Ranger Malam

Setan



Setan

0"BUM!"     
0

Sebuah suara gemuruh terdengar di seluruh belantara hutan!     

Suku paling barbar yang tinggal di dataran tinggi waspada. Mereka melihat bongkahan es tua dengan terkejut.     

Retakan terdapat pada bongkahan es itu.     

Para barbar akhirnya menyembah sambil bergumam sedikit.     

Terdapat juga Legenda Barbar yang juga menyerbu bongkahan es itu.     

Namun sebelum ia sampai di dekat situ, ia terhenti oleh suara yang menakutkan.     

Legenda Barbar melihat dengan tatapan ketakutan.     

Bongkahan es terbelah, dan seorang gadis dengan gaun biru melihat dunia luar.     

Terdapat tato ular di dahinya.     

Ular ini tergambar pudar dan memiliki delapan kepala pada sisinya, dan satu kepala masih bertumbuh di tengah!     

Kakek Buyut Kepala Lima. Sembilan Kepala Nenek Buyut Biru Langit.     

Ini adalah sesuatu yang tersebar oleh para pemain di Benua Feinan.     

Ketika terdapat banyak orang yang ingin mengalahkan Kakek Buyut, tidak ada yang berpikir tentang Nenek Buyut Biru Langit.     

Ia masih tertidur di es sebelum Malapetaka Besar, mempraktikkan teknik rahasianya.     

Tetapi Kakek Buyut Kirmizi yang mati merubah segalanya.     

Ia terbangun lebih cepat dari dugaan.     

Ia mengambil langkah ke depan sambil seketika dua sambaran petir muncul dari Dataran Halus-ringan dan menyambar tubuhnya.     

Tubuhnya kemudian mulai bergetar, meringkuk tak karuan.     

Wajahnya penuh kesakitan!     

"Mengapa!"     

"Kenapa kamu membiarkanku membalasnya!"     

Sikap wanita itu cukup marah.     

Namun hanya ada kesunyian.     

...     

Legenda Barbar dengan seksama melihat, kebingungan. Ia juga telah mendengar para sesepuh dari suku bahwa bongkahan es itu menahan sebuah makhluk setan.     

Sejak ia menjadi Legenda, ia berperan sebagai Pelindung dari Belantara Utara.     

Namun wanita ini muncul dari es dan membuatnya gentar untuk pertama kalinya!     

Sebuah ancaman nyata!     

Ia bahkan tidak melihat ke arahnya. Ia seorang Legenda! Kapan terakhir kali orang melihat rendah dirinya?     

Namun perasaan itu nampak begitu alami dan Legenda Barbar tidak berani untuk bergerak.     

Ia hanya bisa secara cermat mengamati situasi.     

Pada saat itu, suara derik ular terdengar, datang dari Dataran Roh.     

Sang Barbar tidak mengerti suara itu, tetapi ia tahu bahwa ini adalah bahasa Dewa Kuno.     

Para Dewa...     

Kepalanya mati rasa.     

Tidak semua Legenda berani melawan para dewa.     

Ia bahkan ingin kabur diam-diam.     

Namun tak diduga, sang gadis menjadi tenang setelah mendengar suara itu.     

Ia melihat ke arah Barbar kemudian menghiraukannya.     

Tubuhnya perlahan tenggelam ke bawah sebelum akhirnya es itu menutup dirinya.     

"BUG!"     

Setelah beberapa saat, segalanya kembali menjadi normal, seperti tidak terjadi apa-apa.     

Sang Barbar hanya bisa memandang dengan penuh kebingungan.     

Pada saat itu seorang tua membawa setoples kecil anggur dan mendekati dirinya.     

Ia menepuk pundak Legenda itu dan menghela nafas, "Pergi. Ia tidak akan keluar."     

Legenda Barbar terdiam. Ia tahu pria tua itu. Ia orang miskin dari suku itu yang ia lindungi.     

Mengapa ia tiba-tiba ada disini?     

Semuanya yang terjadi hari ini nampak luar biasa bahkan kepala Barbar tidak bisa mengikutinya.     

Ia bertanya, "Wanita itu, bukankah ia adalah setan yang diceritakan itu?"     

"Dia? Hanya seekor ular kecil."     

Pria tua meminum sedikit anggur. Mukanya merah menampilkan rasa sesal, "Memalukan. Sungguh memalukan."     

"Akan lebih baik jika ia lebih impulsif..."     

