Ranger Malam

Tuan Raja Kembali!



Tuan Raja Kembali!

0Ternyata, tampilan pada layar sihir adalah situasi sesungguhnya di Lembah Sungai Putih!     
0

Sebuah pemberontakan di wilayah itu!     

Bahkan jika Madeline setuju untuk membiarkan Marvin pergi pada situasi saat ini, jika Marvin bergegas secepat mungkin, akan membutuhkan waktu satu jam untuk kembali.     

Pada saat itu, pemberontakan mungkin telah berakhir. Orang-orang Toshiroya mungkin sudah menguasai kastil itu!     

Marvin menarik nafas panjang dan bertanya dengan serius, "Apa yang kamu inginkan?"     

"Tidak ada. Aku tidak terlalu peduli dengan apa yang kamu lakukan sebelumnya." Madeline menuang segelas anggur merah. Dapat terlihat bahwa ia adalah seorang wanita yang tahu bagaimana menikmati hidup.     

Ia menatap Marvin dan berkata. "Ini adalah dunia dimana yang kuat diagungkan, dan kau menunjukkan potensi yang cukup untuk dipuji orang."     

"Aku ingin bekerja sama denganmu."     

Bekerja sama?     

Marvin mengira ia salah dengar.     

Walikota Lembah Sungai Putih, seorang ahli tingkat 4 dan Setengah-Legenda, ternyata ingin bekerja sama dengannya?     

"Cawan Suci Ajaib." Madeline akhirnya mengakui apa yang sebenarnya ia cari. "Aku membutuhkan barang itu. Kabarnya tersebar cepat di antara para Penyihir. Penampilanmu di Menara Tiga Cincin membuat banyak orang terkesima."     

"Aku tahu barang itu ada padamu, bukan?"     

Marvin tidak dapat menyangkalnya, jadi ia hanya mengangguk.     

[Cawan Suci Lance] ternyata memang di miliknya.     

Meskipun barang ini akan berguna bagi Wayne, setelah Marvin memintanya, Wayne segera memberi Cawan Suci itu kepada Marvin.     

'Cawan Suci Ajaib...' Marvin segera berpikir cepat. Karena Madeline menginginkan Cawan Suci Ajaib itu, artinya ia telah menyiapkan tempat untuknya.     

Jauh lebih dahulu sebelum semuanya terjadi!     

Hati Marvin segera bergerak dengan waspada.     

...     

"Ayo kita buat ini sederhana." Madeline menurunkan gelas anggurnya dan berkata, "Aku akan membantumu meredakan pemberontakan di daerahmu. Dan kamu akan meminjamkan Cawan Suci itu. Kota Tepi Sungai menjaga Lembah Sungai Putih. Aku tahu kamu telah membentuk pasukan gabungan dengan Menara Abu dari Menara Tiga Cincin. Tetapi Menara Tiga Cincin sangat amat jauh.     

"Bahkan jika Hathaway ingin melindungimu, ia hanya dapat bergantung pada harga dirinya untuk menakuti beberapa orang dengan niat jahat. Tetapi Kota Tepi Sungai berbeda. Jika kamu dalam masalah, kita dapat membantumu kapan saja."     

"Termasuk permasalahan besar yang akan kamu hadapi: pangan."     

"Aku dapat menjualmu sebagian dari makanan kami dengan harga yang terjangkau."     

Suara Madeline sangat amat meyakinkan.     

Tetapi Marvin tahu ini hanya rencananya saja.     

Jika bukan karena hubungannya dengan Hathaway, dan Cawan Suci yang merupakan penghargaan Menara Tiga Cincin, Madeline mungkin harus berjuang mendapatkannya.     

Alasan mengapa ia bernegosiasi dengan dirinya adalah karena ia tidak berani melawan.     

Tetapi dari ekspresi matanya, dapat dilihat bahwa Madeline harus mendapatkannya.     

Jika Marvin menolaknya, ia mungkin tidak dapat keluar dari sana hari ini.     

Ia berpikir keras dan akhirnya membalas dengan jawaban mengejutkan.     

Yang kemudian ia berpikir sejenak dan mengangguk setuju.     

Bahkan jika permintaan Marvin amat aneh, hasil akhirnya paling tidak sama.     

Maka, kemudian, sebuah elang besar berhenti di depan ruangan Madeline.     

"Karena kamu tidak menginginkanku untuk mengurusnya, semoga beruntung, Tuan Muda Marvin."     

Madeline berdiri di dekat jendela, gaun malam merahnya sangat amat terbuka.     

