Ranger Malam

Putri Bulan Perak



Putri Bulan Perak

0Kuntilanak Giok!     
0

Marvin menemukan auranya.     

Ia sedang berada di penampang tinggi, melihat seluruh penjara bawah tanah.     

Ia melihat Kuntilanak Giok segera bergerak menebus penjara bawah tanah. Ia mungkin tidak menduga seseorang dapat mampu mengikutinya, karena ia bergerak begitu santai dan tidak menyembunyikan jejaknya.     

Ini jelas membuat Marvin lebih mudah untuk melacaknya.     

Marvin kembali normal dan menggunakan Sembunyi sebelum mengejarnya.     

Keduanya berlari menyusuri Reruntuhan Regis, satu dengan lainnya. Marvin dengan waspada mengikuti rute yang sama dengan yang dilalui sang Kuntilanak.     

Tempat ini dipenuhi oleh aura mencekam. Siapa sangka banyak jebakan yang terdapat di ruang bawah tanah ini?     

Marvin tidak ingin membuka diri, dan dari gerak-gerik Kuntilanak itu, ia nampak yakin tidak akan mengaktifkan jebakan yang ada.     

Keduanya menyusuri penjara bawah tanah sekitar sepuluh menit sebelum sampai di wilayah tengah.     

Ini merupakan alun-alun wilayah.     

Pinggirannya merupakan reruntuhan, dan dari yang terlihat, nampak kekuatan besar meledak di alun-alun wilayah, menyebabkan bangunan di sekitarnya menjadi puing-puing.     

Marvin bersembunyi di balik reruntuhan dengan waspada.     

Ia melihat ke arah timur dengan seksama, dimana Inti Penjara mati berdetak dengan keras.     

Beberapa Kekuatan Sihir Kekacauan beterbangan di udara. Marvin merasa Kekuatan Sihir Kekacauan nampak seperti Peri hidup yang bernafsu kepadanya.     

Perasaan itu membuatnya begitu tidak nyaman.     

Kekuatan Sihir yang amat sangat asing.     

Namun ketika sang Kuntilanak berhenti di depan batu di wilayah alun-alun, pupil matanya mengecil!     

Putri Bulan Perak!     

Ternyata terdapat patung Putri Bulan Perak disini!     

Marvin murung. Patung Putri Bulan Perak berada di dalam Reruntuhan Regis... Apa artinya?     

Patung seperti ini pada dasarnya merupakan saluran penyembahan.     

Apakah mungkin pelempar Regis adalah Organisasi Sihir tak umum yang percaya kepada Putri Bulan Perak?     

Dan kehancuran mereka erat kaitannya dengan kejatuhan Putri Bulan Perak?     

Beberapa dugaan muncul di kepala Marvin.     

Karena wanita itu sangat gegabah, Marvin mencoba untuk mendekat.     

Kuntilanak Giok berdiri tepat di hadapan patung dari Putri Bulan Perak.     

Dengan pandangan matanya yang luar biasa, Marvin mencoba untuk melihat tengkorak mengambang!     

Cahaya redup keluar dari tengkorak itu.     

Marvin menyadari ini adalah tengkorak Lich!     

Lich sendiri mungkin tidak sedang berada disana, namun tengkoraknya merupakan setengah avatarnya.     

Marvin menjadi semakin waspada dan memilih wilayah yang sedikit gelap untuk bersembunyi sambil mengintainya.     

Pada saat itu, ia segera menyadari sesuatu yang janggal dengan patung itu.     

'Patung itu... Bukankah ia begitu realistis?'     

'Jika ia dipahat oleh pemahat patung, akan disebut sebagai mahakarya Surgawi.'     

Meski Marvin tidak begitu mengenal Putri Bulan Perak itu secara langsung, ia mengenal seperti apa dia itu.     

Lagipula, dengan obsesinya terhadap permainan ini, ia hampir mengetahui segala informasi mengenai karakter penting di Feinan.     

Patung itu begitu realistis.     

Bahkan ekspresi kesakitannnya digambarkan begitu ajaib, nampak begitu nyata.     

Marvin tidak percaya akan apa yang dilihatnya.     

'Tunggu dulu! Ini tidak benar!'     

'Jika patung itu digunakan sebagai Iman, patung itu tidak mungkin melakukannya.'     

Marvin membersihkan matanya dan melihat patung Putri Bulan Perak sekali lagi sebelum akhirnya menyadari ada yang salah.     

