Singgasana Magis Arcana

Terbelenggu



Terbelenggu

0Kegelapan itu tak berujung dan terkesan tak ada habisnya.     
0

Lucien melayang dalam dimensi itu. Kekuatan besar dalam dadanya meneriakkan beberapa kata yang tak bisa didengar dengan jelas. Tapi kalimat itu sangat kuat, sehingga kegelapan tersebut hampir mulai berkecamuk, seolah ada badai yang akan tiba.     

Tiba-tiba, sulur hijau gelap muncul dari tanah di samping kaki Lucien, dan mengencangkan ikatan di sekitarnya dalam beberapa detik saja. Duri merah gelap di sana diselimuti dengan darah kering manusia, dan aroma manis berbahaya dari sulur bisa membuat seseorang lumpuh dengan mudah.     

Lucien berusaha sangat keras. Dia mencoba merapal mantra, tapi tidak ada kekuatan spiritual yang tersisa dalam tempat aneh ini.     

Durinya menusuk tubuh Lucien dengan ganas, dan rasa sakit tak tertahankan membuatnya berteriak seperti Elvis. Disaat bersamaan, seluruh tubuhnya terasa membeku.     

Namun rasa sakit yang luar biasa membangunkan Lucien. Kilauan cahaya yang terlalu menyilaukan untuk dilihat muncul di sana dan menembus kegelapan.     

Lucien merasa sangat pusing. Dia menyipitkan mata melihat sinar mentari cerah yang mendadak muncul. Dengan sangat cepat, dia mengingat-ingat bahwa dia telah terkena serangan banyak sinar sihir dari pohon scarlet. Dia bahkan tidak punya waktu mengaktifkan bootsnya—Sidestep.     

Tanpa sadar, Lucien merapal Short Distance Teleportation untuk menghindari serangan susulan dari pohon itu.     

Tampaknya Elemental Swirl bekerja, jadi Lucien, untungnya, punya cukup waktu untuk memulihkan diri. Tapi bagaimana dengan sulur dalam kegelapan? Apakah mereka berasal dari alam bawah sadar Lucien untuk membuatnya bangun secepat mungkin?     

Namun, begitu Lucien menggunakan mantra teleportasi, dia langsung sadar bahwa, seperti apa yang terjadi dalam mimpinya, kekuatan spiritualnya habis karena menggunakan Elemental Swirl. Sehingga, dia menekan tangannya di tanah dan menghindar ke samping.     

Sebagai kesatria level dua, vitalitas Lucien menjadi lebih kuat. Sehingga, tidak seperti yang terjadi sebelumnya, setelah menggunakan Elemental Swirl, Lucien kini masih bisa bergerak cukup lincah.     

Tapi setelah dia menggelinding, dia sadar bahwa tidak ada apapun di bawahnya. Ketika mata Lucien sudah mulai terbiasa dengan cahaya, dia terkejut mengetahui bahwa dia berada dalam ruangan kecil bercat putih. Tidak ada sulur, pohon menakutkan, dan mata di sana!     

"Brak!"     

Lucien jatuh ke atas lantai.     

Tubuh seorang kesatria itu kuat. Lucien tidak merasakan sakit yang amat sangat. Dia cepat-cepat melihat sekitar.     

Ruangan itu kecil. Selain adanya tempat tidur kayu kecil, hanya ada kotak kayu yang terbuka di sana. Di dalamnya tidak ada apapun.     

Ruangannya tidak kotor, tapi sangat sederhana sampai Lucien mengira apakah dia sedang berada di penjara. Mungkinkah dia melakukan perjalanan lintas ruang dan waktu lagi?     

Lucien mengangkat tangannya dan melihat bahwa tangannya masih tampak sama. Dia menyentuh lehernya dan merasakan tanda pemanggilan masih ada di sana. Lucien akhirnya percaya kalau dirinya masih Lucien Evans.     