Falkon Besar mengepakkan sayapnya, menghembuskan angin yang amat kencang. Gaun Madeline yang tipis tertiup angin tersebut, memperlihatkan kakinya yang halus.     

Marvin melompat di belakang punggung Falkon Besar itu, terbang tinggi secepat angin ke arah Lembah Sungai Putih!     

...     

Biara Merah adalah tempat yang telah mengganggu Kota Tepi Sungai beberapa waktu terakhir.     

Madeline pernah mengerahkan Ksatria Disipliner dan penjaga untuk menekan pasukan jahat ini beberapa kali.     

Tetapi kedua Biksu Kesakitan yang ada di gerbang membuat ia pasrah.     

Biksu Kesakitan itu terlalu kuat. Meski mereka hanya tingkat 3, mereka kebal dari sihir.     

Dan jika tentara bertarung jarak dekat dengan mereka, mereka akan kalah telak karena para biksu adalah petarung ahli yang hebat.     

Setelah mencoba beberapa kali, Madeline membatalkan rencananya untuk mengurus tempat itu.     

Para monster disana telah mensyukuri apa yang mereka punya, setelah Lich itu mati karena gagal menjadi dewa, tidak ada gerakan lagi. Meski Lich itu sebenarnya hanya tertidur panjang bukan mati.     

Tetapi dahulu, Penegak Dewa Setan muncul dekat Kota Tepi Sungai!     

Mereka adalah pengikut tuan Balai ke-3, Penebus Fegan.     

Mereka nampaknya merencanakan sesuatu. Ini amat mengganggu Madeline.     

Tidak seperti ketika ia menghadapi dua Biksu Kesakitan, tetapi akan mengorbankan banyak nyawa tentaranya.     

Tetapi kemunculan dari Penegak Dewa Setan membuatnya bertekad untuk mengalahkan Kerajaan Merah.     

Setelah penyerbuan Balai Kota dan kotak berisi Racun Hitam Manis, Walikota yang sigap dan tanggap ini mulai mempersiapkan gerakan ketiga terbesarnya setelah pertapaannya!     

Dan itu adalah penyerangan terhadap Biara Merah.     

Cawan Suci Marvin memiliki dampak dalam perang ini yang tidak dapat tergantikan. Aura bermacam-macam dari Cawan Suci dan kemampuan Anti-Kutuk dapat mendongkrak kemampuan tentara dalam berperang. Bahkan Pendeta Gereja Perak pun tidak dapat melakukannya.     

Marvin mengingat betul serangan Madeline pada Biara Merah waktu itu gagal total.     

'Hasilnya kali ini akan berbeda setelah aku bergabung.'     

'Tetapi mungkin juga tidak. Orang itu amat kuat...'     

Marvin bersandar ke depan pada punggung Elang Besar itu, ia terpikir untuk melakukan perjanjian dengan Madeline.     

Madeline akan membantu Marvin memenangkan Lembah Sungai Putih dan Marvin akan secara pribadi bergabung dalam perang ini.     

Marvin akan mengendalikan Cawan Suci Ajaib. Terlebih lagi, ia juga menyatakan bahwa ia memiliki tujuan utama dalam menjarah barang rampasan.     

Kedua poin ini bukan masalah bagi Madeline, karena ia tertarik bukan pada barang jarahan Biara Merah ataupun Cawan Suci Ajaib, selama efek barang itu digunakan untuk membantu.     

Keduanya membuat kesepakatan sementara.     

Apa yang membuat Madeline terkejut adalah Marvin sebenarnya tidak menjelaskan soal pangan.     

Apakah Marvin memiliki solusi lain?     

Penyihir itu kebingungan.     

Dapat dikatakan bahwa hanya Kota Tepi Sungai yang dapat membawa makanan kepada lokasi tertentu.     

Tetapi apapun yang terjadi, Tuan Muda Marvin masih berada di sisi Madeline.     

...     

Lembah Sungai Putih sangat amat kacau!     

Di bawah gunung, seluruh penduduk berkumpul bersama.     

Seorang muda berteriak dengan wajah merah:     

"Semuanya dengar!"     

"Berapa lama sejak Tuan Raja kami muncul?"     

"Sejak bulan lalu, pasokan pangan kami terbatas dan Setengah-Peri sialan itu masih tidak menyetujui kebaikan dari kamar dagang Kota Tepi Sungai!"     

"Ia masih tidak memberi kita makan!"     

"Ia telah melanggar hak-hak dasar dari warga asli disini! Ini tidak ada urusannya dengan Lembah Sungai Putih, tetapi begitulah keadaan sekarang!"     

