Ranger Malam

Ahli Medan Perang Yang Kacau



Ahli Medan Perang Yang Kacau

0

Pencuri mulai panik saat dia melihat Marvin bergegas ke arah dia. Dia mengayunkan belatinya, secara mengejutkan mencoba menggunakan Hilang diantara orang banyak.

0

"Terlambat, menggunakan [Menghilang] di tengah-tengah pertempuran…"

Marvin tersenyum sinis dan menebas dengan kejam menggunakan belati melengkungnya ke arah belakang bayangan yang bergerak lambat.

Sebuah jeritan bisa terdengar saat sebuah bayangan menjadi jelas terlihat. Marvin menebas punggung dari Pencuri itu yang kemudian tersandung sebelum jatuh ke lantai.

Kemampuan anggota geng ini terlalu rendah. Sepertinya mereka hanya bagus saat menindas orang-orang biasa.

Menghilang membutuhkan waktu persiapan yang lama, jadi menggunakan Menghilang di tengah pertarungan sama saja cari mati. Selain itu, kemampuan untuk tembus pandang menjadi tidak kuat, yang mengharuskan anda menutupi jejak anda.

Marvin menendang belatinya sambil mengahabisnya dengan mamakukan di tenggorokannya, menggunakan tangan dan kakinya pada saat bersamaan.

Empat lainnya menjadi panik. Mereka tiba-tiba ingin melarikan diri.

Tindakan Marvin terlalu tajam! Hanya seorang ahli Ranger yang bisa menunjukkan kemampuan seperti itu.

Para penonton segera bersorak-sorai. Mereka tidak menyangka kalau pria bertopeng pengguna dua senjata ini sangat kuat. Untuk menghadapi enam musuh dan membunuh dua orang dalam sekejap itu sangat tidak bisa dibayangkan, kecuali dia adalah seorang tentara yang ahli.

"Mungkinkah dia seorang tentara bayaran yang ahli?" Seseorang berpikir kemungkinan semacam ini.

Pada akhirnya, keempat orang itu harus menguatkan diri mereka dan menghadapi Marvin.

Tapi kali ini, mereka lebih berhati-hati dan saling menjaga satu sama lainnya, sementara para penonton dengan hati-hati mundur ke sudut ruangan, takut terjebak dalam pertarungan.

Marvin melompat ke arah tiang, menancapkan belatinya, dan dengan gesit mengambil sesuatu dari dua kantong yang berada di pinggangnya menggunakan kedua tangannya.

Krass!

Dia melemparkan sesuatu dari tangan kanannya!

Pasir!

"Hati-hati! Itu pasir!" Mereka tanpa sadar menggunakan tangan dan senjata mereka untuk melindungi mata mereka.

Orang-orang itu menjadi sangat jengkel karena taktik sampah seperti ini harus mereka hadapi! Mereka tidak menduga kalau ranger tersebut pengguna dua senjata itu akan menggunakan taktik itu.

Marvin melempar sesuatu lagi dengan tangan kirinya saat mereka melihat ke bawah untuk menghindari pasir.

Sebuah gerimis putih!

Kali ini adalah bubuk kapur!

Para penonton hanya bisa gemetar.

Kali ini waktunya sangat mengerikan.

Keempat orang laki-laki itu baru saja menurunkan senjatanya setelah menghindar dari lemparan pasir dan bersiap-siap untuk menyerang, tapi tidak membayangkan bahwa akan ada gerimis putih dari bubuk kapur yang akan masuk ke mata mereka.

"Ah! Mataku!"

"Tolong aku!"

"Ini menyakitkan!"

Mereka mulai panik dan salah satu dari mereka mulai mengayunkan pedangnya dalam keadaan bingung, menebas Pencuri yang ada disisinya.

Marvin tersenyum dan dengan cepat melompat dari tiang itu sambil menggenggam dua buah belati, bergerak secara diam-diam. Swuush! Swuush! Swuush! Dia menebas beberapa kali, sangat terampil seperti dia sedang mengukir sebuah daging.

Keempat pria itu berubah menjadi mayat satu demi satu.

Tim elit anggota geng Acheron sudah tidak ada lagi.

Para penonton merasa mati rasa. Bahkan tim elit telah dibunuh, dan seorang anggota biasa sedang bersembunyi di sudut ruangan, terlalu takut untuk untuk mengucapkan sepatah kata.

Seorang yang mempunyai ide dengan cepat melewati jalan kecil menuju ruang bawah tanah untuk melapor.

"Apa yang dia lakukan? Jangan katakan kalau dia ingin menyingkirkan anggota geng Acheron seorang diri?! Tidak mungkin!"

Saat semua orang melihat Marvin dengan terkejut, dia langsung menemukan pintu rahasia dengan tuntunan dari Isabelle.

BUG!

Dia menendang pintu tersebut hingga terbuka, memperlihatkan sebuah taman luas yang kosong untuk Marvin dan para tamu.

"Mereka bersembunyi di ruang bawah tanah," kata Isabelle. "Setidaknya masih ada satu tim elit, dan masih ada Diapheis. Dia sangat kuat."

