Ranger Malam

Kekacauan di dalam Wilayah!



Kekacauan di dalam Wilayah!

0Pria bertato terjatuh di tanah dengan penuh kesakitan pada mulutnya akibat pukulan Marvin. Marvin mengayunkan tangannya, tanpa rasa sakit sedikitpun.     
0

Ia masih memiliki Kerang Kosongnya itu meski terpenjara karena nampaknya hal itu seperti kalung biasa dan para penjaga tidak melakukan inspeksi dengan baik. Mereka hanya menjebloskan Marvin masuk.     

Setelah masuk ke dalam penjara, Marvin kemudian mengenakan Sarung Tangan Mengerikan.     

Sepasang sarung tangan ini tidak hanya memberi efek khusus, tapi juga melindungi punggung dan telapak tangannya.     

Kalau tidak, dengan Marvin menghajar orang-orang besar ini, tangannya akan terasa sakit!     

Lagipula, pukulan itu membutuhkan banyak tenaga bahkan dalam efek Ledakan sekalipun!     

Orang-orang yang terpenjara disini bukanlah seorang pemegang kelas. Orang bertato ini nampaknya memiliki otot yang kekar, tetapi kekuatannya hanya sekitar 13. Kemampuan bertarung mereka tidak sebanding pada para petualang, apalagi terhadap ahli seperti Marvin.     

Pukulan ini datang mendadak, segera menjatuhkannya ke tanah!     

Inilah perbedaan pemegang kelas dan orang biasa!     

"Aku tidak dengar, kamu menjilat sesuatu?" Marvin merunduk dan bertanya perlahan.     

Dengan darah berlumuran di wajahnya, orang bertato berkata, "Jilatlah ini..."     

Ia menjulurkan tangannya sembari pria itu berbicara, mencoba menangkap Marvin!     

Tak diduga belati sudah mengarah ke kepalanya.     

"Satu kali lagi dan aku akan memulangkanmu," Marvin berkata tenang.     

"Aku tidak ingin membuat banyak suara, tapi bukan berarti aku tidak bisa membunuh di dalam penjara, apakah sudah jelas?"     

Ia berbicara sedikit keras agar siapapun yang ada dalam penjara dapat jelas mendengarnya.     

Mata pria bertato melebar. Ia terkesima.     

Semua orang terdiam ketakutan!     

Ketika mereka melihat Marvin memukul, mereka sudah bergetar. Sekarang Marvin bahkan mengeluarkan belati lengkungnya!     

Bagaimana orang ini melakukannya?     

Ini penjara!     

Setiap tawanan harus melakukan pemeriksaan tubuh, dan ia bisa membawa belati masuk ke dalam sini!?     

Bahkan jika mereka adalah tawanan yang tidak tahu aturan, mereka tidak buta.     

Semua yang melihat seperti terkena mantra Bisu Massal. Tidak berkata apapun, tidak berani berbicara.     

...     

"Baiklah." Marvin mulai mereda, "Aku ingin bertanya."     

"Dimana tim Lynx dipenjara?"     

Yang lain merasa terkejut ketika mereka mendengar ini, tapi mereka saling menggelengkan kepala mereka, menunjukkan ketidaktahuan mereka.     

Marvin mengerutkan dahinya.     

Pada saat itu, suara yang sangat kecil terdengar, "A.. aku paham..."     

Ini adalah orang bertato itu.     

Wajahnya masih bersimbah darah, dan ia masih terancam oleh belati Marvin, tidak berani bergerak.     

Ia takut bahwa Marvin akan membunuhnya jika ia tidak merasa puas. Ia juga mengerti bahwa orang muda ini, cukup mampu untuk membunuhnya.     

"A, aku tahu lokasi mereka."     

Marvin meliriknya, dan mengancam, "Bicaralah."     

Pria bertato bergegas mengatakan dengan gemetar, "Seluruh petualang telah terkunci di blok C. Mereka amat kuat dan harus diawasi."     

"Tim Lynx dipenjara dalam sel 3 sampai 8. Setiap anggotanya dipenjara sendiri-sendiri."     

Marvin menendang perut pria bertato itu, sekali lagi menjatuhkan ia ke tanah.     

Dan kemudian ia menggerutu kesakitan.     

"Ingat untuk membuka matamu lain kali," Marvin berkata dengan dingin. "Jika ada yang salah dari informasi yang kamu berikan, jangan harap kamu akan hidup."     

Pria bertato kemudian menganggukan kepalanya, ketakutan, dan kemudian berlutut di hadapan Marvin.     

