Singgasana Magis Arcana

Para Pengelana



Para Pengelana

0Ketika masih merasa kebas, Lucien melihat ke dinding sebelah kirinya dengan tatapan bingung. Otaknya bekerja amat lambat daripada biasanya karena sengatan listrik. Setelah beberapa detik, Lucien akhirnya sadar apa yang terjadi. Dia berjalan ke dinding dan bertanya pelan.     
0

"Siapa?"     

"Tetanggamu, Adam. Kita baru saja bertemu, Bung," jawab pria itu.     

Kemudian, satu balok bata di dinding diambil. Pria di sebelah menarik batu batanya.     

Lucien melihat sepasang mata biru kelam lewat lubang di dinding.     

"Tidak ada lingkaran sihir di dinding?" Lucien cukup terkejut dan dia sedikit menaikkan alis kirinya, seperti yang biasa dilakukan Natasha.     

Di menara sihir penyihir tingkat senior ini, Lucien tidak bisa percaya kalau bata dan dindingnya tidak dilindungi dengan lingkaran sihir untuk mencegah mereka dihancurkan dengan mudah.     

Mata biru itu tersenyum, dan si pria menjawab, "Karena ini adalah Teritori Iblis! Meski ada beberapa tambang batu mulia dan berbagai macam makhluk sihir, sumber daya untuk membangun menara sihir tetap sulit didapatkan. Fakta bahwa wanita tua itu sudah membangun menara sihir di sini menunjukkan dia sangat kuat dan kaya. Jadi, selain eksterior dan inti menara, tidak ada yang dilindungi oleh mantra spesial. Omong-omong, Bung, siapa namamu?"     

Adam tampak sangat senang bicara. Mungkin dia tidak menemukan teman bicara cukup lama.     

"Tuan Adam, Anda bisa memanggil saya Lucien." Lucien terbiasa bersikap sopan. "Bagaimana cara Anda mengambil bata ini?"     

Adam mengedip pada Luien lewat lubang di dinding. "Kau benar-benar punya sikap yang sopan. Apa kau penyihir atau kesatria? Apa tingkatmu?"     

"Penyihir, tingkat menengah."     

Adam menyeringai. "Ayolah. Kita sama-sama ada di situasi sial, jadi panggil saja aku Adam. Aku adalah kesatria agung. Berkah Dark."     

Dia mengulurkan tangan kanan dan kuku panjangnya setajam pisau. "Aku menggunakan kukuku. Belenggu ini bisa menahan kekuatan Berkahku, tapi tak bisa mengubah kekuatan fisikku."     

Lucien melirik ke arah kuku yang rapi itu dan bercanda, "Kalau hanya ada penjaga biasa di sini, kita bisa menggunakan kukumu untuk keluar dari penjaga. Adam, kau tahu sesuatu tentang tempat ini? Lalu apa yang dikerjakan wanita tua itu? Aku pingsan di gunung. Saat aku bangun, aku ada di sini..."     

Suara Adam kini terdengar lebih serius. "Bung, tahu lebih banyak tentang tempat ini tidak benar-benar membantu ... setidaknya untukku ... Aku tahu kalau di area yang ditutupi oleh menara sihir, ada dua kota dan beberapa warga desa. Orang-orang yang tinggal di sana pasti leluhur manusia yang terperangkap di Teritori Iblis. Katanya pernah ada desa di sebelah Pegunungan Kegelapan dilahap oleh tempat ini."     

Lantas Adam menambahkan, "Di batas area ini, ada hutan besar berisi pohon-pohon raksasa. Itu adalah area yang sangat berbahaya yang ada banyak pohon scarlet, sulur pembunuh, troll tiga tangan, ular bulu, kadal batu, dan banyak makhluk mengerikan lain. Aku ada di sana ketika pertama kali menginjakkan kaki ke Teritori Iblis. Aku hampir mati di sana. Aku tidak yakin apa yang ada di luar hutan. Tapi berdasarkan hukum bahwa semakin jauh dari Teritori Iblis, maka semakin kuat makhluk-makhluknya. Aku takut di sana ada chimera, penangkap jiwa, sphinx, atau naga..."     

