Singgasana Magis Arcana

Membangun Kesan



Membangun Kesan

0Carina berusaha keras tersenyum, kemudian bertanya, "Bagaimana dengan Anda, Tuan?"     
0

Dia lahir dalam keluarga yang relatif besar, jadi Carina sering merasa percaya diri dan bangga. Namun di depan Adam, kesatria terkenal di area ini, Carina merasa gugup. Di matanya, penyihir muda yang berdiri di samping Adam mungkin juga orang yang sangat kuat.     

Lucien menggeleng singkat dan tersenyum. "Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya tertangkap sehari sebelum kalian. Kalian bisa memanggilku Lucien."     

"Kemarin? Apa Anda berasal dari tempat lain?" tanya Orphelia terkejut. Orang lainnya pun terkejut.     

Cara mereka melihat Lucien membuatnya merasa kalau dia adalah hewan langka di kebun binatang, dipandang dan diobservasi oleh manusia di luar sangkar. Dia menyeringai dan menjawab, "Apa kalian tidak pernah melihat orang luar? Kurasa sebagian besar orang di sini adalah keturunan dari orang luar area."     

Carina sadar kalau mereka terlalu menatap si penyihir muda itu. Wajahnya merona. "Maaf, Tuan Lucien, kami tidak pernah melihat orang luar. Meski seperti yang Anda bilang, kami adalah keturunan dari orang luar, kami terperangkap di area terpencil ini dan kami jarang melihat orang dari luar area."     

Adam menyeringai. "Faktanya, ada orang luar yang sering datang ke tempat ini. Tapi beberapa dari mereka memilih untuk membaur dengan orang lokal, yang mana sebagian besar dari mereka mati di hutan tak lama kemudian. Beberapa seperti Lucien. Begitu dia masuk ke area ini, dia langsung menjadi target wanita tua itu."     

"Wanita tua..." Keempatnya terkesiap bersamaan. Mereka penasaran, beraninya Adam langsung memanggil pemilik tempat ini sebagai 'wanita tua'.     

Adam melihat reaksi mereka dan mengedikkan bahu. "Tidak masalah. Dia tidak peduli. Dia hanya peduli dengan eksperimen dan wajahnya. Bahkan pelayan itu juga tidak peduli."     

Menyadari Adam melirik ke arah mereka, pelayan berwajah merah menatap Adam. "Kau bilang sekali lagi ... akan kupecut kau dengan cambukku yang paling tebal!"     

Para pelayan tidak berani melapor pada si penyihir. Beberapa tahun lalu, seorang pelayan mencoba menunjukkan loyalitasnya pada si penyihir. Jadi dia memberitahu si penyihir bahwa semua material eksperimen memanggilnya 'penyihir tua' di belakang. Pada akhirnya, si penyihir membunuh semua orang yang mengucapkan dua kata itu, termasuk si pelayan.     

Carina melihat reaksi si pelayan, jadi dia merasa lebih santai. "Begitu, ya ... Jadi, Tuan Adam, Anda adalah orang luar. Makanya ketika Anda muncul pertama kali, Anda sudah menjadi kesatria agung. Saya rasa Anda tidak sendirian di sini ... Orang-orang itu harusnya juga datang dari dunia luar..."     

Karena penasaran, si kesatria muda, Bullard, bertanya, "Tuan Adam, Tuan Lucien, seperti apa pemandangan dunia luar? Apakah yang dikatakan dalam puisi dan cerita-cerita itu benar? Mereka bilang dunia luar adalah tempat yang indah, dan juga ada banyak penyihir serta kesatria kuat."     

Adam menunjuk Lucien yang tampak hanyut dalam lamunan. "Aku sudah dipenjara di sini selama bertahun-tahun. Harusnya Lucien yang menjawab pertanyaanmu."     

Para pelayan juga berhenti bicara dan melihat ke arah Lucien, karena mereka juga penasaran tentang dunia luar.     

