Ranger Malam

Kotak Alkemi



Kotak Alkemi

0Dari apa yang Marvin ingat, satu hal yang ia butuhkan adalah sebuah Artefak yang disebut Kotak Alkemi.     
0

Dalam permainan, Kotak Alkemi telah didapatkan oleh perkumpulan besar, dimana telah digunakan untuk menciptakan Artefak pertama buatan pemain.     

Dan Kotak Alkemi tersebut dikatakan tersembunyi di dalam laboratorium Penyihir Ular.     

Marvin dengan hati-hati mengikuti jalan di sekitar laboratorium, membuat ia melalui barang-barang berbahaya sebelum akhirnya sampai di sebuah ruangan kecil.     

Ruangan ini jelas berbeda dengan ruangan yang lain.     

Kebanyakan ruangan di dalam kabin memiliki jendela dan memiliki Api Penyihir untuk menyalakannya.     

Lagipula, Penyihir Ular merupakan Manusia yang telah lahir di permukaan, dan nampak begitu sulit untuk merubah perilaku dari permukaan.     

Tidak diragukan lagi.     

Namun ruangan kecil ini tidak berjendela pada semua sisinya tanpa alat penerangan sama sekali.     

Dengan pintu tertutup, jika Marvin tidak memiliki Melihat-dalam-gelap, ia mungkin tidak mampu melihat sekitarnya.     

'Eh? Apakah ini merkuri?'     

'Menyebarkan merkuri di setiap sudut ruangan? Mengapa?'     

Marvin merasa bahwa ini sedikit menjanjikan dan ia menyadari bahwa ia telah menemukan lokasi kunci.     

Ia tidak tahu bentuk Kotak Alkemi seperti apa, namun akan masuk akal jika sebuah Artefak terletak pada lokasi khusus.     

Apakah mungkin kotak tersebut akan rusak jika terkena cahaya?     

Marvin berjalan mengelilingi ruangan kecil itu, perlahan memasang muka curiga.     

Ini jelas merupakan ruangan yang aneh.     

Dindingnya telah di cat oleh campuran obat dan merkuri, dan ruangan itu disegel sehingga tidak ada angin dan cahaya yang dapat masuk.     

Selain pintu kecil yang ia lewati tadi, tidak ada jalan keluar.     

Di seluruh ruangan, selain meja kecil di tengah, tidak ada apa-apa lagi.     

"Tempat ini terasa seperti kurungan..." Marvin bergumam.     

Ia perlahan berjalan ke meja kayu dan menyadari beberapa ukiran dekoratif pada permukaannya.     

Ia sedikit penasaran, dan mendekat sehingga ia dapat menginspeksi mereka.     

Namun setelah ia mendekat, ukiran dekoratif itu mulai melayang di udara, berubah menjadi wajah tersenyum yang besar!     

Marvin segera waspada untuk menghadapi segala kemungkinan!     

Cahaya terang segera muncul dan menyilaukan matanya, membuatnya kehilangan pandangan!     

[Buta]!     

'Sialan! Ini tidak bagus!'     

Suara bersiul terdengar di telinganya, dimana ia merasa disebabkan oleh bergegasnya ia ke arah pintu.     

Marvin menyinggung.     

Bahkan jika ia kehilangan penglihatan dan pihak yang satu amat cepat, ia dapat bergantung pada suara dan menebak dimana ia berada!     

Marvin meledak dalam sekejap!     

Hal itu sangat cepat, namun Marvin lebih cepat lagi!     

Ketangkasan Pasca-Dewa!     

Bayangan tersebut terkejut ketika Marvin mencoba sampai di depan pintu dan menggenggamnya dengan tangan kanannya!     

"Apa!"     

Suara yang ia kenal tiba-tiba terdengar dari kegelapan. "Kamu mencoba mati! Lepaskan aku sekarang juga!"     

"Aku akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menghindar dari kurungan perempuan tua itu, dan sekarang pencuri kotor sepertimu mencoba menentang aku!"     

"Lepaskan aku, bajingan bau!"     

Marvin terkejut.     

Ia jelas dapat merasakan bahwa ia menggenggam sesuatu seperti sebuah kotak, namun kotak itu tampaknya dapat berbicara!     

Apa yang Marvin temukan bahkan lebih aneh lagi karena suara kotak itu nampak tidak asing.     

Meski ia masih terbutakan saat ini, ia sudah bisa merasakannya.     

Kotak berbicara ini kemungkinan besar adalah Kotak Alkemi yang dirumorkan itu!     

Sebuah harta yang dapat membuat Artefak cukup asing, seperti yang diduga!     

Marvin menggapai kotak pada tangannya dan sekarang meraba permukaannya.     

Kotak ini memiliki bentuk yang biasa... seperti kotak pada umumnya, namun nampaknya mempunyai sepasang sayang halus.     

Tidak heran barang ini dapat terbang!     

Meskipun, tindakan Marvin jelas membuat Kotak Ajaib panik. Barang itu berteriak keras, "Apa yang kamu coba pegang?!"     

