Mahakarya Sang Pemenang

Penampilan Perdana George



Penampilan Perdana George

0Hingga hari ini, George Wood masih ingat dengan jelas kata-kata yang diucapkan ibunya saat dia pertama kali terpilih sebagai anggota tim nasional Inggris yang akan berkompetisi dalam Piala Dunia.      
0

Rasanya seperti baru kemarin dia mendengar kata-kata itu, tapi sebenarnya, empat tahun telah berlalu sejak saat itu.      

Empat tahun yang lalu, dia hanya bisa menonton saat orang lain bertanding di lapangan. Dia duduk di bangku cadangan selama 5 pertandingan, dan bahkan tidak sempat bermain satu menitpun.     

Empat tahun kemudian, dia menyadari fakta bahwa ada banyak media yang mengekspresikan keinginan mereka untuk melihatnya tampil di pertandingan Piala Dunia.      

Wood adalah pemain yang tidak dianggap berharga oleh manajer timnas sebelumnya, tapi sejak Capello mengambil alih, dia telah berhasil mendapatkan kepercayaan manajer Italia yang tangguh itu melalui profesionalismenya dan kesediaannya untuk bekerja keras tanpa mengeluh.      

Pertahanan lini tengah Inggris akan jauh lebih baik kapanpun Wood diturunkan di lapangan. Lawan hanya akan membentur dinding besi kalau mereka berusaha menyerang lewat tengah.      

Apa yang harus dipertimbangkan oleh Capello saat ini bukanlah apakah Wood akan diturunkan atau tidak, melainkan siapa partner yang akan dipasangkan dengan Wood.      

George Wood telah meningkatkan peluangnya dalam menjadi pemain reguler di timnas Inggris, tapi dia masih belum meningkatkan hubungannya dengan rekan setimnya karena kepribadiannya yang pendiam.      

Dia seperti setetes minyak dalam segelas air.      

Tidak banyak orang di timnas Inggris yang bisa diajaknya mengobrol selain Leighton Baines dan Aaron Lennon, yang sama-sama berasal dari Nottingham Forest sepertinya.      

Sama seperti Capello, dia selalu menunjukkan wajah muram, sehingga membuat orang lain sulit mendekatinya.      

Selama beberapa hari terakhir pelatihan untuk Piala Dunia di Afrika Selatan, Wood tidak bisa memikirkan hal lain untuk dilakukan selain berlatih. Semua orang selain dirinya sudah pergi bersama-sama untuk berbelanja.      

Seluruh perjalanan belanja itu difoto dengan penuh semangat oleh paparazzi yang selalu mengikuti mereka. Tapi, kau takkan pernah menemukan foto George Wood di dalam semua foto itu.      

Itu karena dia lebih suka melakukan panggilan telepon jarak jauh untuk mengobrol dengan ibunya.      

Beberapa rekan setimnya diam-diam memberinya julukan 'Anak Mama'. Nama julukan ini jelas berkontras dengan kepribadiannya yang tangguh di lapangan.      

George Wood diluar lapangan jelas bukan seseorang yang bisa menarik perhatian orang lain, dan dia juga bukan seseorang yang akan muncul di dalam berita. Setiap kali namanya disinggung oleh media, itu hanya karena dia ada hubungannya dengan taktik atau pertandingan sepakbola. Dia tidak pernah terlibat dalam gosip apapun.      

Dia akan muncul selama latihan dan latih tanding, tapi selain itu, dia seolah menghilang dari mata publik.      

Tapi, hari-hari dimana Wood tak lagi diperhatikan takkan bertahan lebih lama lagi, karena Piala Dunia akan segera dimulai dan ketika itu terjadi, sudah saatnya bagi George Wood untuk bersinar di atas panggung.      

※※※     

Pertandingan pembuka untuk Piala Dunia adalah antara tuan rumah Afrika Selatan dan Uruguay. Tidak ada banyak pemain bintang yang bermain di dalam pertandingan itu. Afrika Selatan memiliki keunggulan bermain di rumah sendiri, sementara Uruguay sedikit lebih kuat dalam hal kemampuan jika dibandingkan dengan Afrika Selatan. Pada akhirnya, kedua tim bermain imbang dan pertandingan diakhiri dengan skor 1:1.      

Pertandingan ini bisa dianggap sebagai pertandingan yang menarik, tapi tidak ada adegan spesifik yang melekat dalam ingatan para penonton.      