"Delapan kepala, aku masih dapat memotongnya satu per satu."     

"Dengan sembilan kepala... aku tidak dapat menanganinya."     

...     

Dalam gua bawah tanah di utara, seorang wanita berdiri dengan anggun.     

Tubuhnya dipenuhi minyak wangi, dan di depannya terdapat kolam kecil.     

Ia perlahan melangkah ke kolam kecil yang panas itu.     

Seketika, kesadaran yang kuat turun kepadanya!     

Gambaran terlintas satu per satu di kepalanya.     

Kematian Kakek Buyut Kirmizi, Nenek Buyut Biru Langit bangkit dari kubur es bersamaan dengan peringatan dari Ular Kembar Penghancur Dunia dari Dataran Roh!     

"Kelima orang ini... aku tahu."     

"Nenek Buyut Biru Langit, aku jelas tidak akan mengecewakanmu."     

"Ah... Kekuatan Surgawi ini, tubuhku..."     

Suara gadis segera terdengar di seluruh gua.     

Setengah jam kemudian.     

Gadis kecil melangkah keluar dari gua.     

Kedua penjaga mengenakan gaun biru memberi hormat dengan membungkukkan tubuh mereka.     

"Putri Bambu..."     

Rambut Bambu berantakan, menunjukkan sesuatu di dahinya sebuah tanda ular dengan delapan kepala.     

Ia dengan ceria berkata, "Aku akan ke selatan."     

...     

Lembah Sungai Putih.     

Marvin mengatakan selamat tinggal kepada semuanya.     

Kemarin siang, Marvin mengambil kesempatan untuk memberi pengumuman bahwa Wayne akan menjadi Pejabat Tuan Muda di depan semua penduduk wilayah.     

Ketika Marvin tidak disitu, ia akan memiliki kuasa seperti Marvin.     

Wayne 9 tahun secara alami gembira karena telah dipercaya Marvin. Ia membaca tulisan tebal yang Marvin tinggalkan beberapa kali malam itu. Ia ingat setiap perkataan kakaknya.     

Bagian dari wilayah itu akan dibiarkan sekarang. Ia telah menunggu Marvin untuk melakukan penyerangan dan mengalahkan suku ogre yang menempati gunung di timur. Membuat perkembangan cepat menjadi terhambat.     

Namun hal yang terpenting adalah menciptakan dasar yang kuat. Marvin telah menyadari bahwa menegakkan kekuasaan adalah perlu bagi kekacauan yang akan datang kedepan.     

Meskipun Lembah Sungai Putih sekarang amat gersang, dalam rencananya, tempat ini ditakdirkan menjadi permata Feinan, terutama setelah Kehancuran!     

Pada saat itu, Marvin-lah yang melakukan usaha besar untuk membangun Lembah Sungai Putih. Namun di masa yang akan datang, Lembah Sungai Putihlah yang akan memberikan Marvin dukungan besar.     

Penyendiri tak akan punya masa depan.     

...     

Hari ini adalah hari dimana pasukan Madeline berkumpul untuk menyerang Kerajaan Merah, dan Marvin harus menghargai harganya.     

Paling tidak, Hathaway berada di wilayahnya, jadi ia tidak khawatir tentang apapun yang akan mendatangkan masalah.     

Hal yang paling mengganggu hanyalah kemarin ketika Anna meninggalkan Lembah Sungai Putih. Ia tidak mengatakan bahwa ia akan pergi. Pasukan yang dikirim Marvin untuk mencari Lola juga belum kembali. Ia dapat menemukannya di jalan. Marvin telah memberitahunya tentang jalan Sarang Laba-Laba.     

Secara alami, alasan yang paling mendasar adalah Anna harus melaju.     

Setelah peperangan itu, pembantunya juga merasa kekuatannya minim sekali. Kekuatannya telah mencapai puncak level 5 dan itu pun karena ia harus berurusan dengan banyak permasalahan di wilayahnya sehingga ia tidak punya waktu untuk melakukan pendalaman. Sekarang karena ia jarang memiliki waktu luang, ia segera meminta izin kepada Marvin selama satu minggu kepada Marvin.     

Ia dapat sampai ke bagian selatan Hutan Sinar Bulan selama minggu itu dan menemukan guru setengah-peri untuk dirinya melakukan pendalaman ke tingkat 2, sebelum menemukan penjaga itu dan membawanya kembali.     

Bagi Lola, tergantung keberuntungan. Lagipula, penipu itu mungkin telah pergi dengan emas yang ia miliki.     

