Ranger Malam

Terhubung



Terhubung

0Faniya.     
0

Ini bukanlah nama biasa. Justru, hanya terdapat satu orang di Alam Semesta ini yang dapat menggunakan nama ini.     

Dewi Bulan Faniya, salah satu Dewa Kuno. Ia merupakan dewa kuat kuno seperti Dewa Alam dan Dewa Peri, namun sangat amat rendah hati.     

Kebanyakan orang mengetahui sedikit tentang dirinya, dan ia tidak terlihat selama perang antar Dewa. Banyak bencana yang melanda para Dewa di masa lampau telah dengan hebat dihindari olehnya.     

Ia nampak jauh dari semua peristiwa, dengan diam-diam membawa perannya itu.     

Dalam kegelapan malam, akan selalu terdapat sinar bulan yang menuntun para pengelana kembali ke rumah.     

Para pengikut Dewi Bulan amat langka, namun terdapat banyak orang yang benar-benar menghargainya dari lubuk hati mereka.     

Bahkan bagi para Dewa sekalipun.     

Dari yang Marvin ketahui, selama era ketika Dewa Kuno telah hilang kekuatannya, Dewi Bulan adalah yang paling dihargai diantara para Dewa Kuno.     

Para Perkumpulan Dewa mengenai serangan kepada Kolam Ajaib Alam Semesta, Faniya memilih untuk tetap diam. Itu adalah alasan ketiga para Dewa Agung cukup percaya diri untuk bekerjasama untuk membawa perkara tersebut.     

Jika tidak, bahkan jika Lance tidak ada disana, para Dewa Baru tidak akan berani untuk bertindak begitu gegabah.     

Lagipula, para Dewa Baru, di mata para Dewa Kuno, terdapat sekelompok bibit-bibit yang telah menghilangkan mortalitas mereka.     

...     

Jika seorang lain telah mengklaim untuk melihat Faniya, yang lain akan merana.     

Namun ketika nama itu datang dari mulut Dewa Belantara, tidak ada yang dapat berpikir bahwa ia bercanda.     

Dewi Bulan turun. Dengan perlahan.     

Sosok tersebut tidak dapat terlihat secara langsung. Marvin menemukan bahwa bagaimanapun ia melihat ke arah dewi, ia hanya bisa melihat cahaya bulan berkabut.      

Faniya benar-benar semisterius yang legenda katakan.     

Auranya nampak tidak begitu kuat, namun Marvin mengetahui bahwa ini merupakan siasat saja.     

Ia telah menyadari bahwa ketika Dewi Bulan datang, aura dari Dewa Belantara yang telah mengarungi seluruh wilayah menghilang.     

Tidak hanya ditekan... hal itu telah sepenuhnya menghilang!     

Batu yang berada di kulit orang membantu mulai runtuh!     

Terasa seperti kulitnya sendiri sedang berganti.     

Sambil Dewa Belantara terus tertawa dengan gila, sebuah lapisan dari kulit batu runtuh menjadi abu, membuka wujud manusia berdarah!     

Ia sudah termutilasi dengan keji. Melihat dengan seksama, seseorang dapat melihat sebagian tubuhnya nampak lengket.     

Orang itu akan menakuti siapapun, mengenai dimana ia berada.     

Namun nampaknya, mereka tidak merasa takut sama sekali.     

"Ini merupakan kemuliaan dari Putri Faniya," Minsk berkata dengan emosional.     

"Ia jelas melebihi kekuatan energi Dewa Belantara yang setengah terbangun. Bagus, dengan Putri Faniya yang bertindak, kebangkitan Dewa Belantara pasti akan gagal!"     

Marvin mengagguk.     

Wajah Dewi Bulan juga menyadarkan ia juga.     

Meski ia belum bertarung dengan Dewa Belantara, stress yang disebabkan oleh situasi mendesak ini tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang genting.     

Ia awalnya berpikir bahwa ia tidak akan bertemu banyak permasalahan pada Gurun Kirmizi. Ia tidak menduga bahwa setelah pengejaran dengan Penjaga Mimpi, ia akan bertemu dengan Dewa Belantara, dan sekarang, Faniya.     

'Setelah perkaranya selesai, aku hanya akan dengan patuh membawa Minsk kembali ke Feinan. Paling tidak, sebelum Kolam Ajaib Alam Semesta hancur sepenuhnya, tidak akan terdapat banyak hal yang berbahaya.'     

Marvin tersenyum pahit. Kekuatannya dapat dikatakan merupakan yang terbaik di Feinan, namun tidak signifikan ketika dilihat dari seluruh Alam Semesta.     

Terlebih, ia masih harus mendapatkan hadiah dari rubah tua dari Dewan Burung Migrasi.     

Ia telah berhasil kabur dari Aula Belantara, dan bukankah ia telah mendapatkan banyak keuntungan yang ia mau?     

