Singgasana Magis Arcana

Elegi Penjaga Malam



Elegi Penjaga Malam

0Di sebuah rumah sederhana di Lili Ungu, Aalto.     
0

Sambil bersandar ke lemari tua, Clown mengeluarkan sebotol ramuan dari jubahnya dan meminumnya dengan tangan kiri—tangan satu-satunya yang dia miliki.     

Clown kehilangan bagian kanan tubuhnya, jadi sekarang dia kesulitan bernapas, dan satu-satunya hal yang menyokong nyawanya adalah kekuatan tekad sebagai seorang kesatria agung. Setelah sampai ke tempat persembunyian rahasia, Clown sangat lelah, dan dia bahkan tidak bisa melangkah lagi untuk turun ke ruangan rahasia.     

Ramuan suci itu membantu bagian tubuh dan daging Clown untuk tumbuh. Dia berpikir apakah dia akan mati di sini. Ini pertama kalinya dia melihat betapa kuat dan mengerikannya Berkah terhebat.     

Kali ini, dia mendengar langkah kaki dari seberang pintu. Clown susah payah membuka mata. Dia tahu itu adalah para penjaga malam.     

Ketika pintunya terbuka, Clown agak terkejut melihat Juliana, begitu pula Lend dan Minsk, yang tidak membawa misi kali ini.     

Melihat partnernya, harapan mulai tumbuh di dada Clown. Dia berusaha keras untuk bicara pada mereka. "Bukan aku ... Professor yang ... melakukannya."     

Clown pikir dia sudah sangat waspada, tapi dia tetap jatuh dalam perangkap Professor. Tapi apa yang paling menyiksanya adalah dia masih tidak tahu apa tujuan Professor!     

Kenapa?! Kenapa Professor melakukan semua ini?!     

Situasi menyedihkan itu membuat mata Juliana berubah merah karena air mata. "Aku tahu ... Aku tahu ... Professor yang melakukan ini semua. Kau tidak akan pernah membunuh Lucien Evans tepat di depan tuan putri. Aku ada di sini ... biar kusembuhkan dirimu!"     

Meski Clown melakukan sesuatu saat menangkap Lucien Evans di depan Natasha, apa yang terjadi saat ini membuat kalimat yang dia katakan terdengar ironis.     

Ketika Lend mendengar apa kata Juliana, meski wajahnya selalu terlihat sangat serius, dia mengernyit. Dia tahu kalau kekuatan suci Juliana tidak akan bekerja, tapi dia juga berharap ada keajaiban.     

Sebagai pendeta petarung, Juliana terbiasa menggunakan kekuatan suci untuk menyembuhkan orang-orang. Namun, baik kekuatannya sendiri atau benda suci tidak bisa bekerja. Bekas potongan itu menyerap semua cahaya suci bagaikan jurang tanpa dasar.     

"Kapten Lend..." Juliana nyaris menangis. Lend sudah mendekati level senior, dan jika Lend tidak bisa melakukan apapun saat ini, Clown akan mati tak lama lagi.     

Lend menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya. Lantas dia mengangkat pedang panjang, dan tubuhnya diselimuti dengan cahaya yang damai. Cahaya itu kemudian membuat pedangnya memanjang, begitu juga dengan kabut hitam dari sarung tangan hitamnya.     

Lend berteriak dan menebas bekas potongan di bagian kanan tubuh Clown, seolah dia mencoba memotong jurang tanpa dasar yang terhubung pada bekas tersebut.     

Berkah Elimination miliknya bisa membuat segala kekuatan supernatural yang bukan milik Tuhan sebenarnya menjadi invalid!     

Udara bergerak karena gerakan tebasan itu, tapi tak ada yang berubah.     

Lend tidak ingin menyerah. Dia mencoba lagi dan menciptakan embusan angin kuat. Tapi bagian tubuh Clown tetap tidak tumbuh kembali.     

"Tidak apa ... Kecuali kau ... seorang kesatria cahaya, kau tidak bisa..." Sorot gila dan amukan di mata Clown menghilang. Saat ini, mata hitam di balik topeng konyol itu tampak tenang.     

