Ranger Malam

Teluk Permata Terbakar!



Teluk Permata Terbakar!

0Dengan aktifnya Pelacak Malam, garis merah yang ia lihat tidak terlalu panjang!     
0

Marvin berbelok tajam, tetapi mendadak, kegelapan menyelimuti.     

Laba-laba Hitam!     

Marvin berhenti dengan lembut, membuat jarak antara dirinya dengan Laba-laba Hitam!     

Tetapi saat itu, Marvin memperhatikan sesuatu!     

Ia melihat sepotong pakaian di bawah perut Laba-laba Hitam itu!     

Ternyata pakaian Lola.     

"Sialan!"     

Marvin geram. Laba-laba itu telah menelan Lola secepat itu?     

Ia menerjang dalam satu langkah, tetapi ternyata, ia mendengar suara yang ganjil!     

Ujung belati muncul dari punggung Laba-laba Hitam itu.     

Marvin terdiam.     

Kedelapan kaki Laba-laba Hitam itu bergetar dan raungan dapat terdengar dari bawahnya.     

"Tolong...."     

"Aku sangat terjepit sekali..."     

Marvin tidak dapat berkata apa-apa.     

Ia tidak menyangka ketika Laba-laba Hitam itu telah jatuh dari atas, ia tidak nampak hidup!     

Laba-laba Hitam itu... telah mati?     

Ia segera menyingkirkan belatinya dan mengangkat Laba-laba Hitam itu dengan susah payah.     

Seperti yang diduga, Lola, tidak karuan, muncul di depan Marvin.     

Ia telah bersusah payah memegang obor yang telah mati itu, dan belatinya telah tertancap dalam perut Laba-laba Hitam itu!     

Belatinya tidak sengaja mengenai jantung Laba-laba Hitam. Terbunuh oleh Lola dengan cara yang mengherankan...     

Marvin hanya bisa membayangkan bagaimana peristiwa itu terjadi.     

Keberuntungan gadis itu memang tinggi, bukan?     

Ia telah diselamatkan olehnya ketika para gnoll akan memakannya, dan kali ini ia telah mengatasi monster tingkat 2 dengan kekuatan orang biasa.     

Keberuntungan ini mirip seperti berkah yang diberikan oleh Peri Keberuntungan.     

...     

"Kamu, bagaimana itu dapat melindungiku! Kamu berjanji akan melindungiku. Apa nyatanya?"     

Lola yang telah menghindar dari bahaya mencubit pipi Halfing itu, dengan kesal.     

"Kamu kabur ketika melihat Laba-laba Hitam itu?!"     

Halfing muda itu merasa bersalah dan berkata, "Wuwuwu, aku seorang pencuri. Ayah mengajariku untuk menggunakan Sembunyi lebih dulu jika aku menghadapi musuh yang lebih hebat dariku..."     

"Idiot!"     

Lola mencubit pipinya semakin keras.     

"Apa yang menakutkan dari Laba-laba ini, dia telah kutusuk hingga mati oleh belatiku!     

Halfing muda tergagap, merasa dihukum oleh Lola.     

Tucker tua kemudian tertawa, tanpa kekhawatiran sedikitpun.     

Marvin terlihat cemas, kemudian menarik Lola, ingin berkata sesuatu, tetapi ia kemudian mulai menangis.     

"Aku hampir tewas! Kau tahu..." Lola menangis, merasa sangat khawatir. "Laba-laba itu sangatlah menakutkan. Aku benar-benar ketakutan sampai mati. Ia ingin memakanku jadi aku hanya menggunakan belatiku untuk menusuknya... Wuwuwu, jika bukan karena keberuntunganku..."     

Tangisannya berakhir disitu.     

Seluruh lorong itu sekarang amat sunyi. Tucker tua menarik Halfing muda itu untuk berjalan lebih dulu.     

Mata Lola melebar karena terkejut.     

Marvin memeluknya dengan erat.     

"Syukurlah, semua sudah berakhir."     

"Aku janji, tidak akan terjadi lagi hal yang serupa."     

Banyak pikiran terlintas di kepala Lola dalam sekejap, sebelum akhirnya ia terdiam.     

Lola yang banyak omong hanya dapat mengutarakan satu kata:     

"Oke."     

...     

Bahkan jika lorong itu tidak terlalu jauh, pasti akan ada ujungnya.     

Setelah mengalahkan dua belas Laba-laba Hitam dan Laba-laba Merah, lorong ini menjadi cukup aman.     

