Ranger Malam

Pertarungan Jarak Dekat di Ruang Tersembunyi!



Pertarungan Jarak Dekat di Ruang Tersembunyi!

0Kedua tubuh saling terjalin berdekatan!     
0

Di bawah tarikan misterius, keduanya terjatuh.     

Madeline panik.     

Bahkan, ketika Marvin menggapai pinggangnya, ia telah bermaksud untuk melempar beberapa mantra instan untuk memberinya pelajaran.     

Namun ia menyadari bahwa mantranya tidak akan berpengaruh.     

Sialan!     

Hanya ini yang ia pikirkan.     

Ia dipegang erat oleh Marvin sambil terjatuh, terus berguling ke sebuah jalan yang halus. Berkat hal itu, mereka tidak cedera tarlalu parah!     

"Aku bilang, malam ini kamu milikku."     

Marvin berkata dekat telinganya dan memegang Madeline di depannya, membuat dirinya berhenti terjatuh dengan menangkap kedua batu dengan kakinya.     

"Lanjutkan!" ia berkata sambil membiarkan Madeline jatuh.     

...     

"BUG!"     

Tuan kota dari Kota Tepi Sungai terjatuh keras ke atas lantai kayu.     

Namun sayangnya, tubuhnya juga terbuat khusus. Ia bukan manusia biasa, jadi kejatuhan ini tidak akan berdampak serius. Beberapa luka lebam terlihat di antara kulit putihnya, namun itu saja.     

Ia berdiri dengan amat marah dan menyadari Marvin merosot ke bawah lorong. "Beraninya kamu menyiasatiku!"     

Ini mambuat Marvin juga begitu marah.     

"Hal seperti ini, bukankah kamu yang bertindak lebih dulu?" Marvin menjawab.     

Ia telah memulai siasat segera setelah Madeline mencoba untuk mengambil Cawan Suci miliknya.     

Bukan Marvin yang seharusnya disalahkan.     

...     

"Puff!" Percikan cahaya muncul dalam kegelapan.     

Ini adalah api Penyihir yang secara langsung menerangi seluruh ruangan jika ada makhluk hidup di dalamnya.     

Mereka telah memasuki ruangan tersembunyi.     

Ruangannya berbentuk bundar, dan di sudut ruangan rahasia itu terdapat berbagai macam benda bersama dengan sebuah tempat tidur.     

Tempat ini nampaknya seperti ruang tidur seseorang. Namun tembok yang begitu halus memiliki kesan yang ganjil.     

"Dimana kita!?" Madeline dengan benci berkata kepada Marvin.     

Aku merasa gelisah!     

Karena ia telah mencoba beberapa kali; mantra dan sihirnya benar-benar kehilangan efek sama sekali!     

Jelas saja, tidak banyak [Lapangan Penahan Sihir] terdapat di Feinan!     

Rumor berkata tidak banyak tempat yang mengubur banyak Penyihir.     

Bahkan jika Legenda Penyihir pergi ke sana, mereka akan menjadi lemah, sedangkan bagi mereka yang tingkatnya dibawah itu akan kehilangan sama sekali.     

Dengan kata lain, Madeline tidak mungkin akan mengancam Marvin.     

Selain itu, jika Marvin mau, malam ini Madeline adalah miliknya.     

Ia memang marah, tetapi lebih merasa gelisah!     

Ini adalah hal yang ia belum pernah rasakan sebelumnya.     

Ia selalu menjadi yang pertama melakukan inisiatif, ia adalah yang teratas!     

Ia tidak memiliki masalah melakukannya, namun terdapat satu hal: Madeline ingin menjadi pengendali!     

Ini adalah sifat alaminya.     

Namun nampaknya seperti sesuatu yang berubah malam ini.     

Maka ia seperti anak umur 16 tahun yang bertemu dengan cinta pertamanya.     

'Konyol,' pikir Madeline.     

...     

"Apakah kamu masih butuh penjelasan?"     

"Tempat ini adalah Lapangan Penahan Sihir, tempat yang paling ditakuti oleh para Penyihir," kata Marvin menjelaskan.     

Ia tidak merasa khawatir untuk mengendalikan Madeline, dan justru ia berjalan menyeberang dan duduk di sisi tempat tidur.     

Terdapat laci disana.     

Terdapat secarik kertas di atas laci itu, tapi semua kata-katanya sudah sangat buram hingga tidak terbaca. Marvin membuka setiap laci yang ada.     

