Mahakarya Sang Pemenang

Pertunjukan Bakat? Tidak, Terima Kasih



Pertunjukan Bakat? Tidak, Terima Kasih

0"Tiga bulan yang lalu, Tony Twain dan timnya membawa perayaan yang menggembirakan bagi fans Nottingham. Sekarang, tiga bulan kemudian, Nottingham Forest kembali dengan kehormatan, dan fans mereka menunggu di stadion City Ground untuk mengadakan acara pesta penyambutan kecil-kecilan bagi tim yang kembali dengan membawa gelar juara. Tony Twain dan timnya mengalami kebangkitan seperti di dalam mitos. Mereka hanya membutuhkan empat tahun dari posisi terendah untuk mencapai puncak. Nottingham Forest yang baru telah menjadi sebuah pesaing kuat untuk gelar juara Liga Utama Inggris musim ini. Banyak orang membenci Tony Twain, tapi mereka tidak bisa menyangkal keberadaannya, yang menjadi alasan untuk semakin membencinya. Di malam akhir pekan ini, di Match of the Day, kami akan memfokuskan diri pada alasan-alasan dibalik kesuksesan tim ini."     
0

Nottingham Forest telah menjadi tim yang sering dibicarakan di seluruh Eropa setelah mereka memenangkan Liga Champions, Railways Cup dan Super Cup UEFA berturut-turut.      

Stasiun televisi BBC membuat fitur kecil tentang kemenangan Super Cup tim Forest dan mereka mengundang tiga tokoh sepakbola terkenal untuk menganalisa alasan dibalik kebangkitan tim Forest bagi para pemirsa. Tentu saja, satu orang tidak bisa dihindari untuk dibicarakan – Tony Twain.      

Bahkan sekarang, empat tahun kemudian, ada beberapa hal tentang dirinya yang masih menjadi misteri. Misalnya, kenapa temperamennya mengalami perubahan besar setelah ditabrak oleh salah satu pemainnya sendiri? Tidak lama setelah itu, seolah-olah dia mendapatkan momen pencerahan dan dia mulai menunjukkan bakat dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin tim Nottingham Forest di sepanjang kebangkitan tim ini.      

Para tokoh sepakbola terkenal itu tidak mengatakan bahwa ini semua disebabkan karena transmigrasi yang dialami Twain dan bahwa dia tahu tentang tiga tahun setengah yang terjadi di masa depan. Mereka hanya menganalisa bakat dan kemampuan Twain. Tidak ada yang mengira bahwa sesuatu seperti transmigrasi dan perpindahan jiwa benar-benar terjadi di dunia ini.      

※※※     

Saat stasiun BBC mencoba menganalisa rahasia kesuksesan Twain, Twain sendiri sedang "berkencan" dengan Tang Jing. Ini sebenarnya adalah kencan tiga orang; Dunn juga ada disana. Tang Jing mengundang kedua pria ini untuk makan malam setelah tim Forest bertanding melawan Fulham.      

Twain merasa sedikit aneh saat mendengar undangan itu. Tidak ada interaksi antara dirinya dan Tang Jing selain urusan terkait pekerjaan. Kalau Tang Jing ingin mengundang Dunn untuk makan malam romantis, Twain takkan terkejut. Keduanya memiliki banyak sekali alasan untuk makan malam bersama, sama-sama menjadi orang Cina adalah salah satunya. Tapi Tang Jing secara spesifik meminta Twain untuk datang.      

Twain tidak lupa untuk menggoda reporter cantik itu. "Ada apa? Reporter Tang tertarik padaku dan ingin bergabung denganku ke dalam sungai cinta setelah kencan kita?"     

Setelah mengenal Twain cukup lama, Tang Jing sudah kebal terhadap lidahnya yang fasih bicara. "Apa manajer Twain akan tidur bersama setiap wanita yang makan malam bersamanya?" wanita cantik itu membalas.      

