Mahakarya Sang Pemenang

Twain di Masa Lalu dan Masa Sekarang



Twain di Masa Lalu dan Masa Sekarang

0"Apa kau ingin berdiri di panggung yang lebih besar?"     
0

Dulu, Tang Jing juga mengajukan pertanyaan yang sama padanya, tapi dengan nada yang lebih terus terang. Istrinya bertanya padanya apakah dia ingin menghabiskan seluruh hidupnya memimpin sebuah klub kecil seperti Notts County.      

Dunn sudah memikirkan tentang pertanyaan semacam ini sebelumnya. Kalau Notts County bisa mendapatkan sejumlah besar uang dan memiliki ambisi untuk dipromosikan ke Liga Premier, dia tidak melihat ada masalah untuk tetap tinggal di dalam klub. Bagaimanapun juga, dia merasa terikat dengan klub setelah menghabiskan tujuh tahun disini sebagai manajer.      

Tapi, kalau segalanya tetap berjalan seperti sekarang dan Notts County sudah merasa puas dengan berada di Championship... Lalu apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia tetap tinggal di klub ini apapun yang terjadi?     

Apa dia punya ambisi?     

Pasti akan ada beberapa orang yang menjawab, "Tidak, Dunn adalah seorang pria yang senang dengan status quo." terhadap pertanyaan itu. Tapi, Dunn tahu seberapa dalam passion-nya untuk sepakbola dan betapa dia menginginkan sebuah tantangan. Singkatnya, dia sama seperti Tony Twain yang duduk di hadapannya.      

"Apa kau berusaha merekrutku untuk menjadi asisten manajermu, Tony?" tanya Dunn sambil tersenyum.      

"Tidak. Itu hanya akan menyia-nyiakan bakatmu kalau kau menjadi asisten manajerku setelah melihat apa yang telah kaucapai di Notts County selama tujuh tahun terakhir. Tidak perlu menggunakan palu godam untuk memecahkan kacang." Twain menggelengkan kepalanya.      

"Kalau begitu kenapa.." Dunn tampak bingung. Jujur saja, dia beranggapan bahwa Twain ingin membujuknya untuk menjadi asisten manajernya sejak dia menerima panggilan telepon darinya kemarin malam. Dia memikirkan masalah ini sepanjang malam, dan akhirnya tiba pada kesimpulan bahwa dia takkan bisa kembali menjadi asisten manajer lagi, meski itu artinya dia bisa bekerja dibawah Twain yang termashyur. Dia akan menolak tawaran Twain dengan cara apapun kalau Twain berniat menawarinya posisi sebagai asisten manajer.      

Dia sama sekali tidak menduga Twain punya pikiran lain.      

Twain memandang ke sekelilingnya. Semua pelayan diposisikan beberapa meter jauhnya darinya saat ini, dan tidak satupun dari mereka yang kelihatannya ingin melayaninya. Sikap mereka tampak membencinya, mengingat bagaimana dia mengkritik masakan restoran ini sebagai masakan yang tidak otentik barusan. Tapi, justru itulah yang diinginkan Twain. Setelah memastikan tidak ada pelayan berada di sekitarnya, Twain mencondongkan tubuh ke depan dan memberitahu Dunn dengan suara rendah, "Aku belum memberitahu siapapun tentang ini. Sebenarnya, aku hanya akan memimpin Forest selama setengah musim."     

Dunn mengangguk. Dia sudah tahu tentang itu, dan bukan hanya dia. Semua orang juga tahu tentang ini, karena sudah dilaporkan di dalam berita.      

"Bayangkan saja, apa yang akan terjadi pada Forest setelah aku pergi? Mereka tidak mungkin kembali ke posisi seperti sekarang, kan? Aku juga tidak bisa terus-menerus kembali dari masa pensiunku untuk menyelamatkan tim."     

Dunn bisa menebak apa yang akan dikatakan Twain selanjutnya, tapi dia yakin ada solusi lain terhadap masalah itu. "Kau bisa terus bekerja di klub, Tony."     

Twain menggelengkan kepalanya. "Aku akan, berkata jujur padamu. Akulah yang paling tahu kondisi tubuhku. Aku sudah sangat sibuk belakangan ini. Aku terbang ke Spanyol untuk menemukan Chen Jian dan kemudian aku datang kemari untuk menemuimu. Saat aku punya waktu luang, aku harus membaca laporan yang disusun David tentang tim dan... tebak apa yang terjadi!"     