Tapi itu semua tidak membuat Lucien lega, karena ada gelang hitam di masing-masing pergelangan tangannya. Gelang hitam itu bersinar dengan cahaya menakutkan. Apalagi, ketika Lucien menyentuh lehernya, dia merasa juga ada ikatan leher yang harusnya berfungsi untuk mencegahnya menggunakan kekuatan spiritual. Tak heran Lucien merasa kalau kekuatan spiritualnya semakin terkuras dibandingkan ketika dia merapal Elemental Swirl sebagai penyihir tingkat junior!     

Karena tak bisa menggunakan kekuatan spiritual dan Berkahnya, Lucien mencoba membuka perpustakaan jiwanya. Namun perpustakaan jiwanya dihalang oleh kekuatan aneh.     

Lucien jadi bertanya-tanya apakah perpustakaan jiwanya butuh kekuatan spiritual untuk mengakses.     

Lucien terus mencoba. Dia mencoba menggunakan tanda di lehernya untuk melihat apakah dia bisa memanggil Rhine dalam mimpinya. Rhine memiliki gelar bernama Observer, jadi harusnya dia orang yang bisa memberikan informasi paling berguna terhadap Pegunungan Kegelapan pada Lucien!     

Namun dia gagal lagi. Untuk sedetik, Lucien merasa tak berdaya, seperti dia pertama kali tiba di dunia ini.     

"Tapi aku punya tubuh yang sehat dan jiwa yang sudah bertambah kuat. Aku berpikir dan mengambil tindakan lebih baik daripada sebelumnya. Tenang, Lucien. Ada harapan." Lucien menenangkan dirinya sendiri. "Cobalah untuk mengumpulkan informasi lebih banyak tentang tempat ini. Jadi aku bisa mengerti apa langkah selanjutnya yang harus kulakukan."     

Lucien cukup berpengalaman dengan macam-macam kesulitan yang dia temui sejak datang ke dunia ini. Dia tidak pernah mudah menyerah, dan dia terus mencoba berpikir positif. Dia yakin bahwa harta sebenarnya bukan item sihir, melainkan pengetahuan dalam otaknya tak tidak bisa diambil siapapun darinya! Contohnya, dia tahu tentang gelang, pengikat leher, dan banyak lingkaran sihir!     

Lucien mencoba menarik gerbang besi, dan tentu saja, terkunci. Jadi dia berjalan kembali ke kasur dan duduk, mencoba berpikir apa yang bisa dia lakukan terhadap gelang di tangannya.     

Kali ini, Lucien mendengar suara yang berasal dari benturan kunci-kunci.     

Seseorang memasukkan kunci ke dalam lubanng kunci. Setelah suara 'klik', pintu besi itu perlahan terbuka.     

Seorang pemuda yang wajahnya tampak mabuk berjalan masuk sambil membawa gantungan kunci besar. Pungungnya terbiasa membungkuk ke depan. Tapi begitu dia melihat Lucien di dalam penjara, dia membusungkan dadanya sedikit dan berujar dengan agak arogan, "Karena kau sudah bangun, ikut aku untuk bertemu master."     

Dia mengenakan jubah pendek hitam dan celana panjang. Tidak ada apapun di leher maupun pergelangan tangannya.     

"Master?" Lucien buru-buru bertanya. Sebelum dia melihat orang yang dipanggil 'master', dia harus tahu tempat apa ini dan kenapa dia ada di sini.     

"Berani-beraninya kau mengucapkan kata 'Master'? Kau diselamatkan oleh master hanya karena dia kekurangan material eksperimen! Camkan baik-baik—kau hanya material eksperimen paling sampah di menara sihir ini!"     

Hati Lucien mencelos. Akhir di mana dia menjadi material untuk eksperimen sihir tidak lebih baik daripada mati.     

Namun, Lucien masih hidup. Dia masih punya harapan!     

"Aku diselamatkan? Di mana ini?" Lucien pura-pura dia tidak mengerti.     