Twain sendiri yang meminta cercaan itu, tapi dia telah setuju memenuhi undangan Tang Jing. Dia ingin melihat sendiri apa yang diinginkan oleh wanita itu darinya. Sebelum ini, saat dia menggoda Tang Jing, wanita itu akan berbalik dan melangkah pergi darinya dengan gusar. Tapi kali ini, dia terlihat penuh tekad sehingga membuat Twain penasaran.      

Sekarang, saat makan malam, Twain mulai menyesal datang untuk makan malam ini setelah dia mendengar alasan dibalik undangan Tang Jing.      

"Nn. Tang Jing, kurasa aku tidak bisa menyetujui permintaanmu."     

"Kenapa? Kurasa ini adalah hal yang bagus untuk tim Forest, dan kau tidak perlu melakukan hal yang terlalu berat..." Tang Jing membelalakkan mata. Dia sudah siap mental dalam menghadapi penolakan apapun.      

Dunn, yang duduk diantara keduanya, berusaha berkonsentrasi untuk makan, karena topik itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.      

Inilah yang terjadi.      

Ketiganya pergi ke restoran untuk makan malam sesuai dengan janji mereka sejak awal. Tang Jing memberi ucapan selamat kepada Twain karena telah memenangkan piala kedua berturut-turut serta lima kemenangan beruntun sejak awal Liga Utama Inggris dan juga peringkat mereka di puncak klasemen sementara liga. Twain menerima semua pujian Tang Jing dan tidak mempermalukan wanita itu dengan lidahnya yang fasih.      

Selama sesaat, tuan rumah dan tamu yang diundang berbicara dengan ramah dan suasana terasa harmonis.      

Lalu, Tang Jing mengungkapkan alasan mengapa dia mengundang Twain untuk makan malam. Semakin lama Twain mendengarkan, semakin kecil senyumnya sampai akhirnya dia menolak permintaannya dengan wajah datar dan suara yang dingin.      

Undangan Tang Jing untuk makan malam bersama Twain didanai oleh pihak lain yang berharap wanita itu bisa membahas kolaborasi bersama tim Forest.      

Surat kabar tempatnya bekerja dan sebuah stasiun televisi di Hunan, Cina, telah merencanakan sebuah pertunjukan bakat berskala besar. Itu bukan pertunjukan "bakat kecantikan" seperti Super Girl Super Boy, melainkan sebuah pertunjukan tentang kompetisi uji coba di Cina untuk menemukan seorang "jenius sepakbola" legendaris. Tapi, karena pengaruh ketimuran dari beragam pertunjukan bakat yang saat ini sedang populer di Cina, kompetisi uji coba itu dilabeli pertunjukan bakat atau ajang pencarian bakat, dengan kata benda yang lebih vulgar: "Audisi".      

Segera setelah Twain mendengar awal mula rencana ini, dia hanya punya sedikit minat di dalamnya. Tang Jing tidak tahu kenapa Twain bereaksi keras terhadap gagasan itu.      

Dunn punya sedikit pengetahuan tentang itu tapi dia memilih diam dan tidak terlibat dalam perseteruan mereka.      

Twain telah bertransmigrasi, jadi sebelum ini dia adalah seorang pria Cina. Karena dia adalah pria Cina, dia sudah tahu banyak tentang beragam ajang pencarian bakat yang sedang trending di Cina dalam beberapa tahun terakhir, dan kesan yang dimilikinya tentang itu bukanlah kesan yang bagus. Bahkan jika pertunjukan bakat itu memang bagus, karena stasiun televisi Cina hanya mengikuti trend yang ada untuk menghasilkan beragam aktivitas bakat yang tidak masuk akal, mereka dikenal memiliki reputasi yang buruk. Secara khusus, untuk mempublikasikan program pertunjukan bakat mereka sendiri, beberapa perusahaan media tidak ragu membiarkan juri mereka saling bertengkar satu sama lain di saat syuting, diikuti dengan serangan pribadi dan pelecehan verbal, membuat kontestan berpura-pura tidak masuk akal, naif, sedang jatuh cinta, atau berpura-pura memiliki beragam perasaan dan menciptakan beraneka ragam "aksi" untuk menarik perhatian para penonton.      

