Singgasana Magis Arcana

Institusi Atom



Institusi Atom

0Sudut bibir Lucien berkedut. Dia penasaran apakah dia harus membawa skill membaca mimpi Cina di sini untuk melanjutkan pembicaran.     
0

"Aku tidak percaya kalau banyak penyihir berpikir Isabella akan menjadi pemenang Laurel selanjutnya. Untuk apa? Hanya karena teorinya bisa memasukkan Ilusi dalam sistem arcana? Penemuannya masih dangkal dan belum matang, dan itu bahkan tidak memenuhi semangat sihir!" lanjut Harrison.     

Dia tidak menyadari senyum aneh di wajah Lucien. Harrison baru saja berdebat dengan beberapa arcanis tentang hal itu saat siang, jadi kemarahannya masih tersisa di dadanya. Menghadapi penyihir dari bidang lain yang tidak punya sudut pandang yang benar, Harrison jadi terus bicara tanpa henti.     

Sambil memegang gelas, Lucien mendengarkan protes Harrison dan tersenyum. Saat memikirkan naskah yang akan dia publikasikan, Lucien memiliki firasat samar di benaknya.     

Akhirnya Harrison berhenti bicara sebelum makan malam akan dimulai.     

Harrison mengangguk pada Lucien, dia merasa puas. "Evans, kau adalah arcanis yang luar biasa. Kau tahu harus berpikir seperti apa terhadap naskah Isabella. Kalau kau punya pertanyaan tentang Alkimia dan Ilusi, silakan tanya kapan saja padaku."     

Sebelum Lucien menjawab, Harrison meninggalkan aula dengan bangsawan lain.     

"Aku bahkan tidak berkomentar..." gumam Lucien. Dia tidak tahu kenapa Harrison menganggap dirinya sebagai pendukungnya. Namun kelihatannya Harrison senang memanggil dirinya sendiri sebagai penyihir daripada arcanis yang mengikuti tradisi kerajaan sihir kuno.     

Ini pertama kalinya Lucien bicara dengan illusionist tingkat senior. Lucien jelas mencoba memahami Harrison berdasarkan caranya bicara.     

"Baiklah, Evans. Ayo keluar. Aku akan mengenalkanmu pada orang yang punya pikiran terbuka terhadap sihir," kata Patrick, yang baru saja istirahat di belakang dan meminum satu tabung ramuan sihir untuk memulihkan diri.     

Lucien berhenti menganalisis si viscount dalam kepalanya dan mengikuti sang pangeran.     

Setelah seluruh bangsawan memberi hormat, sang pangeran mengenalkan Lucien pada mereka. "Tuan dan Nyonya, ini adalah Lucien Evans. Pesta malam ini adalah untuk merayakan Lucien Evans yang menjadi murid Lord of Storm!"     

Karena tak diberitahu lebih dulu, para bangsawan itu awalnya bingung, tapi kemudian mereka mulai bertepuk tangan dengan meriah. Satu per satu dari mereka pernah mendengar nama Lord of Storm, sang arcanis agung, dan pemimpin dalam Dewan Tertinggi, sehingga muridnya pasti penyihir penting juga. Fakta bahwa Lucien Evans muncul di pesta mengatakan bahwa penyihir muda itu juga ada di pihak yang mendukung bangsawan, sehingga mereka menyambutnya.     

Dalam tepuk tangan yang meriah, James, sang duke gundul berjalan ke arah lucien dan berkata, "Evans, kau tidak memberikan komentar apapun saat kita bicara tentang Electromagnetic Messaging. Apakah kau mencoba mengatakan dalam hati kalau kita, sekumpulan orang bodoh ini, semuanya mengarah ke arah yang salah? Sebagai murid Lord of Storm, kami penasaran apakah kau bisa bicara dengan Tuan Fernando dan lihat apakah dia bisa menyederhanakan mantranya menjadi lingkaran kedua? Kami akan sangat senang kalau Tuan Fernando bisa menjadi rekan."     

Meski James kedengarannya agak tidak terima, faktanya dia mencoba mendekati Lucien dengan bicara seperti itu.     

"Saya akan mencoba. Tapi Tuan, Anda pasti pernah dengar tentang temperamen Tuan Fernando. Semua murid harus sangat hati-hati saat bicara dengannya." Lucien sangat pandai menggunakan reputasi gurunya sebagai alasan.     

