Ranger Malam

Kolam Sihir Alam Semesta



Kolam Sihir Alam Semesta

0....     
0

Namun setelah beberapa lama, Wayne menggeleng kepalanya. "Lupakan saja, ini bukan masalah besar."     

"Mari kita bicarakan hal lain."     

Marvin cemas.     

Ekspresi Wayne terlihat sedikit aneh.     

Adiknya ini jarang sekali menyembunyikan sesuatu darinya.     

Tetap saja… Mengapa wajarnya seperti itu? Anak itu baru berumur 9 tahun, apa yang akan terjadi akhirnya?     

Ia nyatanya tidak bisa menebak jalan pikir adiknya sendiri?     

Marvin sedikit depresi. Ketika ia membunuh kekasihnya sebelumnya, Wayne tidak berkata banyak. Tapi ragu-ragu seperti itu dan menghentikan dirinya sendiri, perilaku ini sungguh mencurigakan!     

Tapi karena ia tidak ingin berbicara, Marvin tidak akan meragukannya, ia akan memperhatikan lebih lanjut pada hari-hari berikutnya.     

...     

"Dalam hal itu, kita harus membuat rencana terlebih dahulu," Marvin berkata dengan nada berat.     

"Apakah peraturan dari Pertempuran Cawan Suci sudah dikeluarkan?" Ia bertanya.     

Wayne mengangguk dan menyerahkan sebuah gulungan kepada Marvin.     

Para kontestan dibatasi menjadi dua orang, Penyihir menjadi pemimpin, dan seorang pengikut. Level pengikut tidak boleh melebihi Penyihir lebih dari 2 level.     

Marvin saat ini level 7, sesuai dengan persyaratan.     

Kedua lawan juga kemungkinan memiliki pengikut level 7.     

Untuk tempatnya, seperti biasa berada di dalam bidang tak lengkap dari Legenda Penyihir Leymann, Tuan Menara Guntur, di pegunungan yang selalu bersalju tiap tahunnya.     

Kali ini, akan menjadi lebih berbahaya dari putaran kualifikasi sebelumnya. Karena tidak hanya akan menemukan lawan yang lebih tangguh di pegunungan salju, akan ada bahaya lainnya yang menanti.     

Sisanya hanyalah peraturan tertulis yang berlaku.     

Marvin membaca peraturan itu dengan seksama, untuk memahami tujuan dari kompetisi ini.     

Mirip seperti Pertempuran Cawan Suci di dalam permainan. Tetapi akan ada banyak sekali sesuatu dalam permainan ini, membolehkan para pemain untuk ikut serta. Tetapi hanya ada satu kesempatan sekarang di Feinan, jadi ia harus melakukannya dengan benar. Ia harus merebut Cawan Suci Ajaib itu.     

Pegunungan bersalju merupakan medan yang sulit bagi Marvin. Mereka harus menyusun strategi.     

Marvin berpikir sesaat dan kemudian bertanya, "Berapa banyak mantra yang kamu miliki sekarang?"     

Penyihir lain tidak akan berlama-lama menjawab pertanyaan ini.     

Tetapi Wayne tidak ragu untuk menjawabnya.     

Jelas sekali bahwa ia sangat mempercayai kakaknya ini.     

...     

Nilai Poin Sihir Wayne adalah 150. Cukup untuk menukar sekitar delapan sampai sepuluh mantra lingkar-0, dan empat sampai enam mantra lingkar-pertama setiap harinya.     

Kemampuan ini lebih baik dibandingkan dengan Penyihir level 5 biasa. Terlebih lagi, ia harus belajar [Lemparan Cepat], [Lemparan Bergerak], [Prosedur Keberuntungan] dan kemampuan khusus hebat lainnya.     

Anak ini sangat bertalenta di bidang Penyihir-an. Jika Kolam Sihir Alam Semesta tidak hancur, maka ia mungkin sudah menjadi Legenda.     

