Ranger Malam

Layangan Kulit Manusia



Layangan Kulit Manusia

0Pelabuhan Tornado, pada hari itu.     
0

Matahari bersinar terik di atas laut, membuat segalanya nampak panas, kering dan gersang.     

Kelompok Marvin memasuki kota setelah menerima inspeksi ketat. Jika bukan karena Marvin mengambil medali Tuan Raja dari Aliansi Penyihir Selatan, hal itu tidak mungkin terjadi memasuki kota pada saat situasi sedang kacau!     

Pelabuhan Tornado sudah dalam kondisi kacau: orang-orang melakukan yang terbaik untuk membersihkan reruntuhan, orang tua banyak yang mencari anak-anak yang hilang, dan para penjaga menerima pengobatan perlahan-lahan.     

Banyak orang yang kehilangan sanak saudaranya, keluarga dekat maupun teman setelah Bencana Naga itu. Dan beberapa ada yang kehilangan lengan dan kaki.     

Bagi tentara yang cedera, mereka hanya dapat berbaring dan menerima pengobatan medis. Keadaan sudah lebih baik nasibnya dibandingkan dengan yang mati di bawah Napas Naga Jahat.     

Paling tidak mereka masih hidup dan situasinya sangat sedih sekali.     

Bencananya sangatlah amat menghancurkan.     

Marvin berjalan menyusuri kota, melihat anak-anak berlarian, wajah mereka penuh ketakutan.     

Bencana ini mungkin akan tercatat dalam sejarah, tetapi hal itu akan meninggalkan luka yang lebih mendalam di dalam hati warga Pelabuhan Tornado.     

Terutama anak-anak, semua yang mengalami bencana ini di usia yang amat muda. Kejadian ini adalah suatu peristiwa tragis bagi mereka yang selalu hidup dalam kedamaian selama beberapa dekade terakhir.     

Marvin mendengar seseorang yang berdoa kepada dewa; ternyata adalah Pendeta Dewa Perak. Ia berdoa untuk berkah para dewa, untuk menjauhkan tanah ini dari mara bahaya.     

Nampaknya, Pendeta level rendah ini tidak menyadari bagaimana dewa yang ia percayai ini tidak akan memberkatinya.     

Benar, Dewa Perak adalah Dewa Kuno generasi ke-3. Ia tidak akan ikut serta dalam serangan Kolam Sihir Alam Semesta, tetapi ia juga tidak akan mencegah segalanya.     

Bagi Pantai Timur, begitu juga seluruh Benua Feinan, Bencana Naga hanyalah permulaan saja.     

Bencana sebenarnya dan kesedihan masih akan datang!     

...     

Marvin dan Ivan berpisah di Pelabuhan Tornado.     

Sang Pangeran Peri berjanji untuk menemukan tempat dimana Naga Merah Kuno Ell bersembunyi, untuk menyelesaikan misinya membunuh seekor Naga.     

Tetapi Marvin mengetahui bahwa sarang Naga Merah Kuno sebenarnya berada di dalam gua asing di bawah laut. Tempat itu sangatlah sulit ditemukan, dan tanpa mengetahui tempatnya secara pasti, kamu tidak akan menemukannya di tengah lautan yang luas.     

Air laut tidak dapat menjangkau tempat itu, dan sebenarnya tempat itu cukup kering dan hangat karena tempatnya dalam di bawah tanah dan sering dialiri oleh lava.     

Naga Merah Kuno menciptakan peperangan dua kali di Pantai Timur. Pada pertama kalinya serangan itu terjadi pada Pelabuhan Tornado. Serangan kedua akan menjadi pertempuran yang mengguncang dengan Naga Tembaga, Professor. Kedua kubu akan menderita kehilangan kali kedua dan Ell akan kabur kembali ke sarangnya di bawah tanah, tetapi seorang Ahli Pelacak akan menemukan lokasi dari sarang itu dan memberitakan kabarnya.     

Ini segera menarik banyak sekali petualang yang menginginkan ketenaran sebagai Pembunuh Naga.     

Ini adalah "Kelepasan dari Legenda Pertama" dari Feinan, pembukaan dari [Istana Lava].     

Ini adalah jalan cerita dimana Marvin sangat amat mengenalnya. Ia bahkan tahu bagaimana menemukan Istana Lava yang tersembunyi di dasar lautan.     

Tetapi ia tidak memberitahu Ivan lokasi Istana Lava karena ia tahu Ivan yang sekarang masih jauh lebih lemah dari Naga Merah itu.     

Pukulan di awal itu hanya efektif karena sang Naga Merah tidak mengetahuinya.     

Jika Naga Merah Kuno telah melakukan persiapan, ia akan menggunakan beberapa Mantra Naga, dan kecuali Raja Peri Agung telah memberikan sihir tabu seperti Kelahiran Kembali pada Ivan, ia masih bisa dikalahkan!     