Dunn memandangnya dengan heran.      

"Aku tertidur dua kali saat membaca laporan! Tubuhku tidak lagi sama seperti sebelumnya. Ini mungkin ada hubungannya denganku yang beristirahat selama empat bulan sebelum ini... Selama ini aku selalu punya dorongan di dalam diriku. Aku ingin menentang dunia. Tapi, dorongan itu sudah hilang sejak aku mengangkat trofi Piala Dunia dan pikiran untuk pensiun muncul di benakku. Mustahil bagiku untuk mendapatkan level dorongan yang sama seperti yang dulu kumiliki."     

Twain mengepalkan tinjunya dengan erat sebelum kemudian melepaskannya.      

"Aku tiba pada kesimpulan bahwa aku hanya bisa bekerja selama setengah musim setelah memikirkan semuanya. Aku akan berusaha yang terbaik untuk membantu Forest tetap tinggal di Liga Premier selama kurun waktu ini, dan setelahnya, aku akan kembali pensiun untuk selamanya..."     

Dunn tersenyum setelah mendengar kata-kata Twain. "Kurasa itu masih tidak mungkin, Tony."     

"Itu benar, mungkin itu mustahil sebelum kita bicara seperti ini. Tapi segalanya berbeda sekarang." Twain mengangguk. Anehnya, dia tidak menyangkal kata-kata Dunn. "Kuharap kau mau mengambil alih pearnanku sebagai manajer Nottingham Forest mulai musim depan, dan kuharap kau bisa tetap tinggal sebagai manajer untuk waktu yang lama."     

Dunn tidak tampak terkejut. Dia sudah bisa menduga Twain akan mengucapkan kata-kata itu.      

"Baik Freddy maupun David tidak cocok untuk bekerja sebagai manajer. Tapi kau berbeda. Kau punya tujuh tahun pengalaman. Kau pasti bisa menjalankan peranan sebagai manajer Forest sekarang."     

Dunn mengerutkan kening dan merenungkan kata-kata Twain sebelum menyuarakan keprihatinannya. "Kita sangat berbeda, Tony. Aku tidak sepertimu. Aku tidak bisa memotivasi para pemain sepertimu. Aku juga bukan pria gila. Aku tidak bisa mengalihkan perhatian pers menjauh dari mereka..."     

"Tapi kau berhasil memimpin tim yang berisi para pemain muda hingga Championship."     

"Notts County dan Nottingham Forest adalah dua tim yang sangat berbeda. Mereka memainkan gaya sepakbola yang berbeda dan manajer yang memimpin mereka juga harus berbeda."     

"Aku tidak mengharapkan kau bisa memimpin Forest menuju kejayaan setelah kau mengambil alih tim. Klub pasti akan memberimu beberapa tahun untuk bisa terbiasa dengan peranan barumu dan tim. Gunakan waktu itu untuk menyusun tim yang sesuai dengan keinginanmu dan perlahan buatlah tim itu memainkan gaya sepakbolamu. Pada saat kau sudah familiar dengan tim, para pemain yang sudah terbiasa dengan gaya bermainku pasti sudah pensiun, dan kau akan bisa mulai menyusun tim-mu sendiri, seperti yang kaulakukan di Notts County."     

Dunn tidak merespon Twain. Dia menundukkan kepalanya dan tetap diam.      

Keduanya hanya mengubah topik pembicaraan ketika hidangan disajikan. Lalu mereka mulai berbicara tentang kehidupan mereka masing-masing sambil menikmati makanan mereka.      

Twain lebih banyak berbicara dan Dunn hanya mendengarkan. Dunn memang bukan orang yang banyak bicara. Dia juga selalu memainkan peranan sebagai pendengar ketika dia masih bekerja bersama Twain dan melakukan pekerjaan yang bagus dalam hal itu.      

Twain berbicara tentang bagaimana Teresa adalah gadis yang baik, bagaimana bahasa Inggrisnya telah meningkat pesat, bagaimana dia pasti akan menjadi gadis yang cantik setelah tumbuh dewasa dan seberapa dalam minatnya pada film dan akting yang membuatnya khawatir. Dia khawatir tentang apa yang harus dilakukannya sebagai seorang ayah kalau putrinya bekerja di industri hiburan saat dia dewasa nanti.      

