Mahakarya Sang Pemenang

Dingin



Dingin

0Setelah pertandingan dengan Manchester City, media sudah kehilangan minat untuk membesar-besarkan kebencian antara Bendtner dan Nottingham Forest. Karena kalah taruhan, Bendtner mentraktir semua rekan setimnya untuk minum bir. Dia sudah kembali tersenyum, seolah-olah dia sudah lupa dengan semua yang dialaminya di Stadion City Ground. Meski dia kalah dalam pertandingan dan kalah taruhan, hubungannya dengan rekan-rekan setimnya telah menjadi lebih harmonis.      
0

Fans Nottingham Forest juga sudah berhenti membahas tentang pemain yang membelot itu, tapi Bendtner akan disambut dengan cemoohan kalau dia kembali ke stadion itu untuk bertanding sebagai seorang pemain Manchester City. Penampilannya telah memberikan kesan yang mendalam kepada para fans Nottingham Forest.      

Para pemain Nottingham Forest juga tidak lagi membicarakan tentang pertandingan yang telah lalu, meski pertandingan itu menyisakan banyak topik yang bisa dibahas dengan senang hati. Gol yang dicetak George Wood dikatakan sebagai yang terbaik untuk putaran itu dan berulangkali ditayangkan dalam highlight olahraga. Zigic juga semakin disukai oleh media karena dia baru saja pindah ke Liga Utama selama sebulan, tapi dia sudah berhasil mencetak gol untuk Nottingham Forest di pertandingan keduanya. Apalagi, golnya menjadi gol kemenangan.      

Usai pertandingan itu berakhir, Twain membawa timnya ke Kyiv, Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertandingan penyisihan grup kedua mereka di Liga Champions. Saat itu bulan Oktober dan cuaca di Kyiv cukup sejuk dan sempurna untuk melakukan aktivitas luar ruangan.      

Meski mereka bermain dalam pertandingan Liga Champions, Twain memutuskan untuk menggunakan rotasi setelah menimbang kapabilitas sejati Dynamo Kyiv FC dan kondisi tim saat ini. Mengganti lineup yang mereka gunakan di pertandingan melawan Manchester City dan mengandalkan lineup lapis kedua, Nottingham Forest berhasil menang atas Dynamo Kyiv FC dengan 2:1 sebagai tim tandang. Hal ini memberi mereka dua kemenangan beruntun dan merupakan awal yang bagus bagi pertandingan penyisihan grup mereka.      

Melakukan perjalanan ini telah menciptakan masalah kebugaran fisik di dalam tim. Kondisi fisik mereka, yang tidak pernah luar biasa, telah mulai berada di bawah garis aman sejak melakukan pertandingan internasional.      

Setelah kembali ke Inggris, Nottingham Forest bermain imbang melawan Middlesbrough dengan skor 0:0.      

Setelah tujuh pertandingan, Nottingham Forest berada di peringkat ke-4 dengan 14 poin. Mereka bahkan berada dibawah Hull City yang baru dipromosikan. Hull City, sejak kalah lima gol dari Nottingham Forest di putaran kedua turnamen liga, telah mendapatkan tiga kemenangan beruntun, mengantongi empat kali menang dan satu kali imbang di lima pertandingan mereka. Mereka telah mengumpulkan jumlah poin yang sama seperti Nottingham Forest di klasemen liga, berada di peringkat ketiga dan karenanya menjadi kuda hitam utama sejak dimulainya musim yang baru ini.      

Bahkan Twain juga pasti mengeluhkan ketidakkonsistenan hidup. Hull City, yang mereka hancurkan habis-habisan di pertandingan kedua, kini berada di atas mereka di peringkat ketiga. Dia tidak khawatir Hull City akan menjadi ancaman nyata bagi timnya. Sangatlah normal bagi tim yang baru dipromosikan untuk mendapatkan peringkat tinggi di awal musim karena mereka mengandalkan momentum dan ketidaktahuan publik tentang mereka. Uji coba ketahanan dalam turnamen ini akan benar-benar menguji keberanian tim-tim semacam ini. Wigan Athletic FC dulunya juga disebut sebagai tim kuda hitam, tapi sekarang? Pelatih yang mengaguminya masih memimpin tim yang sedang bekerja keras di Liga Championship untuk kembali ke Liga Utama.      

