Singgasana Magis Arcana

Hari Eksperimen



Hari Eksperimen

Cahaya dari mantra yang dirapal dan bunyi benturan besi perlahan menghilang. Keempat petualang telah mengalahkan semua pengawal tengkorak dan membuka segel di gerbang. Kini mereka berhasil masuk ke dalam menara sihir.     

Dalam kegelapan, menara sihir bagaikan monster yang menunggu mangsanya. Gerbang sebagai mulutnya, terbuka lebar. Setelah melahap para petualang, segalanya kembali normal dan hening.     

Di teras, setelah segelnya dihilangkan, Lucien mencium aroma daun busuk dan tanah di udara. Dia berujar simpatik, "Mereka pasti berusaha sangat keras untuk menjadi kesatria atau penyihir, apalagi di tempat terpencil macam ini. Sayangnya, mereka semua terpancing oleh kekuatan dan harta di menara. Ketika mereka menginjak jebakan, mereka tidak memilih kabur, tapi malah memaksa masuk ke dalam menara. Ini bukan cara normal penyihir melakukan sesuatu. Ketika menara sihirnya tersegel dan seseorang tidak bisa mendeteksi apa yang ada di dalam, seorang penyihir akan menggunakan familiar atau cara lain untuk meyakinkan mereka mengetahui tempat target dengan lebih baik."     

Karena itu, Lucien tidak berencana menolong para petualang dan melarikan diri dari sana. Karena diawasi oleh penyihir tingkat senior, lebih baik Lucien tidak ikut campur. Berusaha keras bukan berarti mencoba hal-hal bodoh.     

"Hasrat memberikan seseorang motivasi dan kekuatan, tapi juga membutakan mata serta hati mereka..." ujar Adam seperti seorang filsuf. Kemudian dia tersenyum. "Jadi, sebagai penyihir, Lucien, coba tebak sampai lantai berapa mereka bisa bertahan?"     

Lucien melihat ke belakang dan melirik pada dua pelayan muda yang tampaknya cukup santai. "Kurasa kita akan bertemu mereka tak lama lagi."     

Kemudian Lucien berbalik dan berujar, "Kuharap mereka bisa sampai ke lantai ini. Jadi kita bisa dibebaskan."     

Lucien tidak mempermasalahkan fakta bahwa dua pelayan muda itu bisa mendengarnya. Pelayan itu menatapnya dengan pandangan marah, tapi mereka tidak melakukan apapun pada Lucien. Biar bagaimanapun, itu sangat normal sebagai harapan seorang tahanan.     

"Punya lebih banyak material eksperimen adalah hal baik untuk kita. Kita adalah material tingkat menengah, jadi kita akan digunakan dengan cara yang lebih hati-hati dan aman. Meski tempat ini punya cukup banyak sumber daya, kebanyakan orang tidak punya kekuatan untuk mendapatkan sumber daya. Selain itu, si penyihir tidak memberikan pengetahuan penting pada para warga desa, jadi seluruh petualang yang datang kemari hanya tingkat junior." Adam menyeringai seolah dia baru saja mengucapkan lelucon.     

Begitu obrolan mereka semakin jauh, si pelayan muda memarahi mereka. "Diam! Waktunya habis! Kembali ke sel!"     

Lucien dan Adam bertukar pandangan sambil tersenyum, dan mereka melakukan perintah si pelayan muda.     

...     

Saat mereka ada di depan sel, Lucien sedikit terkejut melihat keempat petualang itu telah tertangkap dan dikirim kemari.     

Hanya dalam beberapa menit, seluruh petualang itu gagal. Lucien mengedip cepat untuk memberitahu Adam bahwa dia benar.     

Keempat petualang itu semuanya rupawan. Kedua pria pirang itu mengenakan armor perak. Salah satunya paruh baya, dan satunya lagi lebih muda. Armor itu menciptakan suara berdenting ketika mereka berjalan. Dua wanita di sana juga pirang. Salah satunya mengenakan armor ketat terbuat dari sisik hitam, sementara lainya mengenakan mantel sihir merah yang longgar.     