Itu mungkin merupakan pertandingan pembuka, tapi bagi para fans Inggris, itu bukan pertandingan yang mereka pedulikan.      

Semua orang menunggu pertandingan grup D antara Inggris dan Kosta Rika.      

Inggris, sebagai sebuah tim di Pot 2, sangatlah beruntung dalam pengundian grup, dan dimasukkan ke dalam grup yang sama dengan Kosta Rika dari Amerika Tengah, Korea Selatan dari Asia dan Brasil dari Amerika Selatan.      

Brasil adalah sebuah tim yang kuat, sementara untuk dua tim yang lain...     

Media dari seluruh dunia percaya bahwa Brasil dan Inggris-lah yang akan berhasil maju ke babak berikutnya. Mereka tidak menganggap Kosta Rika ataupun Korea Selatan akan bisa memberikan ancaman kepada kedua tim ini.      

Orang-orang Korea Selatan dan media Korea Selatan masih hidup di dalam mimpi tahun 2002 dimana mereka berhasil melaju hingga semifinal Piala Dunia. Mereka mulai berfantasi tentang beragam cara dimana mereka akan bisa lolos ke babak sistem gugur.      

Salah satu cara yang mereka bayangkan adalah mereka akan bermain imbang melawan Brasil, berhasil menang tipis atas Inggris dan unggul jauh atas Kosta Rika.      

Cara yang lain adalah mereka akan kalah dari Brasil dan bermain imbang dengan Inggris. Mereka akan lolos ke babak berikutnya dengan mencetak banyak gol dalam pertandingan melawan Kosta Rika dan mengalahkan Inggris untuk menempati peringkat kedua dengan selisih gol.      

Mereka juga bisa saja menang atas Brasil, Inggris, dan Kosta Rika, dan berhasil lolos ke babak selanjutnya dengan memenangkan tiga pertandingan grup.      

Meski demikian, hanya orang-orang Korea Selatan saja yang percaya bahwa timnas Korea Selatan akan bisa lolos ke babak selanjutnya di Piala Dunia.      

Hari sebelum pertandingan melawan Kosta Rika, berita tentang starting lineup Inggris sudah banyak dilaporkan.      

Selama tayangan pra-pertandingan, Tony Twain berbicara tentang line-up yang diprediksikannya untuk Inggris di pertandingan esok hari. George Wood adalah pemain yang diyakininya akan bermain sebagai gelandang di timnas Inggris.      

Semua orang percaya bahwa George Wood akan membuat penampilan perdananya di Piala Dunia besok.      

Tapi...      

Saat makan siang hari ini, Wood diberitahu bahwa dia tidak akan berada dalam starting-lineup untuk pertandingan besok.      

Capello, manajer yang melatih dengan tangan besi, tidak menjelaskan detil keputusannya ini pada Wood. Yang diberitahukannya pada Wood adalah dia akan menurunkan Lampard dan Gerrard di lini tengah karena kebutuhan taktis.      

Setelah dia memberitahukan ini, Capello menatap Wood. Dia sadar bahwa pemuda itu masih tetap tidak menunjukkan emosi apapun dan hanya menganggukkan kepala untuk menunjukkan bahwa dia mengerti. Saat itulah dia baru bisa merasa lega.      

Capello sendiri memberikan penjelasan yang lebih mendetil kepada media daripada yang diberikannya pada Wood. Dia memberitahu mereka bahwa Kosta Rika bukanlah tim yang kuat, dan karenanya dia membutuhkan tim yang bisa mencetak lebih banyak gol saat melawan mereka. Wood adalah seorang pemain yang tidak memberikan banyak kontribusi dalam serangan tim. Karenanya Capello tidak ingin membuang-buang posisi dalam tim hanya untuk memperkuat pertahanan tim, sementara posisi yang sama bisa digunakan untuk meningkatkan serangan tim. Karenanya, dia memutuskan untuk mengistirahatkan Wood hingga pertandingan berikutnya.      

Penjelasannya memang masuk akal, tapi hal itu tidak mencegah para pendukung Wood merasa kecewa karena mereka takkan melihat Wood memakai jersey timnas-nya dan tampil perdana untuk Piala Dunia keesokan harinya.      