Di laci pertama, terdapat beberapa catatan pribadi. Marvin menyimpan catatan pribadi dan kertas itu, mungkin akan berguna nanti.     

Terdapat kunci pada laci kedua, dan telah tersegel dengan kunci kombinasi mantra tingkat tinggi. Marvin saat ini tidak dapat membukanya, dan pencuri biasa jelas tidak bisa membukanya. Hanya seorang seperti Pencuri Legendaris Agung yang dapat membukanya.     

Pada laci ketiga terdapat bola kristal yang dibalut sutra.     

'Bola Ramalan.'     

Marvin merasa amat puas. Barang-barang ini masih tersimpan rapi di ruang tersembunyi.     

Bolah Ramalan adalah barang yang bagus bagi para Penyihir. Barang itu dapat meningkatkan kekuatan roh dan tekad.     

Bagian terbaik adalah barang itu dapat membuat dirinya tetap tenang dan membuatnya ia dapat melihat ke dalam kesadarannya sendiri. Ini akan menjadi sangat penting dalam menghadapi bencana berikutnya.     

Marvin mengumpulkan semua barang itu. Bola Ramalan dipersiapkan untuk Wayne. Sedangkan catatan pribadi dan kertas itu, seperti yang ia pernah dapatkan dari buku kuno dahulu: keduanya berkaitan erat dengan sejarah dari Biara Kirmizi dan dapat dipecahkan di masa depan, mungkin memberi dia keberuntungan.     

...     

"Pernahkah kamu ke tempat ini? Atau, kamu tahu tentang tempat ini?"     

Madeline melipat tangannya, tak disengaja karena menjadi waspada.     

Sekarang ia bagai domba yang menunggu untuk dibunuh.     

Ia mencoba untuk menenangkan diri.     

Tetapi Penyihir akan selalu bergantung pada sihir mereka, jadi setelah kehilangan kemampuan utama mereka, ia tidak bisa merasa tenang dan selalu gelisah.     

Marvin dapat melihatnya yang gemetar.     

"Tentu saja. Aku telah melihat banyak informasi, membaca banyak buku. Kakekku adalah Penyihir tingkat tinggi. Ia mewariskanku banyak hal berguna."     

Marvin sekali lagi menggunakan kakekknya sebagai alasan.     

Namun lagi, kakekknya pun cukup misterius, jadi Marvin yang terus menggunakannya sebagai alasan memang masuk akal.     

...     

"Hanya kita berdua saja sekarang."     

Marvin yang berjalan selangkah demi selangkah, Madeline mulai panik, terus berjalan mundur sebelum akhirnya tertahan oleh tembok halus.     

"Bukankah kita sudah setuju dan menandatangani kontrak..." Ia menatap Marvin.     

"Kontrak?"     

Suara Marvin datar. Ia mengeluarkan kontrak yang tertulis dalam darah dan ia merobeknya di depan Madeline.     

Kontrak itu dibakar dan menjadi abu.     

"Dirimu yang arogan tidak melihat kecacatan di dalam kontrak?" tanya Marvin.     

Madeline dengan gentar menggeleng kepalanya.     

Bagaimana ia tahu bahwa Biara Kirmizi memiliki Lapangan Penahan Sihir!     

Tubuhnya perlahan lemas sambil ia melihat Marvin dengan sangat ketakutan.     

...     

"Kamu tidak berniat membunuhku, bukan?"     

Marvin tertawa. "Mengapa kamu sangat kebingungan?"     

Madeline terdiam beberapa saat.     

Ia memegang pakaiannya sendiri dan berkata, "Memperlakukanku seperti ini, tidakkah kamu takut aku akan membalasnya?"     

"Atau kamu berniat akan membunuhku?"     

Marvin perlahan mendekat.     

"Membunuhmu? Aku bukanlah orang yang seperti itu. Tidak ada kebencian diantara kita."     

"Kita jelas memiliki perkara yang harus diselesaikan, dengan kepentingan masing-masing..."     

Namun sebelum Marvin selesai berbicara, perubahan terjadi pada tubuh Madeline!     

Buntut tipis mulai tumbuh di bagian belakangnya, auranya mendadak berubah, kulitnya berubah menjadi kemerahan, dan matanya menjadi amat tajam!     

Tubuhnya segera penuh dengan kekuatan besar, dengan keji bergerak menuju Marvin!     