Sebelum monster lain akhirnya datang untuk mengisi, tempat ini akan menjadi sangat mulus dan tanpa rintangan. Ini akan memberi Marvin cukup waktu untuk membeli makanan dari Teluk Permata dan mengirimnya ke Lembah Sungai Putih.     

Cukup untuk melewati musim dingin kali ini.     

Dan musim dingin berikutnya akan sangat... Sulit.     

Karena disana terdapat kekurangan hasil panen yang cukup besar. Bahkan kota yang cukup maju seperti Teluk Permata akan banyak permintaan tetapi tidak cukup penawaran.     

Marvin harus mengumpulkan banyak cadangan makanan sebelum Malapetaka Besar. Ia bukan seorang Penyelamat, ia hanya dapat melindungi sebagian kecil dari populasi yang ada.     

Kemampuan dirinya lagipula, terbatas. Lembah Sungai Putih adalah wilayahnya.     

Ketika mereka keluar dari lorong, cahaya fajar terlihat dari kejauhan.     

Udara yang segar dan bersih bertiup dari timur, membuat pikiran tenang.     

Teluk Pertama, akhirnya.     

Setelah Marvin berterima kasih kepada Tucker Tua, mereka sementara berpisah jalan.     

Tucker tua pergi ke arah Kota Trojan ke arah barat laut untuk membeli keperluan harian, sementara Marvin pergi ke arah timur laut.     

Lihatlah, dunia yang besar dari Pelabuhan Enam Mutiara dan Kota Seribu Layar menanti tamu untuk berkunjung.     

Dan sedikit ke selatan adalah Menara Agung Anthony.     

Sejak kejatuhan Penyihir Legenda, Menara Agung ini telah disegel oleh Aliansi Penyihir Selatan. Murid Anthony juga diambil oleh beberapa Penyihir Legenda lainnya.     

Marvin membawa Lola dan berjalan melintasi malam. Mereka akhirnya memanjat bukit tinggi sebelum matahari terbit.     

"Bukit ini bernama Bukit Piroksen. Bukit ini memiliki batu bersinar di masa lalu."     

"Para petualan dan pekerja datang kemari untuk mencoba peruntungan mereka. Banyak desa di sekitarnya, menyediakan tempat beristirahat seperti rumah singgah kepada para petualang itu, dan menyediakan beberapa tempat menginap untuk hiburan."     

"Sekarang kondisinya menurun karena batu bersinar itu telah habis digali."     

Marvin berdiri di puncak bukit, melihat wilayah yang luas di bawah bukit dan menghela nafas dengan kepedihan.     

Ia teringat pertama kali ia muncul di bagian selatan Enam Pelabuhan Mutiara, Pelabuhan Tornado. Dan setelah meninggalkan Pelabuhan Tornado, misi utamanya adalah untuk mengatasi goblin Bukit Piroksen. Sebuah misi berkelompok, jadi barang langka akan muncul dari Pemimpin Goblin. Pada saat itu, barang langka masih merupakan harta yang hebat, jadi kelompok itu pecah. Karena Marvin adalah pencuri, ia lemah dalam pertarungan dan dengan cepat tersingkirkan.     

Ia masih tidak tahu siapa yang akhirnya mendapatkan barang [Topi Kulit Hijau Goblin]. Namun setelah peristiwa itu, ia jarang berkelompok dalam misi.     

Melihatnya saat ini, sekelompok pemain menjadi musuh oleh karena topi hijau. Terlalu lucu.     

...     

Jarak pandang dari atas bukit itu cukup baik, dan sekarang karena terbitnya matahari, Marvin dapat melihat Mata Matahari Terang yang padam pada Menara Agung.     

And even further north were the Six Pearl Harbors embraced by Jewel Bay, a smooth coastline, a calm sea, and a blue sky filled with white clouds.     

Dan bahkan lebih jauh ke utara ada Enam Pelabuhan Mutiara yang berdekatan dengan Teluk Permata, garis pantai yang indah dan langit biru yang diisi awan putih.     

Ada juga Kota Seribu Layar di kejauhan, yang dapat terlihat seperti titik kecil.     

Dan Pulau Kristal tidak jauh dari Teluk Permata dan tidak terlihat dari situ.     

Marvin menarik Lola dan berniat untuk berangkat.     

Tetapi kemudian langit di atas Teluk Permata berubah menjadi api membara.     

Banyak awan merah dapat terlihat dari arah timur.     

Laut yang sejuk berubah menjadi ganas, dan ombaknya menerjang keras dan angin bertiup kencang.     

Fajar di Teluk Permata yang tadinya damai, berubah menjadi situasi yang ganjil.     

Orang biasa mungkin belum tersadar dari kondisi mereka.     