Dengan semua insiden tak tahu malu semacam ini, serta kemampuan abnormal dari kandidat terpilih, sangatlah sulit bagi publik untuk mendapatkan kesan yang positif. Saat Twain berada di Cina, dia adalah orang yang biasa-biasa saja dan tidak menyukai pertunjukan bakat serta selalu menghindari hal-hal semacam itu.      

Sekarang setelah dia mendengar tentang pertunjukan bakat yang tidak menyenangkan ini, dia bahkan tidak mendengarkan kata-kata pembuka Tang Jing sebelum dia menggelengkan kepalanya.      

"Nona Tang Jing, aku tidak pernah menganggap bahwa sebuah ajang pencarian bakat yang diprogram untuk menjadi sebuah pertunjukan akan bisa menghasilkan seorang jenius sejati."     

"Kurasa kau terlalu berprasangka, Tn. Twain. Dengan begitu banyaknya pesepakbola muda di Cina, tentunya ada satu atau dua jenius yang memiliki kemampuan untuk bermain di liga Eropa, bukan? Pertunjukan bakat kami ini hanyalah sebuah ajang yang menampung keinginan massa. Tidak ada yang salah dengan konten intinya. Sepakbola masih menjadi jantung pertunjukan."     

Twain mengangkat bahu. "Itulah sebabnya mengapa aku menentangnya. Aku tidak berpikir kalau sepakbola memiliki masa depan di Cina."     

"Ini adalah sebuah pertunjukan bakat untuk semua orang dan tidak ada kaitannya dengan Asosiasi Sepakbola Cina!"     

"Benarkah? Lihat saja kumpulan materi yang kauberikan padaku. Apa yang tertulis disana? 'Asosiasi Sepakbola Cina bekerjasama dengan Kementrian Pemuda' dan ini tidak ada kaitannya dengan Asosiasi Sepakbola?" Twain mengejek pernyataan Tang Jing sebelumnya.      

"Mereka hanya memasukkan namanya kesana, kau tahu itu, Tn. Twain. Persyaratan dari pemerintah nasional Cina adalah bahwa aktivitas semacam ini harus memuji para pejabat pemerintah. Kau pasti tahu itu, kan?"     

"Tentu saja, aku paham, Nona Tang Jing. Aku adalah seorang ahli tentang Cina. Kurasa sebuah pertunjukan bakat itu sendiri cukup bagus. Tapi mengadakannya di Cina, pertunjukan itu akan berubah di tangan media. Ada pertunjukan bakat yang serupa dengan ini di Inggris, dan Klub Sepakbola Nottingham Forest secara teratur menyelenggarakan beragam konsep untuk menemukan bakat-bakat muda. Tapi jujur saja, aku sama sekali tidak optimis tentang pertunjukan bakatmu. Kau akan mempekerjakan seorang wanita yang berwajah jelek, meletakkan bunga merah yang besar di atas kepalanya dan membuatnya memakai pakaian ketat dan menantang untuk memilih para pemain? 'Ini takkan berhasil, kau terlalu jelek! Kau tidak punya aura bintang di panggung!" Twain menirukan cara bicara Yang Erche Namu.      

"Tn. Twain. Ini adalah konsep untuk sepakbola, bukan audisi untuk penyanyi. Kami tidak akan mengundang orang-orang showbiz. Orang-orang yang kami undang untuk menjadi juri adalah para profesional sepakbola. Kalau kau bersedia berpartisipasi dalam program ini, maka kami akan mengeluarkan sebuah undangan resmi bagi tim Forest untuk mengirimkan seorang pelatih yang bisa menjadi bagian dari panel juri dari awal hingga akhir." Sambil berbicara, Tang Jing melirik Dunn, yang masih terfokus dengan makanannya. "Sebagian besar juri berasal dari klub Inggris, dan hanya ada satu pelatih Cina yang berfungsi sebagai koordinator. Ini jelas tidak bisa dibandingkan dengan pertunjukan bakat lain dalam hal profesionalisme, otoritas, dan imparsialitas."     