"Tidak..." Juliana menangis.     

Dia sudah mengikuti Clown selama lebih dari tujuh tahun dan diselamatkan oleh Clown berkali-kali. Ketika menghadapi kejahatan, kapten selalu jadi support terkuat tim. Meski banyak penjaga malam mengatakan Clown gila dan aneh, dia benar-benar percaya padanya.     

Sejauh ini, mereka telah bertemu dua kali dengan Professor, tapi seluruh tim nyaris lenyap.     

Clown bergumam terus, "Bukan aku ... Professor yang ... melakukannya."     

"Aku tahu ... Kapten, aku tahu..." Juliana buru-buru mengangguk. "Aku memberitahu pemimpin Inkuisisi bahwa kita harus cepat, tapi mereka terlalu banyak menghabiskan waktu karena mendiskusikan apa tujuan sebenarnya Professor dan apakah ini adalah trik Professor untuk memancing kita agar keluar dari markas. Kalau tidak, kita pasti sudah menangkapnya!"     

Karena menghadapi tekanan besar dari para bangsawan, Gereja jadi ragu.     

Lend tidak ada dalam tim yang mengejar Professor. Dia bertemu Juliana ketika mencari Clown setelah mendengar apa yang terjadi.     

Lend memberitahu Clown informasi terkini dan suaranya jadi dingin. "Morning Star tewas. Professor membunuhnya. 'Akhir dari pengkhianat' ... Professor yang menulisnya."     

Saat ini, jika dia bisa menangkap Professor, Lend akan mencabiknya menjadi berkeping-keping.     

"Begitu, ya..." Kemarahan Clown mulai menggelegak lagi, dan dia berujar dengan susah payah, "Gereja sudah rusak ... dan terlalu pengecut. Ini seperti sebelumnya ... tidak mungkin ... Professor ... mempermainkan kita ... seperti seekor kucing bermain dengan tikus ... dua kali!"     

"Banyak orang-orang di Gereja sudah kehilangan kepercayaan." Minsk sangat murka sampai tubuhnya ditutupi dengan lapisan api yang tebal. "Mereka berlutut di depan para bangsawan dan kegelapan!"     

Clown mulai hiper, dan dia bicara lebih lancar dengan suasana hati yang tidak biasa. "Meski aku membunuh banyak orang-orang tak bersalah ketika aku pertama kali membangkitkan Berkahku dan kehilangan kendali, setelah disadarkan oleh ... kalimat darwis, aku mengabdikan hati dan jiwaku pada God of Truth! Aku tak pernah melupakan sumpahku ... barang sedetik pun! Aku hidup dalam kegelapan ... untuk melawan kegelapan! Aku tidak peduli apa pandangan orang lain tentangku ... kasar ... atau gila, aku tidak menyesal. Aku melakukan semua itu untuk mengusir kegelapan!"     

Clown terengah-engah. Dia sudah menggunakan seluruh kekuatannya. Napasnya mulai sangat melemah dan pendek-pendek. Sambil melihat ke arah Lend, Juliana, dan Minsk, Clown berujar, "Jangan lupakan ... sumpah kita. Jangan lepaskan ... Professor..."     

"Tidak akan..." jawab Juliana sambil menangis tapi tegas.     

Lend membuat tanda salib di dadanya dan mulai bersumpah untuk Penjaga Malam di depan Clown.     

"Malam berkumpul, dan kini pengawasanku dimulai. Pengawasan itu tidak akan berakhir sampai aku mati. Aku akan terus melihat kegelapan dan membuang segala yang kumiliki. Aku tidak akan menikah, tidak mengambil tanah, ayah tanpa anak. Aku tidak akan memakai mahkota dan tidak mengambil kejayaan. Aku akan hidup dan mati di tempatku berjaga. Aku adalah lawan kegelapan, musuh kejahatan. Aku adalah api yang membakar melawan hawa dingin, cahaya yang menembus kegelapan. Aku mengabdikan hidup dan kehormatan pada Tuhan untuk menjadi penjaga cahaya, untuk malam ini dan malam-malam selanjutnya."     

