Mahakarya Sang Pemenang

Perseteruan



Perseteruan

0Wood menutup pintu setelah Des Walker melangkah keluar. Hal pertama yang diucapkannya pada Twain adalah, "Kuharap kau mau menurunkanku di pertandingan melawan Jerman besok."     
0

Twain sama sekali tidak terkejut mendengar kata-kata Wood. Dia sudah menduga Wood akan mengatakan itu.      

"Itu mustahil, George," Twain menjawab Wood dengan ekspresi serius di wajahnya. "Kau masih belum pulih sepenuhnya."     

"Tidak, aku sudah pulih sepenuhnya." Wood melakukan serangkaian aksi mengangkat lutut tinggi-tinggi di hadapan Twain untuk membuktikan bahwa dia mengatakan yang sebenarnya.      

"Kau bohong, George."     

"Ini tubuhku sendiri. Kenapa aku harus berbohong?" tanya Wood.      

Wood tidak bisa setenang Twain. Dia maju selangkah dan berdiri di hadapan Twain. "Kau menyuruhku menunggu tiga pertandingan. Tapi bagaimana kalau kita tidak bisa lolos ke putaran berikutnya? Apa gunanya aku menunggu selama tiga pertandingan? Aku tidak bisa menunggu dan aku tidak mau menunggu lebih lama lagi."     

Twain memberi isyarat agar Wood duduk. Dia tidak terbiasa bercakap-cakap dengan orang lain sambil mendongakkan kepala.      

"Apa kau tidak mempercayai rekan-rekan setimmu?" Twain memandang Wood yang sedikit tidak sabaran.      

Kata-kata Twain membuat Wood tak bisa berkata-kata. Dia tidak bisa mengatakan, "Ya, aku tidak mempercayai mereka." Dia hanya bisa bilang, "Tidak, aku mempercayai mereka." Tapi kalau dia mengatakan itu, dia takkan bisa bersikeras untuk diturunkan di dalam pertandingan.      

Wood terdiam. Dia paham kenapa Twain mengajukan pertanyaan seperti itu dan dia tidak ingin menjawabnya.      

Twain memutuskan untuk terus menyerang di saat waktunya masih tepat. Dia terus berusaha membujuk Wood untuk meninggalkan gagasan bermain dalam pertandingan melawan Jerman.      

"George, cederamu masih belum benar-benar pulih. Aku tahu itu karena aku memonitor cederamu dengan staf medis setiap hari. Pertandingan melawan Jerman akan menjadi pertandingan yang intens dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kau sampai cedera lagi selama pertandingan. Demi karir profesionalmu, aku tidak mengijinkanmu bermain di pertandingan itu."     

"Meski itu artinya kita tidak bisa lolos ke putaran berikutnya?" tanya Wood.      

Twain menanggapinya dengan tenang, "Ya, meski itu artinya kita tidak bisa lolos ke putaran berikutnya, aku takkan mengambil resiko dan menurunkanmu dalam pertandingan."     

Wajah Wood berubah muram. Ekspresi di wajahnya tampak seperti cuaca musim panas. Ekspresinya berubah-ubah beberapa kali sebelum akhirnya dia bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan.      

Twain melamun saat dia duduk di ruangannya sendirian.      

Dia tidak percaya seberapa bagus dia berpura-pura menjadi orang suci... Kata-kata terakhir yang diucapkannya pada Wood tidak berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Atau, bisa dikatakan dia kurang tegas saat mengatakan kata-kata itu. Mana yang lebih penting? Hasil atau masa depan seorang pemain? Pertanyaan semacam ini tidak pernah muncul di benak Twain sebelumnya. Twain yang ada di masa lalu pasti mengatakan kalau dia menginginkan keduanya.      

"Mungkin situasinya tidak seburuk itu..." pikir Twain.      

Bukan berarti Inggris benar-benar tidak mampu bersaing melawan Jerman tanpa George Wood di lapangan.      

Walker mendorong pintunya terbuka dan memasuki ruangan. Dia melihat Twain duduk di sofa, tenggelam dalam pikirannya.      

"Tony?"     

"Apa sudah waktunya untuk makan malam?" Twain tersadar dari lamunannya dan bertanya.      

"Tidak, aku hanya datang untuk menemuimu dan ingin bertanya apa ada yang terjadi dengan George," Walker duduk disamping Twain.      

"Dia ingin bermain di pertandingan melawan Jerman, tapi aku menolaknya." Twain menjawabnya dengan acuh tak acuh.      

"Apa kau berjuang keras saat kau mengambil keputusan itu?" tanya Walker sambil tersenyum.      