...     

Setelah bayangan mencurigakan itu muncul, ia tidak mengatakan apa-apa lagi dalam waktu yang lama.     

Mengenai Dewa Belantara, ia hanya mengatakan satu kata dan kemudian jatuh terdiam.     

Jelas, ia sedang tidak berada di situasi yang baik.     

Marvin dapat melihat bahwa perkara Hidup dan Mati telah mencoba berubah dan telah sekali lagi kembali ke rencana yang Bandel inginkan.     

Dewa Belantara berada di tempat Persembahan sekali lagi, dan Putri Bulan Perak telah kembali dari posisi Hidup.     

Ini merupakan helaan nafas dari Dewi Bulan.     

Ia memang begitu kuat.     

"Kamu Faniya?"     

Tidak seperti yang lain, dimana terisi dengan rasa hormat, Hathaway nampak tidak dipengaruhi oleh Dewi Bulan.      

Ia menatap ke arah sinar bulan, dengan tenang melanjutkan, "Aku ingat bahwa kita memiliki perjanjian."     

"Terlebih, kamu juga melawan sumpahmu! Kamu memberi Ilmu Sihirmu kepada orang lain!"     

Orang luar yang ia maksud jelas adalah Bandel.     

Namun bagaimana Bandel mulai bertengkar dengan Hathaway kali ini?     

Segera setelah Dewi Bulan turun, ia telah mulai mengerjakan perjanjian tersebut!     

3 kali kecepatan!     

5 kali kecepatan!     

10 kali!     

'Tidak cukup! Tidak cukup! Sedikit lebih cepat lagi!'     

Bandel seharusnya mendapatkan hati yang dingin dan teguh, namun rasanya seperti api yang sekarang terbakar di dalamnya.     

Ia bahkan tidak melihat ke arah Dewa dan hanya mengubur dirinya dalam pekerjaannya.     

Di bawah pengaruh ritual Hidup dan Mati, kekuatan Dewa Belantara berangsur-angsur tersedot keluar. Semuanya masuk ke dalam tubuh Putri Bulan Perak melalui bintang bersudut enam!     

Api perak yang pudar mulai menyala pada lengannya yang robek!     

Ini merupakan pertanda Api Ilahinya mulai menyala kembali!     

Untuk membangkitkan seorang Dewa, seorang Dewa harus dipersembahkan!     

Ini adalah apa yang Bandel telah rencanakan sedari dulu!     

Ia tidak ingin membangkitkan Dewa Belantara yang sampah itu, Dewa Kejahatan yang menyesatkan dia, melainkan...     

Kekasihnya.     

...     

"Damailah, Ratu Penyihir," Faniya akhirnya menjawab.     

Suaranya begitu lembut. Meski perkataannya Biasa saja, hal itu memberikan kesejukan, dan keteduhan.     

"Aku sebentar akan mencampakkan Ilmu Sihir dari Bandel. Dan sebagai tambahan, kamu akan menerima berkatku ketika kamu menempa kembali [Tongkat Heim]."     

"Kamu seharusnya sadar berapa banyak orang yang benci terhadap Penyihir. Hal itu bukan perkara mudah bagi para Penyihir Anzed untuk bangkit kembali. Kamu akan membutuhkan lagi bantuanku."     

Hathaway terisak, "Kita jelas mengetahui, atau kita tidak mungkin menandatanganinya denganmu waktu itu. Membiarkanmu meminjam [Bunga Malam] kami adalah pertanda besar kebaikan dari para Anzed. Secara berlawanan,bantuanmu nampak begitu murah."     

Dewi Bulan tidak nampak terganggu sama sekali meski dihadapkan dengan sikap Hathaway yang seperti itu. "Tiap generasi dari Ratu Penyihir telah begitu luar biasa, dan aku akan lebih terkejut lagi oleh apa yang terjadi kepadamu. Jelas tidak terduga bagimu untuk mampu menembus Kutukan Anzed."     

"Bagi kebaikanku, kamu dapat yakin. Lagipula, aku sedari awal merupakan seorang Anzed."     

Ini menandakan akhir dari diskusi mereka.     

Namun para pengawas hanya bisa menatap dengan terkejut setelah mendengar berita ini.     

Dewi Bulan memiliki kontrak dengan para Anzed. Marvin dapat merasakan sedikit sesuatu seperti itu dari beberapa perkataan Hathaway sebelumnya. Namun ia tidak menyangka bahwa para Anzed menjadi amat sangat terhubung!     

Bagi Marvin yang dengan diam-diam berpikir tentang apa saja yang baru ia dengar, ia segera merasa ada yang mengawasi dirinya.     

"Jadi, kamu adalah [orang itu]." Suara Faniya membawa sedikit rasa penasaran dan takjub.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.