Liga top sepakbola pada dasarnya adalah permainan orang kaya. Tanpa dukungan finansial yang stabil, sebuah tim hanya akan tampil cemerlang untuk sementara. Di akhir hari, mereka pasti akan kembali tereliminasi. Tak peduli seberapa kuat sebuah tim, tim-tim yang lebih kuat akan menghancurkan mereka kalau mereka tidak punya uang, dan menjadikan mereka sebagai sebuah "pasar untuk membeli pemain". Inilah yang terjadi pada Parma dari Italia dan Leeds United dari Inggris.      

Meski Twain tahu bahwa Hull City tidak memberikan ancaman pada dirinya, dia juga tahu bahwa liga ini adalah sebuah pertempuran panjang dimana sebagian besar upaya akan dikerahkan di akhir, dan bukan di awal. Sementara untuk kondisi timnya saat ini, Twain masih merasa kurang puas.      

Apa yang terjadi di musim panas telah merusak rencana mereka untuk transfer dan mereka tidak bisa mewujudkan banyak tujuan mereka, yang membuat para pemain kewalahan menghadapi masalah. Baru dua bulan sejak turnamen liga dimulai dan mereka sudah jadi seperti ini. Musim dingin, musim yang paling keras, bahkan masih belum dimulai. Twain sama sekali tidak bisa memprediksikan peristiwa buruk apa lagi yang akan terjadi pada timnya. Dia harus mengambil langkah pencegahan.      

Dia memutuskan untuk mencari Edward dan membahas masalah finansial yang akan mereka hadapi saat berusaha membeli pemain selama bursa transfer musim dingin. Memikirkan tentang Edward membuat Twain sadar bahwa dia jarang melihat pria itu di kantor. Edward biasanya sering berada di Nottingham tapi bertemu dengannya di Wilford telah menjadi sesuatu yang langka dalam sebulan terakhir. Allan Adams juga jarang dilihatnya belakangan ini. Mereka mungkin sedang sibuk dengan sesuatu, meski cukup menenangkan bahwa mereka berada di Nottingham belakangan ini. Twain memutuskan untuk tidak menunda-nundanya lagi. Dia segera pergi untuk menemui Edward.      

※※※     

Di dalam kantor Edward, Twain bertemu dengan Allan. Edward dan Allan adalah partner bisnis dan juga teman baik sehingga ini bukanlah pemandangan yang mengejutkan. Dia menyapa Allan dan langsung ke pokok permasalahan.      

"Edward, kau lihat sendiri bagaimana tim kita sekarang ini. Cadangan kita masih kurang, membuatku tidak bisa mengatur lineup yang lengkap dan bagus dalam banyak pertandingan. Aku merasa kita harus mendatangkan setidaknya tiga orang pemain selama bursa transfer musim dingin, khususnya untuk lini depan."     

Setelah mendengarnya mengatakan itu, Edward menatap Allan sejenak, lalu memberikan senyum pahit sambil merentangkan kedua tangannya.      

"Tony, aku khawatir aku tidak bisa memenuhi permintaanmu kali ini."     

Twain merasa aneh. "Kenapa?"     

Senyum Edward masih tak berubah. "Kita kehabisan uang."     

"Kehabisan uang? Aku tidak paham, bukankah klub masih berada dalam kondisi finansial yang bagus?"     

Allan bangkit dari sofa. "Sebenarnya, biaya operasional klub untuk saat ini masih bisa diatasi, tapi menghasilkan uang tambahan untuk membeli pemain baru akan sedikit sulit. Apa kau sudah melihat berita, Tony?"     

"Aku hanya melihat bagian olahraganya..."     

Allan menghela nafas. "Ada krisis finansial."     

