Ranger Malam

Misteri Tak Terpecahkan



Misteri Tak Terpecahkan

0Pasir tertiup kemana-mana tanpa henti oleh angin diluar tembok kastil.     
0

Sebuah gerbang lengkung menjulang di hadapan kereta kuda.     

Gerbang itu kemudian tertutup, dan ketika seorang cendekia, sage agung, datang berkunjung saja Kastil Angin akan membuka pintunya.     

Selain gerbang utama, terdapat gerbang kecil yang juga terkunci rapat.     

Terdapat dua pohon pisang dan dibawah pohon itu terdapat seorang muda yang sedang duduk di kursi rotan, sedang membaca gulungan dengan seksama.     

Nampaknya pasir bertiup beberapa langkah bukan karena ulahnya.     

Jelas, pohon pisang yang berada di dalam perbatasan yang menyelimuti seluruh Kastil Angin.     

Pasir diluar tidak akan bertiup ke dalam.     

Ini merupakan sistem pertahanan alami. Tanpa diperbolehkan masuk, tidak ada yang dapat masuk kota suci ini.     

Ini merupakan kota pelajar, dimana tidak ada yang dapat masuk kecuali berniat untuk menjadi cendekiawan, dan Cendekiawan Agung sejati.     

Kereta kuda perlahan berhenti di luar perbatasan.     

Sang pemuda perlahan mengangkat kepalanya, dan kemudian tertegun.     

Gulungan yang ia pegang bergetar seketika ia melihat orang muda yang turun dari kereta kuda.     

Ia mengenal orang itu.     

'Penghancur Dataran, Marvin.'     

Sedikit rasa kagum dapat terlihat dari wajah orang itu. 'Aku tidak menyangka dapat bertemu dengan tamu saat bertugas kali ini!'     

Marvin segera berjalan dan berhenti sebelum perbatasan, menyapa pemuda itu.     

Yang kemudian menyimpan gulungannya dan berjalan dengan sopan.     

Mereka terpisah oleh batas misterius yang amat kuat.     

"Halo Tuan Marvin, aku adalah Shura."     

Sang pemuda tersenyum dengan tergesa-gesa. "Apa yang anda ingin lakukan di Kastil Angin? Namun peraturan disini sedikit kaku. Meski kamu adalah bangsawan dan Pahlawan Feinan, seorang yang menghancurkan Dataran Tinggi Membusuk, kamu masih tidak bisa masuk tanpa titel Cendekiawan Agung."     

Marvin mengangguk.     

Ia terkejut bahwa pihak lain mengenalnya.     

Kastil Angin akan mengirim beberapa pembantu ke seluruh dunia setiap tahun untuk mengumpulkan berbagai macam informasi.     

Berita tentang Dataran Tinggi Membusuk begitu besar sehingga para cendekiawan ini segera mengambil informasi tentangnya.     

Ini merupakan alasan mengapa ia menunjukkan identitasnya yang sebenarnya.     

Lagipula, Marvin sang Penghancur Dataran Tinggi, yang telah menghancurkannya pada pohon terkenal itu, jelas amat disegani.     

...     

"Aku tahu selain para penduduk dari Kota Pengetahuan, hanya Cendekiawan Agung yang dapat memasuki kota ini."     

"Namun aku juga mendengar bahwa beberapa tahun lalu, kedua belas Cendekiawan Agung yang dikirim oleh Menara Mutiara juga berpikir ulang mengenai peraturan untuk memasuki kota ini. Mereka memberikan tiga pertanyaan, dan seseorang dapat memasuki kota ini jika mereka telah menjawab sebuah pertanyaan, bukan?" Marvin berkata dengan percaya diri.     

Seorang pemuda terdiam.     

"ketiga misteri tak terpecahkan?"     

"Kau bilang ingin memecahkan tiga misteri tak terpecahkan?"     

Suara Shura segera berubah tajam!     

Sesaat berikutnya, beberapa bayangan nampak muncul diatas Kastil Angin.     

"Shura? Apa yang terjadi?"     

"Seseorang ingin menyelesaikan misteri tak terselesaikan?"     

"Siapa?"     

"Ya Tuhan, aku sambut Tuan Penghancur Dataran!"     

...     

Dalam sekejap, tempat di atas Kastil Angin itu menjadi begitu ramai.     

Bahkan Marvin sendiri tidak menduga kedatangannya akan membuat keriuhan!     

Ini merupakan dampak dari Ketenaran Dunia!     

Menghancurkan Dataran Tinggi membusuk membuat Marvin dan Lembah Sungai Putih menjadi sorotan seluruh dunia.     

Nampaknya benar bagi Kota Pengetahuan. Keinginan Marvin merupakan hal yang banyak cendekiawan ketahui.     

Peristiwa besar ini jelas cukup besar untuk diabadikan pada Menara Mutiara.     

Hanya saja tidak diketahui tempat misteri itu disimpan.     

