Singgasana Magis Arcana

Observasi Mengubah Dunia



Observasi Mengubah Dunia

0Di ruang kelas yang besar, suasananya sangat sunyi, bahkan hela napas pun tak terdengar.     1

Begitu Lucien menyalakan alatnya, dalam proyeksi di dinding, banyak titik cahaya muncul. mereka tak beraturan. Tak ada yang bisa memprediksi di mana titik cahaya selanjutkan akan muncul.     

Semakin banyak titik cahaya yang muncul. Mulut Heidi terbuka lebar karena terkejut. Di matanya, ada gambaran interferensi klasik dan indah!     

Para arcanis menarik napas dalam karena terkejut. Tak ada yang diragukan lagi mengenai sifat gelombang dari elektron. Tidak ada teori partikel murni yang bisa menjelaskan ini.     

"Interferensi celah ganda elektron..." kata Douglas pelan di belakang kelas. Hasil eksperimennya masih bisa ditahan.     

Dalam beberapa tahun terakhir, rahasia Jalan Keabadian, perkembangan pesat dunia mikro, dan hasil begitu banyak eksperimen telah membuat Douglas, Fernando, dan arcanis pemimpin lain siap secara mental akan ide dari awan elektronik, mereka pun mendapatkan pemahaman mendalam akan dualitas gelombang-partikel. Namun, apa yang bertentangan dengan Lucien adalah mereka yakin kalau ada penjelasan lebih jauh di balik sifat itu, sehingga mekanika kuantum Lucien belum sempurna.     

Meski begitu, saat melihat gambaran interferensi itu, para arcanis agung tetap sangat bersemangat. Mereka tak pernah menyangka kalau sebuah elektron bisa melakukan sikap seperti gelombang murni!     

Menggunakan gambaran dari garis cerah dan hitam yang indah bagaikan dalam mimpi, Lucien agak miring ke samping dan menunjukkanya. "Banyak dari kalian mungkin akan meragukan mata kalian, atau malah alat alkimiaku. Kalau kalian ragu dengan alatku, kalian boleh memeriksanya nanti. Tapi jika meragukan mata kalian, aku akan memberitahu kalian apa yang kalian lihat adalah benar adanya!     

"Kalau sebuah elektron hanya punya sifat gelombang, ia akan melewati satu celah di satu waktu, sehingga kita akan melihat dua gambaran difraksi yang tumpang tindih. Tapi eksperimen ini membuktikan kalau itu adalah salah. Ini adalah tipikal gambaran difraksi yang standar, yang berarti kalau sebuah elektron tak dipengaruhi oleh elektron lain dari belakang, atau elektron itu sendiri melewati dua celah disaat bersamaan, sehingga interferensi tercipta. Sebagai hasilnya, gambaran di layar pun terbentuk.     

"Tak peduli yang mana penjelasan yang benar, kedua kemungkinan itu telah membuktikan sifat gelombang murni."     

Suara Lucien terdengar serius, sementara kecepatan bicaranya dikendalikan dengan baik. Para arcanis yang mendengarkan seperti melewati tirai misteri, tapi mereka tahu kalau sedang mendekati kebenaran suci meski ambigu.     

"Sebenarnya, aku sudah melakukan eksperimen lebih jauh. Setelah mengurangi kekuatan emitor, hanya satu elektron yang bisa diproduksi dalam satu waktu, dan elektron selanjutnya hanya akan muncul setelah satu elektron sebelumnya melewati dua celah untuk mengeluarkan kemungkinan kalau ada interferensi antara elektron. Seperti yang kuduga, setelah beberapa saat, pinggiran interferometriknya sama!     

"Lebih tepatnya, elektron adalah probabilitas gelombang. Mereka ada di mana-mana dan bisa menginterferensi diri mereka dan melewati dua celah disaat bersamaan!" kata Lucien.     

Isabella dan Samantha sangat terkejut, begitu pula para arcanis yang hadir. Mereka tak tahu bagaimana cara menerimanya. Elektron punya massa, muatan listrik, dan jejak, tapi mereka juga bisa ada di mana-mana! Bagaimana mungkin! Apakah elektron masih ada dalam kategori materi?     

Jika elektron masih merupakan materi dan mereka membawa sifat seperti itu, maka bagaimana dengan manusia? Manusia terdiri dari partikel mikro. Lalu bisakah manusia ada di mana-mana di luar angkasa? Kalau begitu, jadi harusnya mereka bisa pergi ke Lance dan Aalto disaat bersamaan dalam satu langkah!     