Twain melirik wanita itu. Wajahnya masih menunjukkan ekspresi dingin.      

"Aku masih tidak setuju." Tidak ada ruang untuk melakukan negosiasi saat dia menggunakan nada suara itu. "Jujur saja, aku benci melihat kalian semua menciptakan pertunjukan bakat yang kacau ini, jadi aku takkan membiarkan diriku ikut terlibat dalam kekacauan itu dan melakukan sesuatu yang kubenci."     

Tang Jing tak berdaya kalau masalah ini tidak bisa diselesaikan karena preferensi pribadi Twain. Tapi kalau ini berkenaan tentang keuntungan, maka mereka masih bisa duduk bersama dan berdiskusi karena itu akan menjadi negosiasi tentang uang. Tapi kalau ini melibatkan sebuah masalah idealistik yang lahir dari preferensi pribadi, maka mustahil mereka bisa berdiskusi lebih lanjut karena sulit sekali mengubah fokus seseorang, khususnya dengan orang yang terkenal paranoid ini.      

Meski demikian, Tang Jing masih harus membuat satu upaya lagi.      

"Kau bilang kalau kau membenci pertunjukan bakat, Tn. Twain. Bukankah ini mirip dengan ajang pencarian bakat di Inggris? Bukankah 'Britain Got Talent' sangat populer di Inggris? Sejauh yang kutahu, ada beberapa orang di klubmu yang menonton acara itu. Bukankah acara itu menghasilkan Paul Potts yang kini terkenal di seluruh dunia dan menyentuh hati banyak orang?"     

Twain berhenti sejenak. Dia juga menonton acara itu, dan dia memang tersentuh dengan kisah Paul Potts. Tapi, itu adalah pertunjukan bakat Inggris. Produksinya jauh lebih canggih dan itu jauh lebih baik daripada segerombolan pertunjukan bakat yang saat ini ditayangkan di Cina. Itu adalah contoh nyata dari apa yang dianggap sebagai kesuksesan kritis dan komersil. Pertunjukan bakat di Cina masih jauh dari sana. Sayangnya, karena popularitas pesat dari "Super Girl" musim kedua, banyak pertunjukan bakat mulai bermunculan di Cina. Saat perusahaan media mengambil keputusan tentang program ini, berapa banyak diantara mereka yang mempertimbangkan untuk membedakan audiens target di pasar yang berbeda, secara seksama mengatur arah tujuan program, bersusah payah memilih juri yang sesuai dan selalu mengontrol kualitas program dengan ketat? Bisa dikatakan hampir tidak ada. Meminjam kata lain dari Twain yang paranoid, "tidak satupun dari mereka".      

Entah itu "America's Got Talent" atau "Britain's Got Talent," tujuan pertunjukan bakat adalah menyediakan panggung dimana orang-orang biasa dan tak dikenal bisa meraih mimpi mereka. Tapi di Cina, semua ini seperti lelucon besar, adegan demi adegan yang membuat orang-orang tidak tahu harus tertawa atau menangis. Apakah itu "sebuah panggung dimana orang-orang biasa dan tak dikenal meraih mimpi mereka" atau apakah itu "sebuah adu pamer dari perjuangan mereka yang telah menjadi bintang"?     

Semua faktor ini membuat Twain membenci semua pertunjukan bakat di Cina. Sekarang Tang Jing menginginkan timnya bekerjasama dengan stasiun televisi Cina untuk melakukan pertunjukan sia-sia semacam itu. Bagaimana mungkin dia bisa menyetujuinya? Meskipun konsepnya adalah sepakbola dan benar-benar berbeda dari pertunjukan bakat yang lain, itu semua tampak sama dalam pandangan paranoid Twain. Bagi masyarakat Cina, hanya ada dua industri yang dianggap terkenal: bisnis pertunjukan dan sepakbola Cina.      

