Ranger Malam

Tunangan



Tunangan

0"Kamu ternyata peduli tentang ini?"     
0

Alis Hathaway bergerak, ia tidak tahan sekali lagi.     

Marvin segera berkata, "Tidak, tidak, tidak... aku ingin tahu jika ini akan digunakan sebagai sebuah serangan.     

"Lagipula, apakah kau berniat untuk membekukan dia?" Marvin melirik ke arah patung es Madeline dan bertanya.     

"Baiklah."     

Hathaway tidak berkata apapun dan menjulurkan tangannya.     

Marvin tertawa dan menahan beberapa detik, sebelum akhirnya memberikan halaman ketiga dari Buku Nalu kepada Hathaway.     

Secara alami, ia menyimpan buku alkemi langka itu.     

Memberikan halaman buku itu kepada Hathaway memang lebih aman dibandingkan kepada Madeline.     

Ia telah melihat [Lahir Kembali] halaman ke 6 dan menerima penerangan dari situ. Tidak ada masalah jika ia membaca juga halaman 3.     

Peramal itu dapat membantunya melihat kebohongan dari Dewa Kebohongan. Akan menjadi jauh lebih aman di dalam tangannya.     

Dan Hathaway memang sangat membantu Marvin. Paling tidak, keberadaanya membuat semua orang yang memiliki Lembah Sungai Putih menyerah kepadanya.     

Ketika kekuatannya tidak cukup, Marvin tidak memiliki masalah memegangi paha orang lain.     

...     

...     

Hathaway mengambil halaman ke 3 dan menyimpannya tanpa melihat.     

Ia dengan dingin melambaikan tangannya, menghancurkan es di sampingnya.     

"Hathaway!" Madeline gemetaran, dan melihat Hathaway ia pun terkejut dan geram.     

"Ini dari Marvin untukmu, ingat janjimu."     

"Kota Tepi Sungai adalah miliknya," Hathaway mengingatkan.     

Ia melempar secarik kertas kuning kepada Madeline.     

Kemudian ia terdiam seketika.     

"Ini adalah..."     

Halaman 6 dari Buku Nalu!     

"Aku sementara meminjamkan ini kepadamu. Dengan kemampuan dan bakatmu, segera melihat ke halaman 3 membuatmu menjadi gila," kata Hathaway secara arogan.     

"Ingat apa yang baru saja kau katakan. Ketika kamu menjadi Legenda, Kota Tepi Sungai dan pasukanmu yang lain harus diserahkan kepada Marvin."     

"Jika tidak, Menara Tiga Cincin akan mengejarmu."     

Setelah mengatakan ini, ia tidak merasa terganggu memberikan Marvin atau Madeline tatapan sekali lagi dan mengarahkan karpet ajaibnya untuk terbang pergi.     

Madeline bahagia sekali ketika ia memegang kertas itu.     

Marvin terdiam di tempat ia berdiri.     

Apa yang telah terjadi?     

Ia jelas yang bekerja keras untuk mendapatkan halaman Buku Nalu dan begitu saja dimiliki oleh Hathaway. Ia bahkan memutuskan sepihak urusannya dengan Madeline.     

Mengapa seolah-olah Hathaway yang mengatur hidup Marvin?     

Pada saat itu, suara kecil bergema di telinganya, "Aku pergi, pergi kembali ke Menara Tiga Cincin. Hati-hatilah."     

"Juga, ingat, kamu adalah milikku..."     

...     

Setelah Hathaway pergi, Madeline pergi juga dari tempat itu.     

Untuk menjadi seorang Legenda, ia rela melakukan apa saja.     

Namun setelah menjadi Legenda... Semuanya, akan menjadi sangat sulit!     

Dengan sifat alami Madeline, Marvin jelas tidak begitu yakin ia akan benar-benar menyerahkan Kota Tepi Sungai.     

Sebelumnya perkataannya disebut hanya untuk meyakinkan dirinya, semuanya hanya untuk mendapatkan halaman dari Buku Nalu itu.     

Tetapi bagaimanapun, karena Hathaway membantu Marvin untuk menyelesaikan persoalan ini, ketika datang waktunya Madeline untuk ingkar janji, ia akan menghadapai amarah dari sanga Peramal itu!     

Dengan hubungan Hathaway dan Pencuri Bayangan Owl, dan Leymann... dan Marvin juga berkatian dengan Constantine...     

Barisan seperti ini jelas bukan sesuatu yang bagi Madeline, seorang Legenda baru, dapat hadapi.     