Orang-orang terus berduskusi pada tembok kota, dan bahkan meski Shura juga begitu antusias, sebagai orang yang berwenang ia memegang gulungan itu dan berteriak lantang "Tenang!"     

"Beritahu petinggi Menara Mutiara!"     

"Tuan Marvin ingin menyelesaikan tiga misteri tak terpecahkan!"     

...     

Beberapa menit kemudian, gerbang lengkung dari kota Pengetahuan terbuka dengan dentuman keras.     

Dua Belas Cendekiawan Agung mengenakan gaun kirmizi keluar bersamaan.     

Semua yang melihat dari tembok kota melihat dengan decak kagum.     

Sebuah peristiwa, berapa tahun lamanya sejak hal ini terjadi?     

Keduabelas petinggi Menara Mutiara bersamaan muncul, bukankah ini kehormatan besar?     

Meski Cendekiawan Agung terkenal ke seluruh benua yang datang untuk berkunjung, jelas mereka tidak akan menerima perlakuan semacam ini!?     

Belum lagi, ia berkata bahwa ia ingin menyelesaikan misteri tak terpecahkan.     

Jika bukan karena Marvin yang begitu tenar, Cendekiawan Agung ini tidak mempercayai perkataanya.     

Diantara Cendekiawan Agung, beberapa ada yang berumur muda, dan beberapa ada yang tua. Menerima titel ini bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan usia., namun tergantung pada kedalaman dari pengetahuan seseorang.     

Pria berusia paruh baya mengenakan kacamata emas melangkah maju dan dengan hormat menyambut Marvin sebagai perwakilan para Cendekiawan Agung:     

"Penghancur Dataran yang terhormat, selamat datang dari Kastil Angin."     

"Kamu jelas bukan Cendekiawan Agung, maka kamu jelas tidak akan memiliki persyaratan untuk memasuki kota."     

"Namun kamu menawar untuk menyelesaikan permasalahan yang telah mengganggu kamu untuk beberapa tahun lamanya. Jika kamu telah berhasil melakukannya, kamu akan dapat masuk dan keluar dari Kastil Angin dengan bebas."     

"Apakah aku bertanya, pertanyaan mana yang ingin kamu selesaikan?"     

Marvin menjawab dengan tenang, "Perihal benar atau tidaknya alam semesta yang banyak itu unik."     

San pria mengangguk dan kemudian berkonsultasi dengan Cendekiawan Agung lainnya sebentar dan kemudian melambaikan tangannya."     

Sekejap, pembatas kuning itu hilang dan Marvin melangkah masuk ke arah Kota Pengetahuan.     

"Selamat datang di Kastil Angin."     

"Sekarang, biarkan kami pergi ke Menara Mutiara. Jelas kabar baik bahwa kamu datang hari ini, dan tindakanmu menghancurkan Dataran Tinggi Membusuk jelas akan tertulis dalam Kalender Sejarah."     

"Kita butuh mengadakan upacara, dan sebuah kehormatan bagi kami untuk menerimamu sebagai orang yang melakukannya langsung."     

...     

...     

Kastil Angin, dikenal juga sebagai Kota Pengetahuan. Menara Mutiara adalah salah satu tempat terkenal disana.     

Dan Kalender Sejarah pada Menara Mutiara juga digunakan untuk mencatat peristiwa terpenting dalam sejarah Feinan.     

Karena Marvin bertransmigrasi, setidaknya empat peristiwa dapat dimuat dalam kalender: kejatuhan Penyihir Legenda Agung Anthony, Marvin menghancurkan Dataran Tinggi Membusuk, sekelompok Legenda menghancurkan Pemuja Ular Kembar, dan turunnya Orde Sumber Api di Feinan.     

Bagi peristiwa Robin mengalahkan Naga Hitam, tidak cukup penting untuk dicatat dalam Kalender Sejarah.     

Biasanya, siapa yang dicata dalam Kalender Sejarah adalah Pahlawan yang hebat!     

Artinya membekas dalam sejarah.     

Pada jalan kesana, Cendekiawan Agung memakai kacamata emas, Damian, berbicara dengan Marvin sebentar.     

"Upacara pencatatan akan dilaksanakan besok, dan jawabanmu akan diminta setelah upacara tersebut."     

"Aku harap kamu dapat memberikan jawaban sempurna, atau Menara Mutiara tidak akan menerimamu lagi."     

Marvin mengangguk.     

Seorang cendekia bertanya, "Permisi, bagaimana kamu menjelaskan bahwa alam semesta banyak itu unik?"     

Marvin dengan tenang menjawab, "Alam Semesta banyak tidaklah unik."     

Semuanya bergejolak!     

Cendekiawan Agung segera bertanya sambil berjalan, "Apa argumenmu?"     

Senyuman muncul pada mulut Marvin.     

"Kamu mengerti esok hari."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.