan mengerikan, Lucien bisa melihat jika terkadang bagian logam familiar seperti bantalan poros, pegas, piston, dan gir berada di jalanan, seolah dia kembali ke bumi dan masuk ke pabrik.     

Sudut matanya melihat sesuatu yang berkelip di rerumputan. Lucien mencondongkan badannya ke depan dan mengambilnya. Itu adalah steam riffle sebesar bazooka. Girnya sudah berkarat dan terkorosi, tapi Lucien masih bisa melihat kerumitannya. Selain itu, steam riffle tersebut terpasang pada ransel uap bertekanan tinggi yang terbuat dari besi yang ukurannya separuh ukuran manusia.     

Setelah mengusap riffle berkarat itu dengan lembut, Lucien menghela napas, karena itu mewakilkan hilangnya peradaban kuno.     

Sebelum adanya manusia, para kurcaci yang ahli dalam macam-macam pembuatan barang, telah menemukan banyak mesin uap dan membangun Peradaban Uap yang sangat luar biasa.     

Meski para kurcaci itu pendek, kapal terbang besar yang bisa menutupi langit, kapal uap yang bisa berlayar di Selat Storm dan Boundless Ocean, serta pabrik besi dan pekerjaan engineering yang mengeluarkan asap hitam pagi dan malam juga berukuran besar, seolah mereka didesain untuk naga.     

Kurcaci tidak punya banyak bimbingan teoritis. Dengan mengandalkan bakat dan pengalaman, mereka secara ajaib menciptakan uap, dan meringkas pengetahuan desain mekanikal dalam berbagai bidang. Bahkan ahli alkimia legendaris, Klaus, harus belajar dari para kurcaci untuk mengembangkan kereta uap berdasarkan kapal terbang. Penemuan Klaus lebih seperti pengembangan berdasar ciptaan orisinil pada kurcaci, tapi dia berhasil menggunakan sihir atau kekuatan suci untuk bahan bakar kendaraan tersebut dan merendahkan biayanya dengan mengecilkan ukuran itu.     

Sayangnya, peradabannya telah lenyap. Lucien kebetulan mengetahuinya dari Perpustakaan Arcana dan Sihir tingkat senior. Bahkan penyihir berpengetahuan luas seperti Lazar yang besar di Kongres tidak tahu kalau kurcaci lah yang pertama kali menemukan kereta uap dan menggunakannya untuk membawa barang. Baginya, Klaus lah yang menemukan kereta uap sihir.     

Dalam tahap berikutnya pada Peradaban Uap para kurcaci, kecepatan yang mereka miliki saat menciptakan barang-barang mulai menurun. Invasi periodik dari makhluk kegelapan dari Pegunungan Kegelapan membuat para kurcaci membayar mahal. Kekuatan makhluk tingkat senior yang kejam benar-benar ada di luar dugaan para kurcaci, dan steam riffle serta cannon gagal berfungsi saat menghadapi makhluk jahat. Dalam 20 tahun saja, peradaban yang luar biasa itu berpindah ke bawah tanah.     

Namun jauh di bawah tanah, Peradaban Uap tidak punya tempat untuk berkembang. Peradabannya akhirnya mati karena diserang oleh banyak makhluk jahat serta pemburu setelah menyaksikan perkembangan era Naga, era Elf Alam, dan masa kejayaan Werewolf. Saat itu, kerajaan sihir kuno pertama kali mulai mendapatkan kekuatan. Hanya bagian kecil dari kurcaci yang memilih untuk tinggal di permukaan, pada akhirnya, berhasil mendapatkan kekuatan darah dan kekuatan spiritual karena eksperimen yang dilakukan oleh penyihir gila. Secara perlahan, para kurcaci yang hidup di permukaan membangun negara mereka lagi.     

Meski kurcaci sekarang masih pandai dalam teknik alkimia, peradaban mereka sudah berbeda sekarang.     

Tanpa kekuatan untuk mengamankan peradaban, seseorang hanya bisa melihat peradaban itu semakin meredup seiring berjalannya waktu. Orang-orang yang ingat adalah penyihir berwawasan luas, vampire berumur panjang, dan naga. Sisanya pasti dilupakan.     

Lucien memiliki perasaan berkecamuk dalam benaknya. Dia penasaran berapa banyak peradaban luar biasa dan sosok hebat yang dilupakan oleh sejarah.     

Dia menaruh steam riffle besar itu dan berjalan lagi. Kadang-kadang, dia akan membungkuk dan mengambil benda asing, termasuk koin silver yang ditempa dengan pola palu aneh serta sepasang gir, buku-buku seperti Penempaan Mekanikal Tingkat Dasar, Memproduksi Steam Riffle, Ilustrasi Mesin Uap, Ilustrasi Kapal Terbang, dan lain-lain, serta banyaknya artikel tentang mesin dari macam-macam gaya unik.     

Untungnya, bahasa kurcaci cukup awet dan tidak terlalu berbeda dengan bahasa yang digunakan kurcaci saat ini. Lucien membalik-balik beberapa buku dan menyalinnya di perpustakaan jiwa.     

Setelah beberapa menit berjalan dalam peradaban yang hilang, Lucien melihat golem logam yang separuh terbaring di tanah dan separuh bersandar pada gedung pabrik besar. Dia berhenti untuk melihat lebih dekat struktur mekanik bagian dalamnya.     

Golem—adalah harapan terakhir yang bisa dipegang para kurcaci untuk mengamankan peradaban yang mulai runtuh.     