'Jika semuanya berjalan lancar, menggunakan Lembah Sungai Putih dan Kota Tepi Sungai sebagai pendukung, aku akan mendapatkan wilayah besar di selatan.'     

'Membuka beberapa wilayah baru dapat memungkinkan membangun sebuah negara setelah Malapetaka Besar!'     

Ini adalah yang Marvin pikirkan.     

Secara alami, perkara ini tidaklah sederhana. Ia juga harus membutuhkan kekuatan untuk melindungi wilayahnya untuk dijaga.     

Mengenai Gunung Berbatu setelah Malapetaka Besar, alasan sebuah wilayah dapat melindungi semua orang di bangun kebanyakan akibat kekuatan pribadi dari ketiga Saudara Takdir.     

"Ayo pergi."     

Marvin membawa Isabelle dan kembali ke Lembah Sungai Putih, menyelesaikan perjalanannya dari Biara Kirmizi.     

...     

Malam tiba ketika kereta kudanya, hadiah dari Madeline, dan tim pembawa logistik sampai di kastil.     

Anna telah kembali. Perjalanan pendalamannya lebih sederhana daripada Marvin, dan dengan persiapan bertahun-tahun, ia berhasil menjadi [Penari Pedang], satu dari jalan pendalaman bagi Petarung.     

Spesialisasinya sangatlah cocok dengan ahli pedang.     

Juga penting diketahui bahwa Marvin telah menyadarinya setelah para orang asli mendalaminya, level mereka tidak akan selalu terdapat pada level 1.     

Contohnya, setelah Anna melakukan pendalaman menjadi [Penari Pedang], ia segera mencapai Penari Pedang level 3.     

Ia adalah Petarung level 5 – Level 3 Penari Pedang, menjadi seorang level 8 pemegang kelas tingkat 2 dalam sekejap.     

Singkatnya, pembantu Marvin yang seorang Setengah-Peri juga begitu berbakat dalam mengayunkan pedangnya.     

Tetapi ia butuh membagi perhatiannya kepada urusan Lembah Sungai Putih.     

...     

Di dalam studi, setelah mengetahui bahwa Wayne telah tidur, Marvin tidak mengganggunya.     

Ia bertanya singkat mengenai apa yang terjadi di dalam Lembah Sungai Putih selama ia tidak ada disana.     

Laporan Anna tepat dan lengkap. Ia memang sudah ahli dalam melakukan hal seperti ini.     

Lagipula, Tuan Raja Lembah Sungai Putih yang berada di luar wilayahnya dalam waktu yang lama telah menjadi sebuah kebiasaan.     

Marvin dengan tenang mendengarkan, dan hanya bisa merenung.     

Kali ini, Anna pergi untuk melakukan pendalaman di dekat Hutan Sinar Bulan dan membawa penjaga itu sepanjang jalan.     

Menurut Anna, meski penjaga itu berhasil melewati Sarang Laba-Laba, ia juga diserang oleh perampok gunung sebelum akhirnya sampai di Pelabuhan Dermaga Hitam.     

Meski ia dapat bertahan, tubuhnya cedera parah. Ia hampir mati di sebuah desa kecil dekat Pelabuhan Dermaga Hitam ketika Anna menemukannya.     

Jika bukan karena Anna menemukan Pendeta Gereja Perak di Pelabuhan Dermaga Putih, penjaga ini mungkin telah mati.     

Setelah itu, Anna mencoba mencari Lola ataupun Tucker Tua, namun tidak ada kabar.     

Penjaga Pelabuhan Dermaga Hitam tidak pernah melihat gadis itu.     

"Penipu itu mungkin telah kabur membawauang," Anna berkesimpulan.     

Marvin masih tidak yakin.     

Apakah ia benar-benar lari dengan uang itu? Marvin tidak berpikir demikian.     

Gadis cerewet itu dengan polos bertanya tanda astrologinya sebelum pertarungan itu. Apakah ia benar-benar tidak bisa dipercaya?     

Intuisinya mengatakan bahwa Lola dalam bahaya.     

Namun dalam beberapa kasus, ia tidak dapat berfokus pada permasalahan ini sekarang.     

Energi Marvin juga terbatas, ia hanya dapat melindungi sekelompok orang saja.     

Bagi hal lain, tidak banyak hal yang harus dibicarakan. Dengan distribusi makanan yang terus menerus, para penduduk wilayah akan termotivasi untuk bekerja.     

