Ranger Malam

Ok Setuju



Ok Setuju

0Kereta itu stabil bergerak maju.     
0

Isabelle sangatlah lemah. Meskipun potensi dirinya telah dibuka, meninggalkan kereta Madeline sambil membawa Marvin jelas sangat berat.     

Ia memaksakan dirinya bekerja terlalu keras.     

Marvin melihat ke gadis kecil pucat yang keras kepala dan merasa sedih.     

Anak ini sungguh luar biasa.     

Marvin menggendongnya dengan lengannya dan bertanya apa yang ia alami. Gadis itu secara perlahan menceritakan apa yang terjadi padanya sejak mereka terpisah     

...     

Setelah Marvin seorang diri menumpas Geng Acheron, ia memberikan sedikit uang kepadanya.     

Ia menggunakan uang tersebut untuk menyelamatkan nyawa ibunya. Tetapi itu tidak berjalan sesuai dengan yang ia harapkan.     

Ibunya tidak bisa bertahan sampai Isabelle membawa Pendeta Gereja Perak. Ia sudah meninggal di rumah kumuh kecilnya.     

"Ketikan ibu meninggal, seorang pria tiba-tiba masuk. Jika bukan karena Seorang Pendeta yang melindungiku, aku mungkin sudah dibawa pergi."     

"Mereka mencuri semua uang yang telah kamu berikan kepadaku, mereka mengatakan ibuku berhutang kepada mereka ketika ia masih hidup. Ini tidaklah mungkin. Ibuku tidak pernah berhutang pada siapapun."     

"Pendeta muda itu tidak mempunyai solusi. Orang-orang tersebut sangatlah kuat, itu adalah geng yang lain. Ia dengan ramah menawarkan untuk membantu memakamkan ibuku, di pekuburan yang buruk. Aku menolak."     

"Aku ingin mendapatkan uang untuk menguburkan ibuku dengan benar."     

Suara gadis itu sangat tenang, tetapi ceritanya menjadi semakin menakutkan.     

"Kira-kira disaat yang bersamaan, ada seorang pria di daerah kumuh yang jauh lebih tua dariku. Ia sudah mabuk mencoba untuk menangkapku dengan alasan aku menghiraukannya, jadi aku memberikan perlawanan."     

"Aku menggunakan pisau yang kau berikan kepadaku untuk membunuhnya."     

"Ini pertama kalinya aku membunuh. Tetapi aku tidak merasa mual. Aku mendapatkan uang dari tubuhnya."     

"Saat itulah aku tiba-tiba menyadari bahwa membunuh adalah cara yang bagus untuk menghasilkan uang."     

"Sehingga, aku mulai membunuh."     

Kedua mata merahnya mulai berkedip. Tidak ada perubahan apapun dari ekspresi gadis itu.     

Membunuh, itu kelihatan sangat biasa baginya.     

Marvin menggelengkan kepalanya tetap iam.     

"Membunuh itu adalah sesuatu yang buruk," Pendeta itu memotong pembicaraan.     

"Aku membayar biaya transportasi." Marvin meliriknya. Yang akhirnya mengangkat bahu dan menutup matanya untuk beristirahat.     

…     

Tidak banyak yang dapat dikatakan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Isabelle yang sejak awalnya berbakat segera menjadi seperti ikan di air keruh berlumpur.     

Marvin kesulitan membayangkan bagaimana seorang anak kecil berumur 6 tahun bisa berubah menjadi pembunuh yang menakutkan di bawah tekanan dari realitas kehidupan yang kejam.     

Ia berhasil mendapatkan uang untuk menguburkan ibunya dengan cara membunuh anggota-anggota geng.     

Kemudian, ia menemukan dan diincar oleh Raja Kota Tepi Sungai selama reorganisasi kota. Ia dibawa kembali ke menara Penyihir dan dilatih sebagai pelayan, dan menjadi seorang Pembunuh sejati.     

Di menara Penyihir, bahkan ada Pembunuh yang peringkat ke-3 bertindak sebagai gurunya. Madeline dapat melihat dengan jelas bakat dari Isabelle.     

Tetapi ia mungkin belum mengerti arti dibalik mata merah itu.     

…     

Sebuah misi pencarian yang ia lakukan dalam kehidupan masa lalunya terlintas dalam pikiran Marvin. Bocah itu dengan gilanya berlari ke garis musuh dengan nekat membunuh meninggalkan kesan yang mendalam. Dan seperti Isabelle, bocah itu juga memiliki sepasang mata merah.     

Membunuh mungkin adalah takdir dari ras itu.     