Sayangnya...     

Setelah Wayne selesai menerangkan, Marvin menenangkan dirinya untuk merenung.     

Alasan mengapa para Penyihir menjadi penguasa pada era sekarang ini adalah karena keberadaan dari Kolam Sihir Alam Semesta.     

Cara kerja Kolam Sihir Alam Semesta adalah seperti ini:     

Penyihir akan bermeditasi dan kesadaran mereka akan terhubung dengan Kolam Sihir Alam Semesta. Banyak orang akan berujung tanpa adanya hubungan terhadap Kolam Sihir Alam Semesta, sehingga mereka tidak akan menjadi Penyihir.     

Dan bagi mereka yang akan menjadi Penyihir dapat memperkuat kekuatan batin mereka melalui meditasi, sehingga akan memperkuat ikatan mereka dengan Kolam Sihir Alam Semesta.     

Sebagai gambaran sederhana, menjadi seorang Penyihir adalah seperti membuat dua saluran antara diri mereka dengan Kolam Sihir Alam Semesta.     

Kolam Sihir Alam Semesta adalah seperti sebuah kolam, dimana kekuatan sihir di dalamnya bagaikan air yang mengisi kolam itu.     

Dengan menggunakan saluran pertama, Penyihir dapat mengambil air kolam itu dan menyiramkannya pada tubuh mereka; ini adalah bagian dari meditasi.     

Setelah itu, tubuh Penyihir akan mendapatkan kekuatan sihir. Tetapi Kekuatan Sihir saja tidaklah cukup. Kamu perlu bertukar mantra.     

Benar sekali, bertukar.     

Penyihir harus memilih setiap hari mantra mana yang akan mereka gunakan keesokan harinya dan kemudian melakukannya. Hal ini harus dilakukan sebelum esok hari dimulai.     

Saluran bertukar adalah saluran ke-2. Mungkin dengan menggunakan saluran untuk menjelaskannya memang kurang cocok, namun itu merupakan hal yang serupa.     

Jalan lain untuk bertukar adalah dengan menggunakan Poin Sihir untuk menerima mantra yang akan digunakan esok hari. Ini tergantung dari level Penyihir dan juga seberapa besar kekuatan yang diberikan Kolam Sihir Alam Semesta kepadamu.     

Mantra ini akan muncul di kedalaman pikiranmu, dan juga kamu dapat menggunakannya kapanpun kamu mau.     

Contohnya, Penyihir level 5 dapat menggunakan 20 Poin Sihir untuk ditukarkan dengan mantra lingkar-1, tetapi ia dapat juga menggunakan 20PS untuk ditukarkan dengan tiga mantra lingkar-0. Ini tergantung dari pilihanmu.     

Dari sudut pandang ini, Kolam Sihir Alam Semesta tidak hanya memiliki kolam kekuatan sihir, tetapi juga kolam mantra.     

Dengan Kolam Sihir Alam Semesta, Penyihir tidak perlu untuk meneliti mantra, dan hanya perlu untuk meningkatkan kekuatan batin mereka secara terus menerus. Mereka kemudian akan menyerang penghalang antara Kolam Sihir Alam Semesta dan kesadaran mereka untuk membiarkan Kolam Sihir Alam Semesta membuka kekuatan lebih jauh lagi.     

Kembali kepada gambaran tadi, intinya adalah memperbesar saluran pertama untuk menerima lebih banyak kekuatan sihir, dan pada saat yang sama, kekuatan yang akan diterima dari serangan penghalang tadi akan meningkatkan jangkauan dari mantra yang dapat dipelajari.     

Meskipun begitu, mantra yang akan dipelajari tiap Penyihir akan berbeda-beda.     

...     

Karena keberadaan Kolam Sihir Alam Semesta, yang telah menciptakan tingkatan sosial ini tanpa campur tangan dari luar, Lance itu dapat menjadi Dewa Penyihir!     