Lebih dari dua pertiga percakapan mereka membicarakan tentang putri Twain, Teresa.      

Sudut bibir Dunn terangkat saat dia mendengarkan Twain membicarakan tentang putrinya. Twain terlihat seperti seorang ayah yang bahagia di dunia ini.      

Dunn tiba-tiba saja paham apa yang dimaksud Twain ketika dia berkata dia tidak ingin bekerja sebagai manajer untuk waktu lama. Twain punya seorang istri cantik yang sangat mencintainya, dan dia juga punya seorang putri yang manis, menggemaskan dan cerdas. Hidupnya indah dan dia hidup dalam kebahagiaan, tapi semua itu telah mengikis ambisi yang dimilikinya di masa lalu.      

Dia mengingat bagaimana Twain 15 tahun yang lalu. Dulu, dia adalah pria yang tidak kenal lelah, dan dia akan begadang semalaman hanya untuk menganalisa lawannya dan taktik mereka melalui video pertandingan. Benak pikirannya dipenuhi hal-hal seperti bagaimana dia akan menentang seluruh dunia, dan bagaimana dia ingin mendapatkan setiap trofi sepakbola yang ada. Dia selalu memastikan dirinya penuh semangat sebelum dia memberikan pidato yang berapi-api kepada para pemainnya di ruang ganti. Bagaimana mungkin dia bisa membuat para pemainnya bersemangat kalau dia sendiri tidak merasa bersemangat? Dulu, pertandingan sepakbola itu sama seperti sebuah pertandingan hidup mati baginya. Hanya akan ada satu pemenang di akhir pertandingan dan itu adalah dia atau lawannya. Dia memiliki banyak dorongan untuk bertarung dibandingkan orang lain karena dia sangat ingin bertahan di dunia sepakbola. Dia ingin mengalahkan semua rival yang meremehkan dirinya, dan dia ingin para penonton yang bodoh itu menelan kembali kata-kata mereka. Untuk alasan itulah, dia mengubah dirinya menjadi seorang iblis dan seorang bajingan.      

Tony Twain mana yang lebih dia sukai?     

Memorinya tentang Tony Twain di masa lalu dan masa sekarang saling tumpang tindih di benaknya dan semuanya jadi kabur.      

Kurasa mereka berdua memiliki pro dan kontranya masing-masing, pikir Dunn dalam hati.      

Tony Twain di masa lalu tampak senang karena dia bekerja keras untuk mencapai mimpinya. Tony Twain di masa sekarang juga tampak senang karena dia memulai sebuah hidup yang baru.      

Keduanya menyelesaikan makan siang mereka tidak lama setelahnya. Rencana Dunn setelah makan siang ini adalah pulang ke rumah dan beristirahat sejenak sebelum mempersiapkan sesi latihan kedua yang akan dilaksanakan pada pukul 5 sore. Twain juga berencana untuk kembali ke rumah dan memulai persiapannya untuk mengambil alih posisi sebagai manajer Forest.      

"Kuharap kau mau mempertimbangkan tawaranku dengan serius, Dunn," Twain memberitahu Dunn saat mereka saling mengucapkan selamat tinggal di pintu masuk restoran.      

Dia sama sekali tidak menduga Dunn akan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku menerima tawaranmu, Tony."     

Twain terkejut melihat seberapa cepatnya Dunn mengambil keputusan itu. Dia tidak pernah mengira Dunn adalah orang yang tegas. Dunn selalu menjadi seseorang yang harus menimbang banyak hal sebelum mengambil sebuah keputusan. Apa kepribadiannya berubah dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir ini?     

"Kau sudah memutuskan? Kau tidak akan membahas masalah ini dengan Tang Jing dulu?"     

"Pendapatkulah yang penting saat ada hubungannya dengan pekerjaan," Dunn terdengar jantan saat dia mengatakan kata-kata itu.      

Twain memandang Dunn dan tertawa. Matanya menyipit hingga membentuk garis tipis.      

"Nottingham Forest adalah tempat dimana segalanya bermula bagiku. Aku juga ingin... membuktikan diriku sekali lagi disana." Dia masih belum bisa melupakan kegagalan yang dialaminya setelah dia mengambil alih peranan sebagai manajer Nottingham Forest selama kurun waktu singkat di masa lalu...      

Twain yakin Dunn memang menerima tawarannya setelah mendengar kata-kata itu darinya.      