Mereka adalah Pembunuh Bawaan, penerus dari kehendak Shar. Mereka mempunyai jejak dari kekuatan Dewa kuno mengalir dalam darah mereka. Kekuatan ini membuat mereka menonjol dari yang lainnya sejak mereka lahir.     

Meraka mengaku sebagai Hammon. Tiga ratus tahun yang lalu, ras ini hidup di pulau Hammon di utara dan hanya memiliki sedikit kontak dengan dunia luar.     

Tetapi sesuatu yang tidak terduka terjadi dan klan Penyihir yang hebat tertarik dengan tanah yang menguntungkan di Pulau Hammon, dan bermaksud untuk mengembangkannya. Ras penghuni secara alami dengan kukuh menentang.     

Kedua belah pihak bertarung dalam pertempuran berdarah yang menakutkan dan pada akhirnya, para Hamoon dihancurkan oleh sihir, dengan hanya sedikit yang terselamatkan karena mereka telah pergi sejak awal.     

Dan klan Penyihir juga sangat mengalami penderitaan setelah pertempuran itu dan hanya bisa menduduki pulau hamoon dan wilayah asalnya. Perkembangannya berjalan tidak terlalu baik.     

Alasannya sangat sederhanya: Hammons adalah Pembunuh bawaan, mereka merupakan ancaman bagi Penyihir.     

Isabelle misalnya hanyalah seorang gadis kecil berusia 6 tahun, tetapi ia tahu kemampuan yang bisa membuat dirinya masuk dan keluar dari kereta yang disihir oleh Penyihir dengan peringkat ke-4.     

Dalam pertempuran itu, Penyihir kehilangan terlalu banyak ahli.     

Sejak saat itu, Hammons menghilang dari sejarah Feinan, hanya muncul sesekali saja. Dan jika mereka bertemu dengan orang-orang dari clan Penyihir, mereka akan melakukan pembalasan. Kemudian, mereka yang memiliki darah keturunan Hammon secara bertahap melupakan semua itu.     

Tidak banyak dari Pemain Dewa yang mengetahui tentang bagian dari sejarah ini.     

Marvin secara kebetulan menjadi salah satu dari mereka. Ia berpartisipasi dalam misi pencarian dengan disebut [Pembalasan Hammon]. Dalam misi itu, ia bergabung dengan sekutu Hammond an langsung mengebom Pulau Hammon.     

Penyihirs yang tak terhitung jumlahnya mati ditanyannya, tetapi bocah Hammon itu masih membunuh dua kali lebih banyak dari Penyihir dari pada Marvin si Penguasa Malam!     

Dan bocah itu hanya berada di peringkat ke-4.     

Jika ia maju menjadi legenda… ia memiliki kekuatan yang tak terbayangkan!     

Marvin telah melihat beberapa catatan yang mengatakan bahwa sangat sulit untuk Hammon untuk maju menjadi Legenda. Banyak dari mereka yang akan terjebak pada peringkat ke-4. Kadang-kadang beberapa akan menunjukkan tanda-tanda dari kemajuan tetapi mereka akan tereleminasi oleh Pangeran Bayangan. Hammon adalah orang yang paling mungkin untuk menggantikan posisi sebagai Dewa. Jadi, Marvin bahkan memiliki kecurigaan bahwa konflik antara klan Penyihir dan Hammon mungkin dihasut oleh bajingan itu.     

Marvin mengetahuinya setelah Hammon menjadi Legend, mereka mendapatkan spesialisasi Legenda, [Kedipan Tanpa Batas]!     

Kemampuan ini lebih kuat dari pada [Dibawah Semangat Cahaya] dari Celestial Plane yang bisa menghilang ke tempat yang tidak diketahui.     

Satu satunya cela kelemahan adalah bahwa Hammons akan dengan mudahnya menjadi haus darah. Mereka dapat dengan mudahnya mengakhiri hidup orang banyak, membuat mereka mudah merasa tidak peduli akan kehidupan.     

Marvin setara dengan pembunuh, tetapi ia mencintai kehidupan.     

Dan Marvin bisa melihat ketidakpedulian murni ada di mata Isabelle.     

Itu membuatnya sakit kepala.     

…     

"Tenang, Karena kita sudah bertemu lagi, ikuti aku."     

"Aku tidak akan membiarkan Madeline menangkapmu," Marvin dengan lembut mengatakannya sambal membelai kepala Isabelle.     

Sambil dibelai sedikit mengangguk sebelum tiba-tiba bertanya, "Tuan Pedang Kembar Bertopeng, aku masih belum tahu namamu?"     

"Pedang Kembar Bertopeng adalah Lembah Sungai Putih's Baron Marvin. Semua orang tau." Imam itu di interupsi sekali lagi.     

Marvin meliriknya dan diam-diam setuju.     

Isabelle berteriak, "Oh".     