"Tidak," Twain berbohong.      

Walker tampak ragu sejenak sebelum kemudian bertanya, "Tony, bagaimana pendapatmu tentang peluang kita untuk menang atas Jerman?"     

Twain melirik asistennya. "Ini bukan tentang peluang kemenangan, Des. Kita jelas harus menang, atau kalau tidak, kita akan mati."     

※※※     

Tiga hari adalah waktu yang sangat singkat. Perjalanan bus dari Barcelona ke Valencia membutuhkan waktu setengah hari, jadi pada dasarnya Twain hanya punya waktu dua hari untuk mempersiapkan diri dalam pertandingan melawan Jerman.      

Sebelum orang-orang menyadarinya, pertandingan antara Inggris dan Jerman akan segera dimulai.      

Fakta bahwa George Wood dan Bentley akan melewatkan pertandingan karena cedera dan fakta bahwa masa depan Inggris di Kejuaraan Eropa kembali meragukan setelah kalah dari Wales, hanyalah informasi pelengkap di pertandingan ini. Bahkan seandainya kedua tim sama-sama memenangkan pertandingan mereka sebelumnya dan pertandingan ini hanyalah untuk memastikan lolosnya mereka ke putaran berikutnya, pertandingan antara Inggris dan Jerman ini pasti masih bisa menarik perhatian seluruh dunia. Tony Twain mungkin tidak peduli tentang siapa yang memenangkan pertandingan, tapi para fans Inggris sangat peduli.      

Perseteruan antara Inggris dan Jerman dalam sepakbola adalah salah satu perseteruan lama di dunia. Kedua tim ini telah saling bersaing satu sama lain selama lebih dari seabad. Di lima puluh tahun pertama, Inggris mendominasi Jerman, tapi tahun-tahun belakangan ini, Jerman menjadi mimpi buruk abadi para fans Inggris.      

Kali pertama kedua tim bertanding satu sama lain adalah pada tanggal 20 April 1908. Saat itu, tim Inggris yang arogan, atau yang dikenal sebagai "Pendiri Sepakbola", memberi pelajaran pada tim sepakbola pemula dari Jerman dengan mengalahkan mereka 5:1. Inggris mungkin memenangkan pertandingan, tapi mereka bertindak sombong setelahnya dan mengatakan bahwa sangatlah memalukan bagi mereka karena mereka membiarkan Jerman mencetak gol. Setahun kemudian, kedua tim kembali saling berhadapan, dan Inggris membantai habis Jerman dengan skor 9:0. Hingga saat ini, kemenangan 9:0 masih menjadi selisih kemenangan terbesar dalam pertandingan antara kedua tim ini.      

Inggris berhasil mendapatkan 10 kali menang dan 2 kali imbang dalam 12 pertandingan pertama melawan Jerman. Tim Jerman saat ini mungkin telah dikenal sebagai 'Raja Eropa' setelah mengantongi tiga kali juara Piala Euro dan tiga kali juara Piala Dunia, tapi tim Jerman di jaman dulu tidak sama seperti saat ini. Sepakbola di Jerman saat itu masih kacau dan tidaklah mengherankan kalau mereka kalah melawan tim papan atas seperti Inggris.      

Tapi, persaingan antara kedua tim semakin memuncak selama Piala Dunia 1966 yang diadakan di Inggris. Inggris mengangkat trofi Piala Dunia untuk yang pertama kalinya (dan satu-satunya) di sepanjang sejarah setelah mengalahkan Jerman 4:2 di final dengan bantuan gol yang kontroversial. Gol kontroversial itu dicetak Geoff Hurst, yang kemudian menjadi pahlawan nasional Inggris karena mencetak hat-trick di pertandingan final itu. Striker legendaris Jerman, Uwe Seeler, tampak putus asa saat dia melangkah keluar lapangan dengan kepala tertunduk setelah pertandingan berakhir. Momen ini diabadikan oleh fotografer, dan media Inggris selalu menggunakan foto Seeler dan mencemooh Jerman karena kalah lagi dari mereka.      

Pertandingan itu benar-benar menyakiti perasaan Jerman sehingga mereka masih mengeluh tentang kesalahan wasit yang membuat mereka kehilangan gelar juara Piala Dunia mereka yang keempat.      

Sampai tahun 1966, Inggris selalu bertanding melawan Jerman dengan penuh percaya diri, karena mereka belum pernah kalah dari Jerman.      