Dengan perginya Anna, banyak hal di dalam wilayah segera menjadi rumit. Awalnya tidak ada masalah pada bagian garnisun. Setelah mengusir mata-mata dan oleh kepemimpinan Gru dan Andre, penegakan teritori telah dijaga dengan baik. Namun ketika berurusan dengan urusan internal, Wayne tidak dapat melakukannya.     

Nampaknya, sebuah kereta kuda biasa sampai pada sore hari. Pembantu tua telah kembali dari Akademi Magore. Dengan bantuannya, Wayne seharusnya akan dipermudah.     

...     

Marvin meninggalkan kastil, dengan kuda ke arah barat.     

Segera, seorang wanita turun dari langit, menghalangi jalan.     

"Bagaimana kalau mengucapkan selamat tinggal kepadaku terlebih dahulu?" Hathaway duduk di atas karpet ajaib, melihat Marvin.     

Merasa terdiam, Marvin menjawab, "Jika Legenda Penyihir ingin bersembunyi, aku mungkin tidak akan menemukannya."     

Hathaway penasaran melihat kepadanya dan berkata, "Sejujurnya, aku tidak pernah melihat seorang Tuan muda berlarian kemana-mana seperti dirimu. Bahkan menyerahkan urusan wilayah kepada adikmu yang masih berumur sembilan tahun."     

"Lagipula, apa yang kamu pikirkan?"     

"Menjadi lebih kuat," Marvin segera menjawab, "Lembah Sungai Putih tidak sekaya Menara Abu. Tuan muda ini hanya bisa pergi kemana-mana. Mencoba untuk mencari peluang."     

"Kerajaan Merah bukanlah tempat yang baik," Sindir Hathaway. "Rencana Madeline kemungkinan besar gagal."     

"Mungkin." Senyum Marvin. "Aku tidak peduli."     

"Aku hanya sementara bekerja bersamanya, memeriksa apakah aku mendapatkan keuntungan."     

Hathaway menatapnya, menyadari. "Kamu menginginkan Kekuatan Surgawi Lich itu?"     

Marvin menjawab tenang, "Aku memiliki Keilahian Palsu, jadi tidak menggunakannya akan sangat sia-sia."     

"Madeline tidak akan membiarkanmu berhasil."     

"Ia adalah wanita yang penuh ambisi."     

Karpet Hathaway segera terbang tinggi dan menghilang di langit, hanya meninggalkan kalimat di belakang.     

"Peringatan saja. Setengah dari darah wanita itu berasal dari Abyss."     

'Abyss...'     

Marvin bergumam.     

Hathaway mengatakannya, ia telah menjelaskan semuanya. Tidak mudah menjadi Legenda yang dihormati.     

Jika Madeline adalah Keturunan Abyssal, maka siapa salah satunya?     

Marvin merasa terganggu. Lagipula terlalu banyak Setan di dalam abyss.     

Bahkan jika ia tahu, ia masih ingin pergi.     

Lagipula, ia kenal dengan struktur dari Kerajaan Merah.     

Hathaway khawatir bahwa Marvin akan dimanfaatkan oleh Madeline namun hal itu tidak terjadi padanya: mengapa ia tidak memanfaatkan Madeline?     

Meskipun Setengah-Legenda tingkat 4 sangat sulit untuk dihadapi, selama bukan pertarungan langsung, Marvin cukup cerdik untuk mencari cara mengatasinya.     

Memikirkan tentang ini, ia mempercepat langkahnya, menuju ke Kota Tepi Sungai.     

...     

Bagian barat Kota Tepi Sungai. Sebuah pasukan telah selesai berkumpul.     

Madeline sedang santai duduk di kereta kuda dengan pintu terbuka. Kaki putih mulusnya dapat terlihat dari luar.     

Musimnya berada pada akhir musim panas dan cuacanya sangat amat panas. Banyak pasukan yang kehausan mereka tidak berani berlama-lama.     

Mereka telah melihat metode Tuan Kota.     

"Putri, Tuan Marvin telah datang," pembantu wanita dengan hormat berkata.     

"Biarkan ia kemari." Mata Madeline bersinar sambil ia memakan lychee segar.     

Marvin berjalan masuk, selangkah demi selangkah, dan sampai di kereta itu.     

"Kemarilah," Madeline berkata dengan suara halus.     

Marvin merasa ia diawasi oleh banyak mata yang siap membunuh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.