Dunia mikro adalah bagian dari dunia ini. Arcanis jelas menghubungkan dunia mikro dengan dunia makro!     

Hellen menatap gambaran di dinding dengan saksama. Jarinya menekan pipinya. Dia jatuh dalam lamunan. Dengan beberapa kesulitan, para anggota Dewan Tinggi bisa menerima ide awan elektronik setelah melihat pengalaman Lucien dan Jalan Keabadian. Kepala mereka aman untuk sementara.     

Sementara arcanis lain, mereka bahkan tak punya pemahaman yang cukup dalam di dunia mikro untuk membuat kepalanya meledak. Mereka tak pernah mencoba menggunakan teori apapun di dunia mikro untuk membangun dunia kognitif, sehingga kepala mereka juga aman.     

Namun, saat deskripsi awan elektronik keluar, lebih dari seratus arcanis tersiksa. Mereka tak bisa membayangkan bagaimana elektron harus berada di dunia kognitif mereka.     

Dunia kognitif mereka sudah mencapai batas. Mereka tak bisa menerima lebih banyak lagi.     

"Awan elektronik memang ada, tapi probabilitas tidak harus jadi sifat paling esential..." gumam Samantha pelan dan kesakitan. Kalau mereka akan mengakui bahwa probabilitas adalah sifat intrinsik dari elektron, mereka akan menerima kalau probabilitas adalah sifat intrinsik dari dunia. Kalau begitu, determinisme akan sangat problematik. Dia harus mencari pegangan untuk dijadikan alasan mengamankan garis belakang.     

Namun, dia juga tahu kalau fakta perlawanan semacam ini tak akan pernah membantunya naik ke level legendaris, apalagi tingkat archmage!     

Para arcanis dari perguruan astrologi juga tersiksa. Untungnya, Lucien tak membawa eksperimen yang baru dia katakan hari ini.     

Lucien menurunkan tangannya dan melihat sekitar kelas. Dia berujar tenang, "Karena eksperimen yang mengeluarkan elektron satu per satu butuh waktu lama, aku tak akan menunjukkannya pada kalian. Kalian boleh mengirim aplikasi ke Institusi Atom untuk mendapat izin menggunakan alat dan melakukan eksperimen sendiri.     

"Kalau kalian tak mau menunggu, kalian juga bisa menggunakan eksperimen terhadap interferensi cahaya sebagai analogi. Persyaratan alatnya lebih rendah, dan kalian semua bisa melakukan eksperimen di lab masing-masing."     

Lucien kemudian mengulangi eksperimennya secara detail.     

Dia lalu menyimpulkan, "Setelah cukup lama, kalian harusnya bisa melihat batasannya. Berarti satu foton juga punya sifat untuk menginterferensi dirinya sendiri."     

Beberapa arcanis tetap terdiam karena takut, sementara beberapa lainnya agak gemetar karena sangat bersemangat.     

Saat itu, Oliver bertanya, "Lucien, sejauh ini semua teorimu dibangun berdasar dualitas gelombang-partikel. Jika memang murni gelombang, maka sifat partikelnya bukan lagi paket gelombang, jadi eksperimen celah ganda dan ciri interferensi diri harusnya tak mengagetkan lagi untuk kita, karena mereka mengonfirmasi ciri gelombang. Selain itu, aku punya pertanyaan. Dalam keadaan seperti apa wujud superposisi kuantum bisa ada? Kenapa ia tak bisa diaplikasikan ke dunia makro?"     

Oliver menambahkan lagi, "Lalu kenapa gelombang probabilitasmu mendadak runtuh di titik tertentu saat mencapai layar dan kehilangan probabilitasnya?"     

Penjelasannya masuk akal bagi para arcanis yang mengikuti teori gelombang. Dari sudut pandang ini, eksperimen itu tampaknya tak terlalu mengejutkan dan luar biasa.     

Fernando menjawab sebelum Lucien, "Oliver, kalau elektron dan partikel mikro lain adalah murni gelombang, kenapa kita tak menunjukkan ciri gelombang? Kita terbuat dari partikel itu! Pertanyaanmu juga melibatkan bagaimana kita mentransisi teori kita dari dunia mikro ke makro! Aku tak perlu mengingatkanmu kalau gelombang akan 'mati' tanpa dukungan ciri partikel!"     

Meski Fernando tak terlalu setuju dengan Lucien, dia menghormati kekuatan matematika dan hasil eksperimen yang solid.     

