Singgasana Magis Arcana

Merasa Cemas



Merasa Cemas

0Ketika Aalto masih tenggelam dalam kesedihan setelah pemakaman tadi, di daerah pedesaan, di udara di atas Hutan Hitam Melzer, Lucien mengucapkan selamat tinggal pada Natasha.     
0

"Tolong jaga keluargaku, Natasha. Aku punya firasat bahwa misiku mengantar surat ke Pegunungan Kegelapan akan sangat mengubah hidupku dalam waktu singkat. Mungkin aku akan menjadi kuat, tapi ini akan membuatku dapat banyak perhatian dari Gereja, dan mereka mungkin akan tahu kalau kematianku adalah bohong. Jadi kalau keluargaku tidak melaporkanku pada Gereja, hati-hati, jadi kau bisa lebih bersiap saat Gereja mengetahuinya. Ini juga alasan kenapa aku tidak membiarkanmu membunuh Clown di tempat. Normalnya, kalau kita berkolusi, kau pasti sudah langsung membunuh Clown," ujar Lucien lembut dan tulus.     

Natasha masih mengenakan gaun hitam polos, dan dia cukup terkesan. "Aku merasakan tekanan menjadi teman seorang penyihir. Kalian selalu punya lebih dari satu tujuan saat melakukan sesuatu. Ayolah, Lucien, apa kau masih menyembunyikan sesuatu dariku?"     

Sebenarnya, iya, masih banyak hal yang disembunyikan Lucien. tapi dia hanya memasang senyum malu dan buru-buru menyangkal.     

Natasha hanya bercanda. Dia juga tidak terlalu mempermasalahkannya jika Lucien memberitahu segalanya. Jadi dia mengangguk. "Kalau keluargamu masih belum melaporkanmu pada Gereja dalam setengah tahun, aku akan mendesak mereka dan memaksa mereka melakukannya. Jangan khawatir, aku tidak akan melukai mereka."     

Setelah berjanji pada Lucien, Natasha berujar sedikit bersemangat, "Ada banyak makhluk kuat di Pegunungan Kegelapan, lebih dari beberapa ratus yang kami ketahui ... Naga, elf jahat, laba-laba mutan, pohon scarlet, elang petir ... Hati-hati, Lucien. Selain itu, kebanyakan penyihir yang mengikuti sistem sihir kuno itu kejam dan tak punya hati. Mereka melakukan eksperimen terlarang dan mengendalikan pikiran orang. Keinginan mereka lebih penting daripada hal lainnya. Waspadalah, Lucien, mereka tidak seperti arcanis di Kongres. Meski kau membawa surat untuk orang penting, dan normalnya Kongres harus penuh persiapan dan tidak akan mengirim arcanis muda menjanjikan untuk mati sia-sia di sana, kau tetap harus bergantung pada dirimu sendiri."     

Kalimat Natasha menenangkan Lucien yang baru saja mengucapkan selamat tinggal pada keluarganya. Jadi dia bercanda, "Aku tahu. Tapi kenapa kau tampak sangat bersemangat?"     

"Tentu saja! Itu akan jadi petualangan yang luar biasa! Apa kau tidak berpikir akan sangat menegangkan berkelana di Pegunungan Kegelapan, bertarung melawan bermacam-macam makhluk kuat dan melihat kekuatan luar biasa?" ujar Natasha bersemangat. Kemudian dia menghela napas. "Kuharap aku bisa pergi bersamamu saat pertama kali aku mendengar tentang misimu, jadi aku bisa melindungimu. Tapi aku tidak bisa. Aku adalah grand duchess masa depan, jadi aku harus hidup dan bertarung demi duchy. Aku tidak bisa pergi begitu saja."     

Meski dia merasa amat menyayangkan, Natasha tidak protes. Dia tahu benar pekerjaannya, karena dia dilatih menjadi pemimpin duchy sejak dia kecil.     

Lucien merasa agak malu ketika mendengar Natasha pernah berencana melindunginya. "Tidak apa, Natasha. Aku yakin selama aku cukup berhati-hati dan tidak berkeliaran di gunung, harusnya aku bisa menangani sebagian besar makhluk kegelapan. Ketika aku kembali, aku akan menceritakan semuanya padamu."     

"Tentu saja aku percaya dengan kekuatanmu. Kau punya Cincin Holm Crown!" Natasha mengangguk. Tapi kemudian dia mengeluarkan sepasang anting-anting berbentuk kelopak bunga violet. "Ini adalah hadiah yang diberikan padaku dan sudah dimantrai dengan Fernando's Electromagnetic Message. Kalau kau ada masalah, kau bisa menghubungiku lewat ini. Aku tahu kau punya sesuatu yang mirip dengan ini. Meski petir dan kilat di Selat Storm memutus hubungan antara kau dan Kongres, di Aalto kau masih punya seseorang yang bisa kaumintai bantuan."     

Sebagai kesatria, dan karena sifat maskulinnya, kecuali untuk jamuan Tahun Baru, Natasha biasanya tidak mengenakan aksesoris apapun. Makanya Lucien tidak tahu tuan putri punya item sihir, dan menurut Lucien, anting-anting itu kemungkinan besar adalah hadiah dari Hathaway.     

"Aku pasti akan meminta tolong kalau ada masalah." Lucien mengangguk serius. Disaat bersamaan, dia berujar pada Natasha, "Sayang sekali kita tidak bisa saling menghubungi karena Selat Storm..."     