Harrison awalnya menatap Lucien sejenak saat Lucien bicara dengan James, kemudian dia berkata, "Selamat, Evans. Aku memang berpikir kau akan punya guru dari dewan. Aku tidak menyangka gurumu adalah Lord of Storm. Penghargaan yang kau menangkan benar-benar membantumu."     

"Tuan, saya khawatir kalau pujian itu mungkin tidak cukup." Lucien tersenyum tulus. "Saya masih menunggu Anda mengenalkan lebih banyak penyihir tingkat senior pada saya. Saya tidak kenal dengan banyak orang di Kongres."     

Harrison langsung paham kalau Lucien mencoba membangun koneksi. "Aku dan temanku menanti untuk bisa mendiskusikan arcana serta masalah sihir denganmu, Evans."     

Musiknya santai dan luar biasa. Atmosfernya hangat dan santai. Lucien sudah bicara dengan cukup banyak bangsawan penting baik di dalam dan di luar kerajaan yang menjaga teritori. Apa yang ada di luar perkiraan Lucien adalah James merupakan kesatria emas level sembilan, dan juga ada beberapa kesatria cahaya di antara pada bangsawan juga.     

...     

Setelah pesta, Lucien kembali ke Allyn. Saat dia akan mengerjakan naskah di ruang belajar, Leo mengetuk pintu dan berkata, "Tuan, seorang pria bernama Lazar dan beberapa murid datang untuk mengunjungi Anda."     

Lucien sangat senang mendengarnya. Jelas temannya punya informasi yang bagus. Lucien berencana menyelesaikan naskahnya dulu sebelum memberitahu teman dan muridnya kalau dia sudah kembali.     

Lucien buru-buru berkata, "Suruh mereka masuk."     

Vest coklat, kemeja putih, jaket panjang double-breasted, dan top hat—Lazar tetap berpakaian seperti dulu, dan senyumnya masih cerah. Annick, Layria, Heidi, Sprint, dan murid lain mengalami banyak perubahan dengan penampilan mereka dan jadi lebih tinggi. Kini mereka tidak seperti anak-anak lagi.     

Lazar memberikan Lucien pelukan hangat dan erat, lalu mengatakan, "Kau tak pernah bilang kalau sudah pulang! Katrina jadi resepsionis di komite. Dialah yang memberitahu kami! Selamat, murid Lord of Storm!"     

Para murid pun merasa gugup dan bersemangat. "Selamat datang kembali, Tuan Evans."     

"Resepsionis? Katrina, kau sudah lulus?! Bagaimana dengan Cindy dan Dona?" Lucien agak kaget.     

Tiga tahun kemudian, sebagai wanita dewasa, Katrina kini terlihat amat cantik dan dewasa, yang mana membuat Layria dan Heidi agak iri. Katrina tersenyum. "Tuan Evans, dulu Anda pernah mengajar di sekolah. Apa Anda tidak ingat kalau musim kelulusan tahunan selalu diadakan di bulan Juni? Kami belajar di sekolah selama tiga tahun dan kami sudah lulus ujian tingkat senior. Kami juga lulus ujian Dasar Arcana dan dapat kredit dasar arcana."     

Saat Katrina bicara, Heidi, Layria, Annick, dan murid lainnya merasa bangga. Hanya Chely yang tampak putus asa dan berkata, "Aku masih belum lulus ... Aku masih tingkat senior."     

Lucien memberikan senyum tulus. "Aku tahu murid bisa lulus dalam tiga tahun, tapi jarang sekali murid-murid itu memenuhi kualifikasi. Aku sangat bangga pada kalian."     

Mendengar pujiannya, seluruh murid jadi sangat bersemangat. Hanya Sprint yang menunduk.     

Lucien tidak bertanya tentang Sprint di depan orang-orang. Sebagai gantinya, dia melihat ke arah Lazar.     

Lazar menyeringai. "Cindy dan Dona sama-sama sibuk untuk mendapatkan tingkat lingkaran pertamanya, jadi mereka tidak bekerja sekarang. Katrina dapat pekerjaan karena dia adalah lulusan terbaik Sekolah Sihir Douglas. Dan kalau bukan karena Katrina, kami tidak akan tahu kau sudah kembali. Sekarang kau menjadi murid Lord of Storm ... Umm, kupikir malah Tuan Raventi."     

Lulusan terbaik bisa mendapatkan kesempatan dapat pekerjaan bagus. Meski sekolah juga menawarkan posisi yang sama pada murid lain, kebanyakan dari mereka lebih ingin cari kerja sendiri.     