Carina berjalan dengan sangat ketakutan dalam hatinya. Dia tidak bisa tetap fokus sebagai perapal mantra. Dia pikir timnya paling tidak bisa kabur jika mereka gagal membunuh penyihir jahat menggunakan bimbingan dari catatan yang ditinggalkan petualang lain. namun mereka bahkan tidak punya kesempatan bertemu dengan si penyihir. Mereka semua langsung ditangkap oleh kesatria golem daging di menara.     

Kini dia melihat perbedaan kekuatan antara si penyihir dengan diri mereka sendiri. Dia meragukan dirinya dan seluruh timnya. Disaat bersamaan, dia merasa putus asa mencari jalan lain untuk keluar dari sini.     

Dengan segala pikiran itu, Carina dikirim ke penjara bawah tanah.     

Kali ini, dia mendengar seseorang tertawa dan menghela napas. "Bung, kau benar-benar memahami penyihir lebih daripada aku."     

Carina penasaran siapa itu. Kemudian dia melihat empat pria berjalan ke arahnya, dua dari mereka jelas merupakan pelayan di menara, sementara dua lainnya mengenakan baju linen sederhana.     

Pria yang bicara bertubuh tinggi dan memiliki rambut pirang. Sekilas, dia tampak lebih mirip seorang kesatria daripada Alva dan Bullard. Sementara pemuda berambut hitam yang mendengarkan kalimat pelayan itu tampak sangat elegan, meski dia mengenakan baju linen sederhana.     

Carina penasaran apakah pemuda berambut hitam itu adalah laki-laki mainan si penyihir. Kekejaman penyihir yang legendaris telah ditambahkan oleh orang-orang dengan macam-macam cerita menyeramkan, aneh, atau cabul. Carina membenci si penyihir tapi harus mengakui bahwa hidup penyihir itu tampak enak.     

Kemudian,dia mendadak sadar bahwa pemuda berambut hitam itu mengenakan belenggu dan bahkan pengikat leher. Carina lalu penasaran apakah mereka adalah petualang lain yang tertangkap dan dipenjara di sini. Rekan Carina—Ophelia, Alva, dan Bullard—semuanya tampak agak bingung.     

Namun fakta bahwa mereka belum menjadi tahanan penyihir membuat mereka merasa sangat takut dan bingung. Karena diawasi oleh pengawal dan golem daging, mereka tidak berani bicara langsung pada Lucien dan Adam. Seperti bagaimana Lucien dan Adam bertemu pertama kali, mereka hanya bertukar pandangan dan dikirim ke sel yang berbeda.     

Sel Carina ada tepat di samping kanan Lucien.     

Saat Lucien berjalan melewati selnya, dia melihat kesatria golem daging mengeluarkan belenggu dan pengikat leher untuk dipakaikan pada tahanan. Jadi dia berjalan lebih pelan dan melihat dengan saksama bagaimana cara kerja belenggu dan pengikat leher tersebut, untuk memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap pengikat leher itu dan untuk memastikan analisis terhadap belenggu adalah benar.     

Segera setelah gadis itu memakai ikatan leher, Carina merasa kekuatan spiritualnya langsung terserap.     

Dia merasa kalau pengikat leher itu bertujuan mencegah seseorang merapal mantra. Jadi, dengan begitu menjelaskan bahwa ... pemuda berambut hitam itu mungkin juga adalah seorang penyihir.     

Dia melihat ke pintu dan kebetulan bertemu pandang dengan Lucien.     

Seolah paham apa yang dia pikirkan, si penyihir muda berambut hitam mengangguk singkat padanya. Kemudian dia berjalan lebih cepat, mengikuti si pelayan.     

Carina penasaran siapa dia. Dia mencoba mengingat-ingat seluruh penyihir yang menghilang, tapi dia tidak bisa menghubungkan pemuda tampan itu dengan para penyihir yang pernah dia dengar.     

Di tempat terpencil ini, kesatria dan penyihir adalah orang-orang kuat yang berdiri tinggi di atas orang-orang normal. Mereka adalah anggota penting dari Persatuan Petualang. Namun, kebanyakan dari mereka menghilang pada akhirnya, entah mengapa. Makanya, untuk menyingkirkan takdir ini juga merupakan alasan lain mengapa Carina dan rekannya datang kemari.     

