Singgasana Magis Arcana

Serenade



Serenade

0"Hai, Felicia. Selamat ulang tahun!" Natasha berdiri di hadapan Felicia sambil tersenyum. "Maaf aku datang tanpa diundang."     
0

"Tidak, tidak ... Ini ... saya senang Anda datang, Tuan Putri." Felicia terlalu gembira sampai tidak dapat berbicara dengan lancar. "Saya sangat ingin mengundang Anda, Tuan Putri. Tapi saya tidak pantas ... Saya hanya ..."     

"Aku mengerti, aku mengerti ..." Natasha menyentuh rambut Felicia dengan lembut dan menenangkannya. "Jangan panggil aku 'Tuan Putri'. Panggil saja aku Natasha seperti bertahun-tahun yang lalu ketika kita masih bermain bersama di dalam kastel. Aku masih ingat dulu, waktu count yang sebelumnya masih hidup, kita selalu berburu bersama paman Samuel, Alfred, dan Harrington."     

"Aku waktu itu sangat pendek dan selalu terjatuh." Semua ingatan itu muncul di kepala Felicia, "Aku sering menangis."     

"Benar sekali. Sepuluh tahun kemudian, kau sudah berumur 18 tahun." Dada Natasha pun terasa hangat oleh kenangan itu. "Alfred dan paman Samuel pasti sangat senang di surga kalau melihat kau tumbuh menjadi gadis bangsawan yang menawan."     

Alfred adalah anak tertua dari grand duke, yaitu kakak laki-laki Natasha, yang sudah menjadi kesatria agung tingkat lima di umur 20 awal. Samuel adalah kakak dari Count Hayne dan juga Urbain Hayne, yang merupakan pewaris pertama gelar Keluarga Hayne. Keduanya meninggal dalam pertarungan dengan kesatria pengikut ajaran sesat hampir 10 tahun yang lalu.     

Sepuluh tahun mengubah banyak hal. Ayah Felicia tidak berhasil mewarisi gelar dan Natasha tumbuh dari seorang gadis kecil menjadi petarung sejati setelah kakaknya meninggal. Teman-temannya di tahun itu perlahan berpisah satu sama lain, dan hari-hari yang indah itu tidak akan pernah kembali.     

Sebelum sang putri sampai, Felicia memaksakan dirinya tetap tersenyum untuk menyambut para tamu dan menjaga pestanya tetap berjalan, meskipun dia merasakan kekecewaan besar dan amarah. Sekarang, macam-macam emosi bercampur di kepalanya, sehingga Felicia tak bisa menahan tangis. "Aku sangat senang kau bisa datang malam ini, Natasha."     

"Jangan menangis, Felicia." Natasha memberikan Felicia pelukan yang hangat. "Kau adalah adikku. Karena Count Hayne sedang sakit malam ini, aku yang akan memimpin upacara kedewasaanmu malam ini."     

"Baik, Tuan Putri." Felicia menyusut ingus dan tersenyum. "Saya sangat merasa terhormat bahwa Tuan Putri akan mengurus upacara kedewasaan saya."     

Natasha juga mengeluarkan air mata tetapi dia berusaha menenangkan Felicia, "Lagipula konsultan musik pribadiku akan membawakanmu sebuah serenade yang indah."     

Di benaknya, Natasha menyalahkan Lucien karena telah mengiming-imingi dirinya untuk mendatangi pesta malam ini dengan serenade barunya. Sebagai seorang ksatria agung, dia tidak menyangka dia akan menangis ketika melihat Felicia, dan itu membuatnya sangat malu.     

Natasha dan Lucien semakin menjadi lebih akrab setelah kasus ajaran sesat itu.     

Ketika namanya disebut oleh sang putri, Lucien mendadak mendapatkan banyak tatapan dari para bangsawan dan musisi yang berada di sana. Sekarang semua tamu ingin mendengarkan serenade Lucien pada malam ini.     

"Selamat datang, Tuan Putri, Selamat Datang, Nona Camil, Nona Silvia." Urbain juga merasa gembira dan mengajak sang putri ke aula.     

Semua bangsawan dan musisi memberi hormat kepada sang putri. Natasha merasa muak dengan sikap para bangsawan tapi dia tetap tersenyum dan mengangguk dengan sopan kepada mereka. Silvia, sambil menggandeng tangan sang putri, sangat gugup dan wajahnya memerah, karena ini adalah kali pertamanya dia muncul di depan publik dengan Natasha seperti ini, menemui banyak musisi yang dia kenal.     

"Pak Christopher, selamat malam," Silvia menyapa gurunya.     

Melihat muridnya yang datang bersama sang putri, Christopher terdiam sejenak seperti ingin mengatakan sesuatu tapi dia menghentikan niatnya. Dia hanya berkata, "Selamat malam, Silvia. Ada banyak musisi yang datang pada malam ini, dan aku tahu kau sangat tertarik dengan instrumen musik barunya."     

Natasha sudah memberi tahu Lucien bahwa Silvia tertarik dengan permainan jari barunya, dan tidak lupa memberitahu bahwa Silvia mungkin terlalu malu untuk berbicara dengannya, jadi Lucien mengambil inisiatif untuk berbicara dengan Silvia lebih dulu. Silvia tergugah dan mulai membagikan apa yang dia pahami tentang piano pada Lucien.     

Ketiga musisi yang datang dari Tria dilupakan begitu saja. Mereka sedikit jengkel tapi tidak bisa berbuat banyak, kikarenakan tidak ada yang mengetahui mereka di Aalto     

Akan tetapi, Mekanzi yang melihat wajah kesal mereka di kejauhan merasa terhibur.     

...     

Ketika mereka mendengar bahwa sang putri datang ke pesta malam ini, para bangsawan bergegas untuk datang. Karenanya, upacara ditunda selama setengah jam.     

Upacara kedewasaan tidak rumit. Natasha mengambil bunga yang terlihat seperti api beserta lambang Keluarga Hayne dari ibu Felicia, lalu dia menyematkan itu di dada sebelah kiri Felicia dan menyampaikan pidato pendek.     

Lalu Natasha mengajak Felicia untuk dansa pembukaan, yang merupakan bagian terakhir dari upacara.     

Tariannya begitu indah dilihat. Sebagai ksatria agung tingkat lima Natasha mempunyai kekuatan, kelincahan, dan koordinasi yang baik. Sambil dituntun oleh sang putri, Felicia menampilkan dansa terbaik di sepanjang hidupnya.     

Seharusnya sekarang menjadi giliran Lucien untuk mempersembahkan serenade barunya kepada Felicia. Tetapi, pada waktu yang bersamaan, Julian datang ke tengah-tengah aula.     

"Tuan Putri, Tamu-tamu yang terhormat, Saya adalah Julian dari istana Tria. Saya meminta maaf karena saya telah datang ke sini dengan Tuan Griffith tanpa undangan dari Nona Felicia. Tapi aku ingin mempersembahkan serenade yang baru kutulis pada nona Felicia, untuk memberikan ucapan selamatku."     

"Sepertinya musisi muda berbakat kita kedatangan penantang tidak diduga." Natasha mengangkat alisnya dan berkata kepada Lucien dengan suara pelan.     

Lucien mengangkat bahunya sedikit. Dia tidak begitu peduli.     

Natasha mengangguk, "Baiklah. Mari kita sambut Julian dari Tria."     

Julian menyerahkan partitur pada band, lalu menunggu mereka untuk bersiap. Julian sangat tidak sabar karena musik dengan genre serenade adalah andalan dari Tria.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.