Karena hal ini Penyihir dapat menghemat banyak waktu, hanya berfokus pada meditasi semata!     

Mereka tidak perlu meneliti mantra. Mereka hanya butuh meningkatkan kekuatan sihir mereka dan mengisi sistem Kolam Sihir Alam Semesta untuk bertukar kekuatan.     

Ini amat sangat menghemat waktu dalam berlatih dan para penyihir dapat melakukan hal lain seperti mendalami bidang lain, dan juga memperlengkapi diri mereka dengan senjata yang lebih baik.     

Maka, era ini disebut Era Penyihir.     

Tetapi Era Penyihir ini kurang dipenuhi kreativitas karena ketergantungan yang besar terhadap Kolam Sihir Alam Semesta ini.     

Hanya Penyihir Legendaris yang dapat melewati larangan Kolam Sihir Alam Semesta dan secara langsung menyerap Kekuatan Sihir Kekacauan dari kehampaan, dan kemudian menciptakan mantra mereka sendiri.     

Namun kemudian Penyihir level 3 telah terbiasa mandiri menggunakan Kolam Sihir Alam Semesta, maka akan sangat sulit untuk menghilangkan kebiasaan ini.     

Maka, ada keuntungan dan kerugian dari adanya Kolam Sihir Alam Semesta ini.     

Ini menjadi mudah bagi para penyihir untuk mencapai tingkat tinggi. Tetapi akan menjadi sulit untuk menjadi Legenda.     

Karena Legenda harus menghilangkan pengaruh dari Kolam Sihir Alam Semesta dari diri mereka untuk menciptakan Kolam Sihir dan Kolam Mantra mereka sendiri!     

...     

Dalam beberapa kasus, keberadaan Kolam Sihir Alam Semesta ini merupakan berita baik bagi seluruh Feinan. Paling tidak keberadaan makhluk hidup disini tidak akan terpengaruh oleh Kekuatan Sihir Kekacauan.     

Dan menciptakan mantra merupakan bidang yang amat dalam.     

Lagipula, mereka memiliki Poin Sihir yang terbatas untuk digunakan tiap harinya, jadi jika mereka membuat kesalahan dengan kerangka mereka, atau salah perhitungan terhadap jumlah kekuatan sihir, kan sangat menyulitkan sekali.     

"Kakak, inilah yang aku dan Guru bicarakan."     

Wayne menyerahkan daftar mantra kepada Marvin.     

Ada total sekitar sepuluh mantra lingkar-0 dan lima mantra lingkar-1.     

Poin Sihir yang digunakan terpisah dalam rasio 6 banding 4, 60% dialokasikan kepada mantra lingkar-0, dan sisanya 40% untuk mantra lingkar-1.     

Tidak ada masalah dengan rasio distribusi ini. Ini merupakan proporsi sempurna menurut buku pelajaran.     

Tetapi Marvin hanya melihatnya sesaat sebelum segera membuang dokumen itu.     

"Kakak...?" Wayne seakan terkejut.     

"Ganti susunan ini," Kata Marvin.     

Ia mengambil kertas lain dan mulai menulis.     

Ia kemudian menyelesaikannya.     

Muka Wayne menjadi semakin terkejut.     

"Wayne, susunannya seperti ini..."     

Wayne hanya bisa bertanya, "Bukankah ini masalah?"     

Marvin menggelengkan kepalanya , dan menatap Wayne, "Persiapkan susunanya seperti ini."     

"Aku ingin kamu melakukan ini."     

Wayne terdiam sesaat, sebelum berkata sambil mengangguk. "Oke, aku mengerti."     

"Aku percaya kepadamu."     

Marvin memperlihatkan senyumnya. Ia tidak perlu menjelaskan mengapa, dan Wayne tetap saja mengikuti arahan "Amatir" ini.     

Wayne sangat percaya kepada Marvin.     

...     

