Ranger Malam

Sarang Laba-laba



Sarang Laba-laba

0"Ternyata makhluk itu..."     
0

Marvin belum selesai bicara, sekujur tubuhnya mendadak menjadi kaku!     

Kondisinya terdiam. Marvin tidak bergerak sedikitpun, kaku dalam posisi sedang membuka pintu!     

Kurang dari tiga menit, Marvin, seperti terbangun dari mimpi buruk, tiba-tiba menutup pintu itu!     

"BAM!" Ia menutup sekuat tenaga.     

Sekejap, ia bersandar di pintu itu dan merosot kebawah, lemas tak berdaya.     

Ia berkeringat dingin.     

"Ternyata... memang makhluk itu..."     

Sekujur tubuh Marvin beku, berbaring lemah disana. Lima menit kemudian ia perlahan mulai mengumpulkan semangat.     

Dan ketika ia mencoba untuk bangun, lantainya sangat basah, akibat keringat Marvin!     

Ia merangkak menaiki tempat tidurnya dan berbaring, perlahan mengumpulkan tenaga.     

Matanya menatap kekosongan, dan peristiwa yang ia alami terus berputar di dalam pikirannya.     

...     

Setelah membuka pintu masuk, apa yang Marvin lihat pertama kali adalah ruangan rahasia kosong!     

Di seberang ruangan itu ada sebuah mural.     

Marvin mengenal mural ini. Ia pernah melihatnya ketika menjelajahi kuil bawah tanah!     

Tetapi yang ini amat berbeda dengan yang ia lihat.     

Mural ini melayang!     

Dalam sekejap, Marvin melihat peristiwa yang amat mengerikan:     

Kekuatan misterius menariknya ke dalam kegelapan, diiringi oleh suara perempuan yang perlahan membacakan mantra dari kejauhan.     

Sebuah suara balada, dan yang pernah ia dengar ketika ia melewati jalan rahasia.     

Dan nampak peristiwa mengejutkan dari balada ini.     

Dalam kegelapan terdapat api unggun yang apinya membakar. Banyak laki-laki dan perempuan dekat api unggun itu, tanpa busana. Para pria memakai topeng hitam dan para perempuan memakai topeng putih.     

Mereka memutari api unggun itu. Mendadak, sesuatu berubah.     

Sang laki-laki bertopeng bertemu dengan perempuan bertopeng.     

Raungan dapat terdengar di sekitar api unggun mengiringi kepergian nyawa dari tubuh mereka.     

Pada akhirnya, mereka mulai lunglai layu.     

Kecepatan menua mereka dapat terlihat oleh mata telanjang!     

Kulit mereka mengering, dan angin merontokkan tulang belulang mereka, meniup tumpukan tulang mereka diantara bunga yang indah dan mekar dari tanah.     

Mereka semua mati, topeng mereka mulai berjatuhan ke tanah.     

Api unggun itu masih berkobar dan balada masih dinyanyikan.     

Pada akhirnya, hanya satu gadis yang tersisa, tubuhnya penuh darah.     

Ia perlahan membuka topengnya, memperlihatkan wajahnya yang rupawan.     

Ketika ia melihat ini, Marvin sangat terkejut!     

Apa yang lebih menakutkan sang gadis nampak sedang melihat Marvin dan melempar senyuman kepadanya.     

Sesaat kemudian, perut gadis itu mulai bengkak dan membesar.     

Seperti ada kehidupan yang bergolak di dalamnya.     

Marvin gemetaran, tidak dapat mengendalikan tubuhnya.     

Sang gadis menatap Marvin tajam.     

Senyuman tadi berubah menjadi wajah penuh dendam kesumat!     

Ia terdiam ketika wajah gadis itu berubah menjadi kepala Iblis Agung!     

Tiga mata, senyuman yang bukan terlihat seperti senyuman, menatap dirinya.     

Ia merasa ingin mati perlahan-lahan!     

...     

'Ternyata, ada pemberian dari Vanessa...'     

'Jika tidak ini akan menjadi bencana!'     

Marvin melihat pemeriksaan Kekuatan Tekad dan menarik nafas panjang.     

Mural itu ternyata tidak sederhana.     

Orang melihatnya akan merasakan sebuah ilusi. Apa yang terjadi di dalam ilusi tersebut mungkin memang terjadi di masa lalu dan telah direkam oleh teknik rahasia!     