Yang lainnya terdiam di dalam ruangan itu. Seorang pria berani bertanya, "Yang mulia, boleh aku bertanya, bagaimana kamu dapat membawa masuk belati itu?"     

Marvin meliriknya sembari berjalan pelan ke arah pintu penjara.     

Kemudian, cahaya dingin bersinar.     

Belati lain muncul pada tangan Marvin.     

"Tidak sulit. Lagipula, aku punya tiga," Marvin berkata dengan santai.     

Tawanan lain melihat Marvin dengan pasrah.     

Orang dengan sedikit pengetahuan segera mengetahui hubungan itu dengan barang penyimpan legendaris!     

Hanya petualang tingkat tinggi yang memiliki ini...     

Orang-orang biasa ini akan kesulitan untuk hidup. Bagaimana mungkin mereka memiliki kesempatan untuk melihat barang legendaris?     

Bangsawan muda ini bagi mereka adalah orang yang sangat kaya.     

Tanpa menunggu, suara dentangan terdengar dari lorong.     

Ada sesuatu dibuang ke dalam.     

Marvin mengangkatnya. Ternyata itu adalah sekelompok kunci.     

Ia berjalan dengan tenang ke pintu penjara dan membukanya, keluar, dan menutup pintunya.     

"Tunggu... Bisakah kami keluar?" pria berani itu bertanya penuh harap.     

"Krek!"     

Marvin mengunci pintu itu.     

"Maaf, aku kemari untuk membunuh, bukan menyelamatkan nyawa. Jika kamu tidak ingin mati, tutup mulutmu."     

Suaranya perlahan menghilang, ia juga menghilang dalam bayang-bayang!     

Di dalam penjara, semuanya merasa cemas, tapi tidak ada yang berani berbicara!     

Kekuatan Marvin membuat mereka terdiam. Pria bertato itu terus menerus mengeluh kesakitan di tanah.     

...     

Blok C Penjara ke-8.     

Verne berada di tempat tidurnya, tanpa merasakan apapun. Penjara nampaknya lebih tenang malam ini. Suara dengkuran yang biasanya terdengar di ujung lorong kali ini tidak terdengar.     

Ia tetap merasa sesuatu akan terjadi.     

Pada saat itu, sebuah bayangan muncul di depan selnya.     

"Siapa?" Verne bertanya, waspada.     

"Yang akan membawamu pergi." Marvin perlahan membuka kunci itu.     

"Aku tidak kenal siapa dirimu." Verne mundur, ingin berteriak memanggil penjaga.     

Tetapi ia terlalu lambat.     

Marvin segera membuka pintu itu, dan mendobrak masuk dengan Langkah Bayangan!     

Ia tiba-tiba muncul di hadapan Verne, menutup mulutnya.     

Kemudian ia ingin berontak, tapi rasa dingin pada lehernya membuatnya berhenti bergejolak!     

Belati lengkung telah terarah ke lehernya.     

"Apa yang diinginkan Toshiroya dari wilayah Lembah Sungai Putih?" Marvin dengan tenang menginterogasi.     

Marvin perlahan melonggarkan tangannya.     

"Dirimu..." Verne melihat Marvin yang terkejut.     

Dengan sinar bulan yang muncul di jendela, ia dapat melihat jelas wajah Marvin.     

"Ternyata kamu adalah sang Pedang Kembar Bertopeng, tidak heran ketika di kastil itu..."     

Belati lengkung mendekati leher Verne yang kemudian membuatnya terdiam.     

"Jangan bercanda." Marvin tidak sabaran, "Aku tidak tahu kamu dibayar untuk bersandiwara, aku hanya ingin tahu rencana Toshiroya!"     

"Jika ku beritahu padamu, kamu akan tetap membunuhku!" Tawa Verne dengan lembut, "Mengapa aku harus memberitahumu?"     

"Kemampuan bertarungmu masih menyulitkan dan aku sudah tidak makan selama satu minggu. Aku tidak akan melawan. Bunuhlah aku, aku tidak akan memberitahumu."     

"Terlebih lagi, aku akan mengutukmu, Tuan Muda Marvin. Kutukan bahwa kamu tidak akan memiliki hidup yang tenang, mengutukmu untuk melihat kematian indahmu di depanmu..."     

"BUG!"     

Suara keras bergema dan Verne tidak melanjutkan bicaranya karena perutnya dipukul!     

"Kamu pikir siapa dirimu? Kutukanmu akan mempengaruhiku? Idiot."     

Marvin menyindir, "Tuan Verne, aku menghargai keberanianmu."     