"Benar ... sayang sekali." Natasha mengangguk.     

Tiba-tiba Lucien kepikiran bahwa mungkin dia harus belajar meluncurkan beberapa satelit sihir ke langit sebagai stasiun sinyal, jadi mereka bisa mengobrol lebih sering.     

Tapi bagaimana jika orang lain tahu bahwa lahirnya satelit sihir dan perkembangan telekomunikasi adalah karena seorang penyihir ingin menghubungi seorang wanita dari kejauhan? Itu tidak baik ... Terlalu memalukan. Itu yang Lucien pikirkan. Lantas, semakin banyak ide muncul di kepalanya. Dia masih harus mengetahui apakah ada planet di dunia ini dan apakah mereka mengikuti orbit tertentu...     

"Lucien, apa yang kau pikirkan?" tanya Natasha. "Tidak apa. Kita masih bisa menulis surat, kau tahu. Aku suka menulis surat."     

Suara Natasha menyeret Lucien kembali dari lamunannya. Lucien agak panik ketika dia menyadari apa yang dia pikirkan. Mereka hanya sahabat baik! Natasha tidak tertarik dengan pria!     

Lucien buru-buru membuang lamunan anehnya dan mengangguk. "Itu benar ... menulis itu menyenangkan. Tapi ... tapi kita harus punya kode baru untuk jaga-jaga Gereja tahu."     

Setelah menyetujui kode penulisan yang baru, Natasa tersenyum dan berkata, "Aku tidak tahu berapa lama waktu yang kaubutuhkan untuk kembali dari Pegunungan Kegelapan, tapi kemungkinan besar, aku akan melewatkan ulang tahunmu lagi. Jadi sekarang, bisakah aku melakukan dansa pembukaan denganmu dan mengucapkan selamat ulang tahun untukmu duluan?"     

Dia membungkuk singkat. Dengan tangan kanan di dada, dia mengulurkan tangan kirinya, yang mana merupakan sikap seorang pria.     

Lucien sedikit terhibur. "Aku adalah laki-laki, Yang Mulia. Harusnya aku yang mengajakmu berdansa. Sungguh, aku tak pernah hadir saat ulang tahunmu juga. Jadi biarkan aku menjadi orang yang mengajakmu melakukan dansa pembukaan."     

Kemudian Lucien mengikuti cara yang sama.     

Natasha menyeringai dan mengangkat sedikit alisnya. Lantas dia berdiri tegak dan mengulurkan tangan kanan, meletakkannya di atas tangan kiri Lucien.     

Tidak ada musik, hanya angin kencang dan awan. Tapi, baik Lucien dan Natasha adalah orang yang pandai dalam musik. Langkah dansa mereka rapi dan elegan.     

Meski Lucien masih sedikit pendek dari Natasha, dia tumbuh cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Ketika mereka berdansa, mereka bisa langsung melihat mata satu sama lain, dan napas mereka juga sangat dekat.     

Sambil melihat mata perak keunguan Natasha, lalu merasakan desah napas dan tubuhnya yang lembut, Lucien mendadak merasa sangat tidak tenang. Meski ini bukan pertama kalinya dia berdansa dengan sang putri, dia merasa sangat berbeda kali ini—jantungnya berdegup sangat kencang.     

Melihat mata Lucien entah mengapa mulai melihat ke arah lain dan wajahnya sedikit merona, lalu merasakan langkahnya mulai melambat dan tangannya jadi kaku, Natasha juga merasakan perbedaan. Begitu napas Lucien mulai berat, Natasha yakin atmosfernya tidak norma—malah, sangat aneh, dan entah kenapa dia merasa gugup.     

"Kau baik-baik saja?" tanya Natasha langsung. "Apa kau mengkhawatirkan sesuatu?"     

Lucien sangat malu. Dia menggeleng dan menjawab, "Tidak juga. Hanya pertama kali berdansa di udara dan dikelilingi dengan awan..."     

"Begitu, ya. benar juga." Natasha nyengir. "Anginnya cukup kencang."     

Dengan berusaha keras, Lucien akhirnya menyelesaikan dansanya dengan Natasha dengan cukup sempurna.     

"Lucien, selamat ulang tahun."     

"Selamat ulang tahun, Natasha."     

Mereka mengucapkannya bersamaan ketika dansanya selesai. Mereka saling tersenyum.     

...     

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Natasha, Lucien kini terbang menuju Pegunungan Kegelapan sambil sedikit mengerutkan alis. Setelah beberapa saat, dia bergumam sendiri, "Itu tidak benar. Aku hanya tidak pernah sedekat itu dengan perempuan dalam waktu lama. Aku tidak boleh punya perasaan ini dengan Natasha. Dia bahkan tidak suka laki-laki!"     

...     

Ketika terbang kembali ke Aalto bersama Camil, Natasha perlahan berhenti di udara dan memasang anting-anting bentuk kelopak bunga violet. Dia merasa aneh, kemudian menggeleng singkat.     

Kemudian, dia menyadari Camil melihat ke telinganya dengan hati-hati, jadi dia bertanya, "Apa? Aku harus memakainya, kalau tidak aku bisa melewatkan sinyal Lucien."     

"Tidak apa. Kau punya telinga yang cantik," jawab Camil santai. "Lebih cantik saat pakai anting-anting."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.