Tapi, segalanya berubah 180 derajat dua tahun setelahnya. Franz Beckenbauer, yang dijuluki 'Si Kaisar', mencetak gol yang mengakhiri rangkaian kekalahan beruntun Jerman terhadap Inggris. Golnya menandai perubahan nasib kedua tim. Selama 40 tahun berikutnya, Inggris tidak pernah menang melawan Jerman di pertandingan-pertandingan besar... Tak peduli bagaimana jalannya pertandingan itu, Inggris selalu keluar sebagai pecundang.      

Selama perempat final Piala Dunia 1970, Inggris unggul dari Jerman 2:0 hingga titik tertentu, tapi Jerman berhasil membalikkan keadaan dan mencetak tiga gol dibawah arahan Beckenbauer, dan mereka menyingkirkan Inggris dari kompetisi.      

Di tahun 1972, Inggris kembali tunduk di bawah Jerman. Beckenbauer memimpin rekan setim Jerman-nya untuk meraih kemenangan 3:1 atas Inggris di Stadion Wembley, dan Jerman berhasil mengamankan kemenangan di pertandingan kualifikasi Kejuaraan Eropa. Setelahnya, Inggris memberikan julukan "Kaisar Sepakbola" pada Beckenbauer.      

Selama perempat final Piala Dunia 1990, Jerman mengalahkan Inggris melalui adu penalti. Legenda Nottingham Forest, Stuart Pearce, luput saat akan mencetak gol yang krusial, dan asisten manajer di tim nasional Inggris saat ini, Des Walker, juga bermain di pertandingan itu.      

Kejuaraan Eropa diselenggarakan di Inggris pada tahun 1996. Orang-orang Inggris mengira mereka akan bisa memanfaatkan keunggulan bermain di kandang sendiri dan mengangkat Piala Henri Delaunay untuk yang pertama kalinya, tapi sayangnya mereka harus berhadapan dengan Jerman di salah satu pertandingannya. Orang-orang Jerman bertarung sekuat tenaga dan berhasil memaksa tim tuan rumah melakukan adu penalti. Para pemain Inggris kehilangan ketenangan mereka selama adu penalti dan akhirnya tersingkir dari kompetisi.      

Orang-orang Inggris yang sombong itu tidak bisa menerima kenyataan bahwa tim mereka kalah dari orang-orang Jerman dua kali berturut-turut dan itu memunculkan rasa persaingan yang kuat. Sejak saat itu, setiap pertandingan yang dimainkan antara Inggris dan Jerman selalu menjadi tontonan menarik. Tak jadi masalah kalaupun itu hanya pertandingan persahabatan. Kedua tim akan selalu bermain habis-habisan.      

Bek tengah dan mantan kapten timnas Inggris, John Terry, pernah mengatakan bahwa tidak ada yang namanya pertandingan persahabatan kapanpun Inggris bertemu Jerman.      

Banyak kutipan sepakbola terkenal di Inggris berasal dari pertandingan antara Inggris yang berhadapan dengan Jerman. Salah satu kutipan itu berasal dari komentator Inggris yang terkenal, Kenneth Wolstenholme selama pertandingan final Piala Dunia 1966, dimana dia berkata, "Mereka mengira semuanya sudah berakhir... sekarang itu sudah berakhir."     

Ketika Inggris dieliminasi Jerman dalam adu penalti Piala Dunia 1990, Gary Lineker berkata setelah pertandingan, "Sepakbola adalah permainan yang sederhana. Dua puluh dua pria mengejar bola selama 90 menit dan pada akhirnya, Jerman selalu menang."     

Tapi, tidak setiap kemenangan atas Jerman menjadi kenangan yang menyenangkan bagi orang Inggris. Misalnya saja, Inggris berhasil menang 6:3 atas Jerman dalam sebuah pertandingan persahabatan yang diadakan di Berlin pada tahun 1938, tapi para pemain Inggris dipaksa memberi hormat ala Nazi sebelum pertandingan dimulai. Orang-orang Inggris menganggap gestur itu sebagai sebuah penghinaan besar bagi mereka, dan mereka merujuk kemenangan itu sebagai sebuah kemenangan yang memalukan bahkan sampai hari ini.      

Inggris dan Jerman bergerak lebih seimbang di abad ke-21 ini. Kedua tim berhasil menang dan kalah dalam sejumlah pertandingan saat melawan satu sama lain, dan Inggris bahkan berhasil menang 5:1 atas Jerman satu kali. Secara keseluruhan, para pemain Inggris kelihatannya menunjukkan kurangnya rasa percaya diri saat bertanding melawan Jerman. Pertandingan terakhir yang diadakan di Stadion Wembley sebelum direnovasi seharusnya menjadi pertandingan yang penuh makna dan mengesankan bagi tim nasional Inggris, tapi gol Dietmar Hamann mempermalukan seluruh tim Inggris.      