Suara Adam semakin pelan. "Ada peninggalan kuno di bawah menara sihir, dan kelihatannya berhubungan dengan rahasia tempat ini. Si wanita tua sudah berusaha sejak lama untuk keluar dari tempat ini. Tapi dia terus gagal yang diyakini bahwa dia kurang kuat sebagai penyihir tingkat senior, jadi kebanyakan eksperimennya untuk meningkatkan kekuatannya menggunakan sumber daya yang terbatas. Sebuah kecelakaan eksperimen telah mengotori tubuh dan jiwanya, jadi dia tidak bisa membuat dirinya tampak muda lagi, dan dia kehilangan vitalitasnya dengan sangat cepat. Dia masih mencoba untuk memecahkan masalah ini..."     

Lucien bertanya penasaran, "Apa dia sudah menemukan jalan keluar? Mungkin kita adalah solusi masalahnya..."     

Suara Adam terdengar ketakutan, "Jiwanya terluka. Dia mencoba beberapa tubuh gadis muda yang dia tangkap tapi tak pernah bertahan lebih dari satu menit. Dia yakin bahwa masalah utama ada dalam jiwanya, jadi apa yang dia coba lakukan adalah untuk melihat kemungkinan memotong jiwanya menjadi bagian dan hanya menyimpan bagian yang tidak terkontaminasi. Dia kemudian akan meningkatkan bagian yang bersih, jadi mereka bisa berkembang dan menjadi jiwa barunya."     

Lucien agak terkejut. "Lalu, bagian mana yang bertugas? Bagian mana yang menjadi si wanita tua?"     

Sejauh yang Lucien tahu, tidak ada yang pernah sukses dengan eksperimen untuk membagi jiwa seseorang. Ini berbeda dengan bagaimana orang-orang itu menyimpan bagian dari jiwa mereka atau jari di dalam kotak jiwa melalui ritual Lich Convert karena bagian-bagian itu masih saling terhubung dengan bagian besar jiwa dan tubuh.     

Tak peduli sejauh apa keduanya, hanya ketika bagian besarnya mati, maka bagian kecil jiwa di dalam kotak jiwa bisa kembali hidup. Tidak ada konflik dalam filosofi atau kognitif. Jika proses bagian kecil jiwa seseorang kembali hidup diganggu oleh kekuatan tertentu, jiwa yang dibangkitkan juga akan terluka.     

Adam menggeleng singkat. "Siapa tahu. Semua subjek eksperimennya mati, dan jiwa mereka hancur sepenuhnya."     

Adam menunjuk dinding di belakang Lucien dan berkata, "Orang di sel itu akan menjadi subjek eksperimennya malam ini. Jika dia gagal, dia akan mati. Tapi kalau dia berhasil, dia mungkin akan mati juga, tapi semoga kita bisa dibebaskan."     

"Jika eksperimennya berhasil..." Lucien bergumam. Dia tahu apa maksudnya—yaitu jalan menjadi abadi.     

Ritual yang ada saat ini bisa memperpanjang umur seseorang, tapi jiwa orang itu tetap menua. Bahkan jika seseorang bisa berhasil memisahkan bagian jiwanya yang tidak menua dari bagian besarnya, pengaruhnya tidak dapat dihilangkan. Makanya, penyihir yang hidup paling lama dalam catatan Kongres adalah archmage legendaris di umur 6449. Orang lainnya meninggal sebelum umur itu atau menghilang.     

Adam memelankan suaranya. "Bung, aku harus mengingatkanmu. Bersiaplah."     

"Apa?" Lucien melihat mata biru Adam.     

