Ranger Malam

Santo Pedang Surgawi



Santo Pedang Surgawi

0Pasukan Penyihir Kota Tepi Sungai terdiri dari dua puluh dua penyihir tingkat tinggi, dengan delapan tingkat 3 dan empat belas tingkat 2.     
0

Menghadapi monster seperti Biksu Kesakitan, Madeline jelas tidak perlu bertindak. Enam dari Penyihir tingkat 3 mulai bergerak.     

Mereka menggunakan mantra yang sama, Disosiasi!     

Akibat cahaya dari Cawan Suci, pertahanan dari Biksu Kesakitan menurun drastis dan mantra Disosiasi yang biasanya memiliki tingkat keberhasilan rendah memiliki efek yang cukup kuat!     

Seperti yang diduga, sebelum para Biksu Kesakitan dapat menyerang balik, enam Penyihir tingkat 3 berhasil merubah mereka menjadi abu!     

Cahaya hijau bersinar pada jalan masuk dari Biara Kirmizi, di dalamnya ternyata sangat amat sunyi.     

Penjaga Kota Tepi Sungai memimpin di depan. Beberapa Penjaga dengan kekuatan hebat memegang perisai besar dan segera mendobrak ke arah pintu.     

"BUM!"     

Beberapa perisai Penjaga bertabrakan dengan pintu yang tertutup, satu sama lain. Pintu itu nampak bergerak sedikit.     

"Terus dorong!" Suara Madeline terdengar memerintah.     

Kelompok pertama mengambil beberapa langkah ke belakang dan kelompok kedua dari para Penjaga menyerbu!     

"Serbu!"     

Kali ini, satu dari sudut pintu itu terbuka bebas, memperlihatkan kabut dari Biara Kirmizi.     

Marvin tahu jika bukan ini tempatnya, Madeline akan menggunakan alat pendobrak.     

Namun tidak mungkin membawa alat pendobrak ke atas gunung kecil ini, jadi ia hanya dapat memanfaatkan para Penjaga untuk mendobrak pintu itu.     

Para pencuri jelas memiliki skill membuka pintu, namun pintu itu terlindungi secara fisik dan secara sihir. Menggunakan kekuatan Penyihir jelas sia-sia, karena mereka hanya bisa melempar beberapa mantra saja dalam satu hari. Memanfaatkan bantuan Penjaga adalah solusi yang paling tepat.     

Setelah kira-kira empat gelombang dorongan, pintu besar biara itu terbuka sepenuhnya!     

Biara itu diselimuti kabut yang dilihat oleh semua orang.     

"Pasukan pencuri, maju."     

"Para Penyihir, ikuti aku. Tuan Collins, tolong buat Paladin Gereja Perak dan para Pastor melindungi kami."     

"Pasukan Penjaga Kota Tepi Sungai, persiapkan diri kalian!"     

Jelas terlihat bahwa Tuan Kota tidak bermain-main. Wanita ini memiliki kemampuan memimpin yang baik!     

Seluruh pasukan nampak begitu teratur di bawah komandonya.     

Pada saat itu, Marvin tidak punya pilihan selain meninggalkan sisi Collins.     

Cawan Sucinya adalah kunci dalam pertarungan Biara Kirmizi, jadi ia harus berada di garis depan.     

Ia bertanya pada Collins untuk menjaga Isabelle dan mengambil inisiatif untuk berdiri di sisi Madeline.     

Kelompok itu perlahan memasuki Biara Kirmizi yang berkabut.     

...     

"Aku pikir kamu tidak akan berani meninggalkan pria tua itu," Madeline menyindir.     

"Tuan Collins adalah orang yang baik," Marvin menyanggah. "Paling tidak ia memiliki integritas."     

"Ini adalah dasar bagi perdagangan ataupun kerjasama."     

Madeline menunjukkan senyuman jahat. "Kamu benar-benar mengecewakanku, Tuan Pedang Kembar Bertopeng."     

"Aku menganggap kita adalah tipe yang sama. Dunia ini penuh dengan variabel. Aku yakin sekali seseorang yang membunuh pamannya sendiri pasti adalah seorang yang pemberani."     

"Aku tidak menyangka kamu akan menjadi seorang yang kaku... dan aku tidak menyangka kamu akan mempercayaiku."     

"Mempercayai seorang wanita memang mudah, ini mungkin adalah kelemahan terbesar bagi seorang pria, bukan?"     

Marvin tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku berniat mempercayai siapapun."     