Marvin menunjukkan tekad kuat, tetapi ia masih tidak menyangka kepalanya hampir terjatuh lebih dulu!     

Jika bukan karena hadiah Vanessa yang memberikan dirinya ketahanan terhadap ketakutan, Marvin mungkin akan kesulitan keluar dari ilusi mural itu!     

Tidak heran ketika ayahnya menceritakannya, ia memperingatkannya untuk tidak memasuki tempat itu.     

Manusia seperti apa kakeknya itu!     

Marvin berdiam di kasur selama hampir satu jam untuk mengumpulkan kembali tenaga.     

Paling tidak, rahasia yang diberikan kakeknya dulu melebihi imajinasinya.     

Mural ini paling tidak memiliki hubungan dengan Anzed dan Iblis Agung. Juga dengan keturunan Numan yang dimilikinya...     

Tetapi Marvin tidak mengurusi hal ini lagi.     

Berdasarkan penilaiannya, tidak ada cara lain untuk meningkatkan ketahanannya terhadap ketakutan ini selain hadiah dari Vanessa, ia bahkan tidak berpikir untuk melangkah lebih jauh lagi ke dalam.     

'Aku masih membutuhkan rencana untuk langkah selanjutnya.'     

Marvin masih berpikir ketika Anna datang berkunjung.     

"Tuan Muda, semuanya telah disusun."     

"Hm? Mengapa kamu sangat pucat?"     

Marvin terpaksa tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku butuh sup jamur. Suruhlah juru masak untuk menambahkan kubis lebih banyak di dalamnya."     

Kubis dapat memulihkan roh. Salah satu bahan utama dalam membuat Ramuan Pemulihan Roh.     

Marvin segera harus memulihkan rohnya karena ia harus menyelesaikan pekerjaan pada malam itu.     

...     

Di sore hari, di luar tembok kota.     

Lola mempunyai ikatan kecil di punggungnya, melihat sekitarnya dengan waspada.     

Gerbang kota sepi telah tertutup sejak sekali, tetapi terdapat satu pintu kecil yang terbuka, dengan dua penjaga yang masih bertugas disana.     

Tidak terlalu jauh, sesosok bayangan kecil bergerak datang.     

"Tuan Marvin." Lola menyambut.     

"Tidak perlu berpura-pura. Aku kenal siapa dirimu." Marvin tersenyum terpaksa. "Seorang penipu ulung, mampu menggertak para gnoll untuk melepaskanmu keluar dari sel penjara. Bagaimana kita dapat menghargai seorang tuan raja desa ini?"     

Lola terdiam, dan mendadak berkata, "Kamu adalah..."     

Sebelum Marvin membuka mulutnya, Lola terpikir sesuatu dan kemudian ia berhenti bicara.     

Ia adalah gadis yang pandai.     

Lola merendahkan suaranya, "Ternyata rumor yang beredar benar."     

Marvin membalas, "Benar atau tidaknya, apakah hal itu penting?"     

Bagaimana ia dapat menduga paksaan Lola, "Sangat penting!"     

"Jika kamu benar-benar sang Pedang Kembar Bertopeng, kamu adalah pahlawanku."     

"Dan kamu adalah yang pertama mempercayaiku setelah dirimu pernah tertipu olehku."     

Raut wajahnya amat tulus.     

Marvin bergerak perlahan, tetapi kemudian berkata, "Benarkah? Ayo kita pergi!"     

"Hei? Tuan Marvin, kamu masih belum memberitahuku kemana kita pergi!" Lola yang masih menuruni bukit berteriak pada Marvin.     

"Teluk Permata," Jawab Marvin.     

"Tetapi Teluk Permata bukan lewat sini!" Bantah Lola, "Biar ku tunjukkan jalannya, kamu salah jalan."     

"Tidak, jalan ini tidak salah."     

Marvin bergerak ke arah utara setelah menuruni gunung.     

"Kita melewati jalan pintas."     

Lola ditarik Marvin seperti sebuah boneka. Ketika ia melihat gunung itu menjauh, dan setelah beberapa lama ia mencoba untuk keluar, "Kamu ingin melewati Pegunungan Menjerit!?"     

"Dan jika tidak?" Marvin menjawab santai, "Tidak ada makanan disana dan kita harus kembali dalam satu minggu!"     

"Ini adalah satu-satunya jalan pintas."     

...     

Pegunungan Menjerit adalah pegunungan yang sering dilupakan banyak orang.     