"Nona Tang Jing, poin utamanya disini tidak terletak pada apakah ini sebuah pertunjukan bakat atau tidak, melainkan ini adalah konsep sepakbola yang diadakan di Cina. Jujur saja, aku tidak punya minat dengan hal-hal semacam ini dan timku tidak akan ambil bagian dalam rencana ini. Kau sudah mengatakan sebelumnya bahwa ada klub Liga Utama Inggris lain yang telah menerima undanganmu. Kau bisa pergi dan berbicara dengan orang-orang mereka. Aku yakin akan ada beberapa klub Liga Utama Inggris yang tertarik dalam mengembangkan pasar Asia. Tapi benar-benar tidak berminat dengan ini semua." Twain memberinya keputusan akhir tentang masalah ini. "Aku minta maaf karena sudah mengecewakanmu. Aku paham dengan gagasanmu mendekati Nottingham Forest untuk ini. Kami punya seorang pemain Cina, asisten manajer dari Cina dan seorang manajer yang memiliki banyak kekaguman terhadap budaya Cina." Twain menunjuk ke arah Dunn dan kemudian menunjuk ke arah dirinya sendiri. "Tapi, sebuah pertunjukan bakat benar-benar tidak ada kaitannya dengan budaya Cina."     

Makan malam itu berakhir dengan suasana tidak nyaman. Saat mereka berpisah jalan, Tang Jing dengan sopan mengatakan bahwa kalau Twain berubah pikiran, dia bisa menghubunginya melalui telepon. Twain tidak berkomentar.      

※※※      

Dunn sedikit terkejut karena Twain menolaknya dengan tegas. "Kupikir tadinya kau akan sedikit menyamarkan penolakanmu, dan tidak menunjukkan dengan jelas apakah kau akan menolak atau menerima."     

"Kenapa aku harus menyamarkan keputusanku?' Twain bertanya dengan kasar.      

"Yah.. jujur saja, kurasa konsep ini tidak seburuk yang kaupikirkan." Dunn akhirnya menyuarakan pendapatnya.      

Twain tersenyum. Ada sedikit rasa jijik di dalam senyumannya. "Dunn, kau tidak paham. Kau belum menghabiskan sebagian besar waktumu di Cina seperti halnya aku. Aku tahu benar seperti apa pertunjukan bakat yang dihasilkan oleh perusahaan media di Cina."     

Dunn tidak membalas, dan dengan tenang menerima penilaian Twain tentangnya, "Ya, aku memang tidak menghabiskan waktuku di Cina sebanyak dirimu, dan aku juga tidak tahu seperti apa pertunjukan bakat di Cina. Tapi kurasa, karena itulah, aku tidak punya prasangka."     

Twain terdiam sejenak dan kemudian bertanya, "Apa kau menegurku karena memandang urusan ini dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya?"     

Dunn tidak bersuara, tapi sikapnya menunjukkan. "Itulah yang kumaksud."     

Setelah hening sesaat, Twain menghela nafas panjang. "Baiklah, Dunn. Aku bisa merasakan kau mulai menjauh dariku. Kau telah menghabiskan terlalu banyak waktu dengan Tang Jing. Tapi itu kebebasanmu, dan aku tidak bisa menghentikanmu."     

"Kau terlalu banyak berpikir, Tony. Hanya saja, menurutku, kau sebaiknya mengesampingkan paranoiamu itu selama sesaat. Tidak semua masalah itu seperti yang kaubayangkan."     

