Singgasana Magis Arcana

Tidak Perlu Upacara



Tidak Perlu Upacara

0Mendengar kalimat si pria tua, Lucien pikir guru masa depannya cukup murah hati dalam memberi pujian.     
0

Namun Lucien tetap menjawab dengan amat sopan, "Ya, Tuan. Saya masih harus lebih banyak belajar dan mengembangkan diri." Lucien memutuskan untuk menunjukkan rasa hormatnya pada archmage legendaris tersebut yang punya kualifikasi duduk di samping Hathaway.     

Gaston tersenyum dan mengenalkan, "Evans, ini Yang Mulia, Hathaway, seorang arcanis agung."     

"Arcana di atas. Kejayaan Yang Mulia telah menerangi seluruh dunia elemen." Lucien meletakkan tangan kirinya di dada, dan tangan kanan di dahi, menggunakan cara paling formal untuk menyapa Hathaway, sang Lord of Elements, anggota keluarga kerajaan Holm yang juga kerabat Natasha, meski dia mungkin beberapa ratus tahun lebih tua dari Natasha. Ada salam pendek yang singkat untuk masing-masing archmage legendaris berdasarkan tradisi Kongres.     

Saat Lucien menyapa Hathaway, dia merasa agak gugup. Bukan karena dia adalah archmage legendaris, tapi karena dia adalah anggota senior keluarga Natasha.     

Hathaway tidak terlalu memperlihatkan ekspresi di wajahnya. Dia mengangguk singkat. "Dalam jalan arcana menuju kebenaran, seseorang tidak bisa berhenti berkembang."     

Kemudian Gaston beralih pada pria tua pendek yang mengenakan mantel merah cerah, dan ada kesan takut di wajahnya, yang Gaston sendiri pun tidak menyadari hal itu. Dia khawatir salah bicara dan membuat marah archmage legendaris tersebut.     

"Evans, ini ... Yang Mulia Fernando Brastar, seorang arcanis agung" Setelah memikirkan apa yang akan dikatakan, Gaston memutuskan menggunakan cara paling sederhana untuk mengenalkan orang itu.     

Lord of Storm? Pria tua pendek itu adalah Lord of Storm? Lucien amat terkejut. Berdasar rumor yang dia dengar tentang Lord of Storm, Lucien pikir arcanis agung itu adalah orang terpelajar yang serius dan apek, serta amat mudah marah. Namun, pria tua pendek yang duduk di depannya cukup santai dan menyenangkan. Dia masih tetap bisa mengatakan bahwa dia adalah orang yang tampan saat muda. Saat Lucien pertama kali bicara dengannya, lelucon pria pendek itu bahkan meninggalkan kesan yang dalam.     

Pokoknya, Lucien tetap menyapa Lord of Storm dengan hormat. "Arcana di atas. Yang Mulia, Anda adalah petir, kilat, dan penguasa langit."     

Lucien amat berhati-hati untuk memastikan bahwa setiap kata yang dia ucapkan benar.     

"Kau tidak perlu takut padaku. Aku hanya berdebat dengan orang-orang saat berkaitan dengan arcana atau sihir. Yah, saat Oliver mengatakan sesuatu tentang lukisan dan drama, aku tak pernah mengatakan apapun." Fernando memberikan penjelasan untuk dirinya sendiri agar Lucien bisa merasa lebih santai.     

Namun, orang lain tidak berpikir demikian. Florencia menggerakkan bibirnya pada Lucien, 'Itu karena dia tak tahu apa-apa tentang lukisan dan drama.'     

Sebelum Gaston memperkenalkan lagi, Fernando langsung bicara padanya, "Lucien, saat Thompson membaca naskah pertamamu, dia merekomendasikan naskahmu padaku, dan aku jadi terinspirasi. Aku tertarik padamu jadi aku pergi ke perpustakaan untuk bertemu sendiri denganmu. Ternyata kau adalah pemuda yang cukup menarik, dan aku suka orang yang tidak membosankan. Dua naskahmu selanjutnya juga tidak buruk, yang mana cukup mengesankan di umurmu yang semuda ini. Kau tahu, beberapa naskah dari anggota Dewan Tertinggi bahkan punya kesalahan bodoh!"     