"Pencuri menjijikkan! Lepaskan aku, itu bukanlah tempat yang kamu boleh pegang!"     

"Ah... geli! Aaarrrghhh, Aku tahu! Semua wanita di tempat terkutuk ini memang cabul! Kroni tua juga seperti itu, dan sekarang pencuri ini juga demikian!"     

"Wuwuwu... Kasihan Wilson, bagaimana bisa aku mendapatkan kesialan!"     

Marvin tetap terdiam dan bermuka batu meski ocehan dan tangisan dari Kotak Ajaib itu.     

Ia mencoba mengingat dimana ia mendengar suara itu sebelum ia akhirnya bergetar.     

Setelah menahan diri, ia bertanya, "Aku bertanya apakah kamu tahu seorang pria yang berbaju seperti burung merak?"     

Kotak itu menjawab dengan hina, "Aku telah hidup selama seribu tahun, jadi pria macam apa yang aku belum pernah lihat? Namun... Aku kira aku tidak pernah melihat pria yang berbaju seperti burung merak... Siapa pula yang berdandan seperti itu..."     

"Tunggu dulu!" sang kota berteriak.     

Marvin jelas menyadari keraguan dari suara Kotak Alkemi sambil ia melanjutkan, "Pria merak yang kamu tanyakan itu, apakah ia mempunyai kantong yang bisa mengeluarkan benda-benda aneh?"     

Marvin mencoba mengingat pada saat ia berada di wilayahnya.     

Selama serangan di Pelabuhan Pedang, klaim sendiri sebagai "Alkemi Terhebat Sedunia" dilaporkan mengeluarkan beberapa barang Alkemi aneh dari kantongnya.     

Ia bahkan mampu membekukan permukaan laut.     

Alkemi asing, dan tanpa nama itu.     

Suaranya nampak mirip dengan suara dari Kotak Ajaib, jadi Marvin memutuskan untuk bertanya jika terdapat hubungan diantara keduanya. Bukannya Marvin tidak memperhatikan seksama orang itu, namun suaranya mungkin sedikit berbeda, seperti orang yang amat ambisius.     

Marvin selalu merasa ada sesuatu yang amat asing mengenai orang itu, namun ia yakin bahwa kehilangan memorinya bukan hal yang palsu, dan pada akhirnya, ia telah memutuskan untuk membiarkannya terus berada di Lembah Sungai Putih.     

Ia tidak pernah menduga untuk mendengar suara itu lagi di tempat seperti ini!     

Rasanya seperti sebuah keajaiban.     

Pandangan Marvin perlahan kembali dan melihat sosok dari Kotak Ajaib itu.     

"Kurang lebih," Marvin berkata ragu, "Ia mengklaim bahwa ia adalah seorang Alkemi, namun nampaknya ia sedikit tidak bisa dipercaya."     

"Kamu melihatnya?!" suara Kotak Ajaib terkejut.     

"Ia berada di wilayahku. Ia dapat dikatakan..." Marvin murung, tidak cukup tahu bagaimana menggambarkan pria burung merak itu, sebelum memutuskan untuk menjelaskan yang sebenarnya. "Ia jelas bukan seorang penunggang yang tidak bekerja sama sekali."     

Kotak Ajaib tetap terdiam.     

"Apa hubungan diantara kalian berdua?" Marvin bertanya penasaran.     

Namun sekarang, pendangannya telah pulih sepenuhnya.     

Ia dapat dengan jelas melihat sosok dari Kotak Ajaib tersebut. Sebuah kotak sederhana dengan sayap yang megah dan cermin perak di permukaannya.     

Terdapat wajah pada cermin itu, seperti sesosok manusia.     

Di permukaan cermin itu segera terdapat isak tangis, dan bertahan cukup lama.     

Setelah tenang, ia berkata dengan suara berat, "Ia adalah ayahku... Sialan... Kukira ia sudah mati..."     

Marvin tertegun.     

...     

Di sudut laboratorium, Marvin duduk di sebelah Kotak Ajaib sambil ia mendengarkan cerita kesulitan dan penyiksaan. Ia bahkan merasa simpati dengan pria kecil itu.     

"Orang gila itu, kamu tahu betapa gilanya orang tua itu? Ia bertanya padaku untuk merubah Artefak setiap hari... Sialan! Meski Wilson merupakan Kotak Alkemi luar biasa, tidak seperti aku yang dapat meletakkan telur emas seperti ayam betina ketika diberi makan!"     

"Ia terus memberiku racun dan hal-hal aneh untuk "membantu"ku, berharap bahwa aku akan memberikan ia barang yang bagus..."     

"Hmpf... Aku hanya memberinya sampah."     

"Namun ia tidak menyerah, ia terus melakukan itu dan terus memberiku hal-hal menjijikkan setiap hari... apa itu liver Bugbear? Apa itu pankreas Naga? Cakar Kelelawar dan bola mata... Aku menjadi gila! Kehilangan kesadaranku!"     

"Hal yang paling parah adalah ia terus memintaku melakukan satu hal setiap hari, apakah ia adalah wanita tercantik... Secara alami, aku hanya bisa berkompromi..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.