Ini merupakan pemandangan kematian dari Putri Bulan Perak!     

Terdapat lubang kematian pada perutnya, dan kedua tangannya begitu pasrah sambil terlihat ingin menggapai sesuatu.     

Ekspresinya adalah yang paling menyakitkan, dicampur oleh kesulitan dan ekspresi tidak percaya.     

Begitu banyak perasaan yang terpampang nyata pada patung itu. Marvin tidak percaya bahwa ada pemahat yang dapat membuat patung seperti itu di dunia ini!     

Jadi selain itu, terdapat satu penjelasan lagi.     

Ini merupakan Putri Bulan Perak!     

Ini merupakan Tubuh Ilahinya yang jatuh!     

Meski ini merupakan dugaan yang sangat konyol, Marvin dengan instingnya merasa bahwa ini kemungkinan besar adalah kebenarannya.     

Meski setelah kematian Dewa, Dunia Dewa mereka akan terjatuh dan menciptakan lubang hitam yang menyeramkan, menyedot Tubuh Ilahinya masuk sebelum akhirnya jatuh selamanya ke dalam Dataran Astral, dengan beberapa pengecualian. Karena ada alasan khusus, Tubuh Ilahi Dewa dapat terus ada.     

Kali ini, Marvin sedikit tertarik dengan kematian Putri Bulan Perak.     

Putri Bulan Perak merupakan seseorang yang seharusnya tidak diprovokasi di dunia ini.     

Dewa Bulan Faniya begitu rendah hati, sebagai generasi ke-1 Dewa Kuno yang jarang menunjukkan wajahnya, namun kekuatannya setara dengan Dewa Alam dan Dewa Peri.     

Marvin mengingat asal mula Putri Bulan Perak:     

Dikatakan bahwa pada zaman dahulu, Feinan bebas dari Kekacauan dan kekuatan Orde bangkit di bawah kekuatan Lance.     

Pada saat itu, monster dari kedalaman Alam Semesta tidak muncul lagi dan Feinan memiliki masa damai yang pendek.     

Dewi Bulan, sebagai generasi ke-1 Dewa Kuno, pada dasarnya dilahirkan bersamaan dengan Dewa Alam dan Dewa Peri.     

Suatu hari, ia pergi sendirian ke kedalaman Belantara dan diceritakan ia beristirahat di bawah pohon osmanthus tua. Setelah bangun, ia mempunyai bayi di dalam dekapannya.     

Bayi itu memiliki kekuatan Ilahi dan Dewi Bulan begitu berkenan kepadanya. Ia merasa bayinya merupakan putri yang dianugerahkan oleh surga dan membuat ia memiliki sebagian Kekuatan Ilahi.     

Ia membawa Putri Bulan Perak kembali ke Feinan, dimana ia menjadi bagian dari Dewa Kuno dengan restu dari Lance.     

Setelah Putri Bulan Perak menjadi dewasa, Faniya secara pribadi membuatkan sepasang belati lurus yang dibuatkan khusus untuknya.     

Belati itu adalah Genggaman Cahaya Dingin legendaris.     

Tidak hanya belati itu merupakan mahakarya diantara Senjata Ilahi, namun mereka juga diurapi dengan Sihir dan properti Ilahi. Terlebih, mereka ditanam oleh Putri Bulan Perak Sendiri, hingga akhirnya, reputasi Artefak itu melewati Kedatangan Malam, dimana diciptakan oleh Pangeran Bayangan dengan pergi ke seluruh Alam Semesta.     

Inilah yang Marvin kira-kira ketahui mengenai Putri Bulan Perak.     

Ia mengetahui ini karena Genggaman Cahaya Dingin. Bagi kejatuhannya, tidak terdapat informasi resmi tentang hal itu di permainan ini, dan tidak ada gosip yang menceritakan mengenai hal itu di dalam forum.     

Namun Marvin merasakan sesuatu yang mencurigakan.     

Dewi Bulan adalah salah satu Dewa Kuno terkuat. Meski ia tidak mengganggu Dunia Dewa lainnya, jika seseorang memprovokasinya, hal itu tidak akan berakhir baik.     

Dalam sejarah, terdapat sekali Tuan Setan yang berbakat muncul di dalam Jurang Neraka.     

Tuan Setan itu dilahirkan dengan perawakan pendek, namun ia begitu berbakat. Ia membunuh keluar dari laut darah dan perlahan menjadi bintang terang diantara para setan. Namun karena ia jumawa pada saat kebangkitannya, ia kemudian menyinggung Dewi Bulan, dimana berujung pada Faniya yang secara langsung menghabisi Dataran Jurang Neraka dimana Tuan Setan itu tinggal!     