Meski Fernando memberinya komentar yang bagus, nada dan cara Fernando bicara padanya membuat Lucien merasa agak aneh. Selain itu, kelihatannya Fernando benar-benar tidak peduli dengan fakta bahwa di sana ada anggota Dewan Tertinggi yang hadir.     

"Bagaimana kau menangani hal-hal di kastel dan bagaimana aku menyelesaikan tugas membawa surat ke Pegunungan Kegelapan telah memperlihatkan beberapa kualitas dirimu yang diapresiasi oleh Kongres. Kuharap kau bisa mempertahankannya." Fernando melanjutkan dengan serius, "Lucien, kurasa bakatmu melebihi perguruan Elemen dan Astrologi, dan kau harus masuk ke wilayah yang lebih luas. Jadi aku ingin menjadikanmu murid dan aku akan mengajarimu arcana juga sihir. Bagaimana?"     

Berdasar apa yang Lucien ketahui, meski Lord of Storm adalah arcanis agung yang berspesialisasi dalam perguruan Termodinamika, dia juga pandai dalam perguruan Elemen, Elektromagnetisme, Medan Gaya, Ilusi, dan Cahaya-kegelapan. Di antara semua arcanis agung, Fernando jelas salah satu yang paling enerjik. Dia telah memenangkan penghargaan tertinggi dalam empat bidang: Medali Ice & Snow, Medali Silver Moon, Penghargaan Holm Crown, dan Sorcerer Laurel.     

Sehingga, satu detik kemudian, Lucien mengangguk mantap. "Akan menjadi sebuah kehormatan bagi saya untuk menjadi murid Anda."     

"Bagus. Kau muridku sekarang," jawab Fernando serius.     

"Hah?" Lucien, Gaston, Morris, dan Florencia semuanya terkejut. Hanya Hathaway dan Thompson yang tetap tenang.     

Fernando nyengir. "Ya?"     

Begitu saja? Lucien merasa tidak nyata kalau mendadak dia menjadi murid seorang archmage legendaris. Gaston, Morris, dan Florencia juga sangat terkejut karena, berdasarkan tradisi kerajaan sihir kuno dan Kongres, mengangkat murid adalah hal yang amat penting dan khusyuk. Lantas upacara yang rumit dan amat formal selalu diperlukan.     

Mereka tahu Fernando selalu buru-buru dan dia amat benci prosedur yang rumit, tapi mereka tidak menyangka pria itu akan melewatkan seluruh upacaranya!     

Melihat Lucien tampak bingung, Fernando agak mengernyit. "Ini antara kau dan aku. Karena kita berdua sudah setuju, kenapa kita perlu melakukan prosedur merepotkan itu?"     

"Benar, tidak perlu." Lucien juga tidak senang dengan upacara membosankan itu, jadi dia langsung menjawab. Dia yakin bahwa hubungan guru dan murid tidak perlu bergantung pada semua bentuk luar.     

Gaston kini merasa Fernando telah menemukan murid yang tepat.     

Fernando menyeringai. "Bagus. Hari ini murid-muridku akan berkumpul bersama untuk bertukar penemuan mereka dalam arcana dan sihir. Kau harus bergabung dengan mereka. Itu bagus untukmu agar tahu lebih banyak tentang fokus penelitian terbaru jadi kau bisa menemukan minat penelitianmu sendiri. Aku masih harus bicara dengan Hathaway. Kau dan Thompson bisa menungguku di luar."     

Ketika Lucien meninggalkan ruangan bersama Thompson, Thompson tersenyum pada Lucien dan berkata, "Tuan Fernando jarang memuji orang. Komentar yang diberikan Tuan Fernando padamu itu sudah sangat bagus."     

Lucien memasang senyum cemas. Dia masih butuh waktu untuk terbiasa dengan fakta bahwa dia telah menjadi murid seorang archmage legendaris.     

Menyadari senyum canggung di wajah Lucien, Florencia tersenyum. "Tuan Fernando sangat keras pada murid-muridnya, tapi kami tahu kalau dia membimbing muridnya dengan baik. Kalau ada orang lain yang ingin menjadi gurumu, Yang Mulia Hathaway mungkin tidak akan mau menyetujuinya. Malah sejak awal, Hathaway ingin Tuan Raventi yang menjadi gurumu.     