Dari ekspresinya, kelihatan seperti Pedang Kembar Bertopeng menjadi Tuan Marvin tidak masalah.     

Yang penting adalah mengingat nama itu.     

Faktanya, ia tidak bisa melupakan adegan ketika ia dihajar oleh dua preman pada hari itu dan Marvin muncul, dan dengan cekatan merawat mereka.     

Untuk gadis yang dewasa sebelum waktunya yang dipaksa bertumbuh dalam keadaan yang mengerikan, Marvin adalah satu-satunya orang yang menolongnya.     

Ia mengingat setiap perkataan yang diucapkan oleh Marvin. Ia bahkan ingat bagaimana Marvin memberinya pisau, dan senyumannya saat berkata, "Bertahanlah, Isabelle. Kita memiliki musuh yang sama malam ini."     

Pada saat itu, ia diam-diam bersumpah di dalam hatinya.     

Dunianya pada awalnya kelam, tetapi karena sumpah ini, membuatnya sedikit lebih berwarna.     

'Pedang Kembar Bertopeng, Lembah Sungai Putih, Baron Marvin…'     

Ia menatap Marvin dalam-dalam, seolah ia ingin mengungkit tatapannya didalam hatinya.     

Marvin menghela napas, memikirkan cara untuk berurusan dengan Madeline.     

Ia tidak mengangkat Pendeta tiba-tiba berkata, "Seseorang ingin masuk. Jika kamu tidak ingin ia untuk masuk, kamu harus membayar lebih."     

Tiba-tiba, Portal teleportasi muncul ditengah-tengah gerbong.     

Madeline!     

Kelopak mata Marvin bergerak, hatinya menjadi kacau.     

Tetapi Pendeta yang masih mudah itu tiba-tiba mengulurkan tangannya dan dengan lembut mendorongnya, secara tidak terduga membuat portal teleportasi tertutup.     

"Aku menutup pintu pertama secara gratis," katanya.     

Langkah ini kelihatan sangat mudah membuat Marvin terkejut!     

'Orang ini…'     

'Ia bisa menutup Portal Teleportasi Madeline dengan mudah?'     

'Kekuatan macam apakah itu?'     

'Tunggu…'     

Marvin menatap Pendeta di depannya sebelum akhirnya memikirkan sesuatu, "Kamu adalah Tuan Collins?"     

Pendeta yang masih mudah itu dengan tenang mengangguk, "Pintu sebelahnya akan terbuka dalam 8 detik, Madeline kelihatannya sangat marah."     

Jubah Putih Colins!     

Anggota Peringkat tertinggi dari Gereja Perak Kota Tepi Sungai, peringkat ke-4 Imam Setengah-Legenda!     

Marvin telah memperhatikan situasi Isabelle dan sebenarnya tidak sadar bahwa Isabelle mengirim mereka ke kereta dari Imam peringkat tinggi ini!     

Orang ini tidak memiliki udara dari kekuatan yang hebat, jadi Marvin hanya membayarnya dan memandangnya.     

"Berapa banyak bayaran untuk tidak membiarkannya masuk?" Marvin dengan cepat bertanya.     

Collins berpikir, dan berkata, "Itu mahal".     

"Setengah dari tambang emas. Tidak lebih kecil dari yang ditemukan di utara Kota Tepi Sungai." Marvin menjawab dengan cepat.     

Collins mengambil kesimpulan dan dengan kuatir bertanya. "Apakah ada tambang emas di wilayahmu?"     

"Akan segera ada," Marvin menjawab dengan tenang, "Paling lambat sebulan."     

"Setuju." Collins tersenyum ketika menutup pintu yang baru saja muncul.     

Suara teriakan Madeline bisa terdengar dari luar, "Collins, brengsek!" apa yang kau lakukan?!"     

"Biarkan Raja masuk!"     

...      

"Pertama katakan padaku dimana tambang emas itu." Collins dengan serius memperhatikan Marvin.     

Marvin menjawab, "Dibawah kedai dari sekelompok Ogre…"     

Collins segera membuka matanya lebar-lebar, dan dengan cepat berdiri untuk membuka pintu dan membiarkan Madeline masuk!     

Marvin segera berkata, "Berikan waktu 3 menit,itu sudah cukup."     

"Jangan coba-coba untuk menipu pengusaha yang jujur." Collins memperingatkan. "Aku akan membantu memblokirnya selama 3 menit dan sebagai gantinya hak untuk menambang di tambang emas itu."     

"Setuju!"     

Marvin mengambil gulungan dari Kerang Kosong dan kemudian menggunakan belati jelek untuk memotong jarinya sendiri.     

Ia kemudian mulai menulis sesuatu pada gulungan tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.