Twain sedikit bingung. Dia tidak bisa membedakan antara 'krisis finansial' dan 'krisis ekonomi'. Semua itu terlihat sama baginya. Dia hanya punya dua peluang untuk mempelajari dua istilah itu: satu adalah saat dia masih sekolah menengah atas dimana dia mempelajarinya dari buku sejarah tentang krisis ekonomi global 30-tahun dalam satu abad terakhir dan krisis finansial tahun 1998 di Asia Tenggara. Menjadi orang biasa yang tinggal di Cina, bahkan kasus 1997 hanya memberikan dampak kecil terhadap dirinya, jadi dia tidak terlalu paham dengan apa yang dimaksud sebagai krisis finansial. Apa sebenarnya krisis finansial itu, dan dampak apa yang bisa dirasakan di dalam hidupnya? Sekarang, dia memiliki kesempatan untuk mempelajarinya.      

"Sebuah krisis sub-kredit terjadi di Amerika Serikat, jadi hanya masalah waktu sebelum krisis ini mempengaruhi seluruh dunia. Bisnis Edward di Amerika Serikat menerima banyak pukulan. Krisis sub-kredit ini dimulai dari gelembung pasar properti Amerika Serikat dan perusahaan Edward di Amerika Serikat adalah investasi properti..." suara Allan semakin pelan dan Edward melanjutkannya dari sana.      

"Singkatnya, Tony, perusahaanku di Amerika Serikat bangkrut."     

"Tapi, bukankah bisnismu di Amerika Serikat selalu terpisah dari kewajiban klub?" tanya Twain. Dia masih tidak paham kenapa perusahaan Edward di Amerika Serikat ada hubungannya dengan klub.      

"Teknisnya memang begitu, tapi sebenarnya, bisnisku di Amerika Serikat masih bisa mendukung klub secara finansial. Musim panas ini kita melakukan banyak investasi skala besar di Cina, tapi kita terlalu berlebihan dalam melakukannya dan investasi kita tidak mencukupi. Sekarang bisnis di Amerika Serikat kolaps dan rantai investasi kita terputus," kata Edward sambil duduk di kursi dan tampak sedih.      

Twain merasa bahwa dia sudah bisa, kurang lebih, memahami situasinya. Meski bisnis-bisnis itu berada di lokasi yang berbeda, mereka akan selalu terhubung. Bisnis di Amerika Serikat bisa mendanai aktivitas klub, dan keuntungan yang diperoleh klub bisa digunakan untuk proyek investasi di Cina.      

Dari mulai Amerika Serikat hingga Inggris, lalu sampai ke Cina, struktur organisasi untuk sebuah klub sepakbola, yang tidak dianggap kaya dan kurang memiliki dukungan finansial, tersebar terlalu luas. Sekarang, jika ada bagian yang rusak, maka keseluruhan rantai itu akan terkena dampaknya. Tentu saja, kalau ada masalah dengan investasi mereka di Cina, dua area yang lain takkan terlalu terkena imbasnya.      

"Kalau kau menginginkan sebuah bisnis skala-besar, uangmu tidak bisa tinggal di satu tempat, karena itulah uang itu selalu berputar. Sekarang setelah ada masalah di Amerika Serikat, rantai ini akan putus..." kata-kata Allan mengkonfirmasikan dugaan Twain. "Kami sering berada di Amerika Serikat bulan ini untuk menyelesaikan beberapa urusan."     

"Seberapa buruk situasinya?" tanya Twain dengan khawatir.      

Edward tersenyum kecil, tapi senyum itu tidak mencapai matanya. "Sekarang masih tidak terlalu buruk, tapi kurasa ini akan jadi buruk setelah krisis ini menyebar ke seluruh dunia. Globalisasi telah membuatnya mudah bagi masalah satu negara untuk menjadi masalah banyak negara. Krisis sub-kredit sudah terjadi di Amerika Serikat tahun lalu, tapi saat itu aku masih optimis bahwa perekonomian tidak akan runtuh dan fungsi pasar dengan pengaturan mandiri-nya akan bisa menyelesaikan krisis ini. Saat itu, banyak orang sama optimisnya seperti diriku, tapi kita semua meremehkan krisis ini. Itu hanya sebuah krisis tahun lalu, tapi efeknya semakin besar di pasar finansial Eropa dan Jepang, menjadi sebuah badai besar..."     