"Namun bukan berarti aku akan mudah terintimidasi."     

"Jangan cepat berpuas diri, Putri Madeline. Setelah pertempuran ini, masih banyak hal yang harus kita selesaikan."     

Madeline berhenti menatap Marvin.     

Kalimat Marvin jelas adalah ancaman.     

Jika bukan karena hal yang berada di tengah-tengah biara, ia mungkin sudah berurusan dengan Marvin!     

Sayangnya... ia telah menandatangani kontrak itu.     

Ia telah dengan seksama membaca kontrak itu. Memang tidak ada cela. Sepertinya bukan ditulis oleh seorang manusia. Marvin jelas membaca keturunan abyssalnya, meski ia tidak heran. Berita Hathaway menjadi Legenda telah secara rahasia tersebar diantara Penyihir Selatan.     

Madeline telah melihatnya di wilayah Marvin, dimana membuat dirinya sangat amat iri.     

Keduanya kurang lebih sama. Keduanya memiliki bakat luar biasa, dan segera menembus tiap tingkat, hanya untuk berhenti pada tingkatan Setengah-Legenda untuk waktu yang lama. Mereka tidak dapat melakukan apapun. Kolam Ajaib Alam Semesta membatasi para Setengah-Legenda untuk menjadi Legenda.     

Hathaway sekarang melangkah masuk ke dunia Legenda yang berada di depannya, memacunya untuk bertumbuh menjadi lebih kuat.     

'Benci... Ia sebenarnya memanfaatkan Hathaway untuk menekanku.'     

'Tunggu sampai aku mendapatkan barang itu. Setelah naik ke tingkat Legenda, aku akan melatih anak ini secara hati-hati...'     

Tidak ada perubahan pada wajah Madeline, namun ia secara rahasia telah mengambil keputusan.     

...     

Kelompok itu terus maju. Setelah melewati pintu masuk, terdapat suatu tempat yang diliputi kabut.     

Terdapat dua dinding tebing pada kedua sisinya, menuju ke sebuah tebing yang amat curam di atas mereka.     

Setelah melewati batu, Marvin langsung melihat ke atas. Ini adalah jalan yang pernah ia ambil ketika terakhir kali ia pergi kemari, langsung menghindari kedua Biksu Kesakitan dan dengan mudah mencapai Lorong Hantu menuju ke Balai Pertama.     

Sebuah gambaran besar bangunan muncul di hadapan mereka.     

"Putri, ini adalah peta dari biara ini."     

Seorang Penyihir dari pasukan Penyihir mengambil peta sepanjang satu meter itu dan menggelarnya di depan Madeline.     

Ini adalah peta yang tidak lengkap, banyak tempat masih terhapus oleh waktu, namun beberapa tempat kecil telah ditandai dengan warna merah, berisikan berbagai penanda.     

Biara Kirmizi benar-benar besar, dan terlebih, terdapat monster dimana-mana.     

Namun hal yang paling menakutkan adalah Lich yang masih tertidur di lantai 2 bawah tanah.     

Semuanya mengira ia telah mati, namun ia hanya berpura-pura mati setelah gagal meraih gelar dewa dan berada dalam tidur yang amat lelap.     

Ia menyimpan tenaganya selama ia tidur, sebagai persiapan untuk kembali bangun. Ia mengeluarkan sejumlah monster besar di bagian dalam dan luar dari biara.     

Sebagian ada yang setia, namun sebagian tidak, seperti boss Balai Ketiga [Avenger Fegan]. Dari yang Mrvin tahu, orang ini selalu mengincar Keilahian Lich. Terlebih lagi, ia sekarang membangun hubungan dengan Tuan Raja Roh Jahat.     

Orang ini harus dimusnahkan. Ia jelas lebih mengganggu daripada Lich Setengah-Dewa.     

...     

Madeline memperhatikan peta itu. Bahkan jika ia telah melihatnya berulang kali, ia masih harus membandingkannya dengan sekitarnya.     

Beberapa pencuri telah perlahan pergi karena perintahnya.     

Tujuan mereka adalah memeriksa area itu sebelum Balai Pertama.     

Namun Marvin tahu mereka kebanyakan akan kembali dengan tangan kosong.     

Karena ia telah membersihkan tempat itu.     

Seperti yang diduga, pencuri segera kembali kepada pasukan yang menanti di liar gedung. Mereka melaporkan bahwa ruangan-ruangan itu telah kosong.     