Wayne yang memang berbakat untuk menjadi seorang Tuan Raja, dan semua orang sanjungi dan hargai Pejabat Tuan Raja.     

Berdasarkan situasi saat ini, peternakan Lembah Sungai Putih dapat melakukan panen beberapa kali sebelum musim gugur.     

Musim panen kali ini seharusnya lebih dari cukup untuk melewati musim dingin dan berdasarkan bagian sebelumnya, dapat dijadikan sebagai pajak.     

Marvin benar-benar terkesan dengan semua ini.     

Ia tidak kekurangan hal seperti emas Penyihir. Pangan adalah hal yang paling utama.     

Tanah Lembah Sungai Putih amatlah subur. Tanah di sisi lain sungai juga sangat subur, tetapi itu adalah daerah belantara. Siapa yang dapat menerka banyak monster yang berada disana?     

Jika ia ingin melebarkan wilayahnya, ia harus membayar harga.     

Meski Marvin ingin segera mengembangkan wilayahnya, tetap harus dijalankan selangkah demi selangkah.     

Pertama adalah belantara timur, karena ia mengetahui kondisi bagian timur.     

Untuk menyingkirkan para ogre dan membangun sebuah pelabuhan, ia hanya butuh perintah pembersihan belantara dari Aliansi Penyihir Selatan.     

Dengan begitu ia dapat secara terbuka merekrut orang berpengalaman dari daerah lain.     

Jika tidak, secara swasta menggunakan uang untuk memancing orang dari daerah lain untuk tinggal di Lembah Sungai Putih nampak seperti sebuah provokasi oleh Tuan Raja lain dan cenderung menjadi peperangan.     

Dengan surat pembersih belantara, semuanya sungguh berbeda.     

Aliansi Penyihir Selatan mengusulkan bagi semua orang untuk membuka wilayah baru. Lembah Sungai Putih contohnya adalah wilayah baru dimana dibersihkan oleh kakek Marvin setelah mendapatkan surat perintah pemberishan belantara.     

Sebelum itu, wilayah ini dihuni oleh banyak gnoll dan goblin liar.     

...     

"Hal lain kurang lebih seperti ini." Anna menyelesaikan laporan wilayahnya.     

Ia kemudian menambahkan, "Tetapi sekarang terdapat tiga orang yang menurutku harus bertemu denganmu."     

"Tamu?" Marvin tidak menduga.     

"Ya. Tamu pertama bernama Fidel dan katanya ia adalah temanmu... aku menyusun pertemuan denganmu di ruang bawah tanah... ia berkata ia menyukai suasananya. Tetapi aku merasa ia sedikit berbahaya," Anna berkata dengan hati-hati.     

Ia masih tenang karena Hathaway berada di dalam wilayah itu.     

Jika ada yang ingin mencari masalah, Penyihir Legenda akan bertindak dan jelas tidak akan membiarkan orang itu pergi begitu saja.     

Karena sekarang Hathaway telah pergi, ia mulai khawatir tentang hal-hal semacam ini.     

"Fidel? Ia datang?" Marvin merasa lega. 'Apakah orang itu bosan berada di Bukit Putus Asa sendirian?"     

Marvin telah mendapatkan peti mati dari Biara Kirmizi dan masih membutuhkan dirinya untuk memodifikasi barang itu.     

"Tenanglah, Fidel memang benar temanku. Tidak akan ada masalah," Marvin meyakinkan. "Dan dua tamu lainnya?"     

"Satunya adalah orang yang pernah kuberitahu kepadamu." Anna bergumam, seakan ia ingin menyembunyikannya dari Marvin.     

"Pria siapa?" Marvin nampak kebingungan.     

Ia benar-benar sibuk akhir-akhir ini, apakah Anna menyebutkan seorang pria kepadanya?     

"Memang yang itu, seorang yang terus berteriak di dalam kastil, mengatakan bahwa ia ingin menikahiku..."     

"Seorang yang mengaku sebagai Alkemi Terhebat sepanjang Sejarah.."     

Anna merasa sedikit tidak nyaman.     

"Orang seperti burung merak itu?" Marvin segera mengerti.     

Ia tidak memperhatikan orang itu. Ia akan memeriksa nanti apakah ia benar-benar mampu atau tidak.     

Jika ia tidak mampu dan masih secara terbuka ingin melecehkan Anna, ia dapat mengusirnya segera dari Kastil.     

"Siapakah yang terakhir?"     

"Yang terakhir?" Anna merasa aneh.     

"Ia berkata ia adalah tunanganmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.