Singgasana Magis Arcana

G Major



G Major

0Di dunia ini, serenade awalnya adalah sebuah genre musik untuk mengekspresikan cinta atau kasih sayang, yang dianggap sebagai musik yang cocok untuk dibawakan di malam hari. Dengan banyaknya bangsawan yang sangat suka mencari tren musik yang berbeda, gaya dari serenade juga berubah seiring waktu berjalan, kemudian lebih sering dimainkan pada pesta malam hari.     
0

Di Aalto, Kota Mazmur, serenade bukanlah sesuatu yang biasa dilakukan, tetapi, simfoni dan concerto adalah hal yang lebih dikenal karena selalu dianggap lebih 'khidmat dan elegan'.     

Ketika mereka membicarakan tentang teknik permainan jari pada piano, Silvia tersenyum kepada gurunya dan berkata, "Saya sudah melihat serenade dari Tuan Julian di tempat kerja Anda sebelumnya, dan memang sangat cocok dimainkan pada pesta malam hari."     

Christopher langsung memahami apa yang dimaksud dalam kalimat Silvia. Dia menggeleng dan tersenyum.     

Beberapa dari musisi terkenal yang datang seperti Othello dan Victor ikut tersenyum. Apa yang dikatakan Silvia memiliki arti bahwa karya Julian terlalu membosankan kalau mau dimainkan pada acara resmi.     

Akan tetapi, Baret dan Clement, dua musisi yang pertama kali mengunjungi Aalto, tidak begitu paham apa maksud dari perkataan Silvia.     

Lucien juga tidak mengerti apa maksud dari komentar Silvia sampai dia melihat senyum penuh arti dari musisi-musisi lain. Mungkin keakraban Lucien yang membuat Silvia lebih membela dia daripada Julian.     

Pada saat yang bersamaan, Julian mengambil violin dan permainan musiknya dimulai.     

Bagian awal dari serenade Julian mengejutkan banyak musisi tradisional yang hadir, seperti Christopher, Othello, dan Victor. Julian mengomposisi ulang karya musiknya dan membuatnya menjadi lebih khidmat serta serius.     

Senyum ketertarikan muncul di wajah Natasha. Dia selalu senang dengan kejutan. Silvia berdiri di sebelahnya, dia terlihat bingung dibandingkan terkejut.     

Julian memang seorang jenius. Kombinasi dari nada menenangkan serenade dan kekhidmatan dari orkestra di dalam permainan musiknya membuat para musisi yang ada di pesta itu terkesan.     

Pada gerakan kedua dari serenade Julian, bahkan Christopher, Ketua Asosiasi, tersenyum dan memuji. "Bagian ini sulit dilakukan, tapi Julian melakukannya dengan sangat baik."     

Clemen dan Baret juga memberikan Julian tatapan kagum, karena sebuah komentar bagus dari ketua asosiasi musisi di Aalto sangat berarti untuk seorang musisi muda.     

Lento yang lembut dan elegan diikuti oleh allegro yang lebih ceria, memang ditujukan untuk pesta malam itu. Permainan musiknya berakhir dengan suasana yang nyaman dan penuh semangat.     

Tepuk tangan yang hangat diberikan kepada Julian. Felicia, yang mengadakan upacara kedewasaan dan pesta malam itu, berterima kasih kepada Julian, "Saya sangat menghargai pemberian darimu, Tuan Julian. Itu tadi serenade yang sangat mengagumkan."     

"Suatu kehormatan bagi saya, Nona Hayne." Julian mencium tangan Felicia dan membungkuk padanya. "Semoga kecantikan dan kebahagiaanmu akan selalu menyertai."     

Lalu dia meninggalkan lantai dansa dan bergabung kembali bersama para musisi dengan senyum lebar di wajahnya, mengetahui bahwa serenade yang butuh waktu pembuatan lebih dari lima tahun diakui oleh banyak musisi di Aalto.     

Meskipun permainannya tidak begitu sempurna karena band pengiringnya kurang latihan, Julian tetap berhasil.     