"Tapi aku akan bertanya dan jawab dengan benar. Karena aku sudah datang kemari untuk menemukanmu, aku sudah melakukan beberapa persiapan. Aku yakin kamu akan berbicara."     

Ia kemudian melepaskan Cat.     

Yang kemudian membuatnya terkesima.     

Marvin ternyata melepaskannya. Ia merasa bahwa ia dapat menyakini dirinya untuk bicara?     

Tapi kemudian...     

"Kling!""Kling!"     

Marvin melempar lonceng kecil kepada Verne.     

Seketika wajahnya berubah!     

"Ini... Apa yang telah kamu lakukan pada Dylan!"     

Wajah Verne penuh dengan kemarahan, ia sangat geram.     

"Begitu muda, tetapi ia memiliki rambut pirang yang bagus. Ia pasti akan menjadi orang yang menarik ketika ia sudah tumbuh besar nanti." Marvin menambahkan, "Matanya persis seperti dirimu."     

Wajah Verne segera memucat.     

Ia duduk di kasur, penuh tekanan.     

Marvin bersabar menanti.     

"Jangan sakiti Dylan. Ku mohon." Verne menunjukkan muka muram. "Aku akan menjelaskannya padamu apapun yang ku tahu."     

"Jangan sakiti Dylan," ia mengulangi perkataannya.     

Marvin menekan. "Bicara, aku akan mendengarkan."     

...     

"Toshiroya memiliki peta harta karun tersembunyi. Peta itu merujuk ke sebuah tempat di Lembah Sungai Putih yaitu di kastilmu."     

"Mereka bersekongkol dengan Gnoll untuk menginvasi Lembah Sungai Putih, tapi para Gnoll melanggar kontraknya. Toshiroya sangat marah akan hal itu, tapi akibat hal lain, ia menunda hal itu."     

"Setelah kamu memulihkan wilayahmu, ia semakin tidak punya pilihan. Kekuatan penjaga Lembah Sungai Putih telah meningkat akibat tim Gru telah bergabung."     

"Toshiroya sekarang kekurangan orang tetapi ia juga tidak punya alasan untuk menyerang Lembah Sungai Putih. Maka ia berniat untuk merubah rencananya."     

Suara Cat terdengar samar, tetapi tiap kata yang dikatakannya diingat oleh Marvin dengan baik.     

"Rencana apa?" tanya Marvin.     

"Pemberontakan," jawab Verne. "Aku tidak tahu secara rinci. Aku hanya orang suruhannya."     

"Ia berusaha untuk membuat kekacauan di wilayahmu beberapa waktu yang akan datang nanti. Dengan bantuan orang dalam, ia akan menguasai kastilmu."     

"Dengan kata lain, orang biasa tidak mengerti apa yang terjadi. Jika ia mengatasi para penjaga, ia dapat menguasai segalanya."     

Marvin terkejut. "Maksudmu, pasukan Lembah Sungai Putih saat ini sedang disusupi oleh Toshiroya?"     

"Ya," jawab Verne. "Tapi aku tidak tahu siapa."     

"Ia akan bergerak sebentar lagi, jadi jika kamu ingin mengatasinya, kamu harus segera mengambil keputusan."     

"Hanya itu semua yang ku tahu."     

"Tolong lepaskan Dylan. Ia hanyalah anak kecil."     

Marvin perlahan berjalan di depan Cat, dan "Wush!", sayatan memotong kepalanya!     

Marvin sudah Pejalan Malam tingkat 2, dan atributnya telah bertambah karena malam hari. Dan Verne hanya seorang pemegang kelas level 5, ia jelas bukan tandingannya!     

"Dosa adalah tanggungan bagi mereka yang menanggungnya."     

"Aku tidak akan pergi sejauh itu untuk membunuh seorang anak."     

Marvin mengatakan ini kepada jasad Verne.     

Lonceng kecil itu hanya dicuri dari Dylan oleh Pembunuh Bayangan (ctl: sebelumnya Pembunuh Hantu) Amber.     

Sebelum ia bertindak, Marvin tidak memikirkannya sama sekali. Ia tidak tertarik untuk menggunakan seorang tidak bersalah untuk orang seperti ini.     

...     

Pintu penjara itu terbuka sekali lagi.     

Seorang samar-samar berjalan perlahan dan berbisik, "Tuan, semuanya telah selesai."     

Marvin mengangguk.     

Memiliki pengikut Pembunuh Bayangan sangatlah berguna!     

Kunci itu dicuri oleh Amber sebelum diberikan kepada Marvin.     

Untuk kelima anggota Lynx lainnya, mereka telah dihabisi oleh Amber, tanpa suara.     