Lucien menemukan sesuatu yang layak diperhatikan dari kalimat Carina. Sadar kalau semua orang melihat ke arahnya, dia menjawab, "Dunia luar ... sangat besar. Di sana ada hutan gelap yang mengerikan, danau seperti giok, gunung yang besar, dataran tak berujung, kota-kota yang sibuk dan makmur, begitu juga kota di langit..."     

Meski deskripsi Lucien tidak terlalu jelas, kata-katanya tetap merebut hati semua pendengarnya, apalagi ketika Lucien bercerita tentang kota di langit dan kereta sihir. Mereka mendambakan tempat yang dideskripsikan Lucien.     

"Dunia itu sangat luar biasa ... saya tidak pernah mendengar sesuatu seperti ini ... kota di langit." Carina bergumam sambil melihat pada bulan perak. Kemudian dia bertanya dengan semangat, "Tuan Lucien, seberapa besar Kongres itu?"     

Lucien melihat ke lantai-lantai atas di menara dan menjawab pelan, "Menara sihir seperti ini ada di mana-mana di Kongres..."     

Mendengarnya, bahkan Adam pun terkejut. Dia tidak bisa membayangkan ada tempat di dunia ini di mana penyihir tingkat senior seperti penyihir tua bisa ditemui di mana-mana.     

"Tapi aku membicarakan kenyataan. Setidaknya, itu adalah kenyataan bagiku." Lucien menyeringai. "Tapi untuk bisa hidup enak di sana, kau harus memenangkan Cincin Holm Crown dan pengakuan dari organisasi atau kelompok, katakanlah, Will of Elements. Di Kongres, hanya orang-orang kuat yang berhak bicara. Di sana juga ada banyak penyihir yang seratus, atau bahkan seribu kali lebih kuat daripada di penyihir tua."     

Ada rasa hormat di mata Carina ketika dia melihat Lucien, sama seperti orang lain.     

Tujuan Lucien telah tercapai. Dia bukan orang yang arogan tapi sekarang dia memutuskan untuk bicara sambil pamer untuk membuat para tahanan percaya bahwa dia adalah pemimpin yang bisa mereka ikuti. Dia melanjutkan, "Aku hanya sedang dalam misi mengirim sebuah surat pada orang penting. Tak lama lagi, Kongres akan mengirimkan seseorang untuk menyelamatkanku, seorang penyihir legendaris. Di depan seorang penyihir legendaris, penyihir tua itu hanya terlihat seperti semut..."     

Mendengarnya, para pelayan semuanya tampak agak khawatir. Penyihir tua itu tidak peduli karena dia gila. Tapi mereka peduli.     

Lucien berhenti bicara di sana, membiarkan yang lain bekerja dengan imajinasi mereka sendiri. Dia percaya bahwa kesan dirinya yang dia harapkan terbangun di benak mereka sudah ada di sana.     

"Penyihir legendaris...? Sekuat apa penyihir legendaris?" Carina mau tak mau jadi bertanya.     

Adam menjawab pertanyaan itu untuk Lucien, "Seorang penyihir legendaris bisa dengan mudah menghancurkan menara sihir ini, kota terdekat, dan desa—bahkan seluruh Hutan Hitam ini."     

Itu hanya tebakan Adam, tapi jawabannya tetap mengejutkan para petualang dan pelayan.     

Setelah terdiam beberapa saat, Carina melihat ke arah Lucien dengan penuh semangat. "Jadi ... Tuan Lucien? Sebagai penyihir Anda level berapa? Bagaimana dengan si penyihir tua? Apa yang Anda lakukan di Kongres?"     

Lucien menghela napas dan menjawab, "Kau tidak perlu memanggilku tuan. Kita semua tahanan di sini. Di Kongres, aku salah satu dari penyihir tingkat menengah yang banyak, dan aku masih butuh waktu yang lama untuk naik ke level yang lebih tinggi. Si penyihir tua ... harusnya ada di lingkaran ketujuh atau delapan."     