Dia menghembuskan nafas lega. Dia sudah menyelesaikan hal terakhir yang harus dilakukannya sebelum mengambil alih posisi sebagai manajer Forest. Akhirnya dia bisa memfokuskan perhatiannya dalam memimpin Nottingham Forest tanpa perlu merasa cemas.      

"Semoga berhasil, Tony. Nottingham Forest saat ini tidak sama seperti Nottingham Forest yang dulu pernah kaupimpin," Dunn tidak lupa mendoakan Twain sebelum dia pergi.      

Twain sedang membuka pintu mobilnya ketika dia mendengar kata-kata Dunn itu. Dia berbalik dan memberitahu Dunn dengan nada suara serius, "Mereka akan segera sadar bahwa Tony Twain yang sekarang masih sama seperti Tony Twain di masa lalu."     

Selama sepersekian detik itu, Dunn mengira dia melihat Tony Twain lama di hadapannya.      

※※※     

"Tony Twain kembali dari masa pensiunnya? Ha!" Carl Spicer membahas kembalinya Twain ke Forest dengan wajah menghina di dalam acaranya. "Kurasa akan lebih baik kalau dia menikmati kehidupan barunya di Amerika. Nottingham Forest saat ini tidak sama seperti Nottingham Forest di masa lalu, dan dia juga bukan Superman. Apa dia pikir dia bisa menjadi penyelamat klub? Dia adalah pria yang berusia 50 tahun! Pikirannya seharusnya sudah lebih jelas sekarang! Aku yakin kalau aku tidak mungkin salah menilainya lagi..."     

Spicer mengolok-olok berita kembalinya Twain di dalam acaranya. Bagi orang lain, kelihatannya dia menentang kembalinya Twain ke Forest, tapi sebenarnya, justru kebalikannya. Dia sangat ingin Twain kembali. Dia merasa dirinya telah dilupakan oleh massa dalam kurun waktu empat bulan sejak Twain pensiun. Rating acaranya juga mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir.      

Spicer adalah salah satu dari beberapa kritikus yang mengecam Twain saat dia mengalami kesulitan selama bekerja sebagai manajer tim nasional Inggris. Program acaranya seringkali mendapat sorotan dan Spicer berada di puncak karirnya saat itu. Tapi, sejak Twain mengumumkan pensiunnya di akhir Piala Dunia pada bulan Juli, program acaranya telah kehilangan titik fokus dan dia tidak tahu konten seperti apa yang harus diciptakan olehnya.      

Kabar berita tentang Twain yang mencapai kesepakatan dengan Nottingham Forest FC untuk mengambil alih posisi sebagai manajer mereka terdengar seperti musik yang merdu di telinganya. Spicer terlihat seperti orang yang benar-benar berbeda setelah dia mendengar kabar itu. Dia selalu tersenyum setiap hari sambil mempersiapkan episode minggu ini.      

Topik diskusi minggu ini adalah: apakah kembalinya Twain ke Forest merupakan kesalahan atau sebuah langkah yang tepat? Dia telah mengundang tiga tamu untuk episode itu, tapi emreka semua hanyalah pelengkap. Tak jadi masalah pandangan seperti apa yang mereka punya. Carl Spicer adalah titik fokal di dalam acara itu. Semua pemirsa acaranya mengagumi kefasihan bicaranya dan suka melihatnya mengolok-olok berbagai isu dan orang-orang yang terkait dengan sepakbola. Tentu saja, Tony Twain adalah seorang pria yang seringkali dibahas di dalam acaranya.      

"Sudah dikonfirmasikan bahwa Tony Twain akan kembali ke Forest dan mengambil alih sebagai manajer, dan aku bisa mengatakan ini dengan percaya diri: dia akan gagal total di dalam pekerjaan yang paling dikenalnya. Nottingham Forest adalah tim yang dibanggakannya, tapi dia akan menderita kekalahan sebagai manajernya. Reputasi yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun akan hilang di akhir musim nanti!     

Spicer mengakhiri acaranya dengan kata-kata diatas.      

Di waktu yang bersamaan, program acara 'Match of the Day' dari BBC juga membahas tentang kembalinya Twain ke Forest setelah mereka melakukan analisa paska-pertandingan dari sebuah pertandingan Liga Premier.      