Kalau Twain diminta membahas perbedaan antara Inggris dan Jerman, dia akan mengatakan bahwa Inggris itu seperti vas cantik yang tampak berkilauan dibawah sinar lampu dan banyak orang menginginkannya, sementara Jerman lebih mirip batu hitam yang biasa saja. Tidak jadi masalah apakah vas itu yang membentur batu atau batu yang digunakan untuk memecahkan vas. Yang paling menderita akan selalu vasnya.      

Twain memiliki misi yang mustahil di tangannya. Dia harus melawan batu dengan vas, dan dia juga harus memastikan vas itu tetap utuh di akhir pertandingan.      

※※※      

"Kita boleh kalah pada siapa saja, tapi tidak pada Jerman!" fans Inggris melangkah memasuki stadion sambil membawa spanduk bertulisan kata-kata itu diatasnya. Kata-kata itu mencerminkan suara setiap penggemar Inggris saat ini. Pertandingan antara Inggris dan Jerman telah menarik perhatian seluruh negeri, dan bahkan sang Ratu pun mengajukan pertanyaan, "Bisakah kita mengalahkan Jerman?"     

Kata-kata Ratu itu menjadi tajuk utama di berbagai surat kabar. The Times merespon pertanyaannya itu dibawah tajuk utama dengan, "Ya, kita bisa!"     

The Sun mempublikasikan sebuah artikel inspirasional yang mendeskripsikan bagaimana Ratu mereka telah membawa bangsa ini menuju kemenangan besar melawan fasis Jerman selama lebih dari 60 tahun yang lalu ketika beliau masih kecil. Mereka menuliskan bahwa sudah saatnya bagi seluruh negeri untuk kembali bertarung. Mereka mengakhiri artikel itu dengan pernyataan, "Kita pasti bisa memenangkan pertempuran ini!"     

Tidak seperti Inggris, Jerman lebih cuek tentang perseteruan diantara kedua negara, dan mereka tidak bereaksi kuat seperti halnya Inggris. Ini juga terjadi di masa lalu. Orang-orang Inggris selalu menjadi mereka yang terobsesi dengan perseteruan itu, dan orang-orang Jerman biasanya menggunakan cara-cara yang lebih halus untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Misalnya saja, saluran Das Erste di Jerman menganalisa kembali gol Hurst di tahun 1966 sebelum pertandingan ini. Mereka menggunakan teknologi canggih untuk memulihkan frame video rekaman pertandingan itu dan membuktikan bahwa bolanya tidak melewati garis gawang sepenuhnya. Karenanya, gol Hurst di tahun 1966 tidak bisa dihitung sebagai sebuah gol. Saluran ZDF di Jerman juga menunjukkan highlight pertandingan-pertandingan Piala Dunia yang lalu. Mereka menunjukkan adegan dimana orang-orang Brasil mengangkat piala Jules Rimet tiga kali dan mereka juga menunjukkan bagaimana Beckenbauer terus bermain di dalam pertandingan dengan perban di bahunya, tapi mereka tidak menunjukkan gol kontroversial Hurst. Selain itu, mereka juga menampilkan kembali gol Maradona usai melewati lima pemain Inggris sebelum mencetak gol terbaik kedua di turnamen itu. Gol terbaik pertama? Tentu saja itu adalah gol "Tangan Tuhan" Maradona yang dicetaknya di pertandingan yang sama! Gol itu diulang lima kali, sampai-sampai membuat para penonton mengira ada sesuatu yang salah dengan TV mereka...      

Para fans dari kedua negara berkumpul di luar stadion Nou Mestalla yang terletak di Valencia empat jam sebelum pertandingan dimulai. Semua orang mengantri untuk masuk ke dalam stadion. Valencia telah menyiagakan hampir semua petugas polisi mereka diluar stadion karena para fans Inggris dan Jerman memiliki reputasi buruk di seluruh dunia dan dikenal luas suka berkelahi. Tidak hanya itu, pemerintah Valencia juga mengeluarkan larangan alkohol yang berlaku sementara karena pertandingan ini. Toko-toko yang berada dalam radius 15 km dari stadion Nou Mestalla dilarang menjual semua jenis minuman beralkohol empat jam sebelum pertandingan hingga empat jam sesudah pertandingan.      