Saat berpikir, Carina menyadari kalau golem daging itu menarik mantel sihirnya. Dia sangat ketakutan, tapi gagal merapal mantra. Carina buru-buru memukul golemnya, tapi golem itu sama sekali tidak peduli. Dia mengambil mantel Carina dengan sangat mudah.     

Carina tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. dia berteriak dan kabur ke pojokan.     

Namun golem itu tidak melakukan hal lain padanya. Dia melemparkan satu set pakaian linen, kemudian mengambil tongkat sihir, mantel, dan kalung miliknya.     

Golem tersebut meninggalkan sel dan mengunci pintu dari luar.     

Carina merasa beruntung karena golem itu tidak punya akal, dan pemilik golemnya adalah seorang penyihir.     

...     

Setelahnya, Carina, Alva, dan anggota tim lainnya dikirim ke lab satu per satu. Ketika mereka kembali, ada ekspresi ketakutan di wajah pucat mereka. Jelas mereka menyadari apa yang harus dialami oleh subjek eksperimen.     

Lucien merasakan serangkaian kejutan listrik lagi. Berdasarkan kalimat penyihir, dia sedang berusaha membangkitkan potensi kekuatan jiwa Lucien.     

Malam itu, semua tahanan dikirim ke teras untuk bermandikan cahaya bulan. Untuk pertama kalinya, mereka akhirnya bertemu satu sama lain.     

Keempat petualang itu berdiri melingkar, saling bicara tentang pengalaman mengerikan itu dengan suara pelan. Para pelayan hanya menjaga di balik pintu. Mereka tidak peduli apa yang dibicarakan oleh para petualang.     

Di sisi lain, Lucien dan Adam juga mengobrol untuk bertukar informasi.     

"Adam, apa kau pernah menyadari kalau penyihir itu tidak melakukan eksperimen di akhir bulan lalu dan awal bulan ini? Atau katakanlah, dia tidak pernah melakukan penelitian yang melibatkan manusia hidup..." tanya Lucien serius.     

Adam menyeringai. "Itu benar, Bung. Syukurlah. Aku sudah ditahan di sini sangat lama. Bahkan ketika dia sudah punya material eksperimen yang cukup, untuk dua hari pertama dan tiga hari terakhir tiap bulannya, wanita tua itu tidak pernah membawa siapapun ke dalam labnya. Jadi perkiraanku adalah..."     

Adam berhenti bicara, tapi menunjuk ke tanah di bawah.     

Lucien mengangguk singkat. Dia paham apa yang dikatakan Adam. Ketika bulan perak redup, penyihir itu mungkin mencoba menghancurkan segel yang tersisa di bawah tanah, yang merupakan kesempatan terbesar untuk kabur dari sana.     

Kali ini, Carina dan timnya berjalan menghampiri Lucien dan Adam, berharap mendapatkan informasi dari mereka.     

"Hai, aku Carina, penyihir," kata Carina pelan. Dia masih merasa agak takut dengan para pelayan.     

Adam senang bertemu dengan batuan lainnya, jadi dia tersenyum dan mengangguk. "Adam."     

"Adam?! The Dark Lord?!" Ophelia, Alva, Carina, dan Bullard sangat terkejut ketika mendengar nama itu.     

Adam menggaruk rambutnya sedikit dan memasang senyum sedikit sedih. "Aku tidak menyangka orang-orang dari luar masih mengingatku."     

Tidak ada satu pun dari mereka menyangka kalau kesatria yang santai dan humoris itu adalah pria dalam legenda. Dia adalah kesatria agung level lima satu-satunya yang pernah muncul di area ini!     

Melihat Lucien agak bingung, Adam mengedikkan bahu. "Setelah aku meninggalkan hutan sialan itu, aku cukup menikmati waktuku di luar, sampai aku ditangkap oleh si penyihir."     

Mata Carina membelalak. Adam, kesatria agung level lima, dipenjara oleh si penyihir selama bertahun-tahun! Kekuatan penyihir itu ada di luar imajinasi mereka.     

Mereka mendadak merasa petualangan mereka hanyalah sebuah guyonan.     

Carina berusaha keras untuk tenang, lalu melihat Lucien. Dibandingkan dengan kesatria agung, dia lebih penasaran dengan si penyihir muda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.