Sebenarnya, Twain diam-diam harus mengakui bahwa Dunn memang benar. Dia termasuk paranoid dan ekstrim. Dia juga sadar bahwa pandangannya terhadap isu-isu permasalahan tertentu tidaklah tepat dan dipengaruhi oleh terlalu banyak emosi subyektif. Tidak bisa disangkal kalau para jenius selalu paranoid. Tapi karena harga dirinya, dia takkan mau mengakui kalau dia salah.      

"Lupakan saja, kau sudah memutuskan semuanya. Aku hanya memberikan pendapatku. Jangan memasukkannya ke dalam hati, Tony."     

"Kalau kau tidak setuju dengan pandanganku, kenapa kau tidak mengatakannya saat makan malam tadi?" Twain masih belum ingin melepaskan subyek pembicaraan ini.      

"Kau akan merasa dipermalukan, Tony."     

Twain tercengang lagi. Dunn benar. Dia sangat mempedulikan harga dirinya, dan Dunn memilih diam karena dia tahu itu.      

"Yah, terima kasih, Dunn." gumam Twain setelah beberapa saat.      

※※※     

Sekarang Twain sudash mengambil keputusan tentang masalah ini, dia takkan mendekati Tang Jing lagi. Ini masalah harga diri. Kemudian dia tahu dari Dunn bahwa Tang Jing telah menghubungi beberapa klub Liga Utama Inggris yang lain. Ada dua klub yang tertarik dengan pasar Cina dan pada akhirnya menyetujui kerjasama ini. Satu adalah Everton dan yang lain adalah Bolton Wanderers, keduanya bukanlah tim yang sangat kuat. Kelihatannya klub-klub besar juga tidak tertarik.      

Everton sudah bisa diduga karena klub ini memiliki hubungan erat dengan Cina. Mereka dulu pernah mengontrak dua pemain Cina dan sponsor jersey mereka dulunya adalah perusahaan Cina, "Kejian". Itu adalah pertama kalinya karakter Cina terlihat di bagian dada jersey tim sepakbola Eropa.      

Berapa banyak kepercayaan yang diberikan oleh kedua klub itu tentang kemungkinan memilih seorang jenius sepakbola? Mungkin ini erat kaitannya dengan menarget pasar. Tapi jenis pasar sepakbola seperti apa yang dimiliki oleh Cina? Twain memikirkan ini dengan sedikit jijik. Dia dulu pernah membeli replika jersey dan memorabilia palsu saat dia masih di Cina. Sembilan puluh sembilan persen orang-orang di sekelilingnya memang seperti itu. Sebelum dia bertransmigrasi, Manchester United membuka sebuah "Restoran Manchester United" di Chengdu. Saat pertama kali dibuka, selebriti Manchester United, Bobby Charlton, datang untuk memberi dukungan. Dia tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Level konsumsi disana terlalu tinggi untuk bisa dinikmati oleh sebagian besar fans sepakbola.      

Tang Jing sangat sibuk sampai-sampai dia tidak muncul di depan Twain. Dari sedikit kabar yang didengarnya dari Dunn, Twain tahu bahwa Tang Jing tadinya merasa percaya diri kalau tim Forest akan mau bekerjasama dengannya, dan setelah partisipasi Forest sudah diamankan, ketenaran dan prestise dari Nottingham Forest yang baru saja memenangkan dua gelar juara kelas berat pasti akan menopang popularitas pertunjukan itu.      

Dia sama sekali tidak mengira kalau Twain tidak mau berdiskusi dan langsung menolaknya.      

Itu membuatnya frustasi.      

Tadinya, Everton dan Bolton Wanderers seharusnya berfungsi sebagai pelengkap bagi tim Forest, dan kini mereka adalah bintang utamanya. Tang Jing merasa tak berdaya.      

Namun, Twain tidak lagi memikirkan masalah ini dan tidak lagi peduli dengan apa yang dipikirkan oleh Tang Jing.      

Dia juga disibukkan oleh banyak hal, seperti misalnya pertandingan melawan Reading dan pengundian grup untuk Liga Champions.      

Saat itulah Allan Adams datang menemuinya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.