Tempatnya berada di hutan belantara Teluk Permata. Bahkan, tempat itu tidak ada dalam peta kota-kota besar selatan.     

Sedikit orang dari Teluk Permata yang bepergian ke arah selatan, karena Pegunungan Menjerit.     

Bahkan, Lembah Sungai Putih dan Teluk Permata hanya dipisahkan oleh pegunungan ini.     

Selama mereka melewati pegunungan ini, mereka dapat menciptakan saluran perdagangan antara Lembah Sungai Putih dan Teluk Permata.     

Namun tidak ada yang mau melakukan itu.     

Di satu sisi, Lembah Sungai Putih adalah wilayah kecil yang tidak memiliki kemampuan untuk membuka jalan. Di sisi lain, Teluk Permata kurang tertarik untuk melakukan perdagangan dengan sebuah desa kecil.     

Monster dan segala macam makhluk menempati Pegunungan Menjerit.     

Jika bukan karena kekuatan misterius yang mencegah para monster keluar dari sana, Teluk Permata akan terkena serangan setiap hari.     

Para Perampas, Naga ekor berduri, Tetes Darah, dan beberapa orang berkata ada Naga Hijau yang selalu mengintai di Pegunungan Menjerit.     

Tidak ada yang tahu berapa banyak monster disana.     

Tetapi mereka tertekan akibat kekuatan misterius dan tidak dapat keluar dan menyebabkan bencana.     

Beberapa petualang yang tidak takut mati akan sering mengunjungi Pegunungan Menjerit untuk berburu harta, tetapi ini hanya sebagian kecil dari yang ingin menemukannya.     

Banyak petualang masih menghargai hidup mereka, jadi Pegunungan Menjerit masih merupakan area terlarang.     

Bagi sisi pegunungan Lembah Sungai Putih, tempat itu cenderung aman. Selain pada saat serangan Gnoll yang pertama, tempat ini hampir tidak pernah diserang monster sama sekali.     

Bagian barat laut kastil adalah tambang utara dan Kota Tepi Sungai, dan bagian timur laut adalah jalan masuk menuju Pegunungan Menjerit.     

Marvin dan Lola akan menyebrangi Pegunungan Menjerit malam ini!     

Malam tiba, memberi suasana berbeda bagi kabut tebal yang menyelimuti Pegunungan Menjerit.     

Pemandangan yang amat indah.     

Tetapi Lola menjadi jengkel!     

"Mohon maaf Tuan, apakah kamu seorang Legenda?" Lola bertanya dengan keras di tengah belantara.     

"Tidak," Jawab Marvin.     

"Mohon maaf Tuan, tidakkah kamu takut mati?" Tanya Lola semakin ingin menggila.     

"Tidak," Jawab Marvin.     

"Mohon maaf Tuan, apakah kamu bisa mencari cara lain untuk membunuhku?" Lola terlihat kesal.     

"Tidak."     

Marvin menyeret Lola dan tidak berkata banyak, menjawab hanya sepatah kata, tetapi bergegas dengan cepat.     

Setelah sang gadis tidak puas dengan jawaban Marvin, ia akhirnya berhenti bertanya.     

Keduanya berjalan sepanjangan jalan sampai bulan berada di puncak sebelum sampai pada lokasi yang Marvin cari.     

Sebuah lapangan dengan banyak pecahan batu.     

Di depan mereka terdapat lereng terjal.     

Tetapi Marvin lanjut berjalan ke arah timur, dan kemudian bergerak maju dan mundur di tepi bukit beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di sebuah gua.     

"Ada apa di dalam sini?" Lola bertanya penuh cemas.     

"Ini adalah lorong tidak diketahui," Marvin akhirnya menjawab. "Melalui lorong ini, kita dapat menyeberangi Pegunungan Menjerit dan sampai di Teluk Permata dalam satu hari."     

"Jauh lebih aman melewati jalan ini."     

"Ternyata kamu tahu jalan rahasia!" Lola bernafas lega dan bersyukur. "Tidak kusangka kamu bisa setahu ini."     

"Jangan segera beristirahat."     

Marvin mendorong pintu masuk dan melangkah ke dalam. "Tempat ini tidak sepenuhnya aman."     

"Jalan ini memiliki nama."     

"Namanya [Sarang Laba-laba]."     

"Seperti judulnya, ada banyak hal yang menunggu kita di dalam."     

"Dan mereka semua lapar. Selalu lapar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.