Tim nasional Inggris tanpa George Wood berhasil ditekan oleh Kosta Rika dalam 20 menit pertama setelah pertandingan dimulai keesokan harinya, tapi selain itu, Inggris masih bisa mempertahankan kendali permainan dan tidak memberikan kesempatan bagi Kosta Rika untuk mencetak gol.      

Sesuai keinginan Capello, Inggris memperoleh kemenangan 3:1 melawan tim dari Pot 4.      

Lampard, yang mengambil alih posisi George Wood di dalam pertandingan, mencetak satu gol dan memberikan satu assist serta dinobatkan sebagai Pemain Terbaik di pertandingan itu.      

Twain sedikit khawatir dengan fakta bahwa Lampard dinobatkan sebagai Pemain Terbaik. Tidak ada manajer yang akan mencadangkan Pemain Terbaik mereka di pertandingan selanjutnya. Selain itu, pertandingan berikutnya adalah melawan Korea, yang tidak bisa dikatakan kuat. Capello semakin tidak punya alasan untuk menurunkan Wood di pertandingan ini.      

Sebelum Piala Dunia dimulai, Twain telah mempublikasikan sebuah artikel yang membahas bahwa George Wood akan menjadi salah satu 'aktor' utama di panggung Piala Dunia.      

Sekarang, kelihatannya Wood hanya menjadi seorang 'pemain pengganti'.      

Bahkan meski dia diturunkan dalam pertandingan melawan Brasil, hal itu hanya akan memberikan kesan bahwa dia adalah pemain yang diturunkan karena Inggris sudah bisa dipastikan lolos ke babak berikutnya, dan mereka perlu mengistirahatkan para pemain utama dan menghemat energi mereka saat melawan Brasil.      

Selama melakukan tugas komentatornya, Twain membuat sejumlah kritik terselubung terhadap keputusan Capello yang tidak menurunkan Wood. Di waktu yang bersamaan, dia tiba-tiba saja berharap agar orang-orang Korea Selatan itu bisa memberikan sedikit kesulitan bagi Inggris dan memaksa tim Inggris untuk melakukan perubahan...      

※※※     

Seperti yang diharapkan Twain, Lampard, yang tampil brilian dalam pertandingan sebelumnya, masih terus diturunkan dalam pertandingan melawan Korea Selatan, sementara George Wood masih tetap duduk di bangku cadangan.      

Orang-orang Inggris sangat menantikan pertandingan ini. Mereka semua berharap bisa melihat tim Capello unggul atas Korea Selatan dan lolos ke babak selanjutnya setelah mengantongi dua kemenangan.      

Tapi, Twain merasa kalau ini takkan jadi kemenangan yang mudah bagi Inggris. "Orang-orang Korea Selatan itu sudah kalah dari Brasil. Pertandingan ini sangat penting dalam menentukan apakah mereka punya kesempatan untuk lolos ke babak berikutnya. Kurasa pertandingan ini takkan semudah yang dibayangkan oleh beberapa orang. Kalau mereka yang ada di timnas Inggris meremehkan lawan, maka mereka mungkin akan mengalami kesulitan karenanya, meski mereka hanya menghadapi orang-orang Korea Selatan!"     

Twain tidak suka orang-orang Korea Selatan, tapi dia masih mengakui tekad kuat mereka. Kalau orang-orang Korea Selatan itu mulai bermain gila-gilaan di dalam pertandingan, dan kalau tim Inggris menunjukkan kesombongan serta meremehkan lawan mereka, maka ada kemungkinan Inggris akan gagal dan berpotensi kalah dalam pertandingan.      

Prediksi Twain kembali terbukti akurat.      

Inggris harus menghadapi perlawanan sengit dari Korea Selatan sejak awal pertandingan.      

Strategi yang diterapkan tim Korea Selatan di dalam pertandingan itu adalah 'serangan dan bertahan mati-matian'. Mereka memanfaatkan stamina mereka yang luar biasa untuk berlari kesana kemari di dalam lapangan, dan mulai merebut bola dari kaki pemain Inggris sejak babak pertama pertandingan. Aksi mereka ini membuat Inggris melakukan lebih banyak kesalahan sebagai akibat dari kegilaan lawan. Jumlah kesalahan sendiri yang dibuat oleh Inggris terus meningkat seiring dengan berjalannya pertandingan.      