Para penonton sekarang melihat Marvin dengan mata penuh pujian dan rasa hormat.

Dengan kekuatannya sendiri, dia membuat para anggota geng Acheron bersembunyi di bawah tanah. Kekuatan seperti ini tidak lebih buruk dari seorang petualang peringkat 2 yang kuat.

"Diapheis secara mengejutkan menyembunyikan dirinya, tapi dia adalah seorang petualang peringkat 2… Bagaimana mungkin dia takut terhadap seorang Ranger yang hanya level 3 atau 4?" Seseorang bergumam.

Pada saat itu, sebuah pintu perangkap di lantai terbuka, kedua sisinya jatuh ke lantai.

Seorang petarung membawa kapak di pundaknya keluar dari lorong yang baru saja terbuka. Dia diikuti oleh enam petualang. Itu ada tim elit ke empat dari anggota geng Acheron.

"Bar Pyroxene tidak buka untuk berbisnis hari ini. Tuan-tuan, saya mengundang anda semua untuk pergi."

Suara berat Diapheis bergema, dan semua orang memutuskan untuk mendengar kata-katanya dan pergi.

Hal ini sebenarnya sangat menghibur, tapi untuk tetap hidup itu lebih penting. Segera, semua orang yang bukan dari anggota Acheron pergi.

Selain Marvin dan Isabelle, ada tujuh orang yang tersisa di belakang taman termasuk Diapheis, dan mereka semua adalah pemegang kelas. Bahkan para pekerja biasa semuanya bersembunyi di kejauhan.

Mereka tidak berani ikut campur dalam pertarungan level tinggi. Marvin baru saja menunjukkan kemampuan membunuhnya yang membuat mereka ketakutan.

Jika Marvin bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup pada hari ini, cerita tentang seorang Pengguna Dua Pedang Bertopeng akan menyebar ke seluruh Kota Pinggiran Sungai.

...

"Siapa yang mengirimmu?" Diapheis dengan dingin bertanya sambil mengukur berat kapaknya.

Hatinya terbakar amarah.

Anggota geng Acheron hal seperti ini untuk waktu yang lama. Tim pertama dan kelima telah berhasil dimusnahkan, bahkan gudang dan kasino pun terkena dampaknya. Tak perlu dikatakan lagi, ini adalah strategi untuk memancing seekor harimau untuk turun dari gunungnya.

"Beberapa orang mempekerjakan anda untuk membunuh, jadi tentu saja akan ada orang yang akan membayar saya untuk membunuh."

Marvin berkata dengan suara rendah, "Diapheis, anda telah meremehkan kekuatan dari seorang bangsawan. Seseorang membayar saya dengan jumlah yang besar untuk mengetahui siapa yang ingin membunuh Marvin seorang Baron dari Lembah Sungai Putih. Saya harus melacak sampai disini. Jangan menggunakan tatapan itu kepada saya, hanya yang pertama, dan tercepat. Di sana masih banyak tentara bayaran yang ingin mengobrol dengan anda, semuanya lebih kuat dari saya."

Sebuah urat biru terlihat di dahi Diapheis, "Bagaimana mungkin?! Bagaimana bisa sampah kecil itu bisa membayar dengan harga tinggi untuk mempekerjakan kalian?!"

"Saya tidak tahu soal itu." Marvin tertawa kecil, berpura-pura tetap dingin. "Saya hanya ingin menyelesaikan pekerjaan saya. Beritahu saya siapa yang mempekerjakan kalian dan saya akan pergi."

"Pergi? Setelah membunuh banyak orang saya?" Diapheis berkata dengan sinis, "Kamu masih bisa berpikir bisa pergi hidup-hidup dari sini?"

"Apa? Cepat atau lambat pasti anda akan mengatakannya." Marvin tertawa, "Apakah mungkin anda masih mau membuat anak buah anda lebih menderita banyak kerugian dan mengorbankan nyawanya?"

Setelah berkata seperti itu, matanya melirik jahat ke arah semua anggota geng.

They clearly saw all the corpses from earlier. Killed so proficiently, so effortlessly.

Mereka dengan jelas melihat semua mayat dari sebelumnya. Terbunuh dengan sangat ahli, begitu mudah.

Jika mereka tetap bertarung melawan Marvin, salah satu dari mereka pasti akan mati.

Mereka hanyalah seorang anggota geng, bukan seorang prajurit yang akan bertarung sampai mati. Mereka hanya bisa menyiksa orang biasa, tapi di hadapan Marvin, seorang monster yang kejam, mereka lebih menghargai hidup mereka.

"Bos, lebih baik untuk memberitahunya…"

Seorang Pencuri di antara mereka dengan berani berkata, tapi kapak besar Diapheis tiba-tiba membaginya menjadi dua saat dia mulai berbicara.

Darah bertebaran dimana-mana!

Mata dari lima yang tersisa terbuka lebar, semuanya mundur beberapa langkah.