"Aku menduga ia sengaja membunuh Tuan Raja dan menggantinya dengan dekrit lama, mencoba untuk merampas wilayah kami!"     

"Tidakkah kamu lihat kebakaran itu! Itu adalah lumbung padi yang telah kita bangun dengan susah payah. Makanan di dalamnya akan digunakan untuk musim dingin. Sekarang terbakar sudah, tidak ada yang tersisa!"     

"Wanita yang licik itu menginginkan kita mati kelaparan. Kita tidak dapat duduk dan menunggu kematian!"     

"Kita harus ke kastil untuk protes!"     

Banyak orang tergerak oleh semangat pemuda itu.     

Mereka kemudian pergi ke kastil oleh karena hasutan beberapa orang!     

...     

"Nona Anna, apa yang sekarang kita lakukan?"     

Andre melihat ke bawah kastil, amat gelisah. Banyak massa warga yang berkumpul!     

Pasukan garnisun telah mengunci kastil sejak lama, namun hal ini tidak membuat mereka aman.     

Karena mereka juga ketakutan, dan hati mereka kacau.     

Banyak rumor yang telah beredar belakangan ini, rumor bahwa Anna ingin menggulingkan Marvin, mencoba menjadi Tuan Raja.     

Orang biasa tidak tahu sama sekali. Penampilan hebat Marvin di Menara Tiga Cincin masih belum menyebar ke Kota Tepi Sungai, terlebih lagi Lembah Sungai Putih, daerah pedesaan seperti ini.     

Ketika ia beranjak, ia memilih untuk menyelinap demi menghindari dirinya menarik perhatian.     

Tetapi sekarang, ada masalah besar dengan Anna yang mengambil keputusan, karena ia bukan Tuan Taja.     

Ia bukan sasaran dari warga yang marah. Ia hanya suruhan Marvin, pembantu Tuan Raja Lembah Sungai Putih yang sebenarnya.     

"Bagaimana keadaan lumbung itu?" Anna bertanya.     

Andre berkata dengan serius, "Semuanya hancur. Sisa pasokan pangan akan bertahan paling lama satu minggu."     

Mendengar hal ini, Anna terheran!     

Ia telah menduga tikus modok telah menyelinap ke dalam kastil, tetapi ia tidak menduga akan berhasil.     

Dengan ketatnya penjagaan di lumbung, bagi seseorang dapat berhasil... Ia merasa gagal.     

Jika Marvin masih disini, semuanya akan baik-baik saja.     

Anna hanya dapat memikirkan Marvin.     

Tetapi kali ini, suara bernada angkuh bergema, "Ada yang mengganggumu? Kekasihku Anna?"     

"Kamu lebih cantik dari sinar bulan malam ini."     

Suara itu datang dari seorang yang berseragam mewah. Ia datang dan berkata meski tidak ada cahaya bulan sedikitpun malam ini. Ia mencoba menenangkan Anna.     

Tetapi ia didorong oleh Andre!     

"Menjauh dari Nona Anna!" Andre menolak keras.     

"Sungguh tidak sopan. Berbicara seperti itu kepada Alkimis terhebat sepanjang sejarah!" Orang itu gusar kepada Andre, "Tidakkah kamu tahu apa permasalahan yang sedang dihadapi wilayah ini?"     

"Jika Nona Anna berkehendak, aku akan pergi dan menyelesaikan masalah ini untukmu."     

"Tidak perlu! Tuan Edward," Anna menolak mentah, "Kami akan menyelesaikannya sendiri."     

Bagaimanapun, saat ini, para penduduk sudah tidak dapat menahannya lagi.     

Mereka mengirimkan perwakilan, pemuda itu yang masih membangun massa.     

Ia dengan bangga mendekati kastil dan berteriak lantang, "Kita ingin bertemu Tuan Raja!"     

"Kita ingin tahu situasi negeri ini sesungguhnya. Kembalikan makanan kami. Kelicikan dan keserakahan wanita, jika kamu setuju dengan permintaan kami..."     

Ia tidak menyelesaikan perkataanya karena mendadak hempasan angin datang dari langit!     

Sebuah bayangan turun dari langit, mendarat tepat di samping pemuda itu.     

Cahaya dingin berkedip.     

Marvin berbalik, dua belati di tangan, tidak menghiraukan tubuh yang jatuh di belakangnya.     

Ia dingin menatapi rakyat yang telah di hasut:     

"Apakah kalian memberontak?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.