"Hebat, elegan, bergairah! Tidak ada yang bisa menandingimu dalam bidang serenade." Ketika Mekanzi sedang memuji Julian, matanya melirik ke arah Lucien.     

Tetapi, Lucien tidak mempedulikan itu. Lucien tidak pernah menganggap dirinya musisi sungguhan.     

Othello, direktur asosiasi, juga memberikan ucapan selamat.     

Setelah Othello, Silvia menyatakan pendapatnya yang sedikit berbeda sambil tersenyum lembut. "Meskipun sangat mengesankan, kecepatan keseluruhan serenade itu lamban dan strukturnya tidak dirancang dengan baik."     

"Itu ..." Julian merasa sedikit malu, "Apa yang Anda katakan ... Masalah yang Anda barusan katakan itu memang tak bisa dihindari dalam sebuah serenade, bukan begitu?"     

Christopher sedikit terkejut dengan muridnya. Silvia biasanya lemah lembut, menjadi agresif dan bersikap keras malam ini. Karena itu, dia masuk dan mengambil alih pembicaraan. "Bagaimanapun, itu adalah sebuah serenade yang sangat berkualitas."     

"Terima kasih!" Senyum lebar Julian kembali. Dia sudah bisa melihat masa depan yang cerah menantinya sebagai seorang musisi terkenal di Aalto.     

Lalu seketika dia berbalik badan dan berkata kepada Lucien dengan nada sombong, "Sekarang giliranmu, Tuan Evans."     

Pada waktu yang bersamaan, ibu Felicia mengatakan kepada seluruh tamu, "Terima kasih, Tuan Julian. Terima kasih untuk permainan musikmu yang luar biasa. Pada malam yang indah ini, Tuan Lucien Evans, sebagai teman sekelas di sekolah musik anak saya, akan ikut membawakan persembahan berupa bagatelle dari sebuah karya musik!"     

Nama Lucien membuat para tamu yang hadir menjadi ramai.     

"Ya, 'sang' Tuan Lucien Evans. Musisi muda berbakat yang menciptakan Simfoni Takdir!" Ibu Felicia menyambut dengan bangga.     

Lucien merapikan pakaiannya sejenak dan akan berjalan menuju ke tengah-tengah aula, ketika Mekanzi berbicara kepadanya dengan niatan jahat, "Aku harap kau tidak salah menekan tuts, Lucien."     

Natasha menatap Mekanzi dan mengangkat alisnya, lalu dia melihat ke arah Lucien. Dia yakin dengan Lucien karena dia telah melihat Lucien memainkan piano beberapa kali setelah dia membangkitkan kekuatan Berkahnya, dan keahlian bermain pianonya sudah sangat berkembang.     

"Jangan mengecewakan Natasha," ucap Silvia kepada Lucien dengan suara pelan. "Kau adalah konsultan musik Natasha."     

Lucien tidak begitu mempedulikan Mekanzi. Dia mengangguk kepada Natasha, Silvia, dan Pak Victor, kemudian dia berjalan ke tengah-tengah aula dimana piano berada. Victor mengangkat cangkirnya ke arah muridnya untuk memberi semangat.     

Felicia sedikit gugup, karena dia tidak yakin apakah memainkan bagatelle malam ini adalah ide yang bagus. Apalagi ketika dibandingkan dengan serenade Julian, kesalahan pada permainan Lucien mungkin akan di besar-besarkan.     

Tepuk tangan sambutan untuk Lucien perlahan terhenti. Banyak musisi dan bangsawan yang mulai menanti.     

Gerakan pertama adalah Allegro. Nadanya enak didengar, indah, dan ringkas. Kemudian Allegro itu menangkap perhatian semua orang dengan sebuah bentuk sonata-allegro yang sangat ceria.     

Senyum Julian membeku di wajahnya. Sebagai seorang musisi, dia langsung memahami jarak antara serenade miliknya dan karya Lucien. Meskipun karya miliknya bagus, Serenade milik musisi muda dari Aalto ini bisa dibilang permainan klasik.     

Apa yang dimainkan oleh Lucien adala Serenade No. 13 for strings in G major karya Amadeus Mozart.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.