"Si wanita tua itu terus mencari penyihir kuat sepertimu. Kau pasti akan menjadi subjek eksperimen utamanya. Tapi sebelum dia melakukan eksperimen padamu, dia akan meningkatkan kekuatan jiwamu sebisa mungkin. Ini berbahaya tapi juga kesempatan."     

Lucien menarik napas dalam dan mengangguk singkat. "Pasti. Adam, bisakah kau memberitahu apa saja yang kau ketahui tentang struktur dalam menara ini? Katakanlah ... di mana inti energinya?"     

"Oke. Tak masalah." Adam sangat terang-terangan.     

Setelah obrolan mereka selesai, Adam mengembalikan batu batanya ke dinding.     

Lucien berjalan kembali ke kasur dan duduk. Dia tahu apa yang direncanakan Adam. Adam ingin Lucien menemukan jalan keluar, jadi dia bisa ikut dengannya. Di sisi lain, Lucien benar-benar tidak mempermasalahkannya. Selain itu, dia juga dapat informasi yang cukup penting.     

Si pelayan memberinya makan malam. Lucien memakannya, baru setelahnya tidur. Dia harus memulihkan kekuatan fisiknya sebisa mungkin. Kemudian langkah selanjutnya adalah menghancurkan belenggu.     

...     

Saat tengah malam, pintu besi mendadak terbuka. Si pelayan muda berkata dingin pada Lucien, "Master memintaku membawamu ke bawah sinar bulan di luar. Bagus untuk memulihkan jiwa dan tubuhmu."     

Lucien kini merasa dia benar-benar menjadi seorang tahanan. Namun, jelas, dia tidak akan menolak kesempatan pergi ke luar. Jadi dia mengikuti si pelayan muda ke teras di lantai itu.     

Bulan perak sedang ada di langit, menutupi segalanya dengan lapisan cahaya putih yang tipis.     

Setiap sel di tubuh Lucien menginginkan cahaya bulan. Cahaya bulan bisa menyembuhkan luka-luka Lucien.     

"Hey, Bung." Itu suara Adam.     

Lucien berbalik. "Kau juga kemari untuk mencari cahaya bulan?"     

"Yep. Aku bagian dari eksperimen tadi siang juga." Adam menyeringai. Kemudian, dia memelankan suaranya dan berkata, "Dia gagal."     

"Sayang sekali..." Lucien mengangguk.     

Terasnya tidak terlalu berada tinggi dari tanah, tapi si wanita tua yakin mereka tidak akan bisa kabur karena kekuatan mereka disegel. Lucien dan Adam memutuskan untuk istirahat di sini dan bicara sekenanya.     

Kali ini, bukit kecil di depan mereka mendadak mengeluarkan cahaya menyilaukan, membuat area itu tampak seperti sedang siang hari.     

Lucien melihat dua pria dan dua wanita sedang berlari dari bukit. Dengan cepat, mereka bergegas menuju menara sihir. Tampaknya mereka baru saja menginjak jebakan sihir.     

"Wow, keren. Dua kesatria level dua, satu kesatria level satu, dan penyihir tingkat lingkaran kedua." Adam sedikit bersemangat ketika melihat orang di sana berusaha keras membunuh pengawal tengkorak.     

Lucien sangat bingung. "Apa yang terjadi di sana?"     

"Si wanita tua, selain belajar dan melakukan eksperimen sihir, dia sangat malas. Untuk mendapatkan material eksperimen yang banyak, dia meninggalkan buku sihir dan cara membangkitkan kekuatan Berkah di desa terdekat dan menyembunyikan menara sihir untuk membiarkan mereka berkembang. Disaat bersamaan, dia menyebarkan rumor bahwa siapa saja yang bisa menemukan menara sihir tersembunyi dan membunuh penyihir jahat di sini bisa mendapatkan segalanya, termasuk kekuatan dan harta. Jadi para material eksperimen itu datang sendiri kemari."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.