Bahkan jika Ell sekarang pergi meninggalkan ancaman dari mantra Pedang Pembunuh Naga, ia bukan sesuatu yang dapat dihadapi Ivan saat ini.     

Marvin memang mengetahui bahwa tubuh Naga sangatlah kuat, tetapi ia masih menyadari kemampuannya itu. Untuk mengalahkan Naga Mera Kuno, hanya para Legenda lah yang setara dengan Raja Peri Agung, Anthony, dan Professor Naga Tembaga, atau Inheim memakai Sepatu-bot Hampa mungkin memiliki kesempatan.     

Jika dia yang melakukannya, bahkan jika Naga Kuno berbaring lumpuh di depannya dan ia melakukan serangan terbaiknya, ia tidak akan mungkin bisa membuka sisik naga itu!     

Ini adalah kekuatan yang absolut.     

Skill dan pengalaman tidak seberapa di hadapannya.     

Marvin melihat Ivan duduk di kapal dan pergi ke laut. Setelah itu, ia mulai menjalankan rencana.     

Ia tidak lupa mengapa ia datang, bersusah-payah melewati sarang laba-laba hanya untuk membeli makanan.     

Lagipula Pelabuhan Tornado adalah pusat makanan.     

...     

"Apa!?"     

"Karena Bencana Naga, semua perdagangan di Pelabuhan Tornado dihentikan?"     

Marvin murung.     

Lola juga tidak dapat berbuat apa-apa.     

Terakhir kali ia datang ke Teluk Permata, ia mencari seseorang yang berwenang di ruang Taurus pada Pelabuhan Tornado.     

Berkat lidah perak Lola, mencirikan kemiskinan di Lembah Sungai Putih sebagai sebuah wilayah yang memiliki potensi besar untuk berkembang, orang yang berwenang itu, berkat negosiasi Lola (menipu?), setuju untuk menurunkan harga pasar sebanyak 30% dan menjual sejumlah gandum ke Lembah Sungai Putih.     

Syaratnya adalah untuk tiga tahun kedepan, Kamar Dagang Taurus akan menjadi pemasok utama Lembah Sungai Putih, dan membutuhkan Marvin untuk memberikan mereka subsidi. Mereka juga membutuhkan tingkat pajak yang lebih rendah.     

Bagi Marvin, perdagangan di Lembah Sungai Putih tidaklah banyak dan pajaknya sudah cukup rendah. Persyaratan Kamar Dagang Taurus adalah sesuatu yang dapat dipenuhi.     

Maka, jika yang dikatakan Lola benar, ia akan menyetujuinya.     

Bagaimanapun, pagi ini, ketika menyuruh Lola melihat orang itu, ia mendengar berita ini.     

- Transaksi Bisnis sangatlah dilarang di kota itu. Semuanya harus membantu membersihkan reruntuhan. Orang luar tidak diperbolehkan masuk ke Distrik Bisnis, Distrik Bangsawan dan Dermaga. -     

Pelarangan ini dikatakan berlangsung selama satu minggu.     

Dengan kata lain, untuk minggu depan, Marvin tidak dapat membeli makanan dari Kamar Dagang Taurus!     

Marvin segera memeriksa berita ini.     

Lola tidak berbohong.     

Papan pengumuman Pelabuhan Tornado jelas melarang transaksi perdagangan, terutama berkaitan dengan makanan dan produk sehari-hari.     

'Ini masalah.'     

'Wilayah itu akan kehabisan makanan paling lama enam hari. Untuk membuat Madeline mengirimkan makanan, aku harus memberikannya Cawan Suci Sihir, terlalu banyak kehilangan!'     

'Lima pelabuhan lainnya, bahkan jika itu semua tidak menderita Bencana Naga, mungkin sudah terkena tsunami. Mereka mungkin memiliki kebijakan yang sama, dan pergi ke sana akan hanya menghabiskan waktu saja.'     

Marvin murung, berpikir sejenak sebelum akhirnya membuat keputusan.     

Hanya ada satu jalan.     

Pasar gelap Kota Trojan.     

...     

Setengah jam kemudian, Marvin membeli kuda yang baik dengan harga tinggi dari pedagang dan bersiap untuk meninggalkan Pelabuhan Tornado.     

Ia berkendara bersama Lola ke arah barat, menghilang ke dalam debu.     

Lola tidak tahu cara mengendarai kuda jadi Marvin hanya membiarkannya berkendara di depannya untuk mencegah dirinya terjatuh dari kuda.     

Tetapi, siapa yang tahu apa yang dipikirkan wanita cerewet ini.     

Alasan mengapa Marvin mengajak Lola sederhana.     