"Apakah klub akan bangkrut?" Twain sama sekali tidak paham dengan semua istilah profesional yang digunakan Allan, dia hanya peduli tentang satu hal.      

"Aku tidak tahu," kata Allan sambil menggelengkan kepalanya.      

"Ini memang sangat mengerikan," gumam Twain.      

Melihat bagaimana suasana ruangan menjadi sedikit muram, Edward menepukkan tangannya dan menyeringai, "Baiklah, situasinya masih belum seburuk itu, kan? Aku sudah menutup semua bisnisku di Amerika Serikat, dan sekarang klub ini adalah satu-satunya bisnis yang kumiliki. Aku tidak akan membiarkan klub ini bangkrut apapun yang terjadi."     

Twain menatap Edward Doughty yang tersenyum lebar dan Allan Adams yang biasanya tampak penuh percaya diri kini tampak kehabisan akal.      

"Bagaimana aku bisa membantu?"     

Edward tertawa. "Pimpin saja tim dengan baik, Tony. Jangan cemaskan sisi finansial dari semua ini. Ini bukan sesuatu yang perlu kau khawatirkan. Bukankah aku sudah bilang? Tak peduli seburuk apa situasinya, aku akan tetap mempertahankan klub ini karena ini adalah kegembiraan terakhirku."     

Apalagi yang bisa dikatakan Twain? Awalnya dia datang kemari untuk meminta dana, tapi dia tidak bisa melakukan itu sekarang. Dia mengucapkan selamat tinggal dan kembali ke tim.      

Dia hanya bisa menghembuskan nafas panjang melihat ketidakkonsistenan dunia. Allan Adams dan Edward Doughty tampak puas dengan diri mereka sendiri saat kembali dari Asia musim panas kemarin. Di atas pesawat terbang, mereka menggambarkan masa depan Nottingham Forest kepadanya dengan penuh semangat. Setelah dua bulan, semuanya berubah drastis. Perusahaan di Amerika Serikat telah bangkrut, cash flow menjadi tidak stabil, dan rencana yang tadinya akan menjadi kenyataan kini mustahil untuk dilaksanakan dengan kondisi saat ini.      

Tapi apa yang bisa dia lakukan? Bagaimana mungkin klub bisa mendapatkan untung? Keuntungan biasanya diperoleh dari hak siar televisi dan sponsor, serta penjualan tiket dan merchandise, dan semua itu berasal dari satu hal: hasil. Kalau hasil tim tidak bagus, waktu siaran mereka di televisi akan dikurangi, sponsor tidak akan tertarik, penjualan tiket dan merchandise akan menurun, dan hadiah uang dari pertandingan tidak akan diperoleh. Twain merasakan beban di pundaknya semakin berat dan dia tidak lagi bisa rileks.      

Meski Nottingham Forest bangkrut, dia bisa saja pergi ke tim lain. Tergantung pada hasil yang dicapainya saat memimpin tim, dia bisa mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi sebagai manajer di klub manapun di dunia. Bahkan sekarang, beberapa tim sudah melambaikan buku cek mereka dengan harapan bisa meyakinkannya untuk bergabung dengan mereka. Dia tidak perlu cemas akan kelaparan. Ini tidak sama seperti hari-hari awalnya sebagai pelatih dimana tidak adanya prestasi bisa membuatnya dipecat, dan kelaparan sampai mati. Itu tidak akan pernah terjadi padanya.      