Kemudian, kedua saudara itu berdiskusi tentang strategi mereka dan Marvin menjelaskan sedikit mengapa ia menyuruh Wayne untuk membuat susunan seperti ini.     

Setelah mendengar semuanya, Wayne kemudian menyadari mengapa Marvin menyuruhnya untuk membuat susunan seperti itu.     

Berdasarkan keadaanya, Wayne harus mengakui bahwa pilihan Marvin akan memiliki kemungkinan terbaik untuk membuat mereka juara.     

Mereka berdiskusi hingga larut malam.     

"Beristirahatlah lebih awal." Marvin menurunkan peta itu dan menguap. "Rencana kita amat sulit dan kita butuh energi banyak untuk kompetisi nanti."     

Setelah mengatakan ini, ia berencana untuk pergi ke ruangan lain untuk tidur.     

Asrama Akademi Magore amatlah besar. Asrama pelajar memiliki lima atau enam kamar sendiri. Dimana pelayan tua tidur di ruangan sebelahnya.     

Tetapi Wayne kemudian menarik Marvin.     

"Kakak, kita tidak pernah tidur sekamar akhir-akhir ini."     

"Akhir-akhir ini aku sering bermimpi, mimpinya sangatlah aneh. Bisakah kamu menemaniku?"     

Setelah berkata demikian, ia melihat Marvin, dengan mata penuh harap.     

Marvin kaget dan kemudian tersenyum.     

Anak ini lagipula masih berumur 9 tahun.     

Ia sebenarnya masih takut oleh mimpi-mimpi aneh?     

"Oke," Marvin berjanji.     

Wayne lega dan menghela nafas, menunjukkan raut bahagia.     

...     

Menara Guntur, sebuah balkoni asrama yang sunyi.     

Seorang pelajar perempuan mengenakan mantel mandi berdiri disana, dengan diam menatap pemandangan ke bawah.     

Pada saat itu, sepasang tangan kuat menutupi pundaknya.     

"Pergilah!" Muka pelajar itu memerah sembari mendorong laki-laki itu pergi.     

Pria separuh telanjang dari pinggang ke atas itu kebingungan.     

"Aku mengingatkanmu terakhir kali, jika kamu berani menyentuhku lagi, bahkan hanya sentuhan kecil saja, aku akan berhenti bergabung dengan Klan Unicorn sepenuhnya!" teriak pelajar itu.     

"Kamu tidak akan mungkin melakukannya. Kamu tidak punya uang dan kamu adalah wanita yang ambisius, aku bisa melihat itu." Pria itu segera saja tertawa.     

"Paling tidak aku tidak akan menjual tubuhku," Jawab perempuan itu. "Sekarang, sebagai pengikutku, aku perintahkan kamu untuk pergi dari hadapanku!"     

"Tetapi kamu telah menjual jiwamu. Jika tidak kamu tidak akan membayar harga keluarga kami," Olok pria itu.     

Sang pelajar perempuan menjawab dengan tenang, "Memang kenapa? Membunuh beberapa orang tidak penting dan tidak akan membebaniku selama aku menghiraukannya."     

"Di mataku, pria-pria di dunia ini memang kasar. Dalam beberapa hal, aku juga akan berjuang untuk Cawan Suci itu. Marvin dan saudaranya hanya akan terbunuh akibat lolos ke babak ini."     

"Bagus, aku akan pergi." Pria itu menyinggung sembari pergi dari hadapannya, "Selama kamu mengingat apa yang telah kamu katakan."     

"Aku tidak ingin kejutan apapun di kompetisi ini. Dan aku harus mengakhiri hidup Marvin itu, secara langsung!"     

"Lagipula, ialah yang telah membunuh kekasihku White."     

Pada akhir kalimatnya, suaranya berubah menjadi suara wanita!     

Pelajar yang melihatnya dengan benci mengutuknya perlahan "Matilah kau dasar cabul," sebelum menggeleng kepalanya dengan pasrah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.