Pertanyaan Fernando membuat banyak arcanis mengernyit dalam. Saat berkaitan dengan hubungan ke dunia makro, masalah sesungguhnya datang.     

Melihat debat intens akan terjadi kapan saja, Lucien mengangkat tangannya dan tersenyum. "Dalam hal eksperimen celah ganda dengan elektron, saya punya eksperimen lanjutan, versi lain, untuk ditunjukkan."     

Apa?! Masih ada eksperimen lagi?     

Lucien menunjuk alat alkimianya dan berkata, "Kita bisa menambahkan item sihir pencatat di masing-masing celah untuk melihat apakah satu elektron bisa melewati dua celah bersamaan atau hanya satu celah. Aku akan memasang alarm yang berbeda supaya kita bisa tahu elektronnya melewati celah di kanan, kiri, atau keduanya."     

Lucien mengeluarkan item sihir untuk mencatat dan menunjukkan pada semua arcanis yang hadir untuk memastikan dia tak menyabotase alatnya.     

Saat dia memasang itemnya, para arcanis yang hadir mau tak mau berdiskusi.     

"Annick, jadi menurut deskripsi guru kita, kita harusnya menduga kalau dua alarmnya akan menyala disaat bersamaan dengan suara yang berbeda, 'kan?" Heidi bertanya pada Annick, yang cukup berbakat dalam dunia mikro.     

Sprint menyela, "Aku tak paham kenapa Tuan Evans ingin melakukan ini. Kalau kedua alarmnya mati bersamaan, berarti sebuah elektron bisa melewati dua celah bersamaan, lalu ciri gelombang murni akan dibuktikan, seperti kata Tuan Oliver. Kalau tidak, konsep interferensi diri yang baru dikatakan Tuan Evans barusan akan invalid..."     

Dengan kata lain, eksperimen semacam itu tak akan memberikan hal baik pada Tuan Evans!     

Annick mendengar diskusinya dalam diam. Setelah beberapa saat, dia akhirnya menjawab, "Tebakanku adalah hanya satu alarm yang akan mati. Tuan Evans mencoba memverifikasi ciri partikel dari elektron..."     

"Lalu bagaimana dengan interferensi diri?" tanya Layria. Dia punya firasat dan mulai merasa khawatir.     

Annick maupun Sprint tak berkomentar. Mereka berdua melihat alat di depan, menunggu hasilnya.     

Lucien bicara pada para pendengar dengan nada lembut, "Aku akan memelankan kecepatan pancarannya jadi kalian bisa mendengar alarmnya dengan lebih baik."     

Kemudian, pola di lingkaran sihir menyala. Alarm yang berbeda sama-sama mati, tapi tidak bersamaan!     

"Jadi satu celah dalam satu waktu?" gumam Heidi. "... Lalu bagaimana dengan interferensi diri?"     

Saat itu, seseorang terkesiap. Lalu disusul orang-orang yang bertanya keras dengan bingung, "Di mana pinggiran interferometriknya?!"     

Heidi melihat ke dinding dan terkejut kalau melihat titik cahaya yang berkumpul tak membentuk pinggiran interferometrik yang mereka lihat di awal, melainkan hanya ciri partikel!     

Seraya melihat dinding, mata Douglas sedikit membelalak. "Usaha mengobservasi ciri partikel elektron membuat ciri gelombang menghilang...?"     

Sama seperti prinsip ketidakpastian mendeskripsikan momentum dan posisi...?     

Oliver sedikit menggeleng. Entah mengapa, ada hawa gelap yang mengelilinginya.     

Lucien yang berdiri di depan menunjuk pada gambaran eksperimen dengan tangan kanan.     

"Saat kita tak mengobservasi, elektron ada dalam wujud superposisi dan ini bisa dideskripsikan menggunakan sebuah model awan elektron. Tapi ketika kita ingin melihat ciri gelombang dan melakukan eksperimen untuk melihatnya, elektron akan menunjukkan ciri gelombang murni miliknya dan juga ciri interferensi diri..."     

"... Saat kita ingin melihat ciri properti elektron, ia akan mengikuti permintaan kita dan menunjukkan ciri partikel..."     

"... Sehingga, wujud dan sifatnya bergantung pada observasi kita dan hasil apa yang kita inginkan!"     

Betapa menakutkannya itu! Para arcanis yang hadir bahkan lebih bingung lagi! Observasi seseorang bisa mengubah dunia?!     

Itu bahkan lebih ajaib daripada sihir!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.