Lola adalah pembicara yang baik, artinya ia memiliki potensi untuk menjadi pedagang yang baik. Kemampuan pencatatan dan tawar-menawarnya sangatlah tinggi, dimana sangat diperlukan untuk bernegosiasi.     

Tentu saja, dari semua kemampuannya, yang paling ganas adalah [Menggertak].     

Bahkan jika Marvin mempercayainya saat ini, ia tidak sepenuhnya memberikan semua barang kepadanya.     

Jika dia adalah Anna, ia mungkin sudah merasa lebih baik karena Setengah-Peri itu dapat menjaga barang-barangnya. Mengapa ia perlu bertindak?     

...     

Jalan utama pada siang hari, orang-orang berpencar, menghindari panasnya matahari.     

Setelah beberapa lama, Marvin meninggalkan jalan utama dan pergi ke lapangan.     

Lebih jauh ke barat adalah Kota Trojan.     

Kota Trojan lebih dekat dengan Sarang Laba-laba, dan tempat dimana sepasang Halfling itu menghilang. Mereka tidak dapat membeli banyak, jadi tempat itu tepat sekali.     

Marvin tahu bahwa Kota Trojan memiliki pasar gelap bawah tanah yang menjual banyak barang-barang, dan makanan termasuk di dalamnya.     

Namun harganya sangat mahal dan ada juga resiko perampokan.     

Maka ia membuat persiapan untuk menempuh jalur yang seharusnya.     

Bagaimana ia menduga bahwa Naga Merah Kuno akan menyerang Enam Pelabuhan Mutiara pada saat itu? Beberapa hari kedepan juga tidak masalah!     

Ketika Marvin sedang berpikir, Lola segera berteriak, "Ada sebuah bayangan asing!"     

Lola menunjuk ke kejauhan. Yaitu dari arah Kota Trojan.     

Marvin terdiam dan melihatnya, kemudian ia melihat diantara teriknya matahari, namun ia menyadari bayangan besar itu.     

Ekspresinya kemudian berubah!     

Ternyata adalah layangan kulit manusia!     

'Pemuja Ular Kembar... Tidak Bagus! Kota Trojan!'     

Tiba-tiba Marvin teringat sesuatu.     

Lola tidak mengerti artinya, jadi melihat Marvin sangatlah mengingat hal itu, Lola hanya terlihat gelisah.     

...     

Sepuluh menit kemudian, di luar Kota Trojan.     

"Huwek!"     

Lola muntah.     

Di depannya terdapat pemandangan mengerikan!     

Tiang berisikan daging manusia yang digantung seutas tali. Di ujung tali itu terdapat layangan terbuat dari kulit manusia!     

Seluruh daging manusia ini merupakan para penduduk dari Kota Trojan ketika mereka masih hidup. Pada akhirnya, mereka dikuliti untuk dijadikan layang-layang.     

Tidak diragukan lagi, ini merupakan ulah dari Pemuja Ular Kembar.     

Hanya mayat-mayat yang tersisa di Kota Trojan.     

Bau amis darah tajam membuat orang yang menciumnya merasa mual. Pemandangan ini lebih mengerikan dibandingkan dengan Hutan Ribuan Daun!     

Terakhir kali ia melihat kampung peri kecil.     

Kali ini adalah seluruh Kota Trojan, dimana terdapat sekitar 600 sampai 700 penduduk!     

Mereka semua mati, dan mereka mati dengan cara yang sadis.     

"Pemuja Ular Kembar!" Marvin menggertak giginya sambil menyebutkan nama terlarang itu.     

Mereka semua bajingan!     

Mereka jelas memanfaatkan kekosongan penjagaan dari Aliansi Penyihir Selatan yang menjaga kota tetangga dari Enam Pelabuhan Mutiara, meninggalkan desa-desa tanpa pertahanan. Maka mereka menyerang orang tua dan anak-anak yang ditinggalkan!     

Mereka tidak tahu betapa mengejutkan dan menyiksanya para pasukan yang menjaga Pantai Timur ketika mereka kembali ke kota mereka dan melihat sanak saudaranya terbunuh dan dibuat layangan kulit manusia.     

'Sialan...'     

'Tuan ini pasti mencincang orang-orang ini sepuluh ribu kali lipat!'     

Marvin menahan bau amis dan mendorong Lola ke depan.     

Karena layangan kulit manusia bergantung di sana, merupakan bukti bahwa pengikut Ular Kembar telah pergi.     

Tetapi mereka seharusnya meninggalkan sesuatu di kota kecil yang dapat dibuat untuk melacak para bajingan itu dengan Pelacak Malam!     

Situasi di dalam kota itu semakin mengerikan dan Lola terus merasa mual.     

Marvin melihat sekitarnya dengan waspada.     

Segera, Marvin mendengar langkah kaki!     

Ke kiri!     

"Wuush!"     

Marvin segera melemparkan anak panah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.