Para pemain Inggris jelas tidak siap berurusan dengan gaya bermain orang-orang Korea Selatan yang berbahaya itu. Mereka langsung panik setiap kali orang Korea Selatan itu merebut bola mereka dan tidak bisa bermain sesuai standar mereka yang biasa.      

Penampilan Lampard yang luar biasa di pertandingan sebelumnya berubah menjadi 'bencana terselubung'. Penampilannya yang luar biasa telah membuat orang-orang Korea Selatan itu 'mengurusnya dengan baik'. Sangatlah normal bagi Lampard untuk menemukan dirinya dijaga oleh dua orang pemain. Dia juga sering ditendang di pergelangan kaki, ditendang di paha atau kaosnya ditarik selain berbagai aksi lainnya.      

Wasit akan meniup peluitnya setiap kali orang-orang Korea Selatan melakukan itu, tapi peluitnya sama sekali tidak bisa meredakan kegilaan mereka. Apalah artinya pelanggaran jika dibandingkan dengan kehilangan peluang untuk memasuki babak selanjutnya di ajang Piala Dunia ini?     

Lampard sering terjatuh, dan dia akan mengangkat kedua tangannya tanpa daya. Sikapnya itu hampir seperti dia menyerah pada orang-orang Korea Selatan itu, tapi sebenarnya, dia memprotes mereka. Sayangnya, tidak ada gunanya dia berusaha memprotes.      

Orang-orang Korea Selatan itu sangat cerdik dalam cara-cara mereka melakukan pelanggaran. Mereka jarang melakukan pelanggaran dari belakang, karena itu adalah pelanggaran yang jelas akan mendapatkan kartu dari wasit. Kadang-kadang, kartu merah juga diberikan di situasi seperti itu.      

Selain itu, mereka tidak hanya membiarkan satu atau dua orang pemain saja yang melakukan pelanggaran.      

Disaat jeda turun minum dimana para komentator mulai membahas jalannya pertandingan, John Motson dengan marah berkomentar bahwa orang-orang Korea Selatan itu tak tahu malu.      

Twain hanya bisa menanggapinya dengan senyuman. Dia sebenarnya ingin agar orang-orang Korea Selatan itu lebih tak tahu malu lagi dibandingkan dengan sekarang...      

Capello jelas bukan orang bodoh seperti Steve McClaren. Situasi saat ini adalah Lampard telah dijaga ketat oleh orang Korea Selatan sampai-sampai dia bisa dikatakan menghilang dari pertandingan menjelang akhir babak pertama dan tidak punya peluang untuk mencetak gol. Dia juga hanya memberikan sedikit kontribusi pada pertahanan tim.      

Kalau Twain adalah Capello, dia akan mengeluarkan Lampard dari lapangan dan memasukkan George Wood ke dalam lapangan. Dia akan menggunakan kemampuan Wood dalam bertarung dan merebut bola untuk membuat tim Inggris kembali mengambil kendali lini tengah.      

Tentu saja, kemampuan serang Wood tidak sebanding dengan Lampard, tapi pertahanan sebuah tim seringkali bisa mengubah serangan tim.      

Menempatkan empat pemain penyerang di lapangan tidak akan meningkatkan serangan tim sebanyak empat kali lipat, dan ini juga tidak akan bisa memperbaiki pertahanan mereka yang buruk.      

Kunci dalam memenangkan pertandingan adalah memperkuat pertahanan lini tengah dan menggunakan pendekatan yang lebih tangguh daripada lawan untuk mendapatkan kembali kendali di lini tengah.      

Twain mengutarakan pandangannya kepada komentator yang lain di ruang siaran. Semua orang menganggukkan kepala menyetujuinya.      

Motson bahkan melontarkan lelucon bahwa FA Inggris seharusnya menjadikan Twain sebagai manajer timnas Inggris setelah masa jabatan Capello habis.      

Twain nyengir. "Kalau mereka melakukannya, para ofisial di FA Inggris akan menderita sakit kepala setiap hari."     

※※※     

Babak kedua baru saja dimulai, tapi tidak ada perubahan di lapangan. Orang-orang Korea Selatan itu terus menghentikan serangan Inggris dengan berlarian tanpa henti di sekeliling lapangan dan melakukan pelanggaran selama bertahan. Di waktu yang bersamaan, mereka juga menunggu peluang untuk meluncurkan serangan kilat melalui sayap tim Inggris.      