"Aku juga tidak menyangka." Lucien mengangguk. "Jadi Annick, Layria ... Kalian sibuk apa?"     

Heidi menjawab dengan bangga, "Kami bekerja di markas pusat Kongres. Saya ada di Departemen Penilaian Murid. Layria di Departemen Penukaran. Annick di Zona Tugas."     

Kemudian Heidi mendadak mengubah topik dan memasang wajah memohon. "Tuan Evans, tolong, tolong bantu Sprint."     

Sprint mendadak berbalik dan menatap Heidi tajam. Jelas dia tidak ingin Heidi melanjutkannya.     

"Silakan," kata Lucien.     

"Sprint ... terlalu sering absen dari sekolah. Dia dikeluarkan."     

"Dikeluarkan?" Lucien melihat Sprint. Sejujurnya, Lucien tidak terlalu kaget.     

Sprint menjawab agak murung. "Ramuan Sihir, Elemen Dasar, Analisis Sihir, Struktur Sihir ... Saya paham semua pelajaran itu dari lembaran yang Anda berikan, Tuan Evans. Saya masih tetap menghadiri kelas Latihan Sihir ... Saya hanya tidak ingin membuang waktu. Saya ingin memakai waktu saya belajar yang belum saya pelajari."     

"Itu masuk akal. Tapi orang kolot di sekolah tidak terima." Lazar menyeringai.     

Layria melirik Sprint dengan tatapan simpati dan berkata pada Lucien, "Tuan Evans ... Sprint dikeluarkan ... Tidak ada tempat yang mau merekrutnya. Dia sekarang bekerja sebagai pelayan di restoran. Bisakah ... bisakah Anda membantunya?"     

Di mata para murid itu, Tuan Evans, sebagai pemenang penghargaan Holm Crown termuda dan murid seorang arcanis agung, adalah orang yang bisa melakukan segalanya!     

"Tidak apa, Tuan Evans. Ini hanya sementara. Saat saya menjadi penyihir sejati, pasti akan berbeda," ujar Sprint bangga.     

Lucien mengusap dagunya. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Aku sudah memikirkan ini sejak lama, tapi aku tidak bisa mewujudkannya dulu. Sekarang aku menjadi murid Tuan Fernando, jadi kurasa ini saatnya. Aku ingin membuat kelompok penelitian arcana. Apa kau mau menjadi asistenku, Sprint?"     

"Kelompok penelitian..." Lazar dan para murid tak pernah mendengar hal seperti itu.     

"Sprint?" Lucien bertanya lagi.     

"Saya ... Tentu saja! Tentu saja! Terima kasih, Tuan Evans," kata Sprint. Ada air mata yang menggenang di matanya.     

Mendengarnya, Lazar berpikir sejenak dan berkata, "Lucien, kekuatan spiritualnya telah mencapai level menengah, tapi pengetahuan matematika dasar dan pengetahuan analisis sihirku masih belum solid, jadi aku tertahan di sana. Aku berpikir apa aku bisa keluar dari pekerjaanku di Will of Elements dan menjadi asistenmu juga dalam ... kelompok penelitianmu. Pengetahuan arcanamu sangat luas. Bekerja denganmu jelas akan menguntungkanku."     

"Tentu saja. Tapi kau harus menunggu sampai proposalku diterima." Lucien tersenyum.     

Lazar adalah arcanis level dua, penyihir tingkat lingkaran kedua. Dia memasang senyum lebar dan berujar, "Aku yakin pasti bisa belajar banyak darimu, Lucien. Omong-omong, apa kelompok penelitiannya punya nama?"     

Semua murid menjadi bersemangat. Mereka memikirkan macam-macam nama seperti Institusi Evans atau Laboratorium Storm.     

Lucien memikirkannya dengan hati-hati dan menjawab, "Kalau begitu beri nama Institusi Atom."     

"Terdengar keren." Heidi mengangguk.     

Annick memberanikan diri dan berkata, "Tuan Lucien, saya tidak suka pekerjaan saya di Zona Tugas. Di sana terlalu berisik dan trivial. Boleh saya bergabung dengan kelompok juga?"     

"Aku butuh orang untuk bekerja denganku." Lucien mengangguk.     

"Saya juga!"     

"Saya juga!" teriak semua murid, bahkan termasuk Katrina setelah ragu sejenak.     

Heidi bercanda, "Sekarang institusinya berubah menjadi kelas ajaran arcana."     

Di dunia asal Lucien, ada sesuatu yang dia ingat bernama 'satu organisasi dengan dua nama'.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.