Para kurcaci mencoba mengalahkan makhluk sihir jahat dengan menggunakan senjata kuat itu. Tapi golem yang bergerak sangat lambat gagal memenuhi harapan mereka. Namun ia telah memberikan inspirasi pada para penyihir kemudian, sehingga mereka berhasil membuat golem yang lebih kuat.     

Mendadak, sebuah suara tajam masuk ke dalam jiwa Lucien. satu bagian dari bola kristal di tangannya mendadak meredup.     

Sebuah mata sihir telah lenyap!     

Kemudian terdengar suara tangisan pilu, diikuti dengan suara langkah kaki buru-buru yang benar-benar membuat Lucien gugup.     

Lucien melihat ke atas dan melihat bahwa di kejauhan ada tentakel pucat besar yang keluar dari gedung pabrik, lantas sebuah monster yang besar dan menjijikkan keluar.     

Monster itu memiliki tubuh bagian atas berbentuk wanita tua gemuk, bergelambir, dan jelek. Lalu mata kecilnya hanya dua celah kecil dengan cahaya yang ganas serta kejam. Dada besar telanjang monster itu ditutupi dengan banyak mata berwarna hitam-putih, dan tubuh bagian bawahnya seperti gurita putih yang punya banyak tentakel.     

Hive mother!     

Sebuah hive mother bisa memproduksi ratusan ribu makhluk jahat. Tanpa cukup makanan, makhluk jahat itu akan saling memakan untuk bisa sampai ke permukaan.     

Dengan mengikuti hive mother, makhluk jahat yang amat banyak itu menerjang Lucien bagaikan gelombang ombak yang datang dari segala arah. Jumlah mereka sulit dihitung, dan di antara mereka bahkan ada banyak penembak dan warlock.     

Lucien mengangkat tangan kanannya dan mengusap lencana di dadanya. Mendadak, sebuah lingkaran cahaya menyebar keluar dan dengan cepat melingkupi daerah dalam radius sekitar 500 meter.     

Badai yang kuat mulai berembus dan makhluk jahat yang jelek itu langsung membeku menjadi bongkahan dan dihempas oleh angin kencang.     

Begitu panah batu masuk dalam jangkauan, mereka langsung jatuh ke tanah karena dibekukan oleh lapisan es tebal. Hal yang sama terjadi pada misil, jaring laba-laba, dan sinar sihir.     

Lucien berjalan maju dengan sangat cepat, dan lingkaran cahayanya mengikuti dirinya. Gedung tinggi membeku karena es. Tidak ada makhluk jahat yang bisa menghentikannya.     

Hive mother menyadari apa yang terjadi. Ia mengulurkan tentakelnya dan mulai memanjat serta melompat. Banyaknya mata hitam dan putih menembakkan cairan asam, jaring laba-laba, dan gas beracun.     

Namun, begitu mereka masuk ke dalam lingkaran cahaya es dan salju, cairan dan gasnya membeku kemudian hancur menjadi tumpukan bubuk.     

Beberapa detik kemudian, Lucien berhasil menyusul hive mother dan mengurungnya dalam lingkaran cahaya. Pergerakan hive mother mulai melambat, karena tentakelnya membeku sehingga jadi amat berat.     

Disaat bersamaan, di bawah kekuatan badai, tubuh hive mother mulai retak karena temperatur yang sangat rendah. Begitu cairan hitam keluar, ia berubah menjadi es hitam.     

Blaar!     

Tiga puluh detik kemudian, hive mother mati dengan retak menjadi bongkahan.     

Ketika Lucien berhenti berlari dan lingkaran cahayanya menghilang, seluruh kota kurcaci ditutupi oleh es. Beberapa berwarna hitam dan beberapa berwarna putih. Kotanya menjadi kosong dan hening lagi.     

Mantra sihir itu jelas bekerja dengan sangat baik, tapi kemungkinan besar juga akan melukai rekan setim Lucien.     

...     

Setelah lebih dari 10 menit, Lucien akhirnya menemukan sambungan dimensi di kota bawah tanah. Itu adalah celah dimensi yang terdistorsi, dikelilingi dengan altar para kurcaci, yang mana dirancang dengan sederhana.     

Kelihatannya di tahap akhir Peradaban Uap, para kurcaci juga mulai belajar dari makhluk sihir. Tapi tentu saja, tidak berjalan lancar. Sebagai arcanis yang berwawasan luas, Lucien sangat tersentuh dengan melihat bagaimana peradaban besar itu akhirnya runtuh.     

Lucien melihat sekilas altar sihir yang mengenaskan, mengeluarkan material dan mulai mengkhawatirkan keselamatannya. Dia penasaran apakah dia akan tersesat ketika memasuki dimensi lain menggunakan altar seperti itu.     

Biar bagaimanapun, sambungan dimensi ada di bawah kendali Kongres Sihir, dan Kongres telah memasang banyak gerbang dimensi menggunakan sihir tingkat lingkaran sembilan, Gate.     

Setelah memeriksa celah dimensi dengan hati-hati dan memastikan celahnya cukup stabil, Lucien mengeluarkan material dan mengatur lingkaran teleportasi sambungan dimensi. Dia lega kalau kualitas rendah dari lingkaran teleportasi ada dalam dugaannya.     

Lucien butuh tiga hari untuk mereset lingkaran teleportasinya. Dia berdiri dan melakukan peregangan untuk pemanasan dan mulai merapal banyak lapisan mantra pertahanan pada dirinya sendiri. Dia tidak tahu apa yang ada di seberang sana. Biar bagaimanapun, terakhir kali Rhine menggunakan sambungan dimensi ini adalah beberapa ratus tahun lalu.     

Kemudian, Lucien melangkah masuk ke dalam dimensi yang diambil para vampire dari kurcaci, Night Highland!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.