Orang-orang Korea Selatan itu bisa menerima hasil imbang di pertandingan ini, karena pertandingan terakhir mereka adalah melawan Kosta Rika, dan mereka cukup percaya diri bisa memenangkan pertandingan itu.      

Tapi, Inggris tidak boleh mendapatkan hasil imbang, karena pertandingan terakhir mereka di babak penyisihan grup ini adalah melawan tim Brasil yang kuat. Rencana Capello adalah menang atas Kosta Rika dan Korea Selatan lalu bermain setengah hati melawan Brasil untuk menghemat energi sebelum mereka menghadapi lawan lain di babak berikutnya.      

Orang-orang Korea Selatan itu berusaha keras untuk menjatuhkan tim Inggris. Mereka akan bermain imbang melawan Inggris, menang melawan Kosta Rika dan kemudian bersaing dengan Inggris untuk lolos ke babak berikutnya dengan unggul selisih gol. Mereka telah berhasil membuat Brasil hanya mencetak dua gol setelah bertahan mati-matian di pertandingan sebelumnya.      

Capello tahu bahwa dia tidak bisa terus membiarkan pertandingan berjalan seperti ini. Dia melambaikan tangan dan memutuskan untuk mengeluarkan Lampard dari dalam lapangan.      

Seorang individu yang berdiri di pinggir lapangan membuka jaket luarnya dan menunjukkan jersey yang dikenakannya di dalam. Itu adalah pemain Inggris no 13, George Wood!     

"Ohhh... Ini adalah penampilan perdana George Wood di Piala Dunia!" Motson memandang Twain sambil tersenyum.      

Twain menyadari tatapan Motson ke arahnya. Dia hanya mengangkat bahu dan berkata, "Kurasa pergantian pemain ini hanya dilakukan karena situasinya telah mencapai tahap yang membahayakan... Inggris tidak mengira mereka akan mendapatkan perlawanan sengit dari orang-orang Korea. Tapi aku masih percaya pada kemampuan George. Dia selalu dipercaya dengan tugas membantu tim menemukan cara untuk menang disaat-saat kritis bahkan saat dia berada di Nottingham Forest."     

Saat Twain mengatakan itu, Capello menarik Wood ke dekatnya di pinggir lapangan dan menyampaikan niatnya kepada pemain yang akan masuk ke lapangan dengan bantuan juru bahasanya.      

"Aku ingin kau membantuku mengembalikan ketertiban di lini tengah dan hentikan momentum orang-orang Korea Selatan itu. Apa kau tahu apa yang perlu kaulakukan, George?"     

Wood menganggukkan kepalanya. "Bertahan."     

Capello tersenyum. "Itu benar, itulah yang perlu kaulakukan. Kita kehilangan banyak bola di lini tengah dan kita membiarkan orang-orang Korea Selatan itu melakukan serangan balik beberapa kali. Segalanya akan jadi buruk kalau kita membiarkan mereka terus melakukan itu. Kuharap kau bisa melindungi lini tengah. Kalau orang-orang Korea Selatan itu merebut bola kita maka kau pergilah dan rebut bola itu lagi... Jangan khawatir untuk melakukan pelanggaran. Wasit yang ini tidak terlalu sering meniup peluitnya dan dia juga tidak mudah memberikan kartu. Tunjukkan kemampuan kita pada orang-orang Korea Selatan itu!"     

Dia mendorong Wood ke dalam lapangan.      

※※※     

"George Wood. Berasal dari Southampton. Berperan sebagai kapten untuk Nottingham Forest. Dia sudah mengangkat piala Liga Champions dua kali, piala EFL Cup satu kali, dan piala Liga Utama satu kali. Dia hampir mendapatkan semua kejayaan yang bisa diperolehnya sebagai seorang pesepakbola profesional. Tapi, rekam jejaknya sebagai pemain timnas masih tetap kosong seperti sehelai kertas baru. Dia bukanlah pemain yang sering diturunkan karena dia hanya bermain sebagai gelandang bertahan. Ini adalah pertandingan besar pertamanya untuk tim nasional. Capello jelas memiliki harapan tinggi bagi Wood karena dia menurunkannya di saat seperti ini. Mari kita lihat perubahan seperti apa yang bisa dibawanya ke dalam situasi saat ini di lapangan."     