Madeline dibuat heran.     

Berdasarkan informasi ini, seharusnya terdapat orang biasa yang dikendalikan pikirannya oleh Penegak Dewa Setan di Biara Kirmizi... Kemana mereka pergi?     

Suasana asing menyelimuti seluruh pasukan.     

Hanya Marvin yang tahu bahwa Budak Kirmizi yang ia bunuh mungkin telah ditemukan oleh Penegak Dewa Setan, dan menariknya ke Balai Kelima untuk memberi makan monster itu.     

Makhluk itu dapat makan dan makan, namun tidak kunjung kenyang.     

'Biara Kirmizi memiliki lima Balai. Yang pertama utamanya diisi oleh Pencari Mayat, dan bosnya adalah Raja Mayat elit. Kekuatan dari penjaga Kota Tepi Sungai cukup untuk mengatasinya, belum terhitung Gereja Perak.'     

'Balai Kedua kebanyakan adalah Sirine dan Gargoyle. Cawan Suci dapat menahan para monster ini, jadi tidak akan sulit untuk menghabisi mereka semua.'     

'Balai Ketiga adalah yang paling menyulitkan karena Penegak Dewa Setan tidak dipengaruhi oleh cahaya Cawan Suci. Dan Avenger Fegan adalah seorang Setengah-Legenda. Kemenangan bergantung pada Madeline dan Collins.     

'Dari apa yang dikatakan dalam permainan, mereka mengalami banyak kekalahan di Balai Ketiga dan bertemu seorang musuh yang mereka dapat kalahkan di Balai Keempat, maka mereka hanya bisa mundur.'     

Cerita dari permainan muncul dalam pikiran Marvin.     

'Namun aku mengikuti permainan ini, jadi akan sangat amat berbeda.'     

'Bagian terpenting adalah Balai Keempat...'     

Bayangan yang tinggi dan tegap muncul dalam pikirannya, membuat ia menghembuskan nafas panjang.     

Apa yang akan terjadi pada Balai Keempat adalah bagian yang ia tidak dapat kendalikan. Mereka mungkin akan terhenti disana, karena sifat dari tempat ini.     

Lagipula orang itu amat mengerikan.     

Bahkan jika Hathaway atau Constantine bertindak, mereka mungkin tidak dapat mengalahkannya. Apalagi hanya seorang Madeline.     

Jika mereka ingin maju ke depan, mereka membutuhkan seseorang setara dengan Inheim.     

Maka sang Lich mempercayainya untuk menjaga Balai Keempat.     

Karena jalan masuk ke wilayah bawah tanah Biara Kirmizi terdapat di Balai Keempat.     

Hanya Marvin yang mengetahui rahasia ini.     

Peta itu sengaja dibuat kacau. Lagipula tidak ada jalan masuk untuk memasuki Balai Kelima; itu hanyalah abyss yang abadi!     

Jalan masuk sebenarnya terdapat pada Balai Keempat!     

Marvin jelas mengingat tempatnya. Ia hampir tidak pernah berhasil ketika ia menyerang Biara Kirmizi sebelumnya.     

Semua pemain terhenti pada Balai Keempat karena tidak ada yang dapat menemukan jalan untuk mengalahkan orang itu.     

Bahkan jika menggunakan taktik gelombang manusia, ia tidak akan gentar sedikitpun.     

Namun ia juga menganggap itu terlalu mudah. Selama kau tidak berkutat terlalu banyak, ia tidak akan berinisiatif untuk mengalahkanmu.     

Ini adalah prinsipnya.     

Orang itu dijuluki [Santo Pedang Surgawi] beberapa tahun lalu, dan dia adalah orang terkuat di Biara Kirmizi.     

Ia berada di sana bukan karena ia menjadi jahat.     

Namun ia memiliki sesuatu yang harus dilindungi.     

Sesuatu yang lebih berharga dari nyawanya.     

...     

"Jika tidak ada orang, maju saja!" Perintah Madeline.     

"Serang!"     

Kali ini para pencuri tidak pergi lebih dulu, namun para penjaga yang memimpin.     

Mereka memasuki Lorong Berhantu.     

Lukisan dari kedua dinding mengawasi mereka semua.     

Madeline melihat lukisan-lukisan itu dan menyinggung. Api dari ujung jarinya terbang ke arah lukisan itu.     

"Aaaah!"     

Teriakan terdengar dari lukisan itu. Lorong Berhantu segera berubah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.