Juliana dan Minsk mengulang sambil menangis, "... Aku mengabdikan hidup dan kehormatan pada Tuhan untuk menjadi penjaga cahaya, untuk malam ini dan malam-malam selanjutnya"     

Clown mengulurkan tangan kirinya dengan susah payah. Dengan tangannya yang gemetar, dia membuat salib di depan dadanya. "... Aku mengabdikan ... hidup dan kehormatan ... pada ... pada Tuhan ... untuk menjadi ... penjaga cahaya ... untuk malam ini ... dan malam-malam ... selanjutnya."     

Suara Clown menjadi semakin pelan. Matanya perlahan menutup, dan dia tak bisa melihat dengan jelas lagi.     

Saat itu, dengan kesadarannya yang semakin menjauh, Clown mendengar langkah kaki!     

Lend orang pertama yang berbalik dan terkejut. "Lord Amelton!"     

Kardinal wanita bermantel merah itu memakai biretta berbentuk unik. Dia memiliki rambut hitam panjang, dan wajah cantik serta matanya tampak penuh kemurahan hati.     

"Lord Amelton!" Minsk dan Juliana juga terkejut melihat pemimpin top Inkuisisi—Vila Amelton.     

Apa dia kemari untuk menangkap Clown?     

Apakah dia juga akan menghukum mereka?     

Namun, Amelton buru-buru berjalan menghampiri Clown dan memeriksanya menggunakan kekuatan suci. Setelah beberapa saat, dia berujar, "Aku datang terlambat. Jiwa Clown sudah dipotong oleh Sword of Truth."     

Sambil berkata demikian, cahaya putih di tangannya perlahan menutup bekas tebasan, tapi organ Clown tidak tumbuh kembali. Vitalitasnya sudah kelelahan.     

"Lord Amelton?" Lend menyadari perbedaan nada suara dari kardinal itu. Kelihatannya dia kemari bukan untuk menangkap Clown.     

Amelton melihat ke arah mereka dan berujar serius, "Para bangsawan sudah lupa apa yang telah Tuhan berikan pada mereka. Gereja menjadi pengecut dan mereka kehilangan kejayaan. Aku percaya kalian semua tahu apa yang kukatakan."     

Meski mereka merasakan hal yang sama, Lend dan penjaga malam lain tidak berani menunjukkan persetujuan secara langsung di depan pemimpin tertinggi Inkuisisi.     

Amelton berbalik ke arah Clown. "Kau adalah pengawal Tuhan paling setia. Mewakili kami yang tidak puas dengan situasi, aku memberikan rasa hormatku yang besar padamu. Tak peduli apakah ada di bumi atau di Mountain Paradise, kami akan selalu bersamamu. Kejayaan Tuhan akan bersamamu. Kau tidak akan sendirian."     

Clown tidak bisa bicara, tapi hatinya penuh semangat.     

"Lord Amelton, Anda salah satu orang yang tidak puas dengan situasi ini?" Lend bertanya sangat hati-hati.     

Amelton berdiri dan melihat ke arah mereka dengan kemurahan hati. "Ya. Maukah kalian bergabung dengan kami?"     

Memikirkan apa yang terjadi sekarang, dan memikirkan kejayaan yang pernah mereka miliki, Lend, Juliana, dan Minsk membentuk salib di dada mereka. "Hanya kebenaran yang abadi. Kami akan menjaga kejayaan Tuhan dengan nyawa kami."     

Kesadaran Clown menghilang seolah dia jatuh ke dalam mimpi dan tak terbangun lagi. Dia tahu kalau kematian sudah dekat.     

Detik terakhir sebelum kesadaran Clown hilang, dalam mimpinya, dia melihat pria berambut perak mengenakan kemeja merah dan mantel hitam. Sambil memegang gelas wine di tangannya, pria itu memasang senyum misterius di wajahnya.     

"Dia berusaha..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.