Motson memperkenalkan George Wood dengan sangat detil. Dia sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman saat membacakan perkenalan itu. Sebagai komentator untuk Liga Utama Inggris, dia tidak perlu memperkenalkan George Wood seolah-olah dia adalah pemain pendatang baru. Tapi, dia perlu melakukan ini saat Wood diturunkan mewakili tim nasional.      

※※※     

Wood berlari memasuki lapangan dan mengisyaratkan pada tim agar menggeser posisi mereka lebih ke depan.      

Dia jelas melakukan ini atas permintaan Capello. Inggris harus maju ke depan dan menyerang karena mereka perlu mencetak gol.      

Sementara untuk pertahanan lini tengah... Mereka bisa menyerahkan semuanya pada Wood!     

Pemain bintang Manchester United, Park Ji-sung berniat untuk bergerak memotong ke dalam kotak penalti setelah membawa bola ke depan dari sayap, tapi kali ini dia berhadapan dengan penghalang yang kuat. Dia menendang bolanya sedikit terlalu keras dan bola itu langsung direbut oleh George Wood yang berlari menghampirinya dari depan.      

Gerrard kehilangan bola di lini tengah?      

Tidak masalah!     

George Wood kembali mentekel bola saat lawan masih berusaha menyesuaikan bola itu di kakinya.      

Keuletan dan kemampuan yang sangat dibanggakan orang-orang Korea Selatan itu dalam berlarian di lapangan tidak ada pengaruhnya bagi George Wood.      

Kalau mereka berusaha bersikap kasar, George Wood akan bersikap lebih kasar lagi pada mereka! Wood tidak menunjukkan belas kasihan terhadap orang-orang Korea Selatan itu. Dia mentekel bola setiap kali dia harus melakukannya dan dia juga melakukan pelanggaran terhadap lawan setiap kali dia harus melakukannya. Dia sama sekali tidak ragu sedikitpun. Dia seperti robot yang telah diprogram sebelum pertandingan, dan dia melaksanakan semua perintah yang diberikan padanya.      

Park Ji-sung kembali dijatuhkan oleh George Wood. Kali ini wasit meniup peluitnya untuk mengisyaratkan bahwa George Wood baru saja melakukan pelanggaran. Tapi, dia hanya memberinya peringatan. Dia tidak memberinya kartu.      

Aksi Wood barusan membuat para pemain Korea Selatan merasa tidak senang. Mereka mengelilingi wasit dan berharap wasit Afrika itu mau memberikan kartu kuning pada Wood.      

Aksi para pemain Korea Selatan itu membuat geram fans Inggris di tribun. Mereka mulai mencemooh para pemain Korea Selatan yang ada di lapangan.      

Kenapa kau meminta kartu kuning atau kartu merah dari wasit padahal kau yang menendang pemain kami?     

Sekarang setelah George membalas aksimu, apa hakmu untuk marah?     

Bagus, George!     

Tendang monyet-monyet Korea Selatan itu sampai mati!     

Dalam sekejap, suara sorakan yang ditujukan untuk Wood mulai muncul di tribun dan terdengar semakin keras.      

George Wood menggunakan gaya bermainnya yang tangguh dan ekspresi dinginnya yang biasa untuk mengintimidasi para pemain Korea Selatan, dan ini membuat Inggris bisa mengambil kembali kendali di lapangan. Hasilnya sangat mencolok saat tim Inggris akhirnya mulai stabil dan disaat inilah kesenjangan dalam kemampuan kedua tim mulai terlihat.      

Hanya Park Ji-sung dari sisi tim Korea Selatan yang memiliki kemampuan untuk bertarung melawan para pemain Inggris, tapi sayangnya, dia sudah berada dalam daftar pemain yang akan 'diurus dengan baik' oleh Wood.      

Sekarang, setiap kali Park mendapatkan bola, dia harus berlari ke depan sambil berusaha menghindari Wood. Dia takut kalau dia akan dijatuhkan keluar lapangan oleh Wood. Dia belum pernah melihat gaya bermain Wood di Liga Utama Inggris. Kalau Capello benar-benar mengirimkan Wood ke lapangan untuk melumpuhkannya, maka dia mungkin akan benar-benar lumpuh di akhir pertandingan nanti...      

Keunggulan yang dimiliki pemain Korea Selatan atas Inggris dengan berlarian ke seluruh lapangan perlahan mulai menghilang sejalan dengan semakin menurunnya stamina mereka.      