"Tuan Raventi?" Itu juga bukan pilihan buruk, pikir Lucien dalam hati.     

Gaston masih memasang ekspresi aneh. "Kudengar Tuan Raventi menemui Lord of Storm dan bicara padanya, dan mereka sampai berdebat hebat. Saat Tuan Raventi meninggalkan ruangan, wajahnya benar-benar pucat. Kini setiap kali seseorang mengungkit masalah ini, Tuan Raventi masih kesal."     

...     

Aalto, di Inkuisisi.     

Waldorf, The Executor, mengambil laporan di tangannya dan menggeram marah. "Lucien Evans ... Lucien Evans adalah penyihir sialan! Dia membohongi Gereja dan seluruh kota dengan memalsukan kematiannya! Dan kita bertingkah seperti sekumpulan orang bodoh! Kita harus menangkapnya dan mengikatnya di tiang pembakaran!"     

"Apa sudah dipastikan?" Vila Amelton, kardinal berjubah merah, bertanya tenang dengan mata yang separuh memejam.     

Suara rendah The Censor mengandung amarah hebat, "John melaporkan ini pada kita, dan kita telah menanyai orang-orang terkait menggunakan kekuatan suci. Kami sudah memastikan Lucien Evans masih hidup. Apa yang terjadi di villa adalah perangkap yang dipasang oleh Lucien Evans dan Professor. Mereka berdua berhasil mengirim si penyihir ke Kongres Sihir, membunuh pengkhianat, dan juga memfitnah Clown, karena Clown mencurigai Lucien Evans."     

"Apa Natasha terlibat? Apa dia ditipu? Atau dia malah membantu Lucien Evans?" Amelton membuka mata, dan cahaya di matanya amat dingin.     

The Censor menggeleng. "Berdasarkan bukti, Yang Mulia tidak tahu kebenarannya saat itu. Selain itu, ketika Waldorf tiba, dia berhenti mengejar Clown. Sebagai gantinya, dia setuju membiarkan penjaga malam mengejar Clown. Jika dia merupakan bagian dari rencana itu, tuan putri pasti berusaha keras langsung membunuh Clown dan tidak meninggalkan kesempatan untuk kita. Biar bagaimanapun, mungkin saja penjaga malam menemukan Clown dan mengirimnya ke Gereja untuk disembuhkan. Makanya, kemungkinan besar Lucien Evans berbohong pada tuan putri. Tapi kemudian, berdasar yang Lucien Evans katakan pada keluarga John, dia mencoba meminta maafnya. Jadi tuan putri mungkin sudah tahu kebenarannya."     

"Bagus," ujar Amelton tegas. "Dibandingkan dengan Professor, Lucien Evans masih terlalu muda. Dia ingin membawa seluruh keluarganya ke Holm, dan keluarganya malah melaporkan dia."     

The Executor berujar dengan nada kebencian, "Kita harus memberitahu kebenarannya pada orang-orang! Kita harus menghancurkan kejayaan yang tak layak dia dapatkan dan merusak makam palsu berdosanya. Semua orang di Aalto harus membencinya!"     

"Lalu apa?" balas Alemton dingin. "Memberitahu orang-orang bahwa Gereja itu idiot? Kita memberitahu publik bahwa Ode to Joy adalah himne kejayaan pada Tuhan, tapi kita akan memberitahu mereka bahwa itu merupakan hasil kerja iblis? Hah, konyol ... Kita tidak boleh membiarkan itu terjadi."     

"Jadi..." tanya Arbiter hati-hati.     

"Musisi hebat itu sudah mati. Penyihir jahat menyamar sebagai musisi hebat dan menipu semua orang. Mereka semua orang yang berbeda," ujar Amelton.     

Kemudian dia menambahkan, "Sampaikan pada paroki di Holm apa yang dilakukan Lucien. Suruh mereka mengawasinya. Selain itu, kirimkan beberapa penjaga malam ke sana. Penjaga malam pasti akan senang mendapat kesempatan melihat 'teman lama' mereka lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.