Kemampuan Sembunyi Amber lebih kuat dari milik Marvin, dan juga ia memiliki Bersembunyi yang hebat. Maka, ia dapat memasuki sel penjara, ketika Marvin menggunakan cara masuk biasa.     

Kedua orang bekerja pada hal yang berbeda dan perkembangan mereka juga tidak buruk.     

Paling tidak mereka tahu apa rencana Toshiroya dan mereka masih punya waktu untuk kembali.     

Marvin bersiap untuk meninggalkan Penjara Air Hitam.     

Tetapi saat ini, cahaya terang mendadak berkilau dalam ruangan!     

Hati Marvin tenggelam!     

Portal Teleportasi!     

Bukan, bukan Portal Teleportasi, ternyata itu Gerbang Teleportasi!¹     

Sesaat kemudian, seorang wanita berjalan dari Gerbang Teleportasi.     

Raut amarah dapat terlihat dari mukanya. "Membunuh di kotaku tanpa izin."     

"Tuan Muda Marvin, ini bukanlah sesuatu yang seharusnya dilakukan pria sejati."     

Marvin tersenyum paksa.     

Ia begitu berhati-hati dan berharap tidak ketahuan.     

Ini ternyata cukup merepotkan!     

Betul, wanita ini yang mendadak muncul di sel penjara adalah seorang Tuan Penyihir kota tingkat 4 dari Lembah Sungai Putih, Madeline.     

...     

"Pergilah bersamaku, Tuan Marvin."     

Anehnya, Madeline tidak teriak, namun justru melihat Marvin dengan tajam.     

Ia menghiraukan Pembunuh Bayangan yang ada di belakang Marvin.     

Sesaat kemudian, Gerbang Teleportasi itu diaktifkan.     

Hati Marvin tergerak, nampaknya menebak sesuatu.     

Ia hanya dapat menatap Pembunuh Bayangan sebelum masuk ke Gerbang Teleportasi itu.     

Di seberang Gerbang Teleportasi ada sebuah ruangan mewah.     

Dapat dilihat, tempat ini merupakan ruang tamu Madeline.     

Marvin juga pergi ke atap Menara Abu. Meski Hathaway dan Madeline keduanya adalah Setengah-Legenda, cita rasa dan gaya mereka amatlah berbeda.     

Ruangan Hathaway warnanya bertabrakan, memberikan kesan kontradiksi yang mendalam.     

Ruang Madeline adalah ruang bangsawan biasanya, amat mewah. Tetapi amat mencolok dan terlihat murahan.     

"Membuat Gerbang Teleportasi seperti itu. Putri Madeline, nampaknya kamu telah mengetahui apa yang telah aku lakukan terhadap Verne, bukan?"     

Marvin bukan orang bodoh. Madeline bukan dewa, ia tidak mungkin bisa merasakan pembunuhan pada sel penjara itu dengan sekejap.     

Dan Gerbang Teleportasi itu telah dipersiapkan sebelumnya.     

"Kurang lebih."     

"Setelah aku keluar dari pertapaan, aku mengatasi banyak hal. Aku juga melihat banyak orang. Bagaimanapun, seorang yang membekas dalam ingatanku adalah dirimu."     

"Tuan Marvin? Atau Pedang Kembar Bertopeng? Membunuh pamannya dengan tangannya sendiri. Dan membantai Pasukan Tulah dalam perjalanannya. Dengan penampilan seperti ini, jelas sulit bagiku untuk tidak memperhatikanmu."     

Madeline perlahan berjalan ke lemari minuman di samping. "Ingin sesuatu?"     

"Tidak perlu, janga berbasa-basi," Marvin berkata dengan suara berat.     

"Jangan Khawatir." Madeline segera mengayunkan tangannya, segera menciptakan cermin ajaib yang muncul di depan Marvin.     

Pada layar sihir, kastil Lembah Sungai Putih dapat terlihat.     

Bagian belakang kastil itu terbakar! Tempat itu terbakar seperti roti dalam kompor!     

Orang-orang Marvin ketakutan.     

Ia tidak menyangka sebuah pergolakan terjadi di wilayahnya secepat ini!     

Madeline berkedip dan berkata, "Nampaknya kamu butuh bantuanku kali ini."     

T/N1: Jadi merubah Pintu Teleportasi menjadi Portal Teleportasi (Gerbang & Pintu adalah suatu yang mirip) sesuatu yang persis dengan Pintu Kemana Saja/Dokodemo padahal Gerbang Teleportasi adalah seperti Gerbang bintang, sudah dipersiapkan hanya butuh diaktivasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.