Singgasana Magis Arcana

Rasa Terima Kasih



Rasa Terima Kasih

0Setelah satu tahun, Arthur kini tampak lebih gemuk. Perutnya sangat besar sampai nyaris menyembul keluar dari vestnya. Dia memakai beret yang warnanya sama dengan vest, dan bertingkah santai sambil menyamankan diri di depan Lucien.     
0

Di Holm, tak peduli sedang panas atau dingin, berpakaian formal selalu penting bagi orang-orang itu. Mereka antara mengenakan setelan atau tuksedo, dan kadang-kadang pakaian berburu. Orang-orang tidak bisa menebak musim dari apa yang mereka pakai.     

Namun, mantel sihir yang dikenakan Lucien dan para penyihir lain amat berbeda. Mantel itu bisa mengatur suhu serta kelembaban di dalam secara otomatis untuk membuat si pemakai merasa nyaman. Lucien lantas penasaran apakah para orang-orang itu tidak mengalami heat stroke di selatan Kerajaan Gusta atau Brianne.     

"Selamat datang kembali, Evans." Ada senyum manis di wajah Arthur.     

Karena kerja sama mereka dalam Holm Mineral and Harvest, Lucien kini lebih dekat dengan Arthur.     

Setelah melepas top hat-nya, Lucien menyerahkannya pada Leo. Kemudian dia tersenyum dan berujar, "Arthur, kau adalah orang pertama yang datang! Aku belum memberitahu teman-temanku kalau aku sudah kembali."     

"Pakai topimu, Evans. Pangeran mengundangmu ke pesta. Aku akan menceritakan lebih banyak saat perjalanan." Arthur mengusap tangannya dengan semangat. "Tahun lalu, beberapa versi Jinkela telah menerima respon yang amat hangat dari pasar. Kita dapat banyak keuntungan!"     

Lucien agak bingung. "Ke pesta? Pesta apa?"     

"Pesta untuk mempersatukan bangsawan yang punya pikiran terbuka pada penyihir," jelas Arthur singkat. "Setelah melihat sukses besar Jinkela, para bangsawan juga ingin bekerja dengan penyihir untuk mendapatkan banyak keuntungan di lapangan. Selain itu, mereka juga sangat penasaran denganmu."     

Lucien tidak langsung menjawab.     

Melihatnya, Arthur pikir Lucien mungkin tidak mau pergi karena dia tidak pintar bersosialisasi, jadi Arthur berkata padanya, "Evans, ini adalah kesempatan baik bagimu untuk mengenal lebih banyak orang penting. Di Rentato, para bangsawan itu punya banyak sumber daya di masing-masing negara. Meski aku paham kalau sebagai penyihir kau mungkin tidak peduli, mengenal banyak orang dan punya banyak koneksi bisa amat membantumu di masa depan dan juga menghindari masalah. Selain itu, para bangsawan kurang lebih punya hubungan dengan beberapa penyihir tingkat senior."     

"Begitu, ya. Yang Mulia baik sekali." Lucien nyengir. "Ayo pergi."     

Meski apa yang dikatakan Arthur benar, faktanya, sebagai murid Lord of Storm, Lucien tidak perlu bangsawan kalau mau mengenal penyihir tingkat senior. Tapi Pangeran Patrick adalah paman Natasha, dan dia sudah banyak membantu Lucien dengan perusahaan Holm Mineral and Harvest, menggunakan sumber daya dan hartanya sendiri, jadi Lucien harus pergi untuk menunjukkan apresiasinya.     

Selain itu, bekerja dengan bangsawan besar dan membuat masyarakat biasa menjadi terbiasa dengan penggunaan sihir itu penting untuk pengembangan Kongres selanjutnya, serta efisien melemahkan Gereja. Lucien menganggap dirinya sebagai bagian Kongres, jadi dia ingin melakukannya.     

...     

Dengan diiringi peluit panjang, kereta uap sihir mulai maju semakin cepat dan tak terhentikan.     

"Meski aku sudah naik kereta ini berkali-kali, setiap kali aku melihat kecepatannya, tetap saja rasanya terkesan. Kereta benar-benar mengubah hidup kita dengan memperpendek jarak antara dua kota. Apalagi kereta kargo ... ia sudah sangat menurunkan biaya transportasi batu mulia dari tambang. Evans, aku masih belum paham kenapa Kongres sering menolak kami memperpanjang rel. Sudah bertahun-tahun ... tapi saat ini kita cuma punya kurang dari 10 rute," ujar Arthur agak kecut.     

Lucien nyengir. "Seperti yang kau katakan, sungguh sumber daya yang luar biasa! Dan tentu saja, Kongres ingin melakukannya dengan tangannya sendiri. Aku yakin keluarga kerajaan juga bisa melihat nilainya."     

Untuk membangun rel di Holm, seseorang harus mendapatkan izin dari keluarga kerajaan. Sehingga, keluarga kerajaan bisa dapat banyak keuntungan dari sana.     

"Benar! Rel ... kereta ... semuanya sumber daya." Arthur mengerucutkan bibir. "Yang Mulia mengurus proyek ini sendiri, atau kita mungkin masih bisa mencoba..."     

Tak lama kemudian Arthur sadar dari lamunan dan mengeluarkan sebuah amplop. "Evans, untuk tahun pertama, karena kita sedang dalam periode konstruksi awal, kita tidak punya dividen. Sampai 8 bulan terakhir, setelah kesuksesan promosi kita, Jinkela jadi sangat populer. Ini milikmu. Kami membayarmu setiap bulan, karena kau adalah penyihir."     