"Kalian semua sampah!" Diapheis, bermata merah, mengayunkan kapaknya ke arah Marvin, sambil berteriak, "Saya bisa menghancurkannya sendirian!"

Kelima orang itu saling memandang satu sama lain dan secara mengejutkan memilih untuk menonton dengan melipat tangan.

Marvin tersenyum.

Benar saja, dia menebak dengan benar. Para anggota geng ini hanya mengambil keuntungan dari yang lemah dan takut terhadap yang lebih kuat, mereka tidak ingin mengambil resiko.

Jika Diapheis menang, mereka hanya akan menerima hukuman tidak lebih. Karena Diapheis telah kehilangan dua tim dan tidak akan berani berbuat sesuatu yang malahan membuat anggota geng Acheron runtuh. Jika Diapheis kalah, mereka bisa memberikan informasi orang yang menyuruh mereka kepada si pembunuh, untuk menyelamatkan nyawa mereka sendiri.

Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang putus asa.

Ini adalah berita baik untuk Marvin.

Jika mereka membantu Diapheis dengan mengelilingi Marvin, bahkan dengan pengalaman Marvin yang begitu banyak dia tetap akan memilih untuk mundur sementara, menggunakan taktik secara tidak langsung.

Tapi dalam hal satu lawan satu…

Dia tentu saja tidak takut terhadap Diapheis!

Tangan Diapheis dengan kuat memegang kapak besar itu, kedua matanya dipenuhi dengan amarah dan tertuju hanya pada Marvin.

Dia tinggi dengan tubuh yang berotot dan tato api di lehernya.

'Barbar?'

Marvin mengayunkan belatinya dengan indah sambil secara diam-diam menggunakan Memeriksa.

Keberuntungannya bagus. Atribut Diapheis terlihat di hadapan Marvin sesuai harapannya, dia seorang Barbar.

[Diapheis]: Orang Biasa level 5 – Petarung level 6 – Barbar level 2 –HP 179

Marvin harus habis-habisan menghadapi Diapheis. Orang ini adalah petarung sejati atau dia tidak mungkin bisa menunjukkan kekuatannya di Kota Pinggiran Sungai, dan itu hanya dalam waktu enam bulan, begitu yang orang-orang katakan. Karena metodenya membuat sebuah tim-tim kecil, Marvin menduga kalau orang ini dulunya berasal dari militer.

Seorang prajurit sejati dan penjaga kota adalah hal yang berbeda, terlebih di medan pertempuran dimana mereka ditempa di bawah darah dan api, tekad mereka cukup kuat.

Ini sangat membantu dalam sebuah pertarungan.

Selain itu, berasal dari militer berarti mengetahui banyak skill bela diri militer. Kapaknya cukup tajam, dan jika mengenai seseorang, kemungkinan dia akan mati.

"Kekuatannya setidaknya ada di 19, dimana itu melebihiku. Aku perlu menghindar sebanyak mungkin dan menghindari menangkis dengan senjataku.'

Marvin bergerak perlahan sambil menunjukkan ekspresi yang tenang di wajahnya, tapi dia juga sudah siap-siap berjaga.

Ini adalah musuh terkuat yang dia hadapi setelah bertransmigrasi.

Sementara kedua belah pihak menemui jalan buntu, Marvin tiba-tiba melihat informasi pertempurannya:

[Karena anda bertarung melawan enam musuh sendirian dan memenangkannya dalam medan pertempuran yang kacau, anda mendapatkan gelar, Ahli Medan Perang Yang Kacau.]

[Ahli Medan Perang Yang Kacau]: Saat kamu bertarung melawan beberapa musuh, sementara sebanyak 1 keterampilanmu meningkat.]

'Beberapa musuh? Apakah yang sekarang ini juga dihitung?'

Marvin sangat senang, segera dia mengganti gelarnya dari [Ranger Yang Baru Lahir] ke [Ahli Medan Perang Yang Kacau].

Itu adalah kesatuan poin dari keterampilan! Dia membutuhkan dua level untuk mendapatkan poin atribut!

Benar saja, setelah menggunakan gelar ini keterampilannya menjadi 18 (+1)!

Rupanya, walaupun tim ke empat tidak menyerang mereka memiliki rasa permusuhan dan mereka tetap dianggap sebagai musuh.

19 ketangkasan! Satu poin lagi dan dia akan memasuki peringkat super tangkas.

Tapi Diapheis sangat baik dalam memanfaatkan peluang, tiba-tiba meraung dalam waktu sepersekian detik waktu Marvin tidak memperhatikan.

Skill peringkat Barbar kedua, [Intimidasi Keberadaan]!

Tubuh Marvin segera menjadi kaku disaat dia sedang berdiri.

[Anda mengalami Intimidasi Keberadaan!]

[Pengecekan Tekad…]

[Pengecekan Tekad selesai! Tubuh anda akan tetap kaku selama 0.5 detik!]

"Sialan!" Marvin menjadi muram. Diapheis tertawa jahat sambil mengayunkan kapaknya yang besar ke arah Marvin.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.