Dia tidak membutuhkan rasa bersalah dan stres emosional karena mencemaskan potensi kebangkrutan Nottingham Forest, tapi dia tidak bisa mengecewakan tim yang sudah dibinanya secara pribadi, juga tidak bisa mengecewakan para fans yang mengandalkan dan mempercayainya. Menjadi seorang pria Cina tradisional, dia menghargai sentimen. Allan dan Edward juga sudah memperlakukannya dengan baik, jadi dia tidak bisa mengkhianati mereka. Dia harus berusaha membantu mereka dengan kemampuan terbaiknya. Edward berkata bahwa Nottingham Forest adalah kegembiraan terakhirnya, jadi Twain juga bersedia untuk menganggap tim ini sebagai miliknya.      

Twain tidak tahu bagaimana caranya menjalankan sebuah klub, dan dia juga bukan seorang jenius bisnis. Melihat angka yang banyak membuatnya sakit kepala, dan bahkan saat dia membeli barang dari pasar dia akan membayar jumlah yang salah. Apa yang diketahuinya adalah bagaimana dia bisa memimpin tim sepakbola di dalam pertandingan, dan memenangkan pertandingan artinya klub akan mendapatkan hadiah uang. Twain hanya bisa membuat klubnya melalui masa-masa sulit ini dengan jalan mendapatkan uang melalui cara-cara yang diketahui olehnya.      

※※※     

Tony Twain, seseorang yang hanya peduli tentang sepakbola, baru saja belajar tentang krisis finansial hari ini. Pada kenyataannya, krisis finansial global ini sudah ada selama hampir setahun. Pasar properti menerima pukulan berat, saham di beragam negara mengalami penurunan tajam, perusahaan kredit bangkrut dan mata uang kehilangan nilainya. Ini mirip seperti badai besar, terbentuk di tahun 2007, menyebar ke seluruh dunia dan memuncak di paruh kedua tahun 2008.      

Pasar global, selama paruh pertama 2008 masih bisa bertahan dengan harapan periode terburuk krisis hipotek subprima akan berakhir. Saat mencapai paruh kedua tahun 2008, situasi justru semakin memburuk.      

Di bulan Agustus, Perancis mengumumkan profit warning. Setelah itu, terdapat dugaan bahwa dana sebesar 8.2 milyar euro telah hilang dibawah jumlah 127 milyar euro yang dinamakan "Rhineland Fund", karena mereka telah berpartisipasi dalam bisnis investasi sub-kredit Amerika Serikat.      

Institusi hipotek terbesar ke-10 di Amerika Serikat – American Home Mortgage Investment Corporation, secara resmi mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan di tanggal 6 Agustus setelah bangkrutnya Century Financial Corporation, institusi hipotek skala-besar lainnya di Amerika.      

Di tanggal 8 Agustus, perusahaan investasi terbesar ke-5 di Amerika, The Bear Stearns Companies, Inc., mengumumkan penurunan tajam dua dana, sebagai akibat dari badai sub-kredit.      

Di tanggal 9 Agustus, bank terbesar di Perancis, BNP Paribas, mengumumkan pembekuan atas tiga dananya, karena berinvestasi dalam obligasi subprima dengan Amerika Serikat dan menghasilkan kerugian yang sangat besar. Pasar Eropa jadi berantakan.      

Pada tanggal 13 Agustus, Ruisui Group, perusahaan induk dari bank terbesar kedua di Jepang, mengumumkan kerugian yang dideritanya dari sub-kredit Amerika Serikat mencapai 6 milyar yen. Di masa lalu, tidak ada yang menduga adanya keruntuhan ekonomi sebesar ini sebagai akibat dari kerjasama global. Sayangnya, kenyataan yang kejam kini ditunjukkan di hadapan semua orang. Krisis finansial bukan hanya sebuah mimpi buruk, ini telah menjadi sebuah kenyataan.      

Insiden-insiden ini masih cukup jauh dari kehidupan Tony Twain, tapi saat September memasuki Oktober, sebuah peristiwa mulai mengubah kehidupan kerja yang dijalaninya. Bank investasi Amerika, Lehman Brothers, yang berinvestasi pada stadion baru Nottingham Forest melalui pinjaman, mengajukan perlindungan kebangkrutan.      

Oktober itu, di Inggris, Twain merasa dingin.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.