Seluruh Dataran Jurang Neraka!     

Yang semakin mencurigakan adalah Tuan Setan lainnya tetap terdiam.     

Tindakan Dewi Bulan ini merupakan tamparan keras, namun tidak ada satupun dari mereka yang bereaksi.     

Meski perkara ini tidak berarti banyak, namun cukup untuk memperlihatkan kekuatan Dewi Bulan.     

Hal itu tidaklah untuk diremehkan oleh para Dewa Agung dari Dewa Baru.     

Di bawah berbagai keadaan, jika seseorang berani bertindak melawan Putri Bulan Perak, meski Dewi Bulan tidak dapat dengan terbuka memulai pertarungan akibat peraturan Gurun Kirmizi, ia dapat masih melawannya secara diam-diam.     

Jika seseorang ingin membuat pergerakan, mereka harus memeriksa apakah mereka memiliki kekuatan untuk menjadi salah satu ahli kelas atas dari Alam Semesta ini.     

Terdapat dengan jelas rahasia di balik semua ini.     

...     

Ketika Marvin berpikir, bahwa tengkorak mengambang itu mendadak membuka mulutnya. "Sampah!"     

Suara geram bergema diantara reruntuhan dan membuat Marvin terfokus kembali dari pengintaiannya.     

Ia tidak langsung melihat tengkorak Lich karena avatar Lich terkadang memiliki mantra Persepsi yang cukup kuat.     

Ia hanya butuh mendengar, bukan melihat.     

"Kamu tidak dapat menghentikan beberapa Manusia jadi kamu membiarkan mereka pergi!"     

"Kamu telah membuatku amat sangat kecewa!"     

Kuntilanak Giok menjelaskan sambil merasa bersalah, "Kita bertemu dengan beberapa musuh yang sangat menyulitkan."     

"Salah satunya adalah Paladin yang dapat menggunakan Timbangan Kebenaran. Kamu tahu efek penahan dari Timbangan Kebenaran pada Puppy. Dewa Kebenaran mati sejak lama. Bagaimana aku dapat menduga seorang pengikut dari Dewa Kebenaran dapat muncul disana?"     

"Terlebih lagi, yang satunya adalah Druid Agung. Kecepatannya menakutkan dan kemampuan pedangnya mampu memotong Naga Kabutku dengan segera!"     

"Dalam situasi itu, aku hanya dapat memilih untuk menjaga reruntuhan itu."     

Perkataan Kuntilanak Giok jelas memiliki semacam makna.     

Setelah begitu lama, sang Lich bergumam, "Paladin Dewa Kebenaran?" Aku tidak pernah melihat seorangpun sejak lama sekali."     

"Dan Druid Agung yang mampu dengan cepat membunuh Naga Kabut? Sialan, aku meremehkan keduanya."     

"Okay, mari lupakan tentang itu. Syukurlah mereka tidak menemukan Luna. Lapisan Penahanku akan diaktifkan dalam setengah jam lagi, dan tidak ada makhluk hidup di dalam penjara bawah tanah, jadi kamu dapat pergi."     

"Aku menemukan kesulitan disini, aku membutuhkanmu dan Puppy."     

Suara Kuntilanak Giok terdengar senang sambil ia berkata, "Ya. Aku akan segera bergegas!"     

Keduanya tidak berkata apa-apa lagi setelah itu, dan kepala Lich segera menjadi gelap, mendarat di dalam dekapan Kuntilanak.     

Ia melihat patung itu, namun tetap terdiam dan segera pergi.     

...     

'Setengah jam? Lapisan Pelindung? Luna?'     

Marvin melihat bayangan Kuntilanak Giok pergi sambil curiga di dalam hatinya.     

Tidaklah asing bagi Lich untuk muncul, namun apa yang ia coba lakukan?     

Luna merupakan panggilan dari Putri Bulan Perak, jadi nampaknya hubungan diantara keduanya begitu baik.     

Apakah patung ini benar-benar Tubuh Ilahi Putri BUlan Perak?     

Marvin mencari kesempatan dari kepergian Kuntilanak Giok untuk mendekat dan memeriksa patung itu lebih detil.     

Namun ia tidak menduga bahwa semakin dekat, jari patung itu sedikit bergerak!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.