Di sisi lain, tim Inggris mengandalkan keuletan George Wood di lini tengah untuk memberikan keunggulan bagi mereka di dalam pertandingan.      

Di menit ke-77, Gerrard memberikan assist untuk Darren Bent dan mencetak satu-satunya gol di dalam pertandingan. Tim Inggris telah memastikan diri mereka lolos ke babak berikutnya, dan disaat yang sama mereka mengirim tim Korea Selatan untuk pulang.      

Orang-orang Korea Selatan berdiri diam di tribun. Mereka sama sekali tidak percaya dengan kenyataan yang terungkap di depan mata mereka. Mereka berniat untuk setidaknya melaju hingga babak 8 besar...      

Tim Korea Selatan tidak berhasil melalui babak penyisihan grup dalam dua kali gelaran Piala Dunia setelah mereka berhasil meraih sukses besar di Piala Dunia tahun 2002.      

Bagi para fans Korea Selatan, mereka yakin mereka tidak bisa terus melaju dari babak penyisihan grup di Piala Dunia Jerman karena orang-orang Eropa itu 'bersatu untuk membalas dendam pada mereka'. Sementara di Piala Dunia Afrika Selatan kali ini, mereka tidak bisa lolos karena 'mereka bernasib buruk' dan dimasukkan ke dalam 'grup maut' (atau apa yang mereka sebut sebagai 'grup maut').      

Tapi, seluruh dunia tahu. Orang-orang Korea Selatan itu kalah karena mereka tidak cukup bagus, dan itulah standar sepakbola mereka yang sebenarnya. Mereka mungkin memiliki pemain yang bermain untuk klub sepakbola papan atas seperti Manchester United, tapi ini bukan berarti seluruh tim mereka terdiri atas para pemain yang bisa bermain untuk Manchester United. Park Ji-sung bukanlah penyelamat mereka, dan sepakbola modern tidak diciptakan oleh orang-orang Korea Selatan.      

Standar sepakbola mereka saat ini hanya bisa memastikan bahwa mereka bisa masuk ke setiap Piala Dunia di masa depan. Mereka bahkan tidak sekuat tetangga terdekat mereka, Jepang.      

※※※     

Twain merasa sangat senang. Dia senang karena tim Korea Selatan yang dibencinya tereliminasi lebih awal dari Piala Dunia dan dia juga senang karena George Wood menunjukkan penampilan yang cemerlang dalam pertandingan barusan.      

"Kalau aku harus menilai penampilan para pemain Inggris untuk pertandingan ini, aku akan memberikan nilai tertinggi pada Wood. Penampilannya di lapangan adalah kunci yang mengubah jalannya pertandingan sehingga menguntungkan bagi Inggris. Capello juga dipuji oleh para fans sepakbola Inggris atas keputusannya memasukkan Wood ke lapangan. Tindakannya yang tegas dalam mengganti pemain ini mengarah pada kemenangan tim dan juga memberikan kontribusi pada pembentukan lini tengah yang baru untuk Inggris!" Twain tidak bisa berhenti memuji penampilan George Wood selama berkomentar usai pertandingan selesai. Dia bahkan tidak takut kalau orang lain mengatakan dia bias.      

"Aku yakin Capello telah menemukan starting lineup terbaik untuk diturunkan dalam pertandingan sejak saat ini. Selain itu, aku juga ingin mengingatkan sesuatu. Pertandingan mereka selanjutnya adalah melawan Brasil. Bisa jadi ada sedikit pemain di tim yang membutuhkan istirahat, tapi George Wood tidak membutuhkan istirahat! Tak peduli berapa banyak pertandingan yang perlu dimainkan olehnya. Dia tidak perlu beristirahat. Dia benar-benar bertenaga nuklir, seolah dia tidak pernah lelah! Tolong jangan letakkan dia di bangku cadangan karena kau ingin dia beristirahat. Dia seharusnya menjadi pemain reguler bagi timnas Inggris selama dia tidak cedera! Kalau Inggris berhasil melaju sampai ke final maka dia bisa bermain di semua pertandingan termasuk final. Tidak perlu melakukan rotasi tim dan tidak perlu pula menggantikannya dari lapangan. Dia adalah seorang monster, tapi apa yang dibutuhkan oleh tim Inggris saat ini adalah seorang monster!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.