"Jangan terlalu berpuas diri, Tuan Muda Marvin!"     

Madeline memukul. "Karena kamu tahu aku keturunan Abyssal, kamu seharusnya tahu tentang sesuatu..."     

"Tidak mudah untuk merasuki tubuhku!"     

Pukulan itu terbang dengan kecepatan tinggi, dan sekejap menuju ke dada Marvin.     

Namun tangan Marvin bergerak secepat kilat menangkap kepalan tangan Madeline!     

Marvin mundur beberapa langkah, namun wajahnya tidak menunjukkan perubahan.     

"Aku menyadari bahwa kemampuan bertarung Setan tidak lebih lemah dariku."     

"Tetapi kamu hanya dapat sedikit keturunan Succubus, dan sedikit dari keturunan setan lainnya. Ini jauh dari cukup."     

"Dan ini malam hari."     

Marvin berkedip. Malam juga adalah dunia dari Pejalan Malam!     

Madeline tidak mengerti makna dari kalimat terakhir Marvin.     

Ia masih mencoba menahan!     

Buntutnya segera mengarah ke daerah perut Marvin!     

...     

...     

Setengah menit kemudian, di dalam ruangan rahasia, Madeline berbaring di tempat tidur.     

Ia tergeletak, di tempat tidur dengan kedua tali yang terikat keras.     

Seperti kata Marvin, Madeline hanya memiliki sedikit keturunan setan, jadi ia jelas tidak dapat menghadapi Marvin ketika malam.     

Setelah pergumulan yang tajam namun singkat, Marvin dengan mudah menundukkan Madeline dan segera mengikatnya di ranjang.     

Madeline masih merasa geram, dan terus berkutat, namun ia juga masih gelisah.     

Namun apa yang membuat ia terkejut adalah... ia juga menantikannya.     

'Apa yang sedang terjadi?'     

'Mengapa aku menantikan mimpi buruk ini...'     

'Pria yang penuh kebencian ini... Tunggu sampai aku mendapatkan kembali sihirku, aku akan membalasnya ribuan kali! Aku akan benar-benar menghabisinya!     

Tuan Kota dari Kota Tepi Sungai meraung dalam hati... tetapi Marvin tidak dapat mendengarnya.     

Marvin duduk pada sisi kasur sambil tersenyum, melihat penampilannya yang luar biasa. Ia hanya bisa berkata, 'Succubi memang terlalu cantik.'     

Bahkan tanpa menggunakan skill Pikat, banyak pria akan jatuh hati hanya dengan melihat tampangnya.     

Namun, di dalam Lapangan Penahan Sihir, bahkan kemampuan sihi benar-benar tidak ada gunanya.     

Ini adalah surga bagi kelas fisik, dan neraka bagi para penyihir.     

"Apa yang kamu inginkan!"     

"Jika kamu ingin membunuhku, bunuh saja! Jika kamu adalah seorang pria, lakukan dengan jantan!" Teriak Madeline tak sabaran.     

"Apakah kamu takut?"     

Marvin memegang pipinya, "Sebuah pengalaman luar biasa, bukan?"     

Madeline menggigit bibirnya dan berkaca-kaca.     

Wanita dengan keturunan Succubus menampilkan ekspresi itu, seseorang bisa mati karenanya.     

Jika bukan karena tekad Marvin yang kuat, ia mungkin sudah menyerangnya.     

Namun ia tahu ia tidak boleh melakukannya.     

Belati lengkung dilepaskan dan Madeline nampak penuh keputusasaan, terletak dekat pada lehernya.     

Marvin dengan suara dingin berkata, "Beritahu namamu."     

...     

Ruang tersembunyi sunyi sepi.     

Setelah beberapa lama, dua kata keluar dari mulut Madeline. "Tidak akan!"     

Nama setan itu adalah rahasia besar dan jika musuh mengetahuinya, takdir Setan akan lebih menyiksa daripada mati. Ia juga setengah Setan, jadi nama aslinya tidak begitu hebat, namun jika Marvin mengetahuinya, ia dapat mempelajarinya dan setan itu tidak dapat mengancamnya lagi.     

"Jangan seperti ini, kamu akan membuatku seperti penjahat," Marvin berkata serius. "Beritahuku nama aslimu dan aku akan melepaskanmu."     

"Tidak akan!" Madeline mengertak giginya.     

Suara sayatan terdengar ke seluruh penjuru ruangan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.