Pelayan muda itu tampak agak kesal. "Aku lahir di sini! Aku tidak ingin membuang waktuku dengan menjelaskan tempat apa ini! Apa yang bisa kukatakan padamu adalah orang-orang yang tak sengaja datang kemari tidak akan pernah bisa pergi dari tempat bernama Teritori Iblis!"     

Lucien sadar kalau dia benar-benar bukan orang yang beruntung. Dia menghela napas pelan.     

Setelah menemukan Elvis, si liaison, Lucien pikir misinya hampir selesai, karena Elvis sangat berpengalaman bepergian dari perkemahan sampai menara sihir Nightmare King. Namun Teritori Iblis menangkap mereka!     

"Jadi ... apa yang terjadi dengan orang-orang yang tak bisa pergi? Di mana rekanku?" Lucien terus bertanya, mengikuti apa yang dikatakan pelayan muda itu.     

Kelihatannya apa yang Lucien tanyakan hanya membuat pelayan muda itu tergelitik, jadi dia menjawab, "Rekanmu? Dia sudah menjadi mayat kering sekarang! Orang-orang itu antara menjadi makanan hewan atau menjadi material eksperimen master. Dua ... tidak, tiga orang ... masih hidup—tunggu, Brengsek! Kau diam saja dan ikuti aku!"     

Itu pertama kalinya si pelayan melihat seseorang seperti Lucien, orang yang punya pertanyaan tanpa akhir dalam situasi buruk seperti ini. Ketika dia sadar apa yang terjadi, si pelayan muda mendadak tampak khawatir dan takut.     

Lucien tidak ingin terlalu mendesaknya. Sambil tetap memakai gelang dan pengikat leher, Lucien mengikuti pelayan muda itu dan naik melalui tangga di menara sihir.     

Dalam perjalanan mereka naik ke atas, Lucien menatap punggung pelayan muda itu. Dia membuat perhitungan apakah pemuda itu kuat dan terlatih dari caranya berjalan, dan apakah dia bisa mematahkan leher pelayan itu atau membuatnya pingsan.     

Ketika mereka sampai di lantai lima, Lucien berhenti membuat perhitungan dan mulai mengingat-ingat material yang pernah dia baca di perpustakaan Kongres—sebuah buku berjudul Tentang Eksperimen Tubuh Manusia yang Dilakukan oleh Penyihir Kuno.     

Mereka tiba di depan pintu hitam yang dihias dengan pola misterius. Pelayan muda itu mengetuk pintu dengan lembut dan berujar, "Master, material yang Anda pungut sudah bangun. Dia ada di sini."     

"Bawa masuk," ujar suara wanita tua.     

Lucien tidak kaget dengan fakta bahwa penyihir itu adalah wanita. Baik penyihir kuno pria atau wanita sama-sama berbahaya.     

Pintu hitam itu terbuka otomatis. Lucien melihat keseluruhan lab di dalam. Lab itu mirip dengan lab yang ditinggalkan oleh Maskelyne. Lucien melihat cairan abu-abu bernama Aether sedang mengalir di tabung. Struktur tabung yang rumit menutupi seluruh lab, lalu tangan manusia yang pucat menggantung di sana, begitu juga meja bedah. Lalu ada platform untuk menggunakan eksperimen alkimia, dan banyak alat dan kontainer lab yang berbentuk aneh.     

Seorang wanita tua memakai jubah sihir merah yang sangat bungkuk menghentikan kegiatan membedahnya dan berbalik untuk melihat Lucien.     

Rambutnya berwarna putih seluruhnya. Kulitnya kendor seperti tas yang kendor. Dia terlihat sangat jelek dan mengerikan.     

Setelah menatap Lucien dengan mata hijau berkabutnya selama sesaat, dia mengangguk pelan. Suara tuanya terdengar agak gila, "Beri kejutan listrik dulu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.