"Kau tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi di dalam hidup. Aku sama sekali tidak menduga Twain akan kembali dari masa pensiunnya dan kembali ke Forest sebagai manajer mereka. Aku merasa ini bukan keputusan yang akan dibuatnya..." Alan Shearer, yang menjadi bintang tamu di acara itu, mengekspresikan pendapatnya tentang hal ini.      

"Itu hanya menunjukkan kecintaannya untuk Forest," timpal Mark Lawrenson.      

Gary Lineker menekankan tangan ke dagunya dan tertawa. "Kurasa Twain yang kembali dari masa pensiunnya adalah kabar yang bagus. Aku jadi punya sesuatu untuk dinantikan di Liga Premier sekarang!"     

"...Aku benar-benar senang bagaimana segalanya akan terungkap di Liga Premier mulai saat ini. Kita bisa melihat si pria gila, Tony Twain, kembali jadi liar. Jujur saja, empat bulan terakhir setelah dia pensiun adalah bulan-bulan yang paling melelahkan bagiku sebagai seorang reporter olahraga... Aku menghabiskan sebagian besar hari-hariku tanpa tahu harus melakukan apa. Sekarang, aku tidak lagi perlu memutar otak dan memikirkan tentang apa yang harus kutulis untuk artikel minggu ini. Pasti akan ada banyak hal untuk ditulis tentang Tony Twain. Kembalinya Tony Twain telah menjadi tajuk utama selama dua minggu belakangan dan ada banyak diskusi yang mengelilingi kembalinya Twain meski dia masih belum memimpin tim dan baru mengumumkan bahwa dia akan kembali ke Forest sebagai manajer." Mark Heskey, yang menulis artikel olahraga untuk The Sun, merasa sangat senang setelah mendengar kabar Twain akan kembali ke Forest.      

"Tahun ini mungkin masih belum berakhir, tapi Tony Twain jelas menjadi pembuat berita di Inggris tahun ini. Kurasa tidak akan ada orang yang bisa mencuri perhatian darinya. Dia hanya kembali dari masa pensiun untuk memimpin Forest, tapi kabar berita tentang kembalinya dia ke Forest ini telah membuat banyak outlet berita gempar. Sangatlah sulit untuk bisa melihat seorang pria sepertinya yang bisa menarik begitu banyak perhatian kemanapun dia pergi. Kurasa kembalinya Tony Twain ini tidak hanya menjadi isu permasalahan terkait sepakbola. Ini juga sebuah isu sosial yang harus kita pikirkan lebih dalam..." The Times mempublikasikan sebuah editorial hanya untuk membahas tentang kembalinya Twain.      

"Liga Premier terasa kurang hidup tanpa adanya Tony Twain. Para sponsor jelas tidak ingin melihat Liga Premier dalam kondisi seperti ini. Tapi, yang menjadi kabar baik bagi mereka semua, Tony Twain sudah kembali dan dia menarik banyak perhatian ke dalam liga. Penjualan surat kabar dan tingkat rating acara televisi telah mengalami peningkatan yang substansial setelah terdengar kabar tentang kembalinya Twain. Bahkan ada beberapa orang yang mencari nafkah dengan terus mencaci Twain, yang kurasa cukup luar biasa. Sekarang, pria dibalik keajaiban itu telah kembali, dan semua orang akan bisa menikmatinya sekali lagi." Sky TV juga menerbitkan sebuah artikel di situs webnya tentang Twain yang kembali mengambil alih posisi sebagai manajer Forest.      

"Membawa Twain kembali ke klub tak diragukan lagi merupakan keputusan terbaik yang pernah dibuat Edward Doughty dalam beberapa tahun terakhir. Lihat saja perhatian yang diterima oleh klub yang tengah berada dalam kesulitan ini di seluruh dunia. Doughty sudah menang. Tak peduli bagaimana hasil Forest di akhir musim nanti. Setidaknya, Forest akan kembali menjadi pusat perhatian..."     

Pers hanya menantikan kembalinya Twain karena mereka menantikan beragam manfaat yang menyertainya: peningkatan dalam penjualan, peningkatan rating dan sponsor...      

Tapi, tidak ada satupun dari mereka yang membicarakan tentang bagaimana Twain akan mengubah Nottingham Forest saat ini sebagai manajer mereka. Jelasnya, tidak ada yang mengira Twain mampu membawa perubahan apapun ke dalam tim. Forest saat ini berasa dalam kondisi yang menyedihkan, dan bahkan Tony Twain takkan sanggup mengubahnya menjadi lebih baik...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.