Marvin melihat jauh ke arah timur dan segera berkata.     

"Naga!"     

...     

Naga telah datang!     

Ketika raungan naga dapat terdengar dari timur, Teluk Permata yang luas telah terbangun.     

Semua telah terbangun dari kondisi bingung semula. Mereka lari ke jalan utama dengan ketakutan, melihat perubahan yang mendadak dari awan-awan.     

Api segera berdatangan dari langit!     

Meski tidak banyak, masih cukup menyeramkan!     

Tiap tetes hujan seperti tetesan minyak. Minyak yang akan terbakar mudah, segera membakar rumah-rumah yang ada.     

Marvin menarik Lola dari bukit, menghindarinya dari api yang membakar habis pohon disana!     

Jika Bukit Piroksen dipenuhi pohon, mereka akan terjebak kebakaran disana!     

Bayangan besar mendadak datang dari arah timur, diselimuti api.     

Naga Merah Kuno!     

'Ia telah menghancurkan pulau Kristal~!'     

Marvin terlihat gelisah. Naga itu terbang di atas laut dengan sayap besarnya terbuka, sebuah pemandangan yang spektakuler!     

Ombak terbelah, seakan ketakutan oleh keberadaan naga itu.     

"Tsss..."     

Raungan naga asing terdengar mendekat, dan awan api di langit adapal mantra Naga Kuno Legendaris, [Hujan-api Membara]!     

Salah, area efek Hujan Api biasanya tidak sebesar ini. Marvin menghela nafas. Ini jelas adalah Hujan-api Membara yang jauh lebih hebat!     

Naga Merah Kuno jauh lebih kuat dari yang ia duga.     

Ia seharusnya telah terluka setelah menyerang pulau Kristal, lagipula, klan Unicorn juga cukup kuat.     

Ia telah menghabisi kekayaan Pulau Kristal tetapi ia masih belum puas juga.     

Maka ia meneruskan pandangannya ke arah Teluk Permata dan Pelabuhan Enam Mutiara dan Kota Seribu Layar!     

Orang-orang ketakutan.     

Para pengawas di menara membunyikan bel dan beberapa bendera merah dikibarkan!     

Di Feinan, hanya ada satu kondisi yang dapat membuat sebuah kota seperti ini!     

Serangan naga jahat!     

...     

Hujan api terus berjatuhan. Lola melihat peristiwa itu, terkejut. Orang biasa seperti dia tidak berpikir sebuah bencana sebesar ini dapat terjadi!     

Pada saat itu, sebuah pancaran sinar muncul ke langit dari Pelabuhan Tornado!     

Sinar itu menghilangkan awan merah yang meliputi Pelabuhan Tornado.     

Pelabuhan Tornado tidak lagi dijatuhi oleh Hujan api, tetapi masih mengenai wilayah di sekitarnya!     

'Seorang Penyihir Legenda bergerak!'     

Marvin menonton dengan gelisah.     

Teluk Permata berbeda dari tempat lain, karena ini adalah kantor timur Aliansi Penyihir Selatan. Selain Anthony, paling tidak ada satu atau dua Penyihir Legendaris disana!     

Dan juga beberapa Legenda dari kelas yang lain. Tetapi mereka tidak sehebat Penyihir.     

Seperti yang diduga.     

Enam Pelabuhan Mutiara dan Kota Seribu Layar merupakan pusat para Legenda yang muncul dan melakukan segala upaya untuk menghentikan Hujan Api.     

Tetapi daerah lain masih terbakar.     

Dari atas bukit kecil mereka dapat melihat seluruh Teluk Permata berkobar dalam api!     

Sebuah teror yang mengerikan terjadi.     

Naga Merah Kuno bergerak amat cepat, dan tujuan utamanya adalah Pelabuhan Tornado!     

Suaranya terdengar ke pelosok Pantai Timur, "Menangislah... Manusia... Berikanlah hartamu padaku."     

"Jika tidak, api yang menghanguskan ini akan membawa kalian ke Neraka!"     

Tetapi saat itu, suara keras terdengar dari Pelabuhan Tornado!     

"Naga Merah Kuno Ell, Aku telah menantimu lama sekali."     

"Sial, jika tuan ini bisa terbang, aku pasti sudah melintasi laut untuk menangkapmu!"     

Seketika, sebuah bayangan muncul dari tembok Kota Seribu Layar dan melompat ke depan. Ia terbang seperti peluru, meluncur menuju Naga Merah Kuno!     

Mata Marvin melebar!     

'Tunggu, suara ini, mengapa aku mengenalinya?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.