Memberitahu mereka bahwa dirinya adalah penyihir tingkat menengah sudah cukup. Lucien tidak bermaksud menguak lebih banyak dari informasinya pada mereka.     

"Sudah kuduga! Anda adalah penyihir tingkat menengah!" Carina sangat terkejut. Di tempat terpencil ini, penyihir tingkat menengah sangat langka. Menjadi penyihir tingkat menengah bahkan lebih sulit daripada menjadi seorang kesatria agung. Carina, sebagai penyihir, sangat mengagumi Lucien seperti bagimana Alva, Bullard, dan Ophelia mengagumi Adam, sang kesatria agung.     

Namun, petualang lain tampak sangat khawatir. "Si penyihir tua kekuatannya antara ... lingkaran ketujuh atau delapan?"     

Di mata mereka, Carina yang merupakan penyihir tingkat lingkaran kedua sudah cukup kuat. Mereka tidak bisa membayangkan apa yang bisa dilakukan penyihir tingkat senior. Mereka penasaran kenapa dia tinggal di menara sihir daripada memilih menguasai seluruh teritori?     

Adam tahu apa yang mereka pikirkan, jadi dia berkata, "Menguasai bukan hal yang diinginkan wanita tua itu. Dia hanya gila tentang sihir dan eksperimennya. Semua rumor dan cerita tentang menara sihir ini disebarkan oleh dia sendiri."     

Mendengarnya, para petualang merasa sangat putus asa, termasuk Carina, yang masih merasa sangat bersemangat beberapa detik lalu.     

"Jadi kita semua ... jadi dombanya," gumam Ophelia tak berdaya.     

Lucien langsung bertanya, "Sejak kapan cerita tentang menara sihir mulai muncul? Sejak kapan para penyihir dan kesatria mulai menghilang?"     

"Sekitar 500 tahun lalu." Carina tidak terlalu yakin.     

Lucien mengangguk dan berpikir dalam hati. Kelihatannya si penyihir tua terperangkap dalam Teritori Iblis sebelum Kongres Sihir dibentuk, jadi dia mungkin tak tahu apa-apa tentang arcana. Jika Lucien bisa menjadi asistennya dan memanfaatkan kesempatan untuk menunjukkan beberapa eksperimen 'luar biasa' padanya, mungkin otaknya akan langsung meledak. Namun, karena penyihir tua itu cukup gila, Lucien tidak yakin kalau dia mau mengizinkannya menjadi asisten. Makanya, Lucien harus menemukan cara lain.     

Hal paling penting yang harus dilakukan Lucien sekarang adalah menyingkirkan ikatan leher dan belenggu. Untuk melakukannya, dan tanpa bantuan kekuatan spiritual serta kekuatan Berkah, Lucien harus menemukan tempat di menara sihir di mana terdapat lingkaran anti-sihir, untuk membuat ikatan leher dan belenggunya kehilangan efek. Namun sejauh ini, Lucien tidak tahu ada di mana tempat itu.     

Beberapa saat kemudian, setelah mengobrol, para petualang perlahan menjadi tenang. Di mata mereka, Lucien bisa menjadi harapan mereka.     

...     

Dua hari kemudian, ketika Lucien masih menggali dinding menggunakan kuku, si penyihir tua tak biasanya mengirim pelayannya untuk membawa Lucien kembali ke lab.     

Dalam perjalanan menuju lab, Lucien dengan saksama mengingat-ingat lokasi golem daging yang menjaga bagian penting menara dengan kapak tajam dan pedang di tangan mereka.     

Pintu lab terbuka. Lucien melihat Ophelia diikat di meja operasi, dan si penyihir tua merapal mantra aneh sambil membawa cermin hitam di tangannya. "Kaca, kaca di dinding, siapa yang paling cantik di negeri ini?"     

Lucien sangat bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.