Lucien membuka amplopnya dan melihat kertas kecil di dalamnya, yang merupakan cetakan sihir serta arcana. Dividennya adalah 13 ribu thale.     

Delapan bulan, 13 ribu thale ... Berarti jumlahnya lebih dari seribu per bulan. Jika Jinkela juga sukses dipromosikan ke tiga negara lain, Lucien pasti bisa mendapatkan lebih dari 10 ribu thale per bulan. Saat itu nanti, dia tidak akan terlalu khawatir dengan uang yang dibutuhkan untuk menjadi penyihir tingkat senior.     

Tentu saja, apa yang ada di belakang penyihir tingkat senior adalah uang yang amat banyak. Seseorang paling tidak harus punya count yang amat kaya untuk mendukung seorang penyihir tingkat senior.     

"Pengetahuan adalah harta yang sebenarnya," ujar Lucien tulus.     

Arthur sangat percaya diri. "Tunggu dan lihat saja. Saat promosi kita semakin jauh, kau akan menerima paling tidak lima ribu—tidak, enam ribu thale per bulan."     

Namun mendadak Arthur menghela napas. "Tapi kebanyakan penyihir tingkat senior juga ingin uangnya. Untuk tiga negara lainnya, mereka sudah menemukan substansi alkimia seperti Jinkela dan mereka juga menemukan bangsawan untuk bekerja dengan mereka. Kalau tidak, kita pasti bisa melipat gandakan keuntungannya."     

Hal itu ada dalam perkiraan Lucien. Uang selalu jadi motif terbesar untuk kebanyakan orang.     

Melihat Arthur melihatnya dengan pandangan berharap, Lucien tersenyum dan menenangkannya. "Kita yang pertama, dan itu jadi keuntungan terbesar kita."     

Dalam pikiran Lucien, dia yakin kalau semakin banyak petani bisa menikmati hasil panen maka akan semakin baik.     

...     

Rentato, Stasiun Hexagram.     

Poc Beever, kusir keluarga kerajaan Holm, sangat bersemangat ketika tahu penyihir hebat akan menghadiri pesta. Dia berjalan mondar-mandir di platform. Poc memfokuskan matanya pada bangunan eksotis yang amat berbeda dengan yang dia lihat di Rentato. Bangunan di sini tampak dingin dan misterius.     

Semakin banyak rel dibangun, semakin banyak stasiun, semakin banyak pabrik alkimia terbentuk, Kongres melangkah keluar dari dalam kabut misterius dan menakutkan, lantas muncul di depan orang-orang biasa yang mulai tidak terlalu takut dengan Kongres Sihir.     

Gereja tidak bisa berbuat banyak di sini karena kebanyakan bangsawan telah memutuskan acuh terhadap hal itu akibat keuntungan besar yang bisa mereka dapatkan.     

Poc agak berbeda dengan orang-orang biasa yang takut dengan penyihir. Dia tidak pernah bermimpi menjadi pahlawan atau pendeta. Sebagai gantinya, dia ingin menjadi penyihir yang kuat, mengerikan, dan misterius. Namun sayangnya, sampai usia paruh baya, Poc akhirnya menerima fakta bahwa dia tidak punya bakat.     

Dalam beberapa dekade melayani keluarga kerajaan, Pac telah bertemu dengan beberapa penyihir, tapi dia tidak pernah merasa sesemangat ini.     

Dia masih sangat ingat apa yang dikatakan ibunya padanya, serta rasa semangat pun suka cita ketika dia datang ke kota mengunjunginya.     

'Aku ... sangat terkejut saat melihat oat kita di ladang. Warnanya emas di mana-mana. Untuk pertama kalinya, setelah kita membayar pajak pada tuan tanah, kita punya sisa banyak ... Aku tahu, Ji ... Jinkela itu agak mahal, tapi harganya setimpal! Kita tidak perlu kelaparan lagi! Kau jadi tidak terlalu terbebani!'     

Itu semua berasal dari penyihir hebat yang menemukan Jinkela.     

Bagi petani yang hidup di bagian bawah dunia, mimpi terbesar mereka bukan tidak kelaparan lagi. Jika mereka bisa menabung lebih banyak untuk anak-anak mereka, mereka tak akan meminta lebih dari Tuhan!     

Di benak Poc, penyihir itu adalah pahlawan sebenarnya. Ketika keretanya datang, Poc membenarkan bajunya sedikit agar tampak rapi.     

Pintunya terbuka, dan Poc melihat pemuda tampan mengenakan jaket panjang double-breasted hitam turun dari kereta bersama Tuan Arthur Doyle. Monocle yang dipakai pemuda itu membuatnya terlihat lebih elegan.     

Poc berpikir dalam hati jika Tuan Evans pasti menggunakan ramuan sihir agar terlihat semuda ini.     

Dia buru-buru melangkah maju dan berkata, "Tuan, saya adalah kusir pangeran. Nama saya Poc. Apakah Anda Tuan Evans?"     

Meski Tuan Doyle ada di sampingnya, dia tetap harus mengonfirmasi.     

"Benar." Lucien mengangguk singkat.     

Detik berikutnya, Lucien amat terkejut melihat Poc berlutut di depannya dan mencium ujung bajunya—cara berdoa di gereja.     

"Terima kasih ... terima kasih sudah membawa harapan pada kami, para petani," ujar Poc sambil menangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.