Para fans Inggris dan Jerman harus melalui rute yang berbeda saat menuju stadion Nou Mestalla, dan mereka juga diharuskan mengambil pintu masuk yang berbeda ke dalam stadion. Ada pula ruang yang dibiarkan kosong diantara kedua kelompok fans di tribun dan ditempati oleh polisi anti huru hara bersenjata lengkap. Pemerintah Valencia mengerahkan banyak upaya untuk mencegah timbulnya bentrok antara kedua kelompok fans.      

"Ini terlihat seperti jenis keamanan yang akan kau temukan di final Piala Dunia," media Inggris tampak kagum dengan apa yang mereka lihat.      

Meski pemerintah Valencia berusaha melakukan yang terbaik, para fans dari kedua kubu masih bisa saling mengganggu satu sama lain.      

Para fans Jerman membuat isyarat ke arah kamera BBC yang menyiratkan bahwa Jerman akan menang melawan Inggris dengan skor 3:0. Para fans Inggris, di sisi lain, membuat isyarat yang menyiratkan bahwa Inggris akan menang melawan Jerman dengan skor 5:1. 5:1 adalah skor dimana Inggris mengalahkan Jerman di penyisihan Piala Dunia 2002 yang diadakan di Jerman pada bulan September 2001. Michael Owen mencetak hat-trick di pertandingan itu dan diberi penghargaan Ballon d'Or di tahun yang sama.      

Para fans Jerman mengacungkan jari tengah mereka kepada para fans Inggris dari kejauhan dan berteriak sekuat tenaga, "Kalian hanya tim kelas-dua di Eropa tanpa George Wood di tim! Bahkan Wales bisa mengalahkan kalian!"     

Para fans Inggris membalas seruan orang-orang Jerman itu dengan nyanyian, "Tn. Sammer, siapa yang kau bodohi? Matthias, kau memimpin sekumpulan babi... Kami akan menendang kalian semua kembali ke Berlin. Tony Twain dan anak buahnya akan berkata, 'Terima kasih, Jerman!' Piala Euro berada di tanganmu, Sir George kami yang terkasih..." (Matthias Sammer adalah manajer tim nasional Jerman).      

Para fans Jerman dan Inggris saling mengganggu satu sama lain. Seolah-olah satu-satunya partisipan di Kejuaraan Eropa itu hanyalah Jerman dan Inggris, dan negara papan atas lainnya seperti Spanyol, Italia, dan Prancis bahkan tidak ikut berpartisipasi....      

Ketika bus yang membawa para pemain kedua tim muncul di hadapan para fans, suasana diluar stadion langsung menghangat. Fans Inggris dan Jerman mulai menyerukan nama-nama pemain di masing-masing tim untuk menyemangati tim yang mereka dukung. Cuaca bersuhu-36 derajat tidak bisa membantu menenangkan mereka.      

"Inggris! Inggris! God Save the Queen! Ratu akan menyelamatkan Inggris!" para fans Inggris melambaikan bendera putih dengan palang merah ke arah bus.      

"Majulah, St. George! Majulah, Inggris!"     

"Bertarunglah sampai mati dan jangan pernah menyerah! Kita adalah pasukan Inggris yang tak terkalahkan!"     

"Pers*tan orang-orang Jerman! Pers*tan dengan mereka!"     

"Ohhhh! Inggris pasti menang!"     

Para fans mulai meraung histeris. Suara raungan dan kata-kata kasar mereka seolah menembus melalui jendela dan semua orang di dalam bus bisa mendengar semua yang mereka katakan dengan jelas.      

Para pemain Inggris tidak terkejut melihat kegaduhan itu. Sebenarnya, mereka juga merasa sama gilanya seperti para fans itu... Ini adalah pertandingan antara Inggris dan Jerman. Tidak perlu memotivasi para pemain untuk pertandingan ini. Setiap pemain Inggris tahu makna dibalik pertandingan ini.      

Twain bersiul saat melihat ada pendukung wanita seksi yang memberikan cium jauh ke arahnya. "Kelihatannya tekanan yang kalian tanggung sangat besar, guys. Tapi, tidak apa. Inilah jenis pertandingan yang ingin kumainkan. Sebuah perseteruan yang sudah berlangsung lebih dari seabad! Sebuah pertandingan dimana kedua tim akan bertarung sampai mati! Pemenangnya akan melangkahi tubuh-tubuh musuh mereka yang berlumuran darah... membayangkannya saja sudah membuatku bersemangat! Aku yakin orang-orang Jerman juga merasakan hal yang sama sepertiku sekarang! Ha!"     

Dia mengepalkan tangannya dan merasakan tubuhnya sedikit gemetar. Tapi bukan karena takut, melainkan karena penuh semangat.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.